Inayah Ayudia seorang gadis polos berusia 21 tahun, menjadi sekretaris dari seorang Pimpinan Perusahaan Property terbesar di kota Jakarta, bernama Ibrahim Arsenio Cipta berusia 28 tahun.
Karena keseringan bersama, lama kelamaan antara Bos dan Sekretaris itu saling membutuhkan satu sama lain. Akankah tumbuh perasaan cinta diantara mereka, dan apakah hubungan mereka berjalan dengan mulus ketika ada perbedaan status sosial?
Mampukah Inayah yang berasal dari keluarga sederhana masuk kedalam kehidupan seorang Ibra yang berlimpah dan bergelimang harta. Simak kisah mereka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ponsel Baru
Setelah mereka jalan beberapa langkah hendak menuju lift, kemudian Ibra berbalik.
"Kenapa Pak? ada yang tinggal?" Tanya Inayah heran.
"Nggak mungkin aku pakai baju seperti ini kan? saat ke toko ponsel," Ucap Ibra sambil menarik kecil kaos tipis yang ia kenakan.
"Oh iya, ya udah saya tunggu disni aja Pak,"
"Jangan, bahaya ini sepi. lagian kalau ada orang jahat, dan kamu teriak nggak ada yang dengar. ayo." ucap Ibra sambil melangkah, melihat Inayah tak juga bergerak lalu Ibra kembali dan menarik paksa tangan nya. Inayah hanya menurut dan ikut melangkah, akhirnya ia ikut masuk kembali ke apartemen Ibra, hingga tanpa sadar Ibra terus menarik tangan Inayah hingga ke kamarnya.
Inayah berdiri terpaku, dan tersadar dimana dia berada. Inayah langsung keluar dari kamar itu saat Ibra menuju ruang gantinya.
Ya ampun jantungku kenapa. Inayah memegang dadanya, jantungnya berdegup kencang sejak Ibra meraih tangannya tadi.
Kemudian Ibra keluar dengan menggunakan sweater rajut berwarna hitam.
"Ayo," ucapnya, dan Inayah mengikuti langkahnya.
***
Sementara itu di sebuah Cafe, Yasmin, Ririn dan mawar bertanya-tanya dengan telepon Inayah yang tiba-tiba terputus, dan yang terakhir Yasmin dengar saat masih dalam panggilan adalah suara benturan ponsel Inayah.
"Duh, aku khawatir sama Ina, dia dimana sih dan sama.siapa?" kata Yasmin.
"Iya trus kenapa juga tiba-tiba ada suara benturan tadi, apa Inayah kecelakaan?" sambung Ririn
"Ehm, sayang-sayangku, jangan panik dulu, kita tunggu sampai malam ya, kalau nggak ada kabar juga nanti kita telepon Ibunya aja," Seru Mawar.
***
Ibra membelokakan mobilnya di salah satu toko ponsel terbesar di daerah itu, "Ayo Nayah," ucapnya.
Kemudian mereka turun dari mobil, dan langsung masuk ke toko itu. "Mbak tolong ambilkan ponsel keluaran terbaru seperti ini ya," Kata Ibra sambil menunjukkan ponselnya yang bermerk Ap**le keluaran terbaru.
"Pak, tapi itu terlalu mahal, sangat nggak sebanding dengan harga ponsel saya." bisik Inayah pelan. ia tahu betul berapa harga ponsel yang di gunakan oleh Ibra itu.
Ibra tidak menghiraukan perkataan Inayah, tak lama kemudian Pelayan toko tersebut membawa sebuah kotak yang berisi ponsel yang di maksud Ibra.
"Berapa harganya?" tanya Ibra.
"Delapan belas juta enam ratus Pak." Ucap pelayan itu.
"Oke," kemudian Ibra mengeluarkan kartu debitnya untuk melakukan transaksi.
"Pak, itu mahal sekali bahkan seharga tiga bulan gaji saya," Ucap Inayah menarik lengan Ibra agar tidak jadi menyerahkan kartunya ke pelayan itu. Lalu Ibra melirik ke tangan Inayah yang berada di lengan nya.
"Maaf," kata Inayah.
Ibra tetap tidak mengurungkan niatnya untuk melakukan transaksi.
"Silahkan pin nya Pak," Ibra mulai mengetik pin nya dan Inayah menghela nafas kasar.
orang kaya bebas ngelakuin apa aja, uang segitu terlalu sayang hanya untuk sebuah ponsel. Dalam hati Inayah.
"Pak saya belum pernah menggunakan ponsel merk itu, pasti saya bingung nanti," ucapnya jujur.
"Sini ponselmu, pindahkan sim card nya." Inayah hanya menurut saja perintah Ibra.
Kemudian menyerahkan sim card tersebut, kepada Pelayan toko untuk di pasangkan ke ponsel barunya.
Setelah selesai semuanya dan ponsel menyala, begitu banyak chat yang masuk ke ponsel Inayah kemudian Ibra menyimpan nomornya sendiri ke ponsel baru Inayah tersebut,
"Kira-kira kamu akan menyimpan nama ku di kontakmu dengan nama apa?" Ibra bertanya kepadanya.
"Pak Ibra," Jawabnya.
"Oke," Ibra pun menyimpan nomornya sesuai dengan apa yang di katakan Inayah.
Kemudian mereka pergi meninggalkan toko itu, dan dalam perjalanan pulang, "Pak, tapi saya bingung ini cara pakainya gimana, terlalu canggih." ucapnya.
"Malam ini kamu pakai aja sebisanya, besok kita privat di kantor," ucap Ibra menoleh tersenyum ke Inayah.
kenapa dia lebih ramah dan sering tersenyum sekarang.
Inayah sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran bosnya ini, kadang baik kadang berbuat sesuka hati, bahkan mengancam.
***
Bersambung
Ayo siapa yang pengen kayak Inayah dibeliin hape mihil 😂😂😂
kerja apapun
mSak tidur di jam kerja
dan LG Inayah ini gak ada sopan2 nya sama atasan
wajar Ibra bilang gak tau diri