NovelToon NovelToon
ISTRI KANDUNG

ISTRI KANDUNG

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Romansa / Dark Romance
Popularitas:50.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Penolakan Aster Zila Altair terhadap perjodohan antara dirinya dengan Leander membuat kedua pihak keluarga kaget. Pasalnya semua orang terutama di dunia bisnis mereka sudah tahu kalau keluarga Altair dan Ganendra akan menjalin ikatan pernikahan.

Untuk menghindari pandangan buruk dan rasa malu, Jedan Altair memaksa anak bungsunya untuk menggantikan sang kakak.

Liona Belrose terpaksa menyerahkan diri pada Leander Ganendra sebagai pengantin pengganti.

"Saya tidak menginginkan pernikahan ini, begitu juga dengan kamu, Liona. Jadi, jaga batasan kita dan saya mengharamkan cinta dalam pernikahan ini."_Leander Arsalan Ganendra.

"Saya tidak meminta hal ini, tapi saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih sepanjang hidup saya."_Liona Belrose Altair.

_ISTRI KANDUNG_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 : Menggoda Dia

...🥀...

...----------------...

...🎶Oo Maahi🎶...

...Hanya terus ingin bersama, apapun yang terjadi aku hanya ingin terus bersama denganmu. ...

..._Leander Arsalan Ganendra_...

...🥀...

“Mimpi buruk lagi?” tanya Leander dengan lembut.

“Iya,” jawabnya pelan nyaris seperti bisikan kecil.

Leander mengusap rambut hingga punggung Liona dan mencium puncak kepala gadisnya itu. Napas Liona masih memburu, Leander membiarkan istrinya tenang dulu baru bicara.

Selang beberapa menit, Liona melepas pelukan suaminya. “Kamu gendong aku ke sini?” tanya Liona yang kini menyadari bahwa dia ada di kamar.

“Siapa lagi? Kamu pikir, aku rela liat kamu digendong sama Tristan?” Liona menampakkan deretan gigi putihnya.

Leander meraih obat istrinya dan memberikannya pada Liona, ia meminum lalu beranjak dari kasur.

“Aku mau mandi dulu, badan aku lepek.”

“Aku siapkan air hangat.” Liona menggeleng.

“Mau mandi air dingin aja.”

“Ya sudah, sana mandi, aku siapkan baju tidur kamu ya.” Liona mengerutkan dahinya melihat tingkah Leander yang lempeng tanpa berusaha menggoda dia.

Padahal setiap kali akan mandi, Leander selalu menjahili dirinya dengan otak mesumnya itu.

“Tumben kamu gak gangguin aku mau mandi,” tanya Liona akhirnya.

“Kamu lagi sakit, kalau aku cumbu, yang ada kamu bakalan lemes.” Kekehan kecil itu lolos dari bibir Liona.

“Oh jadi kalau aku sakit, kamu gak bakal apa-apain aku?” tanya Liona dengan bola mata yang membulat sempurna.

“Aku masih punya hati, gak mungkin istri lagi sakit masih diterkam. Yang benar saja.”

Liona langsung melompat ke atas kasur dan menarik selimut dengan senyum bahagia, ia menatap suaminya dengan mata berbinar.

“Kalau begitu, aku sakit aja terus. Aku gak mau ke dokter, gak mau minum obat, gak mau makan, gak mau ngapa-ngapain pokoknya. Biar sakitnya awet.” Leander menaikkan sebelah alisnya, ia mendengus pendek dan tersenyum miring menatap Liona yang meringkuk di balik selimut.

“Tidak masalah. Besok pagi aku akan datang ke kampusmu dan memasang kertas di mading. Tulisannya : Semalam Liona tidak memberikan jatah pada suaminya!”

Liona spontan bangkit dari tidurnya dan melemparkan bantal ke arah Leander.

Leander tertawa setelah menyambut lemparan bantal dari Liona. “Aku gak sakit kok, temani aku mandi, ayo!” Liona menarik lengan suaminya agar masuk ke dalam kamar mandi.

Damn it! Leander paling tidak bisa menahan dirinya kalau sudah berdua dengan istrinya begini. Apalagi kalau menemani Liona mandi, tidak mungkin dirinya akan tahan hanya sekedar melihat saja.

“Aku tidak janji untuk menahan diri ya,” ujar Leander dengan tenang.

“Aku ini sedang sakit, kamu gak boleh apa-apain aku,” ingat Liona sambil mencolek dagu suaminya.

Jari lentiknya itu sengaja dia mainkan di bibir dan pipi Leander.

“Liona, kalau kamu begini, aku akan mematahkan perkataanku tadi dan benar-benar akan menerkammu di kamar mandi ini.” Liona mendekatkan wajahnya ke wajah Leander dengan sedikit berjinjit.

Dia sengaja bicara dengan mendekatkan bibirnya ke bibir suaminya. “Kalau yang terjadi malah sebaliknya bagaimana? Aku yang akan menerkammu.” Leander menarik tengkuk istrinya itu dan menguasai keadaan dengan mencium hingga melumat bibir Liona.

Perlahan Leander membawa langkah mereka ke arah shower dan menyalakan air, membiarkan tubuh mereka berdua diguyur hingga basah tanpa melepaskan ciuman tersebut.

Tangan kecil itu mulai membuka satu per satu kancing kemeja yang Leander kenakan, Leander pun tak kalah dengan membuka pakaian atas istrinya hingga polos dan memeluk Liona erat.

Kamar mandi itu kini menjadi saksi kemesraan mereka, suara kenikmatan melantun sempurna dan Liona sendiri betul-betul dibuat sampai kelelahan oleh Leander.

...----------------...

...----------------...

...***...

Pesta ulang tahun pernikahan Gita dan Gibran diadakan begitu meriah. Semua anak dan menantunya berkumpul dengan pakaian terbaik mereka masing-masing.

Tamu yang hadir juga dari kelas atas semua, karena Ganendra hanya menjalin hubungan dengan para pebisnis handal dan keluarga kaya.

Luciana mendekati Liona yang saat ini berdiri dengan para tamu, tidak ada Leander atau siapa pun di sana. Semua keluarga Ganendra sibuk dengan rekan mereka masing-masing, sementara Leander sedang ke toilet.

“Liona Belrose. Selamat malam,” sapa Luciana pada Liona.

Hanya senyum tipis yang Liona tampakkan karena dia sangat tidak suka dengan perempuan di depannya sekarang. Satu minggu yang lalu, perempuan ini dengan lancang memeluk Leander dan berkata hal bodoh.

Mereka bicara dengan menepi berdua, entah apa tujuan dari Luciana kali ini, yang jelas perasaan Liona tidak enak.

“Ada apa?” tanya Liona ketus.

“Anak haram seperti kamu rasanya sangat tidak pantas berada di tengah keluarga Ganendra. Kamu tau kan, keluarga ini sangat menjunjung tinggi yang namanya status,” ejek Luciana.

“Apa maksudmu?”

“Kamu bukan anak kandung dari Jedan Altair. Aku sudah menyelidikimu dan aku sudah mendapatkan klarifikasi langsung dari Aster. Dia membenarkan bahwa kamu bukan anak kandung Jedan.” Liona membulatkan matanya, dadanya terasa sesak kali ini.

Ia melihat ke sekeliling dengan tangan berkeringat dingin, tangan itu meremas sisi gaun yang dia kenakan malam ini.

“Kaget? Aku punya kejutan bagus untuk kamu, tunggu ya.” Liona menahan napas sejenak lalu menghembuskannya dengan gelisah.

Matanya memerah dan tangannya semakin dingin. Luciana naik ke atas panggung dan mengambil alih mikrofon, semua perhatian kini tertuju pada perempuan itu.

“Selamat malam para tamu undangan, saya berdiri di sini untuk mengucapkan happy anniversary pada Tuan Gibran dan Nyonya Gita Ganendra.” Semua tamu bertepuk tangan dengan meriah, termasuk Gibran. Hanya saja Gita tidak, dia bahkan tidak melemparkan senyum sama sekali pada Luciana.

Jantung Liona berdetak lebih cepat dari biasanya, kakinya terasa kaku hendak pergi dan harapannya untuk Leander datang pupus. Karena sampai detik ini, Leander sama sekali belum balik dari toilet.

“Sekalian saya ingin memberikan sebuah informasi penting pada kalian semua, lihatlah menantu perempuan dari keluarga Ganendra. Liona Belrose Altair yang berdiri di ujung sana.” Luciana menunjuk ke arah Liona dan semua mata tertuju pada perempuan itu.

Liona tidak bisa lagi berkutik.

“Dia mengaku sebagai anak bungsu dari Jedan Altair, tapi kenyataannya, dia bukan anak kandung dari Jedan Altair. Dia hanya anak haram dari Samaira dan dibesarkan oleh Jedan.”

Semua kaget dengan informasi itu, terlebih Gibran dan Gita yang benar-benar merasa ditipu. Air mata Liona akhirnya mengalir, dia sesegukan dan menggeleng kuat.

Luciana memperlihatkan semua bukti dan juga rekaman pengakuan Aster di depan umum. Gita langsung menghampiri menantunya itu dan melayangkan tamparan pada Liona.

“Kau menipu kami, kau penipu, Liona. Aku mau, kau bercerai dengan putraku detik ini juga.” Liona menggeleng kuat dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

“Aku gak mau cerai, aku gak mau pisah sama suami aku, Ma.”

Leander terbangun dan menghidupkan lampu saat mendengar Liona terus menangis dan mengucapkan kalimat yang sama.

Dia menepuk pelan pipi Liona hingga mata istrinya terbuka. Liona duduk dibantu oleh Leander, ia memeluk erat Leander sambil terus menangis sesegukan.

“Aku gak mau bercerai denganmu, aku gak mau,” tangisnya.

Leander membalas pelukan itu. “Kita tidak akan bercerai, kamu hanya mimpi buruk. Tenang ya.” Leander meraih gelas minuman di atas nakas dengan satu tangannya lalu memberikannya pada Liona.

“Minum dulu, biar tenang.”

1
Joelicie
Haha Leander gk mau dikuasai, dia gerak lebih dulu
Joelicie
Ya gak bakalan tahan juga si Leander, palingan kalau kamu sakit dia cariin dokter terbaik
Pewime
Habis ini dijamin Liona bakalan tidur nyenyak/Grin/
Pewime
Lionaaaa, udah mulai genit yaaa
Megi Saputri
Keduanya sama2 mau ya gmna lagi🤣
Megi Saputri
Terkam aja udh, ikhlas saya bang/Chuckle/
Sarifah Amelia
nah loh diterkam beneran kan 🤣🤣🤣
Sarifah Amelia
Dia mancing, udh jelas suaminya pantang dipancing🤣
Dedet Yudet
Lemas kamu nanti
Dedet Yudet
Gak boleh kata kamu lio, tpi dia gk jamin buat jaga diri🤣
Sari Hanifa
Gak bakalan bisa dia nahan ini mah/Grin/
Sari Hanifa
Ah kamunya yg mancing Lio🤗
Mojita
Kamu narik berarti siap sama resikonya ya
Mojita
Haha gak kebayang kalau beneran ditempel di mading jir/Joyful//Joyful/
Ramadita Dita
Kan diancam langsung🤣
Ramadita Dita
Bukan lean kalau gk bisa apa2in kamu 😅
Asep Protect
Dia udh sensi sama Tristan
Lavoliy
Kamu ngajak mandi berarti siap2 badanmu lemes
Lavoliy
Buset dah ancamannya pake masang di mading kampus /Joyful/
Wiwit Widia
Leander dengan pelukannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!