Sebuah kecelakaan beruntun merenggut nyawa Erna dan membuat Dimas terbaring lemah di ruang ICU. Di detik-detik terakhir hidupnya, Dimas hanya sempat berpesan: "Tolong jaga putri saya..." Reza Naradipta, yang dihantui rasa bersalah karena terlibat dalam tragedi itu, bertekad menebus dosanya dengan cara yang tak terduga-menjodohkan Tessa, putri semata wayang Dimas, dengan putra sulungnya, Rajata. Namun Rajata menolak. Hatinya sudah dimiliki Liora, perempuan yang ia cintai sepenuh jiwa. Tapi ketika penyakit jantung Reza kambuh akibat penolakannya, Rajata tak punya pilihan selain menyerah pada perjodohan itu. Tessa pun terperangkap dalam pernikahan yang tak pernah ia inginkan. Ia hanya ingin hidup tenang, tanpa harus menjadi beban orang lain. Namun takdir justru menjerat mereka dalam ikatan yang penuh luka. Bisakah Tesha bertahan di antara dinginnya penolakan? Dan mungkinkah kebencian perlahan berubah menjadi cinta?
Bibit cemburu
07:00
Semua makanan sudah tertata rapi di atas meja makan. Aroma masakan memenuhi ruangan, hangat dan menggoda.
Carissa yang baru duduk, langsung mencomot satu udang dan mengunyahnya.
"Mama, tumben banget masak beginian?" tanyanya sambil tersenyum puas.
"Hmm... rasanya enak banget, loh, Ma."
Renata menegakkan tubuh, suaranya terdengar tajam.
"Bukan Mama yang masak."
Carissa spontan berhenti mengunyah. Alisnya bertaut, matanya melirik bingung ke arah Renata.
"Lah, terus siapa?"
Reza yang baru akan menyeruput teh nya, ikut menoleh ke arah istrinya, menunggu jawaban.
"Tanya saja sama yang tiba-tiba merasa berhak pakai dapur ini," sindir Renata tajam, matanya mengarah ke Tessa yang baru menarik kursi untuk duduk.
Tessa terdiam. Tangannya refleks menggaruk pelan punggung ibu jarinya—kebiasaan lamanya saat merasa gugup. Suasana meja makan mendadak hening dan kaku.
"Aku yang minta Tessa buat masak, Ma. Mama harus coba, masakannya enak, loh," sahut Rajata dengan tenang, mencoba mencairkan suasana.
"Wah, Papa mau coba deh," ujar Reza sambil menyendokkan udang dan sayur ke piringnya.
Beberapa detik kemudian, ia mengangguk puas. "Hmm, beneran enak. Kamu belajar masak di mana, Tess?"
Tessa mendongak pelan, suara lirihnya akhirnya keluar. Tangannya masih tanpa sadar menggaruk punggung ibu jarinya.
"Dulu...suka masak bareng ibu" ucapnya pelan
Kalimat itu membuat Reza diam sejenak, seolah mengenang sesuatu. Rasa bersalah akibat kecelakaan yang perlahan memudar kini muncul kembali.
Renata menatap tajam ke arah Tessa tanpa berkata apa-apa. Pandangannya dingin, tapi jelas mengandung ketidaksukaan.
Namun pada akhirnya, ia tetap mengambil sendok, menyendok sedikit lauk ke piringnya, dan mulai makan dengan enggan.
Sebelum menyuapnya, ia sempat berkata ketus,"Kalau habis makan ini saya sakit perut, kamu harus tanggung jawab."
Rajata melirik ibunya sejenak.
"Tessa nggak mungkin sengaja melakukan itu, Ma. Aku bisa jamin."
Ucapnya tegas sambil menggenggam tangan Tessa yang sedari tadi menggaruk punggung ibu jarinya—kebiasaan kecil yang kini mulai ia pahami.
Renata hanya mendengus.
"Huh, bela aja terus dia."
"Mama... sudah lah," tegur Reza tenang tapi tegas, tak suka suasana meja makan pagi itu dikotori dengan sindiran.
Sementara itu, Carissa tetap diam, fokus pada makanannya.
'Kapan lagi makan seenak ini,' pikirnya.
Meski ia tak benar-benar menyukai Tessa, bukan berarti harus menahan diri buat nggak makan, kan?
**
Sesuai ucapan Rajata kemarin, pagi ini Tessa berada di dalam mobil pria itu. Ia duduk di kursi penumpang, menunggu Rajata yang sedang membeli sesuatu di minimarket dekat perempatan.
Tessa membuka ponselnya. Beberapa notifikasi dari grup bermunculan
...PARA PERJUANG TOGA...
Diana Falika
Guys, pada di mana?
Putri Nafisa
Gue OTW, bih. Lagi isi bensin bentar.
Raisa Liliana
Bentar lagi OTW, tapi masih kebelet.
Diana Falika
Kebiasaan banget lo!
Tessa? Jadi ikut kan lo??
Tessa tersenyum tipis, lalu mengetik.
^^^Tessa Alodia^^^
^^^Iya, jadi ikut.^^^
^^^SEND PICT📸^^^
Tessa mengirim selfie dari dalam mobil.
Raisa Liliana
What?! Lo di mobil siapa tuh? Jangan bilang Rajata!
^^^Tessa Alodia^^^
^^^Emang Rajata 😛^^^
Tessa sengaja mengetik itu dengan nada santai. Toh mereka semua memang tahu hubungan Tessa dan Rajata meskipun hanya sebatas saudara.
Tepat saat itu, pintu mobil terbuka. Rajata masuk sambil melirik ke arah Tessa yang masih sibuk menatap ponselnya, tersenyum kecil.
"Chat-an sama siapa lo senyum-senyum?" tegurnya dengan nada setengah kesal.
Tessa mendongak cepat, "Apasih, baru juga masuk udah marah-marah."
"Mana pesenan gue?" tanya Tessa sambil menadah kan tangannya.
"Nih!" Rajata menyerahkan susu coklat yang tadi ia beli.
Tessa langsung menerimanya dengan senyum lebar. "Makasih," ucapnya sambil membuka tutup botol.
Rajata melirik sebentar, lalu menyalakan mesin mobil tanpa berkata apa-apa.
ponsel itu bergetar. Nama Arjuna muncul di layar. Tessa hampir lupa.
Arjuna Sadajiwa
Tess, jadi gue jemput?
^^^Tessa Alodia^^^
^^^Sori, Jun. Ketemu di tempat aja yaa.^^^
11.30
Mobil Rajata terparkir di Kampus Nusantara. Hari ini, pertandingan diadakan di kampus lawan.
“Gue tunggu temen-temen gue di sini aja, ya,” ucapnya sambil membuka pintu mobil.
“Jangan nunggu di luar. Lo bisa masuk ke dalam, tunggu disana aja.”
“Ish…” Tessa hanya mendecak pelan, setengah tak enak, setengah malu.
“Tapi gue nggak enak, Ja... gue nggak kenal siapa-siapa.”
Rajata hendak menoleh untuk menjawab, tapi tiba-tiba muncul sosok gadis yang langsung menyapanya. Penampilannya mencolok—pakaian agak terbuka, heels 5 cm, rambut sedikit pirang.
“Hai… kamu Rajata, kan?”
Ucap gadis itu sambil tersenyum manis.
Rajata melirik sekilas, menatap dari ujung kepala hingga kaki. Alisnya terangkat, mencoba mengingat.
“Kamu lupa sama aku, Ja?”
Tanya gadis itu lagi, nadanya sedikit manja.
“Aku Nadia. Anak tante Feby, temennya mama kamu.”
Rajata berpikir sejenak, lalu mengangguk pelan. “Oh… lo kuliah di sini?”
Nadia mengangguk mantap.
Kemudian pandangannya beralih ke Tessa.
“Dia—siapa, Ja?”
Tessa sudah membuka mulut, hendak menjawab, tapi Rajata langsung menutupi mulutnya dengan tangan.
“Cewek gue.”
“Sorry, Gue duluan yaaa.”
Tanpa memberi waktu untuk respon, Rajata langsung menarik tangan Tessa menjauh dari sana.
Melihat Rajata berjalan menjauh bersama Tessa, Nadia berdecak keras, matanya sempit menatap punggung mereka.
"Sialan! Bukannya katanya udah putus sama pacarnya? udah dapet gandengan aja sekarang."
Ia menyilangkan tangan di dada, mendesah pelan. Tatapannya masih terpaku ke arah Rajata dan Tessa.
"Nggak papa kalah start dikit," gumamnya, senyum miring mulai terbentuk di sudut bibir.
"Gue bisa pakai jalur orang dalam."
**
Sepertinya membawa Tessa masuk ke area bench sementara adalah kesalahan besar bagi Rajata.
Dia lupa satu hal penting: hampir semua temannya adalah jomblo akut.
Saat mereka tiba, beberapa kepala langsung menoleh. Tatapan penuh kekaguman tak bisa disembunyikan.
"Wih, Ja! Ini yang saudara lo waktu itu?" tanya Aksatama sambil berdiri dan berjalan mendekat.
"Kenalin, gue Aksa," ucapnya, menyodorkan tangan.
Tessa nyaris menyambut uluran itu, namun Rajata tiba-tiba bergerak lebih cepat.
"Namanya, Tessa!" Sahut Rajata sambil menahan tangan Tessa sebelum bersentuhan dengan Aksa.
Aksa memutar bola mata malas, lalu menepis kasar tangan Rajata.
"Apaan sih lo, rese banget!"
Tessa mengerjap pelan, tapi dalam hatinya, ia membenarkan Iya kan? Rajata emang rese. Bukan cuma gue yang ngerasain ternyata.
Belum sempat situasi mereda, Jevan muncul dengan senyum lebarnya.
Pemain center tim basket itu menghampiri, dengan gaya sok ramah.
"Hello guys. Eitss, siapa nih? Hai, gue Jevan." Ia menyodorkan tangan.
Tapi Aksa langsung menepis tangan Jevan dengan cepat.
"Tessa. Namanya Tessa. Udah, lo nggak usah jabat tangan. Yang ada bukan tangan dia yang nyamber, tapi tangan bodyguard-nya tuh!" sahutnya sambil melirik Rajata dengan kesal.
Hal itu tak luput dari perhatian Kala dan Tibra yang duduk tak jauh dari mereka.
Mereka hanya terkekeh kecil, menikmati drama kecil yang baru saja dimulai.
Tibra tidak terlalu terkejut—dia sudah tahu siapa Tessa. Tapi bagi Kala dan yang lain, sikap Rajata terasa agak... aneh.
Kalau memang cuma saudara, kenapa se-protektif itu?
Bibit-bibit cembukur nggak tuh, Jaa\~ 😝
Guys, setelah ini kita resmi masuk ke era Rajata & Tessa yang makin deket!
Tapi tentu aja… nggak semulus itu, bestie\~
Cobaan dari kanan, kiri, bahkan dari “orang dalam” pun mulai bermunculan 😏
Jangan lupa like & komen yaa biar aku makin semangat buat double update 💌✨
BONUS OUTFIT TESSA yang bikin Rajata Adem Panas hihi
mau cerita ke siapa org tua sdh ga ada apalagi saudara