NovelToon NovelToon
Aurora

Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Apa yang kita lihat, belum tentu itulah yang sebenarnya terjadi. Semua keceriaan Aurora hanya untuk menutupi lukanya. Dia dipaksa tumbuh menjadi gadis kuat. Bahkan ketika ayahnya menjual dirinya pada seorang pria untuk melunasi hutang-hutang keluarga pun, Aurora hanya bisa tersenyum.

Dia tersenyum untuk menutupi luka yang semakin menganga. Memangnya, apa yang bisa Aurora lakukan selain menerima semuanya?

"Jika kamu terluka, maka akulah yang akan menjadi obat untuk lukamu." —Skala Bramasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Aurora terbangun di tengah malam. Tangannya meraba ke samping, tapi tidak ada Skala di sana. Gadis itu beranjak duduk sembari mengucek matanya.

"Skala?" panggilnya lirih, tapi tetap tidak ada sahutan.

Aurora menghela nafas berat, berusaha untuk mengumpulkan nyawa. Setelahnya dia melangkah untuk menghidupkan lampu kamar. Sunyi. Tidak ada tanda-tanda Skala berada di sana. Apakah pria itu di luar kamar?

Dengan memakai sandal bulu, Aurora keluar dari kamar. Ia menuruni tangga dengan pelan, kepalanya memandang sekelilingnya yang gelap. Hanya beberapa lampu dinding yang menerangi ruangan itu. Para pelayan mungkin sudah tidur, sedangkan penjaga tetap berdiri tegak.

"Skala?" Suara Aurora sedikit keras kali ini.

Aurora menghela nafas kasar ketika tidak ada sahutan apapun. Akhirnya dia memilih ke luar rumah untuk bertanya langsung pada penjaga. Siapa tau Skala pergi ke luar malam-malam begini.

"Paman penjaga," panggil Aurora. Suaranya terdengar nyaring di sunyi nya malam itu.

"Ada yang bisa kami bantu, Nona?" Salah satu penjaga membungkuk sejenak sebagai sikap hormat.

"Apa paman lihat Skala? Aku pikir, dia ke luar, mungkin?" Aurora menguap kecil.

"Tuan ada urusan mendadak, Nona. Urusan pekerjaan," jawab penjaga itu.

Aurora mengangguk puas. "Ah, begitu rupanya. Baiklah, terimakasih, Paman."

"Sama-sama, Nona." Penjaga itu kembali membungkuk ketika Aurora beranjak pergi.

"Urusan pekerjaan? Malam-malam begini?" gumam gadis itu kebingungan.

Karena merasa lapar, Aurora menuju dapur untuk mengambil sereal dan susu. Dia memakannya dengan tenang, namun pikirannya tertuju pada Skala.

Setelah sereal habis, Aurora lanjut mengambil snack dan susu kotak, lalu ia membawanya ke ruang keluarga dan menyalakan TV. Lebih baik dia menunggu Skala pulang dari pada tidur tanpa pelukan suaminya.

"Ternyata tengah malam begini rasanya sangat tenang," gumamnya. Aurora itu introvert. Jadi, tentunya dia sangat suka dengan suasana sepi seperti sekarang. Dia suka suasana sepi, tapi tidak suka jika sendirian. Aurora tetap butuh teman.

Tepat saat snack yang dia makan habis, pintu utama berbunyi tanda ada orang yang membuka pintu. Aurora yakin, itu adalah Skala. Jadilah ia langsung berlari ke luar ruang keluarga untuk menghampiri sang suami.

"Skala!"

Skala hanya diam ketika Aurora menghampirinya dengan langkah cepat.

"Sudah selesai urusannya?" tanya gadis itu.

Skala terdiam sejenak sebelum mengangguk. "Sudah. Kamu terbangun?"

Tanpa aba-aba Skala menggendong Aurora ala bridal. Sedangkan Aurora tidak memberontak dan malah mengalungkan tangannya ke leher Skala.

"Iya. Aku lapar, jadinya terbangun. Tapi kamu tidak ada di sampingku saat aku bangun." Aurora mengembungkan pipinya merasa kesal.

"Ada urusan mendadak tadi. Maaf," ucap Skala lalu dia mencium kening Aurora dengan lembut.

Aurora mengangguk saja. Dia memang kesal, tapi tidak bisa marah.

"Kamu ..." Aurora mengerutkan keningnya dan semakin mendengus leher Skala yang sedikit berkeringat. "Kamu lari? Kenapa seperti bau keringat," lanjutnya.

Skala mendudukkan tubuh Aurora ke atas kasur. "Apakah sangat bau? Aku akan mandi lebih dahulu kalau begitu. Tunggu sebentar." Tanpa menunggu balasan Aurora, Skala masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Dia khawatir Aurora tidak nyaman.

"Tidak bau, tapi wangi," gumam Aurora. Apakah dia salah bicara?

Aurora menarik selimutnya. Kedatangan Skala membuatnya sedikit mengantuk.

"Sepertinya dia sangat sibuk sampai berkeringat seperti itu? Apa daddy mertua menyiksa Skala dengan pekerjaan?" Aurora menguap lagi. Matanya mulai terasa berat.

Tepat ketika Skala keluar dari kamar mandi, Aurora tenggelam dalam alam mimpi. Pria itu segera mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer. Sesekali matanya melirik Aurora yang terkadang menggeliat kecil.

"My kitten?" Pria itu tersenyum miring. Ia beralih menyingkap bajunya dan memperlihatkan luka garis panjang yang masih basah.

"Not bad," gumamnya.

****

"Mommy!"

Lythia tersenyum ketika wajah menggemaskan Aurora memenuhi layar ponselnya.

"Hai, Sayang. How are you?"

"Baik! Mommy sehat, kan?"

"Sehat, Sayang." Lythia mengarahkan ponselnya kepada Benjamin yang sedang sibuk dengan laptopnya. "Lihat, Mommy sendirian sekarang, Daddy mu sibuk dengan laptop kesayangannya," cibirnya.

Di seberang sana Aurora tertawa. "Kalau begitu, Mommy ke sini saja supaya tidak kesepian!" ajaknya antusias.

"Ide bagus. Baiklah, Mommy akan ke sana nanti." Lythia tersenyum lebar. Namun sedetik kemudian senyumnya pudar saat Benjamin mengambil ponselnya.

"Hai, Princess," sapa pria itu pada putrinya.

"Daddy!" Aurora kegirangan.

"Sudah makan?" Pertanyaan yang terlalu kaku.

"Sudah! Oh iya, hari ini aku memasak makanannya. Sangat enak! Daddy dan Mommy harus mencobanya jika kalian kemari," ujar Aurora.

"Oh ya? Putri Daddy bisa memasak? Baiklah, kalau begitu, secepatnya Daddy akan ke sana. Oke?"

Aurora mengangguk cepat. "Oke! Rora tunggu, dan..." Dia tersenyum penuh arti. "Jangan lupa oleh-oleh nya! Hehehe..."

Benjamin dan Lythia ikut terkekeh mendengar ucapan Aurora. Mereka terus mengobrol dan mendengarkan Aurora bercerita.

Nyatanya hampir satu minggu Aurora di London tidak membuat rada rindu mereka terbayarkan. Aurora adalah putri bungsu mereka, putri yang harusnya mereka lidungi, mereka manjakan. Tapi, keadaan kembali memisahkan mereka. Aurora bukan lagi gadis kecil, dia sudah menikah dan harus ikut suaminya.

Keluarga Alessandro sebenarnya bukan asli London, Lythia adalah orang asli Indonesia, tapi dia menikah dengan Benjamin dan ikut bersama suaminya. Mungkin dia akan kembali ke Indonesia dan membeli rumah di sana agar bisa bertemu Aurora setiap hari. Atau, Aurora yang ke London, terserah.

"Charlie, hendak ke mana kamu?" Lythia menatap curiga ke arah putranya yang sedang menarik koper.

"Berlibur, apa lagi? Tugasku sudah selesai, kan?" Charlie menghempaskan tubuhnya di samping sang mommy.

"Apa?" Lythia semakin curiga. Dia menatap Benjamin yang masih diam, tetap fokus pada laptop.

"Bagaimana bisa?"

"Tentu saja bisa. Mom, aku ini putra kalian," ujar Charlie dengan bangga.

Anak Benjamin dan Lythia tidak pernah gagal dalam hal apapun, itu yang dia banggakan.

Melihat raut wajah Lythia yang masih bingung, Charlie mengecup pipinya. "Sudahlah, aku pergi dulu. Setelah itu, menyusul lah, aku, Archie dan Thomas sudah sepakat dalam hal ini. Siapa yang lebih dulu menyelesaikan tugas dari Daddy, kami boleh menyusul Princess."

Lythia terbelalak. "What?! Apa maksudmu?"

"Astaga, Mom. Aurora, aku akan ke sana." Charlie beranjak berdiri.

"Honey, kamu tau hal ini?" Lythia menatap Benjamin dengan curiga.

"Tidak," jawab Benjamin dengan santai. "Biarkan mereka pergi, lalu kita akan menyusul setelah pekerjaanku selesai," imbuhnya.

Lythia menghela nafas. Dia berdecak ketika Charlie mencium keningnya.

"Aku pergi dulu!" ucap Charlie dengan senyum lebar lalu segera pergi. Ia tak sabar ingin bertemu adiknya. Baru beberapa hari bertemu, dia sudah nyaman dengan Aurora. Gadis itu periang dan tidak membosankan seperti kakaknya.

"Cepat selesaikan pekerjaanmu, Honey," desak Lythia.

"Calm down. Kita pasti akan menyusul Charlie."

Charlie sudah berangkat, Lythia jadi kesal. Mana mungkin dia pergi tanpa suaminya.

bersambung...

1
레이디핏
Happy happy yh kalian bedua sebelum ada rawr nyaaaa🤏🏻
Nabila
lanjut
minsugaa
luar biasa
neur
keren KK 😎👍❤☕👌
lanjuuuut
dyarryy: makasih kak❤‍🔥
total 1 replies
레이디핏
Aaaaaa Rora bahagia dehhh, ternyata kamu orang besar jugaaa🤏🏻
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣untung besar skala kalai ini 🤭🤭🤭🤭
레이디핏
Eaaaaa ang angggg yuk bisa yukkk keluarkan romance nyeeee😍😘
vj'z tri
yang lain antara ada dan tiada 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
itu dayung rora dayung 🤭🤭🤭🤭🤭
erma irsyad
astaga pertanyaan rora😂🤣
vj'z tri
ayo rora kamu pasti bisa .... cih keluarga di saat butuh uang dianggap keluarga tapi di saat senang mereka lupa kalau rora masih bagian dari mereka 😏😏😏😏🥹🥹🥹
vj'z tri
aku selalu sabarrrrr menunggu lanjutan Aurora dan skala 🤩🤩🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
ayo rora tunjukan tarung mu 🔥🔥🔥🔥🔥
vj'z tri
gemes gemes gemes banget sama pasangan ini 🤗🤗🤗🤗🤗
vj'z tri
panggilan kesayangan neng kan lucuuuuu 🤭🤭🤭🤭🤭🤗🤗🤗kucing manis
vj'z tri
Evelyn 😤😤😤😤😤😤😤😤
vj'z tri
tidak boleh tidak boleh menangis 😭😭😭😭🤧 semangat rora kamu harus bangkit bangkit jangan mau di tindas 🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
semoga rora bisa berenang 😱😱😱🫣🫣🫣
vj'z tri
ehhh mulut mu itu mulut mu ibu mertua kelakuan pingin tak getok 😅😅😅
레이디핏
Syukur dh pindahhhh, mari buat kemajuan Skala Kitten☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!