- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15. berakhir di ranjang
0o0__0o0
Di dalam kamar Maya dan Rico berdiri dengan tegang, Maya menghubungi nomor ponakan'nya Dina, untuk menanyakan keberadaan Lora. mereka berdua berharap bahwa Lora ada di sana.
"Maaf, Tante. Lora tidak ada disini. Saya tadi menghubungi-nya namun Lora tidak menjawab-nya".
Mendengar itu seketika mereka berdua lemas, Maya dan Rico saling lirik. "Ya, sudah. Terimah kasih infonya Dina. Tante tutup dulu.
Tunggu dulu, Tan. kenapa Tante tanya Lora malam-malam begini ? Apa Lora ada masalah ? Tante bisa kasih tau Saya. cerocos dini Menggebu.
Maya memijit pelipisnya yang terasa berdenyut nyeri. "Tidak ada dini, terima kasih ya. Tante mau istirahat dulu". Jawab Maya nada lemas.
"Baiklah Tan". Sautnya dengan suara ragu-ragu.
Tut..!
Panggilan berakhir.
Maya langsung duduk lemas di samping ranjangnya, Rasa bersalah dan rasa khawatir menumpuk jadi satu. "Dimana kamu sayang ?" Guman'nya Lirih. Maya tidak tau lagi harus apa dan bagaimana untuk menemukan putrinya.
Rico hanya memandang datar istrinya, "Apa Lora mempunyai teman lain, yang tidak kamu ketahui ? tanya'nya menerka-nerka.
Maya meng-gelengkan kepala'nya pelan, "Aku tidak tau Mas". Jawabnya lemas. Maya memang tidak mengetahui, yang dia tahu, hanya Dina sebagai teman satu-satunya.
Mendengar itu raut wajah Rico langsung dingin, dia ingin marah, namun dia menahan-nya. ''Ya, sudah. Kita istirahat saja. Aku akan lanjut cari Lora besok''. Ucapnya pada akhirnya.
Maya ingin protes, namun saat melihat wajah lelah suaminya. Dia mengurungkan niatnya. "Kemari lah Mas, biar aku bantu pijat kepala mu". Katanya dengan lembut.
Rico yang memang lagi pusing, tidak menolak. Dia langsung naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya di tengah ranjang.
Maya langsung duduk mendekat ke arah Rico, dia mulai memijat kepala suaminya dengan kedua tangannya. Dia memijat kepala Rico dengan Lembut.
Rico memejamkan matanya, menikmati pijatan dari Maya, "Pijat lebih keras lagi, Sayang''. Ucapnya meminta Maya memijat lebih keras.
Maya langsung memijat lebih keras, "Kamu terlihat sangat lelah hari ini, Maaf ya mas. Aku dan Lora jadi menyusahkan kamu. Ucap Maya lemas. Dia merasa sangat bersalah pada suaminya.
Rico langsung membuka matanya, Dia memegang kedua tangan Maya. Lalu di bawah ke arah bibirnya.
Cup..!
Rico menatap mata Maya dengan dalam, sambil mengecup bergantian tangannya. "Kalau gitu, Puaskan mas, Sayang. Mas sangat butuh itu saat ini". Ucapnya dengan suara rendah.
Maya langsung tersipu malu-malu, Dia melempar senyuman lembut ke arah Rico. "Baiklah, Untuk menebus kekacauan hari ini. Ucap Maya menarik lembut kedua tangannya. Lalu meraba dada Rico sampai tangannya turun ke tengah gundukan yang sedikit mengembung.
"Aku kasih full service, untuk mu malam ini, Sayang''. Sambung'nya sambil memberi tatapan menggoda ke arah Rico.
Wajah Rico datar, dia mendapat Maya dengan tatapan penuh arti. "Lakukanlah, buatlah aku puas atau aku akan menggempur mu sampai tidak bisa berjalan". Ucapnya dengan menyeringai penuh arti.
Maya sempat terkejut sekilas, lalu dia terkekeh ringan. Dia menganggap omongan Rico hanyalah candaan semata. "Aku pastikan kamu mengerang penuh nikmat sayang". balasnya menggoda.
Rico diam tidak membalas, matanya terpejam. Membiarkan Maya bermain di bawah sana. Maya menarik turun celana pendek Rico beserta boxer.
"Benda kamu tidak pernah langsung bisa menegang walau sudah aku sentuh". Ucapnya sambil mengurut naik-turun pusaka milik Rico.
Rico tetap diam tidak menjawab, "Ya, Karena bukan kamu yang dia inginkan" Sautnya dalam hati. Selama ini Rico tidak pernah merasa puas, walau sudah bermain sampai berjam-jam lamanya. Dia tidak bisa memungkiri bahwa anak tirinya jauh lebih bisa membuatnya puas ketimbang istrinya.
Rico hanya menggesek-kan pusaka pada lubang buaya milik Lora, dan itu cukup membuatnya mengerang sampai muncrat.
"Ah, Hisap lebih kuat sayang", Desaknya dengan suara serak. Rico membayangkan yang ada di bawah sana adalah Lora. Dan itu sukses membuat Junior berdiri dengan kokoh.
Aaaaaahhh...!
Rico mendesah keras, mengingat milik Lora yang begitu sangat cantik. Dengan bentuknya yang tembem dan juga berwana pink. Di sekitar di tumbuhi bulu-bulu tipis yang terasa harus saat dia menyentuh'nya.
Di bawah sana Maya menghisap pusaka Rico yang terasa lebih besar dari biasanya. Dia nampak kuwalahan, namun Maya tetap berusaha keras memanjakan milik suaminya itu.
Otak Rico saat ini di penuhi oleh tubuh polos Lora yang sempat Dia jamah. Rico tidak memikirkan Maya sama sekali. "Masuk-kan semua ke dalam mulut mu, Sayang". Desaknya.
"Enggh...! Ya, seperti itu sayang" Erang Rico serak dengan mata terpejam. Bayangan bibirnya mungil Lora yang terisi Pusakanya, Berputar-putar di ingatan'nya.
Maya merasa Pusaka milik Rico menyentuh kerongkongan-nya. Maya semakin mempercepat gerakan tangan dan juga kepalanya.
Ahhhh...!
Rico mendesah, "Cukup" tiba-tiba Rico menarik tubuhnya, Dia duduk bersandar di ranjang. ''Naiklah'' perintahnya dengan Tegas.
Maya gegas menarik turun piyama satin yang melekat di tubuh'nya. Kini Maya nampak polos tanpa sehelai benangpun. Maya naik ke atas selangkangan Rico dengan tangan memegang tongkat Pusaka'nya.
Enggh..! Mereka berdua mengerang bersama, saat Maya meng-gesekkan kepala Pusaka'nya ke lubang buaya milik'nya.
Rico membayangkan itu adalah milik Lora, "Cepat Masukkan" Desaknya dengan suara serak.
Maya langsung menurunkan pantatnya, saat dirasa pusaka Rico berada tepat di lubang buaya milik'nya.
Jleb..!
Rico membantu menghentak kuat pinggang Maya, hingga tembus ke bawah. ''Ahh.." Rico mendesah dengan mata terpejam. Rasa hangat menjalar di Pusaka'nya yang tembus sampai ke dalam rahim Maya.
"Enggh...! ini terlalu dalam Mas" Ucap Maya dengan kepala mendongak ke atas dan mulut sedikit terbuka.
Rico mengabaikan Maya, yang ada di otak saat ini hanyalah bayangan tubuh polos Anak Tirinya. "Bergerak lah, Sayang'' Desaknya serak.
Maya memegang pundak Rico, Dia mulai menggerakkan tubuhnya naik-turun dengan pelan. Tatapan Maya tidak lepas dari wajah suaminya, dia dapat melihat dengan jelas.
"Ekspresi itu, jelas berbeda setiap kali dan Mas Rico bercinta. Aku bisa melihat'nya dengan jelas. Ucapnya membatin.
"Kepuasan...? Ya, benar. Mas Rico, terlihat sangat puas. Padahal dia belum mencapai puncaknya. Sambung'nya lagi.
"Ada yang janggal, Tapi apa ? " Maya memejamkan matanya, mencoba menepis pikiran buruknya. "Hari ini aku terlalu banyak berpikir , di tambah dengan masalah Lora. Sudahlah yang penting aku bisa memberi kepuasan pada Mas Rico. Ucapnya dalam hati.
"Enggh..Lebih cepat lagi, Sayang" Pinta-nya serak.
"Oh,Lora..! Papa sungguh merasa puas, haya dengan membayangkan tubuh kamu di atas Papa saat ini". Racau'nya dalam hati.
"Aaaah...! Tunggu sebentar lagi, Papa akan buat kamu merasakan Posisi Mama kamu saat ini". Sambung'nya dengan desahan .
Suara penyatuan dari ke-dua nya menggema di ruang kamar itu. Maya bergerak semakin cepat, di tambah Rico yang membantu, menggerakkan pinggang Maya dengan kedua tangan'nya.
"Aahh..Mas. Ini sangat nikmat" Racau'nya. Maya langsung menghisap rakus bibir Rico, meskipun Rico diam tidak membalas ciuman'nya. Maya tetap melumat bibir'nya sampai bengkak.
Maya menarik mundur kepalanya, Tubuh'nya tetap bergerak lincah di atas pangkuan Rico. Sekali lagi, Maya mengamati wajah suaminya itu.
Datar..! Itulah yang ada di benaknya. "Ada yang aneh, tapi apa ? Guman Maya bertanya-tanya dalam hati.
Rico menyadari, sedari tadi Maya menatapnya penuh curi. Untuk mematahkan kecurigaan itu, Rico meremas payudara-nya dengan kedua tangan'nya. Remasan itu kuat namun tetap lembut. Sehingga Maya merasa di buat melayang.
Rico memeluk erat tubuh Maya, dengan kepala menelusup di lehernya. Dia menghisap leher Maya dengan kuat, sampai seluruh lehernya penuh jejak merah. Dan ke dua tangan Rico semakin meremas kuat payudara'nya.
Aaahhh....!
Maya mendesah keras, Sentuhan Rico di tubuh'nya, mampu membuat Maya menghangat dan melayang penuh kenikmatan.
"Owhhhh..! Aku selalu di buat melayang dengan sentuhan mu, Sayang". Racau Maya dengan tubuh tetap bergerak semakin brutal di atas pangkuan Rico.
"I Love You, Istri ku Sayang". Bisiknya sensual di telinga Maya. bahkan kini bibirnya menghisap lembut daun telinga Maya.
Maya semakin di buat mabuk kepayang, oleh bisikan Rico, Rasa hangat menjalar di hatinya. Jantungnya berdegup kencang. Maya memeluk erat leher Rico.
"I Love You More, Honey". Balasnya berbisik di samping telinganya.
Rico hanya menyeringai mendengar'nya, "Membuat-nya terlena, hanyalah hal mudah untuk ku". Ucapnya membatin penuh kepuasan.
"Kamu hanya pion, untuk aku mendapatkan Lora". Sambung'nya lagi. Kini tatapan Rico berubah dingin dan tajam
0o0__0o0
Note : "Rumah tangga adalah sekolah, Dimana tempat kita belajar untuk Mencintai, memaafkan dan tumbuh bersama".