"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Sesuai dengan janji yang disepakati, sore ini Vinder bertemu dengan Lada dan Rey Andra. Santana Kafe menjadi tempat yang dipilih Vinder untuk merealisasikan janji temu mereka.
Vinder tiba disana lima belas menit setelah pasangan calon pengantin tiba.
"Maaf aku terlambat..!" ucap Vinder sembari berjabat tangan dengan Rey Andra.
"Tidak masalah, kami juga belum lama sampainya." jawab Rey Andra.
"Gimana kabarmu..?" tanya Lada.
"Seperti yang kamu lihat, aku sangat baik." balas Vinder tanpa ekspresi apapun tersirat diwajah rupawannya. Lelaki itu sudah kembali kesetelan awal sebelum bertemu Lada.
"Jadi apa yang mau dibicarakan..?" tanya Vinder.
"Lada sudah menceritakan semuanya kepadaku. Lusa aku dan Lada menikah, cuma kamu yang Lada punya sekarang. Jadi aku ingin meminta tolong sama kamu untuk menjadi pendamping Lada dihari itu."
"Seharusnya yang kamu temui orangtua Lada, bukan aku. Kamu pasti mengerti alasan Lada menerima lamaranmu apa..? Jadi kalau boleh aku memberi saran, lebih baik kamu temui orangtua Lada lebih dulu. Kalau nanti hasilnya tidak sesuai harapan, baru kamu temui aku lagi."
"Aku berencana menemui mereka setelah resmi menikah, karena untuk sekarang aku sangat sibuk dengan pekerjaan ditambah lagi dengan persiapan pernikahan."
Vinder mengangguk "padahal akan jauh lebih baik kalau itu dilakukan sebelum menikah, Lada pasti akan sangat bahagia jika ayahnya sendiri yang menjadi walinya untuk menikahkan kalian."
Vinder menatap kecewa Rey Andra, entah kenapa ia memiliki firasat buruk. Tapi sejurus kemudian ia menepis semua fikiran itu.
"Lalu untuk orangtuamu sendiri..?" tanya Vinder tertuju untuk Rey Andra.
"Mereka mengikuti apa yang aku mau, jadi tidak ada masalah dengan mereka."
Vinder mengangguk "oke, lusa aku akan menemani Lada. Tapi kalau kamu berubah fikiran, hubungi aku. Karena aku punya cara agar Lada berbaikan dengan ayahnya."
Obrolan terus berlanjut, namun topik pembahasan sudah berubah.
Vinder menahan sekuat mungkin rasa sakit bercampur cemburu yang menyesakkan dada, melihat kemesraan yang ditunjukan oleh Rey Andra.
Walau Lada merespon kaku dalam menanggapi sikap Rey Andra. Tetap saja, melihat pria itu yang menggenggam tangan dan menyentuh bibir Lada saat membersihkan noda cake, mampu mengobarkan api kesakitan dihatinya.
"Setelah ini kamu mau kemana Vin..?" tanya Lada.
"Aku ada janji dengan Jerry."
"Sampaikan salamku untuk Jerry ya..?"
Vinder mengangguk.
Hingga waktu bagi mereka berpisah pun tiba. Lada dan Rey Andra berjalan lebih dulu, sementara Vinder mengekori mereka.
Tiba-tiba Vinder menghentikan langkahnya lalu memutar pandangan kearah lain, saat Rey Andra mememeluk posesif pinggang ramping Lada.
Setelah Pasangan itu sampai diarea luar restoran, baru lah Vinder melanjutkan langkahnya.
"Kami duluan ya Vin..!" pamit Lada dan calon suaminya.
"Iya, kalian hati-hati."
Setelah didalam mobil, cairan bening mengalir dari kedua sudut matanya tanpa terlebih dulu mengucap salam. Rahangnya mengeres dengan gigi yang saling mengadu, menekan satu sama lain. Diremas kuat-kuat rambut hitam lebatnya, sembari mengumpat lirih."
Cukup lama Vinder menumpahkan sejuta rasa yang menyiksa didalam kabin kendaraan kesayangannya.
Setelah dirasa tenang, baru pria itu menyalakan mesin mobil dan melaju pergi meninggalkan Santana Kafe. Tempat yang tidak akan ia datangi lagi disisa umurnya.
Dengan kecepatan penuh, Vinder mengendari kendaraan roda empat itu menuju LiVin Restoran. Sebotol Wine dan beberapa teguk Tequila, menjadi pilihannya untuk dijadikan teman malam ini.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆