NovelToon NovelToon
Istri Culun Badboy Tengil

Istri Culun Badboy Tengil

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Balas Dendam / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: risma ayu

Elangga Sky Raymond Wesley, seorang Badboy Tengil yang memiliki tubuh Hot. Dia adalah pemimpin geng motor Black Demon, yang selalu membuat onar di SMA Bintang Alam, masuk bk sudah langganan baginya.

Bagaikan air dan minyak yang tidak pernah bersatu, Elang dan papanya tidak pernah akur karena sebuah masalah. Papanya sudah muak dengan kenakalannya, hingga tiba-tiba menjodohkannya dengan seseorang.

Adzkia Kanaya Smith, anak baru di SMA Bintang Alam. Penampilannya yang culun ternyata menyimpan segudang rahasia. Tujuannya pindah sekolah karena ingin balas dendam pada seseorang. Dan takdir seakan berpihak padanya, ia di nikahkan dengan pria yang di incarnya.

"Ini akan menyenangkan," gumamnya sambil tersenyum smirk.

~HAPPY READING~

UP SEHARI 2X
PUKUL: 00.00 & 01.00

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risma ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

Malam semakin larut, di sebuah rumah sederhana. Seorang pria berjalan pelan masuk ke dalam dengan wajah babak belur, karena ulah temannya sendiri.

"Elang sialan!" umpatnya sambil mengusap pelan sudut bibirnya yang berdarah.

Juanda mendudukkan tubuhnya di sofa dan menyender pelan sambil memejamkan matanya. Baru saja matanya terpejam, tiba-tiba terdengar suara pecahan gelas di hadapannya.

Prang!!

Juan refleks langsung membuka matanya. Ia menghela nafas berat melihat pria paruh baya di hadapannya.

"Minta uang!!" bentaknya sambil merogoh setiap saku miliknya.

"Ayah mabok-mabokkan lagi? Judi lagi? Sampe kapan, Yah? Sampe kapan kayak gini?" tanya Juan sambil menatapnya sendu.

PLAK!

Dan lagi lagi malah tamparan keras yang ia dapat. Juan memegangi pipinya yang tertoleh. Sangat panas dan perih, sudut bibirnya kembali berdarah.

"Kamu gak suka?! Kamu mau pergi kayak ibumu juga?!" bentaknya.

"Oke, silahkan. Mending Ayah mati aja! Daripada hidup gak punya siapa-siapa!" Jordan mengambil pecahan beling, lalu mengarahkan pada tangannya.

"Stop, Yah! Jangan lukain diri sendiri!"

"Kalo gitu, kasih Ayah uang!!" bentaknya.

"Juan lagi gak ada kerjaan, Yah. Tabungan Juan juga udah abis," sahutnya pelan.

"Anak gak berguna!!" teriaknya sambil melempar pecahan beling yang di pegangnya ke arah lengan Juan, sehingga membuatnya terluka.

Juan menatap kepergian ayahnya dengan sendu. Lalu mengalihkan pandangannya, melihat pecahan beling yang tertancap di sana. Tangannya menyentuh beling tersebut, matanya terpejam dan mulai mencabutnya. Buliran bening menetes dari pelupuk matanya. Sakit karena beling tersebut? Tentu bukan, Juan hanya lelah. Sampai kapan hidupnya akan seperti ini? Setiap hari terus menghadapi emosi ayahnya yang tidak pernah bisa terkontrol. Apa waktu bisa di putar kembali?

Dulu mereka adalah keluarga kecil yang sangat bahagia dan harmonis. Walaupun dengan kehidupan yang sederhana. Juan sangat senang, ia adalah seorang anak tunggal yang selalu di manjakan. Ayahnya sangat pekerja keras. Pria itu tidak pernah menyerah, walaupun sangat sulit untuk mencari nafkah.

Hingga tiba-tiba ibunya tergoda oleh pria kaya. Wanita itu mulai merasa lelah dengan kehidupannya yang tidak pernah maju-maju. Ngapain kan hanya mempertahankan cinta? Sedangkan hidupnya terus di hina dan maki oleh orang-orang. Zaman sekarang yang terpenting adalah uang. Akhirnya ia memilih pria kaya itu dan pergi meninggalkan mereka.

Semenjak kepergian istrinya, Jordan sangat terpuruk. Ia mulai menjadi orang pemarah, suka berjudi dan mabuk-mabukan. Bahkan selalu melampiaskan rasa marahnya pada anaknya sendiri. Juan sering sekali di sakiti, dan separah apapun lukanya dia tidak pernah benci dengannya. Mau bagaimana dia pernah menjadi ayah yang hebat, Juan sangat menyayanginya.

Hanya saja sekarang mentalnya sedikit terganggu. Selama ini Juan terus berusaha mencari uang, walaupun dirinya masih sekolah. Juan pernah bekerja part time di cafe, ia juga pernah menjadi ojek online dan bahkan pernah menjadi badut. Terkadang teman-temannya akan baik membantunya, jika ia membutuhkan. Belakangan ini dirinya sedang tidak ada kerjaan. Juan bingung ingin mencarinya kemana, apalagi masih sekolah membuatnya sangat susah.

Tanpa mengobati luka di tangan dan lebam-lebam di pipinya. Juan memilih pergi dari rumah berniat menenangkan pikirannya. Hingga tidak lama dirinya telah sampai di suatu tempat.

Juan terduduk di rumput depan sebuah danau. Sepi, suasana sangat sepi karena hari semakin larut. Ia menatap langit malam yang begitu indah, dengan tatapan kosong.

"Dunia sangat lucu ya. Gue ngehibur banyak orang untuk tertawa. Sedangkan gue sendiri terluka," gumamnya sambil tersenyum kecut.

"Terkadang, orang yang terlihat paling ceria dan tertawa paling keras. Bisa jadi, dia yang lebih banyak menyembunyikan luka!" sahut seseorang.

Juan sontak langsung menoleh. Menatap gadis asing yang berjalan menghampirinya dan mendudukkan tubuhnya di sampingnya. Pria itu mengerutkan keningnya, menatapnya bingung. Sedangkan gadis itu masih menatap ke depan dengan tatapan datar.

"Lo siapa? Nyambung ae kek kabel!" celetuk Juan sambil mengangkat alisnya.

"Lo ..." Gadis itu menoleh masih dengan tatapan datar, "Bodoh! Lebih mementingkan orang lain, di bandingkan diri lo sendiri!" lanjutnya dan kembali mengalihkan pandangannya.

"Remember! Before loving others, love yourself!" ucapnya.

"Gue lebih suka membahagiakan orang lain daripada diri sendiri," sahut Juan sambil kembali menatap langit.

"Lo belum bisa di sebut pahlawan, kalo diri sendiri gak bisa lo lindungin. Bahkan, lo biarkan tubuh lo terluka? Ck!" decaknya sambil memutar bola matanya melirik luka Juan.

"Kita harus berarti bagi diri sendiri dulu. Sebelum kita menjadi orang berharga bagi orang lain."

"Udahlah gue puyeng, lo siapa sih! Niat mau nenangin diri malah ketemu cewe aneh kek lo!" kesalnya.

Gadis itu terdiam dengan tatapan datar. Melirik Juan sekilas, lalu mulai beranjak dari duduknya.

"Nah gitu dong, udah pergi sana!"

Juan mengira dia benar-benar pergi. Ternyata gadis itu hanya pergi menuju mobilnya. Dan tidak lama kembali lagi dengan membawa obat p3k.

"Lo mau apa lagi sih?"

Ia tidak menghiraukan, malah meraih lengannya yang berdarah. Lalu mulai mengobati lukanya. Juan terdiam memperhatikan gadis di hadapannya. Ia memakai celana bahan hitam dengan kemeja coklat di masukkan. Rambut sebahu potongan rapi, membuatnya semakin terlihat berkharisma. Wajahnya masih datar, Juan terus memperhatikannya. 'Cantik,' ya dia memang cantik, walaupun wajahnya sedikit jutek.

"Muka lo, obatin sendiri!" ujarnya sambil memberikan kapas dan alkohol, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

"Thanks," Juan mulai mengobati wajahnya yang lebam-lebam.

"Lo, anak kuliah?" tanya Juan memecahkan keheningan.

"Hm," jawabnya dengan deheman pelan.

"Jurusan apa?"

"Menurut lo?" ia malah balik bertanya sambil mengangkat alisnya.

"Em gue tebak ..." Juan mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu sambil berpikir, "Ilmu sosial? Lo suka banget ikut campur urusan orang lain."

"No," gadis itu menggeleng pelan yang membuat Juan mengernyit, "Psikologi."

"Wow, daebak!"

"Gue bisa gak ya kayak lo? Bisa nyembuhin banyak orang. Termasuk ayah," pikirnya sambil menatap kosong ke atas.

"Selagi mau berusaha, apa yang gak bisa?"

Juan masih diam, suasana kembali hening. Keduanya fokus menatap langit malam yang begitu indah.

"Lo, masih sekolah?" tanyanya yang di balas anggukan kecil oleh Juan, "Kelas berapa?"

"12, bentar lagi lulus."

"Lo masih bocah SMA, udah banyak beban!"

"Yak! Lo gak bakal ngerti keadaan gue!" pekiknya kesal.

"Lo, lagi butuh sesuatu? Bilang aja! Gue bakal bantu selagi bisa!"

Juan meliriknya sekilas, lalu kembali menatap ke depan. "Gue lagi pusing nyari kerja."

"Jadi barista, mau?" sontak Juan kembali menoleh dengan mata berbinar.

"Part time?"

"Yes, can."

"Gue mau!" ucapnya antusias.

Gadis itu merogoh saku celananya, "Besok, datang ke coffee shop ini," titahnya sambil memberikan kartu alamat.

"Makasih, Kak!"

Gadis itu hanya tersenyum tipis, lalu mulai beranjak dari tempat duduknya berniat pergi. Namun, tiba-tiba lengannya di cekal oleh Juan. Ia menatap pria di hadapannya sambil mengangkat alisnya.

"Nama lo siapa?"

"Sena."

"Gue Juan," balasnya sambil tersenyum.

"Hm," Sena melirik dingin tangannya yang masih di cekal. Juan yang tersadar sontak langsung melepaskan.

...***...

Sedangkan di posisi lain. Di sebuah rumah sederhana. Elang terbangun dari tidurnya. Ia menatap sekelilingnya, tidak ada istrinya di sana.

"Sweetie, kamu dimana?" teriaknya sambil berjalan mengucek-ngucek matanya. Ia berjalan tanpa arah dengan masih setengah sadar.

Hingga langkahnya tiba-tiba terhenti tepat di sebuah kamar. Keningnya berkerut menatap sebuah tulisan di pintu, 'Kinara?'. Selama tinggal di rumah istrinya, Elang tidak pernah melihat-lihat semua isi rumah. Dan sekarang dirinya baru sadar ternyata ada sebuah kamar di pojok, tidak jauh dari kamarnya.

Cklek!

Elang membuka pintu dengan perlahan. Kakinya mulai melangkah pelan masuk ke dalam. Matanya langsung berkedip merasa perih melihat kamarnya yang serba pink. Namun, karena penasaran ia kembali melangkahkan kakinya dan duduk di tepi ranjang. Keningnya semakin berkerut menatap sebuah foto gadis kecil yang ada di atas nakas. Tangannya terangkat berniat meraihnya.

"Kamu ngapain di sini?" Elang sontak menoleh.

Senyuman mengembang di sudut bibirnya, menatap istrinya yang sedang berjalan menghampirinya. "Kamu abis darimana? Aku cariin gak ada."

"Di dapur, abis bikin makanan. Aku laper," jawabnya sambil duduk di samping suaminya, yang langsung di peluk manja oleh Elang.

Namun, tiba-tiba ia melepaskan pelukannya. Mengingat sesuatu yang ingin ia tanyakan.

"Sweetie, dia siapa?" tanya Elang sambil menunjuk foto gadis kecil yang sempat ia pegang.

'Dia gak kenal? Padahal Nara mukanya gak terlalu berubah.'

'Ah mungkin menurut orang emang beda. Makin dewasa dia makin cantik.'

"Sweetie ..." panggilnya sedikit merengek, melihat istrinya yang malah melamun.

"Eh iya, dia adikku," mendengar itu membuat Elang mengernyit.

"Sekarang dimana?"

"Udah meninggal, pas masih kecil. Dia hiks ..." Kia menunduk sambil terisak pelan.

"Sweetie, udah gak usah di lanjut. Maaf, aku gak bermaksud buat kamu sedih," ucapnya merasa bersalah dan langsung menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya.

'Bajingan! Lo sendiri yang buat dia pergi selamanya!'

1
nikaloffv
aku udahh votee, semangat, ntaran dulu deh aku baca nya ndat ndut, sesuai mood hehe😭😭
nikaloffv
ihh kiaaa...
nikaloffv
JUAN APASIH RECEH BANGET😭😭
nikaloffv
aku malahan hari keduaaa, sakit nya nyiksa
nikaloffv
ih raka udh teken...😮‍💨
nikaloffv
nama geng jaman dulu, jadi dejavu/Sob//Sob/
Anonymous
good
nikaloffv
aku yg jdi panitia.. capek bangett pls
nikaloffv: IH MASA SIH
ig@imaaa_ayuuu: pen pindah rmh, di sini gak asik😭
total 3 replies
nikaloffv
daya tarik cenah, duh masaa.. ah/Chuckle/
nikaloffv
akupun tersindirr/Smug/
ig@imaaa_ayuuu: ☹️☹️☹️☹️☹️☹️
total 1 replies
nikaloffv
Juan aku padamuu...
ig@imaaa_ayuuu: Juan kecintaannya temenku 🤣
total 1 replies
ira🦋
ceritanya seruu, bikin penasaran
ig@imaaa_ayuuu: makasihh🥰
total 1 replies
Enz99
bagus
ig@imaaa_ayuuu: makasihh kak🥰
total 1 replies
nikaloffv
eh iya njr, ktanya Bogor dingin bgt skrg😭
ig@imaaa_ayuuu: iyaaa, di krawang aja udh beberapa hri ini dingin bangettt. sampe mles mandi
total 1 replies
nikaloffv
baru satu hari udah kecantol si culun aja nih lang?🤭🤭
ig@imaaa_ayuuu: kan ada sesuatu, jdinya lngsung tertarik 🤭
total 1 replies
nikaloffv
gayamu rek, petantang petenteng banget
nikaloffv
ah masa sih lang..
nikaloffv
gelang nya milik si kia niihhh, kayak nyaa wkwk
nikaloffv
🤔🤔🤔
nikaloffv
hey elang, udah gue catat nii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!