NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Jadi Bebek

Reinkarnasi Jadi Bebek

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Perperangan / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: yuyuka manawari

Siapa sangka, kematian konyol karena mesin penjual minuman bisa menjadi awal petualangan terbesar dalam hidup… atau tepatnya, setelah hidup.

Ketika bangun, ia bukan lagi manusia, melainkan seekor bebek rawa level 1 yang lemah, basah, dan jadi incaran santapan semua makhluk di sekitarnya.

Namun, dunia ini bukan dunia biasa. Ada sistem, evolusi, guild, perang antarspesies, bahkan campur tangan Dewa RNG yang senang mengacak nasib semua makhluk.

Dengan kecerdikan, sedikit keberuntungan, dan banyak teriakan kwek yang tidak selalu berguna, ia membentuk Guild Featherstorm dan mulai menantang hukum alam, serta hukum para dewa.

Dari seekor bebek yang hanya ingin bertahan hidup, ia perlahan menjadi penguasa rawa, memimpin pasukan unggas, dan… mungkin saja, ancaman terbesar bagi seluruh dunia.

Karena kadang, yang paling berbahaya bukan naga, bukan iblis… tapi bebek yang punya dendam..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yuyuka manawari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18: Dendam Kepada Baju Zirah

Aula latihan hari ini dipenuhi suara keras dari Poci, Titi, dan Zaza. Suara hentakan kaki, teriakan, dan benturan memenuhi ruangan besar itu. Dari tempat dudukku, aku bisa melihat dengan jelas bagaimana mereka masih berusaha menyesuaikan diri.

Meski tubuh mereka penuh semangat, koordinasi yang seharusnya terbentuk belum juga terlihat. Gerakan mereka masih kacau, arahnya sering salah, bahkan tempo serangan tidak serasi satu sama lain. Wajar saja, ini adalah hari pertama mereka mencoba latihan bersama.

Aku duduk di kursi sederhana yang baru dibuat Vlad. Kemarin aku sempat meminta sebuah tempat istirahat di dalam aula latihan. Tidak kusangka, hanya dalam semalam Vlad mampu menyelesaikannya. Kursi itu kokoh, terbuat dari kayu keras, dan cukup nyaman untuk dipakai mengawasi jalannya latihan. Aku duduk bersandar sambil mengamati satu per satu pergerakan mereka.

Poci, yang berperan sebagai support, seharusnya memberikan sinar ke Musuh. Setelah itu, Titi bertugas melakukan serangan pembuka dengan sundulan kuat untuk membuat zirah baja lawan kehilangan keseimbangan. Begitu zirah itu goyah, Zaza dengan kemampuan berserk dash dan berserk peck menjadi penyerang terakhir yang menyelesaikan serangan.

Itulah yang kupikirkan ketika menyusun strategi sederhana untuk mereka. Namun, kenyataannya jauh dari harapanku.

Alih-alih menyinari Zirah Baja, Poci justru mengarahkan sinarnya ke arah yang salah. Titi yang menerima sinar malah kehilangan fokus, ia berlari tidak terkendali dan justru menabrak Vlad yang sedang berdiri di dekat kursi istirahat. Vlad hanya menghela napas panjang, menahan diri untuk tidak langsung menegur.

Sementara itu, Zaza berusaha melakukan serangan sendiri. Awalnya terlihat menjanjikan, namun di tengah jalan, Poci kembali salah arah dalam memberikan sinar. Cahaya itu malah tepat mengenai mata Zaza. Matanya silau, langkahnya kacau, dan serangannya kehilangan kekuatan. Akhirnya, zirah baja yang seharusnya mereka lawan tetap berdiri tegak, nyaris tidak tergores sedikit pun.

Aku menutup wajahku dengan sayap kanan, menahan rasa khawatir sekaligus jengkel. "Ini kacau sekali. Koordinasinya terlalu buruk," gumamku pelan. "Kupikir dengan strategi sederhana ini mereka bisa langsung bekerja sama. Ternyata… tidak semudah itu."

Aku berdiri, lalu melangkah maju sambil mengepakkan sayap memberi kode pada mereka. “Hei, kalian bertiga! Sudah cukup. Istirahat dulu,” ucapku tegas.

Mereka menghentikan gerakan, wajahnya terlihat kelelahan. Nafas ketiganya tersengal. Perlahan mereka berjalan ke arah bangku istirahat.

Aku menatap mereka sejenak, lalu berkata, “Sekarang giliranku. Aku juga ingin berlatih.”

Poci mengangkat kepalanya, matanya sedikit melebar. “Raja juga mau turun latihan?” tanyanya tidak percaya.

Zaza menoleh ke Titi, keduanya terlihat saling berbisik singkat. Sementara itu Poci kembali menatapku, raut wajahnya mencerminkan rasa penasaran sekaligus khawatir.

Aku tersenyum tipis. “Iya. Kalian bertiga istirahat dulu saja. Perhatikan baik-baik dari sana.”

Aku berdiri di depan zirah baja. Lawan itu tidak bergerak, hanya berdiri tegak menungguku. Vlad maju beberapa langkah, berdiri di tengah sebagai penengah. Ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi, lalu menurunkannya sambil bersuara lantang.

“Siap! Mulai!”

Begitu aba-aba terdengar, aku langsung meluncur dengan jurus night glide. Tubuhku bergerak cepat, mendekat ke arah zirah baja. Dari balik helmnya, zirah itu bereaksi. Dengan cepat, ia melemparkan sebuah pedang kecil ke arahku.

Aku miringkan tubuhku sedikit. “Tidak kena,” gumamku. Pedang kecil itu melesat melewati sisi sayapku dan menancap di tanah.

Zirah baja itu tidak berhenti. Ia mengayunkan pedang besarnya, tepat ke arah jalur gerakanku. Benturannya keras, menciptakan ledakan tanah yang terkelupas. Debu dan kabut tanah menutupi pandanganku.

Aku memanfaatkan momen itu. Dengan cepat aku mengaktifkan silent walk, langkahku nyaris tanpa suara. Aku bergerak ke belakang zirah baja, lalu bersiap melancarkan serangan.

Begitu jarak cukup dekat, aku mengeluarkan jurus silent peck, serangan eksekusi yang langsung menghantam titik lemah di bagian belakang zirah.

Tubuh zirah baja itu goyah, lalu terjatuh keras ke lantai. Suara dentuman logam bergema di seluruh aula latihan.

“Cukup!” teriak Vlad, mengangkat tangannya sebagai tanda berhenti. “Pemenangnya adalah Rajaku!”

Aku berdiri dengan napas teratur, hanya sedikit berkeringat.

Dari arah bangku istirahat, ketiga bebekku langsung bersorak. Titi dan Zaza melompat-lompat, sayap mereka mengepak ke udara. Poci menutup wajahnya dengan kedua sayap, tampak kagum sekaligus tidak percaya.

Aku hanya menghela napas, merasa heran dengan reaksi mereka. “Padahal ini cuma latihan…” gumamku dalam hati. “Kenapa mereka heboh sekali?”

Aku sempat berpikir hasil latihan itu akan memberiku pengalaman tambahan. Namun setelah zirah baja jatuh, tidak ada tanda kenaikan apapun. “Jadi tidak ada exp ya…” bisikku.

Aku mendekati zirah baja yang jatuh. Anehnya, meski seranganku tadi jelas menghantam keras, permukaan baju zirah itu terlihat mulus. Tidak ada bekas lubang atau goresan sedikit pun. Padahal aku yakin tadi tusukan paruhku menembusnya.

Zirah baja itu perlahan bangkit lagi. Gerakannya masih sama seperti sebelumnya, seakan tidak pernah mengalami kerusakan.

Aku menyipitkan mata. “Jadi mereka bisa memulihkan diri sendiri…? Self healing? Menarik juga.”

“Raja hebat, bisa melakukan hal yang seperti itu.”

Nada kagum terdengar jelas dari mulut Poci. Sorot matanya yang bulat berkilauan. Ia berdiri agak maju, sayapnya sedikit terangkat seolah ingin meniru gerakanku barusan.

“Lu… lumayan lah ya.” Ucap Zaza pelan, wajahnya memerah hingga leher. Ia menunduk, paruhnya menempel ke dada, berusaha menyembunyikan ekspresi.

Aku mengangkat alis. Zaza jelas sedang malu, tapi justru itulah yang membuat Poci tertawa kecil.

“Padahal tadi Zaza yang paling seneng lihat raja pamer,” ujar Poci dengan nada meledek.

“Ti… tidak! Apaan banget!” Zaza langsung melompat mundur, mengepakkan sayapnya dengan panik. Suaranya meninggi, membuat beberapa bebek lain menoleh.

Aku hanya menghela napas, bibirku membentuk senyum tipis. Mereka memang berisik, tapi semangatnya menular.

Aku melangkah ke tengah lingkaran, menatap mereka satu per satu. “Kalau kalian kagum, jangan cuma teriak-teriak. Aku akan melatih kalian sampai bisa seperti itu nanti. Jadi, semangatlah.”

Ketiga pasang mata langsung membesar. Titi yang paling kecil dari mereka bahkan menegakkan tubuhnya seolah sedang memberi hormat.

“Baik, rajaku. Aku tidak akan membuat ekspektasi rajaku turun!” suara Poci penuh keyakinan, bahkan agak berlebihan.

Aku mengangguk puas. “Kalau begitu, apa yang akan kalian lakukan sekarang? Berlatih lagi?” tanyaku.

“Iya, rajaku. Kami ingin berlatih agar bisa seperti raja.” jawab Titi dengan suara nyaring. Ia bahkan mengibaskan sayapnya ke depan, menghasilkan suara “woshhh” yang terdengar lucu tapi penuh tekad.

Aku tertawa kecil. Mereka tidak main-main.

Ketiganya segera berlarian ke lapangan lagi, mengambil posisi masing-masing. Poci mencoba mengatur pernafasan agar bisa tenang mengarahkan kemampuannya, Zaza menajamkan tatapannya sambil mengulang-ulang gerakan serangan cepat, dan Titi terus mengepakkan sayap seolah sedang menebas musuh imajiner.

Tiba-tiba pikiranku teralihkan. Aku menoleh, menatap kosong ke arah kegelapan.

“Sistem,” aku memanggil dalam hati. “Apakah mereka bertiga nanti bisa berevolusi juga?”

[Bisa]

Jawaban singkat itu membuat mataku membesar.

“Woah… beneran bisa dong?” gumamku kaget.

Aku melirik mereka lagi. Dalam bayanganku, ketiganya tidak lagi tampak sebagai bebek biasa.

Poci…aku bisa membayangkannya dengan jubah tipis, berdiri tegak seperti penyihir, paruhnya menyala, matanya memancarkan cahaya. Ia menggunakan sihir cahaya untuk membutakan lawannya sementara.

Titi, membawa tombak mungil, wajahnya penuh percaya diri. Ia berlari sambil menebas bayangan musuh dengan cepat, lincah bagai pejuang garis depan.

Zaza… aku membayangkannya berubah menjadi sosok assassin. Bulunya hitam pekat, gerakannya nyaris tanpa suara. Satu serangan cepat darinya cukup untuk membuat musuh tak sadar apa yang terjadi.

Aku mengusap paruhku pelan. “Kalau mereka benar-benar bisa jadi seperti itu… itu akan sangat keren.” bisikku.

Namun, bayangan itu segera tergeser oleh pikiran lain.

“Owh iya, hampir lupa. Sistem, apakah para zirah baja itu bisa aku rekrut sebagai bagian petinggi kerajaan ini?”

[Makhluk non-hidup tidak bisa direkrut]

Aku mengerutkan dahi. “Jadi mereka itu nggak hidup? Tapi kenapa kok nggak bisa dihancurkan juga?”

Tak ada jawaban lebih lanjut. Sistem memang kadang menyebalkan dengan jawaban seperlunya.

Aku mengalihkan fokus ke sosok yang akhir-akhir ini sering muncul di pikiranku. “Kalau wanita bernama Vlad gimana? Apakah dia bisa aku rekrut?”

[Vlad Juani sudah masuk ke bagian penting dari kerajaan anda]

Aku membeku sebentar. “…Hah? Sekarang malah ada yang masuk tanpa aku rekrut? Apa yang terjadi dengan dunia ini akhir-akhir ini?”

...----------------...

Pov 3 [???]

Sementara itu, di wilayah selatan, dua kerajaan yang berbeda tengah mengadakan pertemuan rahasia.

Salah satu pihak adalah Raja Pekokok, adik dari Kapten Kokok yang baru saja gugur. Pihak lainnya adalah Ratu Musang, penguasa kerajaan selatan yang berkuasa atas hutan lebat dan padang rawa di sekitarnya.

Letak Kerajaan Rawa, wilayah yang baru saja dikuasai bebek, ternyata berada tidak jauh dari batas kekuasaan Ratu Musang. Ia baru mengetahui hal itu setelah unit pengintai miliknya kembali dengan laporan penting: mereka menemukan sebuah bangunan asing berdiri di rawa, sekaligus membawa jasad Kapten Kokok yang tergeletak tak bernyawa di dekatnya. Di sekitar lokasi, mereka juga menemukan bulu-bulu bebek yang tersangkut di dahan dan tanah basah.

Karena itu, Ratu Musang segera memanggil Raja Pekokok ke istananya.

Di sebuah aula besar berhiaskan tirai merah gelap dan pilar batu berlumut, kedua penguasa itu bertemu. Suasana ruangan hening, hanya terdengar langkah kaki para pengawal yang berjaga di sisi kanan dan kiri.

Raja Pekokok membuka percakapan dengan suara lantang, “Selamat siang, wahai Ratu Musang. Kau tampak sehat. Bagaimana kabarmu?”

Ratu Musang duduk anggun di singgasananya, ekornya yang panjang bergerak perlahan menyapu lantai. Ia menanggapi dengan nada datar, “Aku baik-baik saja. Tapi kudengar kabar duka. Kakakmu, Kapten Kokok… sudah tiada. Jasadnya kini ada di ruang bawahku. Aku turut berbelasungkawa.”

Nada ucapannya terdengar sopan, namun mata tajamnya memantulkan rasa ingin tahu.

Raja Pekokok mengepalkan tangan. Tangannya menghantam meja kayu di depannya, membuat suara duk! bergema. “Sialan! Kakakku dibunuh dengan cara yang keji! Bagaimana bisa itu terjadi di wilayahmu?”

Ratu Musang menyipitkan mata. “Jangan salahkan aku. Unit pengintai hanya menemukan jasadnya. Yang membunuh bukan rakyatku.”

“Aku tahu siapa pelakunya!” bentak Raja Pekokok, wajahnya menegang. “Pasukanku menemukan bukti. Ada bulu sayap bebek di tempat kejadian. Beberapa pengintaimu bahkan melihat kawanan bebek melarikan diri dari bangunan itu. Itu jelas pekerjaan bebek-bebek itu.”

Ratu Musang mengangkat alisnya, lalu terkekeh singkat. “Bebek? Kau bercanda? Bagaimana mungkin seekor bebek bisa mengalahkan Kapten Kokok?”

“Itu mungkin!” jawab Raja Pekokok dengan nada penuh keyakinan. “Aku tidak datang untuk bercanda. Justru karena wilayah ini masuk ke dalam kekuasaanmu, aku ingin meminta bantuanmu. Jadilah penengah di sini. Aku tidak ingin menimbulkan kerusuhan besar di area kekuasaanmu… apalagi perang antarspesies sebentar lagi akan dimulai.”

Ratu Musang menyilangkan tangannya, ekornya bergerak naik turun pelan. Ia mengangguk tipis, suaranya datar namun licik. “Kau benar. War spesies sebentar lagi tiba. Mengapa tidak menunggu saja sampai event itu? Kalau memang bebek-bebek itu kuat, mereka pasti akan muncul di sana. Kau bisa menuntut balas dengan cara yang lebih… resmi.”

Raja Pekokok menggeleng keras. “Tidak! Aku tidak bisa menunggu. Harga diri kakakku dipertaruhkan. Aku harus membalaskan dendam ini secepat mungkin!”

“Hmm…” Ratu Musang menatapnya tajam. “Kau yakin sanggup? Ingat, lawanmu berhasil mengalahkan Kapten Kokok. Itu bukan hal kecil.”

Senyum tipis merekah di wajah Raja Pekokok. Ia mengeluarkan sebuah benda dari balik jubahnya, menyembunyikannya sebentar di balik tangan. “Kalau kekuatanku tidak cukup, aku masih punya ini.”

Sorot matanya berubah licik, penuh keyakinan.

Ratu Musang langsung mengenali benda itu, dan tawanya pecah lirih. “Hahaha… kalau kau memakai itu, kemenanganmu hampir pasti. Bebek-bebek itu tidak akan bisa bertahan lama.”

1
Anyelir
kasihan bebek
Anyelir
wow, itu nanti sebelum di up kakak cek lagi nggak?
yuyuka: sampai 150 Chap masih outline kasar kak, jadi penulisannya belum🤗
total 1 replies
Anyelir
ini terhitung curang kan?
yuyuka: eh makasi udah mampir hehe

aku jawab ya: bukan curang lagi itu mah hahaha
total 1 replies
POELA
🥶🥶
yuyuka
keluarkan emot dingin kalian🥶🥶
FANTASY IS MY LIFE: 🥶🥶🥶🥶🥶🥶🥶🥶🥶🥶🥶🥶🥶🥶
total 1 replies
yuyuka
🥶🥶🥶🥶
Mencoba bertanya tdk
lagu dark aria langsung berkumandang🥶🥶
yuyuka: jadi solo leveling dong wkwkwkw
total 1 replies
Mencoba bertanya tdk
🥶🥶
FANTASY IS MY LIFE
bro...
Mencoba bertanya tdk
dingin banget atmin🥶
FANTASY IS MY LIFE: sigma bgt🥶
total 1 replies
FANTASY IS MY LIFE
ini kapan upnya dah?
yuyuka: ga crazy up jg gw mah ttp sigma🥶🥶
total 1 replies
Leo
Aku mampir, semangat Thor🔥
yuyuka: makasi uda mampir
total 1 replies
Demon king Hizuzu
mampir lagi/Slight/
yuyuka: arigatou udah mampir
total 1 replies
Demon king Hizuzu
mampir
yuyuka: /Tongue/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!