Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetap Tak Sadar
"Hehehe... nggak papa kak, kenapa kakak harus takut sih? wajah aku yang imut gini kok, dimana seremnya coba?" ucap Resa yang pede.
"Ck... imut? imut dari mana coba?" ucap Misel yang sinis.
"Ya ampun kak, masa aku harus memberitahu kakak secara detail keimutan aku ini dan bahkan aku tuh imutnya sudah melebihi idol Korea tau. Coba deh kakak liat aja, em... maksud aku perhatikan baik-baik." ucap Resa yang mulai membuat dirinya seimut mungkin menurut dirinya sendiri.
Inget ya, ini menurut diri Resa sendiri bukan orang lain termasuk bukan oleh Misel.
"Ck... dilihat dari atas tebing, mungkin iya kamu imut melebihi idol Korea. Ada-ada aja Resa tingkah mu ini." ucap Misel yang tak habis pikir dengan Resa ini, dimana sikapnya sangatlah berlebihan.
"Jahat sekali sih kak, aku beneran imut tau. Kakak mah jahat." ucap Resa yang mulai merajuk.
"Sudahlah, itu kamu minum saja airnya. Abis itu kamu langsung bicara, mau apa kamu ke rumah?" ucap Misel yang sudah lelah berdebat. Sehingga ia pun mengalihkan pembicaraan secepat mungkin.
"Iya deh iya, aku minum dulu. Lagian mau kemana sih kak, buru-buru amat pengen taunya." ucap Resa.
"Buang-buang waktu kalau lama, jadi lebih baik di percepat saja. Kalau kelamaan juga ntar yang ada makanan di rumah ini abis oleh mu." ucap Misel yang sudah tahu dan hapal betul mengenai sikap dan perilaku Resa ketika berkunjung ke rumahnya.
"Hehehe... kakak tau aja, aku ke sini memang mau cari makanan sih. Tapi sayangnya hanya di kasih minum aja. Ngomong-ngomong di rumah kakak ada cemilan nggak, aku kayanya lapar. Kan kalau ada cemilan nanti ngobrolnya lebih enak kak. Iya nggak?" ucap Resa sambil menaik turunkan alisnya sebagai kode di ujung kalimatnya yang terakhir pada Misel.
"Itu mah namanya enak di kamu, rugi di aku." ucap Misel sarkas.
"Hehehe... kakak bisa aja." ucap Resa malah berpura-pura tak terjadi apa-apa.
"Hm... heran aku sama kamu." ucap Misel.
"Heran kenapa loh kak?" ucap Resa yang penasaran karena Misel seolah menggantung ucapannya itu yang pada akhirnya membuat Resa penasaran.
"Iya ini nih, liat tingkah kamu. Bukannya insyaf. Ini malah ngelunjak." ucap Misel tak berperasaan.
"Ya ampun kak, aku seperti ini kan sama kakak aja. Harusnya kakak bangga loh jadi orang pertama yang aku buat seperti ini." ucap Resa yang di luar prediksi pun akhirnya keluar.
"Ck... ngapain di banggai hal seperti ini yang ada rugi aku di buat seperti ini terus menerus sama kamu." ucap Misel menjawab apa adanya.
"Hm... tak apa kak rugi sedikit, nanti kakak dapat berkah." ucap Resa lagi.
"Hm... sudahlah, percuma juga ngomong sama kamu panjang lebar. Kamu nya pun, tetap tak sadar sama sekali." ucap Misel yang akhirnya menyerah dengan jawaban Resa yang tak mau kalah.
"Oke kak, aku keluar dulu ya. Lapar nih perut aku, siapa tau aja ibu kakak udah siapin cemilan enak di luar. Kan lumayan bisa mengganjal perut." ucap Resa yang malah langsung pergi meninggalkan Misel.
"Ck... katanya capek kalau keluar, giliran urusan perut lapar, secapek apapun dia pasti cari buat perutnya agar tak lapar lagi. Resa... Resa..." ucap Misel yang tak habis pikir dengan tingkah Resa.
Ketika Resa telah berada di luar kamar Misel, betapa terkejutnya ia saat di tanya oleh seseorang.
"Loh, nak Resa udah ada di sini." ucap seseorang yang mengejutkan Resa yang ternyata ini adalah ibunya Misel.
"Huh... iya bu, Resa udah sedari tadi di sini. Ibu kok tadi nggak ada ya, saat Resa ke rumah." ucap Resa yang sempat menarik nafasnya karena terkejut dengan perkataan ibu Misel.
"Tadi ibu lagi di kamar kayanya, makannya nak Resa tak melihat ibu." ucap Ibu Misel menjelaskan.
"Sepertinya iya bu, soalnya kak Misel sama Resa tak melihat ibu tadi. Oh iya bu, kata kak Misel cemilan ada nggak bu? terus tadi kata kakak biar nggak bosen ngobrolnya, Resa di suruh ambil cemilan di luar, tapi Resa kan nggak tau cemilannya ada dimana, sama kak Misel pun tak di beritahu." ucap Resa yang malah mengkambing hitam kan Misel.
"Jadi Misel yang suruh kamu nak, itu ada di meja ambil lah yang banyak pun tak apa. Biar ngobrolnya enak." ucap ibu Misel yang langsung memberitahu Resa bahkan membuat Resa kesenangan bukan main.
"Yes... rencana aku berhasil. Rejeki anak baik sih seperti ini." ucap Resa di dalam hati.
"Ah... jadi malu bu, hm... Resa malu." ucap Resa berpura-pura.
"Udah tak perlu malu, ambil aja yang banyak. Ibu mau ke sana dulu, semoga enak ngobrolnya nanti." ucap ibu Misel yang tanpa menunggu jawaban Resa, ia pun langsung bergegas keluar rumah.
"Yes... yes... berhasil, walau kak Misel tak memberitahu aku. Tapi ibu kan orangnya baik, jadinya aku dapat untung. Aku ambil dulu aja lah. Biar tak membuat kakak menunggu lama." ucap Resa yang langsung menuju tempat makanan itu berada.
Di saat ia sudah berada di tempat makan, ia pun langsung membukanya beberapa tutup camilan yang ada di dalam wadah. Satu persatu ia cicipi, setelah dirasa cukup mencicipi.
Ia kemudian mengambil tiga wadah cemilan sekaligus, sehingga posisi tangganya pun penuh dengan cemilan tersebut.
Bergegaslah ia masuk ke dalam kamar Misel, setelah ia berada tepat di pintu kamar Misel.
Namun, karena ia kesulitan membuka pintu, ia pun berteriak meminta tolong pada Misel.
"KAK... MISEL... BUKA PINTUNYA..." ucap Resa memanggil Misel.
Misel yang sedang santai pun terlonjak kaget mendengar teriakan Resa yang tiba-tiba itu.
"Huh... kagetnya, udah kaya di hutan aja. Benar-benar nih anak, harus di kasih pelajaran." ucap Misel yang sudah emosi.
Bergegaslah ia melangkahkan kaki untuk membuka pintu kamar nya.
Setelah ia membuka pintu kamar, Resa yang senang pun langsung masuk ke dalam kamar dengan membawa tiga wadah cemilan.
Misel yang awalnya emosi mulai tak percaya dengan tingkah Resa saat ini.
"Ck... bisa-bisa nya dia merampok semua cemilan di rumah ini. Tak habis pikir dengan tingkahnya ini." ucap Misel yang tak menyangka dengan apa yang dilakukan Resa saat ini.
"Kak... bantu aku dong, turunin cemilan nya. Susah nih." ucap Resa yang malah meminta tolong pada Misel.
Walau Misel masih tak percaya dengan semua ini. Ia tetap membantu Resa menurunkan wadah makanan tersebut.
Di simpan lah ketiga cemilan itu di atas karpet yang ada di kamar Misel. Lalu Resa pun mulai duduk di atas karpet itu.
Bersambung...