NovelToon NovelToon
Pelakor Mencari Keadilan

Pelakor Mencari Keadilan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Masuk ke dalam novel / POV Pelakor / Transmigrasi / Healing / Chicklit
Popularitas:957
Nilai: 5
Nama Author: Aulia Z.N

Aura, seorang penulis amatir dari keluarga miskin, terjebak dalam novel ciptaannya sendiri. Ia bangun di tubuh Aurora, selingkuhan jahat dari cerita Penderitaan Seorang Wanita. Padahal, dalam draf aslinya Aurora direncanakan mati tragis karena HIV, sementara sang istri sah, Siti, hidup bahagia bersama second male lead. Kini, Aura harus memutar otak untuk melawan alur yang sudah ia tulis sendiri, atau ikut binasa di ending yang ia ciptakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia Z.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lebih Dewasa dari Orang Dewasa

Siti menatap putranya dengan mata berkaca-kaca, hatinya terasa ditusuk berulang kali. "Nak, kamu tidak boleh bicara seperti itu! Mau bagaimanapun juga, dia tetaplah ayahmu!" ucapnya, suaranya lirih namun bergetar. Ada sisa-sisa keyakinan dalam dirinya yang terus berusaha menanamkan nilai berbakti, meski hatinya sendiri sudah babak belur.

Namun, Farel menatap balik ibunya dengan sorot tajam. Tubuh kecilnya gemetar, bukan karena takut, melainkan karena menahan amarah. "Lalu bagaimana dengan Ibu? Memangnya Ayah pernah menganggap Ibu sebagai istrinya sendiri?" tanyanya, kata-kata itu meluncur tegas, menghantam Siti dengan keras, membuat lidahnya kelu.

Siti tidak sanggup membalas. Suasana hening sesaat, hanya terdengar isak lirih Kirana yang masih berdiri di sisi mereka.

"Ayo Ibu masuk dulu ke kamar. Biarkan saja Ayah di sana!" Farel akhirnya menarik napas dalam, lalu dengan tubuh mungilnya, ia mencoba menopang ibunya yang hampir roboh karena emosi. Meski kecil, genggaman tangannya kuat. Ia memapah ibunya menuju kamar.

Ia sempat menoleh ke arah adiknya. "Adik, ayo masuk ke kamar juga! Kita tidur saja!" suaranya terdengar tegas, meski matanya masih basah.

Kirana mengangguk cepat, menahan tangisnya. Dengan gerakan terburu-buru, ia membereskan sajadah milik ibunya dan dirinya sendiri, lalu berlari kecil mengikuti langkah kakaknya.

Namun, suasana yang baru saja sedikit mereda mendadak pecah kembali. Suara berat bercampur mabuk menggema dari ruang tamu.

"Siti! Kenapa tidak ada makanan untukku?" teriak Suryo, suaranya parau namun tajam, membuat bulu kuduk berdiri.

Siti tersentak. Refleks ia hendak beranjak, namun baru saja langkahnya terangkat, suara kecil yang tak biasa terdengar.

"Nak, Ibu akan—"

Kirana tiba-tiba berdiri di depan ibunya, tubuh mungilnya gemetar, namun wajahnya dipenuhi keberanian yang jarang ia tunjukkan. "Tidak, Ibu! Kak Farel benar! Ibu tidak seharusnya terus-menerus melayani Ayah yang tidak menyayangi Ibu!"

Siti membeku di tempat, menatap kedua anaknya dengan campuran syok dan sakit hati. Ia mengguncang kepalanya, berusaha menyangkal kata-kata mereka.

"Anak-anak, apa yang terjadi pada kalian? Ibu tidak pernah mengajari kalian untuk melawan pada orang tua!" suaranya parau, penuh putus asa. "Bukankah Ibu selalu mengajari kalian untuk selalu saling menyayangi satu sama lain? Ingatlah! Kalian adalah anaknya Ayah. Kalian harus menghargai yang lebih tua!"

Namun, kali ini Farel tidak mundur. Ia melangkah maju, menatap ibunya dengan mata merah berair, suaranya dingin menusuk. "Yang lebih tua menyayangi yang lebih muda. Itu tidak pernah Ayah lakukan, kan?"

Siti terdiam. Dadanya sesak, seolah ada beban besar menghantam dari segala arah.

"Ibu..." Kirana menyusul, suara kecilnya bergetar namun penuh luka. Ia menatap ibunya dengan mata bulat yang berkaca-kaca, seperti memohon jawaban. "Buku dongeng yang selalu Ibu ceritakan padaku setiap malam sangat indah. Ceritanya selalu mengisahkan tentang keluarga yang saling menyayangi. Orang tua menyayangi anaknya. Anaknya berbakti pada orang tua. Bahkan hubungan antar orang tua juga saling menghargai. Tapi kenapa Ayah tidak bisa menjadi ayah seperti di buku dongeng?"

Kata-kata itu menghantam Siti lebih dalam daripada seribu pisau. Air matanya pecah, jatuh deras tanpa bisa ia tahan.

Namun sebelum ia sempat bicara, Farel kembali bersuara. Kali ini suaranya menggelegar, penuh kepedihan yang selama ini ia simpan. "Karena Ayah kita bukanlah ayah yang baik! Dia hanya pria egois yang hanya mementingkan kesenangannya sendiri!"

Nafasnya tersengal, namun tatapannya kokoh menembus hati Siti. "Ibu, aku dan Kirana diam-diam sering bercerita masalah kita di rumah pada guru Bimbingan Konseling di sekolah. Dan guru bilang bahwa yang sering dilakukan Ayah memang sebuah kesalahan besar yang tidak bisa ditoleransi lagi. Tolong jangan menutup mata, Ibu!"

Suasana rumah seketika mencekam. Suara Suryo di ruang tamu masih terdengar samar, namun yang lebih menghantui adalah suara dua anak kecil yang kini dengan lantang memohon ibunya berhenti menyangkal kenyataan pahit yang selama ini ia sembunyikan.

Siti terisak, tubuhnya lemas, matanya menatap kosong. ‘Ya Tuhan... bahkan anak-anakku kini lebih berani menghadapi kenyataan daripada diriku sendiri...’

"Ayo ibu, kita ke kamar saja!" ucap Kirana dengan nada memohon. Suaranya terdengar bergetar, seakan menyimpan ketakutan yang besar.

Siti menatap kedua anaknya. Ada rasa ragu di dalam hatinya, namun akhirnya untuk pertama kalinya, dia menuruti nasihat anak-anaknya untuk tidak membantu suaminya. Dengan langkah lemah, ia berjalan masuk ke kamar Kirana.

Di sana, Siti duduk di ranjang kecil milik putrinya. Ranjang itu terasa asing baginya malam ini, seakan menjadi tempat perlindungan terakhir dari badai yang mengamuk di luar.

Farel segera menutup pintu kamar dengan rapat, lalu bersandar di sana sambil mengunci tatapannya pada gagang pintu. "Ibu, untuk malam ini, tidur di kamar Kirana saja! Jangan tidur bersama ayah! Biar Farel yang menjaga pintu kamar ini agar tetap aman!" ucapnya dengan tegas, suara kecilnya terdengar seperti seorang prajurit yang siap berperang.

Siti hanya bisa mengangguk. Tenggorokannya tercekat, dadanya sesak. Dia tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa. Anak-anak sekecil ini… mengorbankan masa kecil mereka demi melindungi ibunya sendiri. Air matanya mengalir, tetapi ia buru-buru mengusapnya agar tidak terlihat.

"Ibu..." suara lirih Kirana terdengar dari samping, membuat Siti terhenti dalam lamunannya.

Siti menoleh ke arah putri bungsunya, menatap wajahnya dengan mata berkaca-kaca. "Iya, Nak? Ada apa?" tanyanya pelan, hampir berbisik.

Kirana mengatupkan tangannya di atas pangkuan, lalu mengangkat wajahnya. Tatapannya polos, tapi penuh luka yang terlalu dewasa untuk usianya. "Kirana ingin tahu bagaimana bisa ibu menikah dengan ayah yang sangat jahat pada ibu. Maukah ibu menceritakannya pada Kirana?"

Siti merasakan tubuhnya gemetar. Pertanyaan itu menghantam seperti kilat di tengah malam. Tangannya terulur, mengusap wajah putri bungsunya dengan lembut. "Nak..." suaranya tercekat. "Kau masih terlalu kecil untuk mengetahui urusan orang dewasa."

Namun sebelum sempat ia menarik napas lega, suara dingin Farel terdengar dari arah pintu. Tegas, menusuk, dan penuh luka.

"Kirana dan Farel memang masih kecil. Tapi setidaknya kami semua tahu bahwa ayah adalah suami yang buruk untuk ibu. Jadi siapa yang lebih dewasa di sini?"

Farel berdiri tegak, bahunya kaku, tangan kecilnya terkepal kuat. Ia menatap lurus ke pintu, seolah bersiap menyerang kapan saja bila ayahnya berani datang mengganggu. Bayangan tubuh mungilnya terpantul samar dari cahaya lampu kamar, seakan benar-benar menjadi benteng terakhir bagi ibu dan adiknya.

Siti menatapnya, hatinya hancur. 'Ya Tuhan… anakku tidak seharusnya menanggung ini semua. Tapi mengapa… mengapa harus dia yang melindungi ibunya dari ayahnya sendiri?'

1
Messan Reinafa
karma berlaku yaa ciin
Messan Reinafa
duh..duh...bau-bau pelakor ga tau diri
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
jangan bilang jika istri mu yang kenal penyakit HIV 🗿
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
😭😭😭tiba tiba di tampar
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
ku kira dia tokoh benerann 😭
👑Chaotic Devil Queen👑: Selamat! Anda bukan satu-satunya orang yang kena tipu😭🤣
total 1 replies
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor,rasain emang enak🤣🤣🤣
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor
erika eka putri pradipta(ACDD)
paling benci dengan orang yang kejam seperti aurora
Oksy_K
releted bgt, ikut trend pasar tapi feel nya gak dapet, gk ikut trend duitnya yg gak dapet🥲😂
Oksy_K: sabar ya kak, kita sama🤣
total 4 replies
karena orang-orang senang liat orang susah 🤭
👑Chaotic Devil Queen👑: Lebih ke... merasa relate aja gak sih🗿

makanya kebanyakan yang bikin dan baca itu ibu rumah tangga karena relate🗿
total 1 replies
Quinnela Estesa
nama tokoh utama aja yang keren. nama tokoh lain B aja. Siti apaan deh🤣 coba namanya lebih bagus lagi
👑Chaotic Devil Queen👑: Kan disesuaikan sama gennya zheyenk😭🤣

Siti dan yang lainnya itu gen milenial ke atas. Mereka di usia bapak-bapak, ibu-ibu. Yang gen-Z cuma MC doang. Makanya namanya estetik sendiri😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Jir, kena plot twist ane, ku kira dia tokoh beneran. Ternyata cuma karakter novel yg MC bikin /Facepalm/
👑Chaotic Devil Queen👑: Wah siapa sangka😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Tipikal wanita yang tidak aku sukai, berharap agar kita gak pernah bertemu dengan orang semacam ini di kehidupan nyata 😤
👑Chaotic Devil Queen👑: Iya gess... semoga dipertemukan wanita baik-baik yang mau menemani saat susah, gak cuma senengnya doang😭🙏
total 1 replies
Adifa
kok bisa di katakan wanita bodoh??😭
👑Chaotic Devil Queen👑: NPD juga bisa atau DPD. Dia terlalu percaya diri dan gak mandiri 🗿
total 3 replies
Jhony Can Cook
bagus kok
👑Chaotic Devil Queen👑: Terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!