NovelToon NovelToon
Mekar

Mekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aku tidak tahu jika nasib dijodohkan itu akan seperti ini. Insecure dengan suami sendiri yang seakan tidak selevel denganku.

Dia pria mapan, tampan, terpelajar, punya jabatan, dan body goals, sedangkan aku wanita biasa yang tidak punya kelebihan apapun kecuali berat badan. Aku si pendek, gemuk, dekil, kusam, pesek, dan juga tidak cantik.

Setelah resmi menikah, kami seperti asing dan saling diam bahkan dia enggan menyentuhku. Entah bagaimana hubungan ini akan bekerja atau akankah berakhir begitu saja? Tidak ada yang tahu, aku pun tidak berharap apapun karena sesuatu terburuk kemungkinan bisa terjadi pada pernikahan kami yang rentan tanpa cinta ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CIIS

Cendekia Inclusive International School.

Nama sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus nyata telah diresmikan dengan susunan pengajar dan direktur yang berbeda, bukan lagi kak Alan pemimpinnya.

Meski aku kurang setuju dengan pemangkasan guru-guru yang dianggap kurang memenuhi kriteria seperti apa yang dimau perusahaan, tetapi sebagai gantinya mereka mendatangkan pengajar dari berbagai mancanegara.

Sekolah ini berdiri dengan dilakukan banyak perombakan serta kurikulum bertaraf internasional dengan tata peraturan dan kepemimpinan yang baru.

Proses pembangunan gedung sekolah yang baru atau yang direnovasi telah berdiri tegak dengan baik dan proses revitalisasi fungsi sekolah komunitas ini sudah sepenuhnya selesai dalam waktu enam bulan ini.

Struktur pengelolaan sekolah yang lebih kompleks namun jelas dan dibawahi langsung oleh seorang direktur utama MS education.

Kak Dewi sebagai direktur utama MS education, dia bukan orang jauh. Kakak ipar mas Elham sendiri yang menggantikan kak Alan. Kini tidak ada lagi konsep manager dalam pengurusan sekolah ini di bawah yayasan anak perusahaan Mitra Siaga, aku selaku kepala sekolah langsung bertanggung jawab kepada bu Dewi atau kata mas Elham, aku bisa memanggilnya kak Dewi saja.

"Sukses ya, Dita. Aku percaya kamu bisa mengelola sekolah ini dengan baik," ujar kak Dewi padaku di acara pemotongan pita sebagai simbol peresmian sekolah yang beroperasi dengan sistem yang baru.

"Terima kasih, Kak."

Aku cukup bahagia karena jumlah murid di sekolah ini semakin banyak dan beragam, bukan hanya anak-anak yang berkebutuhan khusus, tetapi siapapun dapat bersekolah di sekolah ini dari usia setingkat taman kanak-kanak sampai bangku sekolah menengah.

Mereka membaur dalam satu ruang kelas yang telah terprogram dan terstandarisasi dengan sistem pendidikan internasional berbasis tekhnologi, dimana siswa berkebutuhan khusus atau tidak akan mendapat pendidikan yang sesuai kemampuan dan pengajaran yang tidak dibedakan atas keterbatasan fisik.

Banyak tokoh-tokoh besar dan publik figure yang juga menyekolahkan anaknya di sini karena selain biaya sekolah yang relatif terjangkau dan disesuaikan dengan kemampuan orang tua siswa, fasilitas dan pendidikan yang didapatkan siswa bukan kualitas ecek-ecek belaka.

Tidak tanggung-tanggung, dalam sekejap nama sekolah ini menjadi besar dan beberapa minggu menempati headline berita. Pusat sorotan berbagai media massa karena isu sekolah nasional bermutu tinggi dengan biaya miring dan kualitas pendidikan berkurikulum pendidikan taraf internasional berbasis teknologi dengan guru-guru yang kompeten lulusan kampus terbaik dari dalam dan luar negeri dan ahli sesuai bidangnya telah menjadi terobosan baru di dunia pendidikan.

Suatu kebanggaan menjadi kepercayaan orang-orang tanpa memandang status sosial. Puncak kebahagiaanku adalah saat melihat semua anak bisa mendapatkan pendidikan dan berteman tanpa memandang si kaya dan si miskin.

Berulangkali banyak wartawan datang untuk menyorot sekolah ini, menjadi praktik konten kreator untuk menjelajahi sekolah, tempat penelitian dan reviu banyak orang terkait mutu sekolah berlabel inklusif internasional.

"Jangan izinkan, Dev. Aku tidak mau anak-anak terganggu karena banyak media yang datang," ujarku pada Devy kala suatu ketika dia memberitakan mendapat pesan email dari orang-orang yang meminta izin ingin menyorot sekolah. Meski dengan banyak tawaran yang mereka berikan dari sumbangan uang hingga gift untuk anak-anak, aku rasa tidak perlu.

"Tapi ini King Adam, Mbak. Konten kreator yang puluhan juta subscribers itu. Dia bilang, kalau weekend tidak bisa karena sudah ada agenda shooting lain."

Aku tetap menolak. "Tidak peduli. Semua bisa datang, asalkan di hari libur."

Drt...

Ponselku bergetar. Nomor kak Alan ada di tampilan layar.

"Salmon sashimi, please." Anastasia menghidangkan sepiring irisan salmon di piring putih.

Aku tidak percaya jika ini buatan asli dari tangannya. Irisan daging ikan salmon segar di atas piring yang tersusun dengan sangat rapi dengan besar yang sama. Aku menyampaikan keterkejutanku bahwa seorang Anastasia ternyata bisa menghidangkan masakan buatannya sendiri juga.

"Ya, aku memasak untuk orang-orang spesial saja, Dita. Ini untuk merayakan pertemanan kita."

Pesta kecil-kecilan yang selalu kami adakan paling tidak sebulan sekali. Hanya beberapa orang dekat, kak Alan, aku, dan Anastasia. Seringnya Claire ada, tetapi kali ini dia absen karena pekerjaannya yang mengurus keperluan jadwal Anastasia dalam waktu dekat jangan sampai ada yang terbengkalai.

"Are you ... drunk? Maaf. Kamu minum, Dita?" tanya Anastasia padaku sembari mengangkat botol wine di depanku nyaris menuangkan ke gelasku.

Sayangnya, aku tidak melakukan itu. Bukan tidak mau, hanya saja pernah dulu sekali minum saat berlibur di bali, setelah itu aku menghabiskan waktu untuk tidur dan sepulang berlibur yang ada malah dikerokin almarhumah mama karena di badan menggigil dan pusing beberapa hari.

"Memang kata mamaku, aku ini ndeso."

"Sorry, what? Apa itu ndeso?" tanya wanita cantik itu.

"Kampungan, tahu? The girl from the small village and ... hm, kinda nerd, haha..." kak Alan memberi pemahaman, meski di kata-katanya dia menyebutku nerd.

Anastasia hampir tersedak saat meneguk wine dari gelasnya. Dia langsung menutup matanya, lalu tertawa.

"Hahaha, ada-ada saja. You aren't looking like that, actually. Tidak sama sekali," ujar Anastasia menghiburku setelah ikutan tertawa sebelumnya, aku tak masalah karena hubungan kita sudah sedekat itu, lelucon dan saling menertawakan hal-hal kecil sudah biasa dilakukan.

"Tapi, secupu-cupunya dia. Dita punya nasib yang baik. Jalannya mulus dan tak terduga, dulu mainnya di tanah lapang atau sawah, tapi sekarang sudah bisa hidup di kota," ujar Kak Alan.

Untuk satu itu aku mengangguk, membenarkan. Banyak kejadian tak terduga terjadi di hidupku meski bukan semua mulus.

"Tapi, kak Alan? Dia seperti diasingkan di keluarga sendiri, kan?" balasku.

"Alright. Betul sekali, sejak dulu bahkan seperti itu dia, Dita. Hahaha." Anastasia menambahkan.

"Daripada kamu, cantik, punya segalanya, tapi ditinggal kekasih juga. Hahaha, right?"

"Alan! Kenapa kau mengungkit yang begitu? Tidak-tidak, aku tidak begitu, ya..." kesal Anastasia hingga melempar bantalan sofa ke wajah kak Alan, meski berhasil dihindarinya.

Sampai malam, sengaja aku tinggal lebih lama di sini karena hanya malam ini Anastasia singgah di kota ini dan mas Elham tidak ada di rumah. Sebulan yang lalu mengatakan akan pergi keluar kota untuk beberapa waktu ke depan, tidak mungkin dia pulang bertepatan malam ini, setelah hari-hari berikutnya tidak ada kabar apapun darinya.

Kak Alan dan Anastasia memintaku untuk menginap di hotel yang ditempati Anastasia, dia telah memesankan dua kamar kosong kalau aku mau menginap. Kak Alan mengiyakan, dengan alasan terlalu banyak minum, dia tidak ingin mengemudi dalam keadaan di bawah pengaruh alkohol.

Di balkon kamar hotel menjelang tengah malam menjadi tempat kesukaanku menyendiri, mengingat apa saja yang telah terjadi hari ini sembari meniti jalan raya di bawahnya.

Kota yang padat dan selalu sibuk ini begitu gemerlap saat malam hari, gemerlap, indah, dan berwarna.

"Minum dulu, Ms Dita. Meski siang hari panas, yapi kalau malam memang lumayan dingin udaranya." Secangkir cokelat hangat tersuguh di depanku. Kak Alan yang memberikannya padaku.

"Kenapa?" tanya dia saat aku tersenyum puas.

"Tidak papa, Kak. Terima kasih minumannya."

Seperti kita yang telah saling tahu bagaimana suasana hati masing-masing, kak Alan akan tahu kapan aku sedang bahagia atau sedih walaupun hanya dari pancaran binar mata.

"Apa karena baru saja mendapat penghargaan the best inovative chief school dari pak walikota?" ledeknya. Sempat beberapa waktu lalu, ada nominasi untuk guru-guru berprestasi dari kepala daerah saat bertepatan pada hari guru.

Kak Alan yang menjadi saksi dan menemani aku mendatangi undangan event itu. Setahun mengajar di sekolah itu, aku sudah mendapat penghargaan itu yang kurasa belum pantas menerimanya.

"Bukan begitu. Aku hanya tidak menyangka akan jadi seperti ini dan berada di titik ini."

"Kamu pantas mendapatkannya. Usahamu bukan baru kemarin, tapi sejak lama di tempat tinggalmu. Di sana kamu belum pernah mendapat apresiasi apapun kan?"

"Terima kasih, Kak."

"Untuk apa?" tanya kak Alan yang duduk di sebelahku. Tangannya bertengger di sandaran kursi yang di dudukinya, sedangkan aku berada di seberang sembari menikmati kopi hangat.

"Semuanya. Menjadi temanku yang baik sejak aku datang ke sini, selalu support. Dan kamu yang pertama kali memberikan dukungan untukku mengajar di sekolah itu, meski kamu sekarang tidak ada di sana. Itu membuatku sangat bahagia."

"Ya, impianmu sudah terwujud, kan?"

Aku mengangguk. Benar, apa yang sejak dulu aku rencanakan dapat membuat sekolah khusus untuk anak-anak yang membutuhkan, secara perlahan terwujud.

"Tapi, aku tidak bisa membantu urusanmu, tentang apapun itu."

"Tentang apa?"

"Kak Elham yang membencimu? Kenapa? Padahal kamu baik."

Kak Alan menghadapku, menyangga dagunya dengan satu tangannya. Beberapa waktu kami dibiarkan dalam keheningan.

Dia lalu tersenyum sembari menyibak rambutku yang berantakan karena embusan angin dan membuat helaian rambutku menutupi wajahku. "Maaf," izinnya kala menyentuhku.

"Kadang kita tidak bisa menjadi baik di mata semua orang. Jangan kamu menganggapku terlalu baik karena aku bukan orang sebaik itu, hati-hatilah kepada semua orang di sekitarmu, terlebih pada mereka yang kamu anggap baik."

Kak Alan masuk ke kamar Anastasia, lalu kembali dengan sebotol wine ditangannya. Berdiri di tepian, lalu meneguk minuman tanpa menggunakan gelas. Beberapa waktu lalu, dia sudah menghabiskan beberapa gelas minuman itu, apa masih belum puas untuknya?

"Bagaimana kabar kakakku, Dit?"

"Mas Elham? Aku rasa dia baik, hanya saja sejak sebulan lalu dia tidak ada di rumah karena pekerjaannya."

Tanggapannya hanya sebatas meringis belaka, lalu ia kembali meneguk minuman dari botolnya bahkan tanpa aturan. Meneguknya dalam jumlah yang banyak dalam sekaligus.

"Kak, aku rasa kamu berlebihan."

Bukan sekadar anggapan, tapi langkahnya bahkan sudah sempoyongan dan tidak bisa berdiri tegak selain bersandar pada dinding di belakangnya.

"Aman," ujarnya saat aku mencoba membantunya bangkit saat dia sudah tersungkur di lantai.

Di kursi panjang yang sama, tempat dudukku yang semula. Anastasia sepertinya tidak ada di kamarnya, atau kalau tidak salah dia sedang ada pertemuan saat Claire tadi memanggilnya.

Dia hilang kesadaran sepenuhnya, kepalanya telah bersandar di dekapanku dan botol di tangannya telah terlepas dari genggamannya begitu saja.

1
Indah Lestari
ayok moy...ikuti perintah suami.. kembalikan z bilang buat modal usaha....
Ayu
Semangat up nya Thor
Wanita Aries
Pasti resa sama dewi kecewa krna perusahaan dipimpin elham
Akasia Rembulan
selalu suka.. semangat thor.
Rahma Intan
lanjutkan semakin seru 😘
Vtree Bona
suka kka thor tetap semangat yah
Wanita Aries
Cerita bagus
Wanita Aries
Semangat thor
echa purin
/Good/
kalea rizuky
nikah model. apa abis lahiran cerai. aja percuma suami. cuek kayak. berasa g punya suami. mending janda
kalea rizuky
jangan2 anastasia pcr el bnr gk
Rahma Intan
😍
Rahma Intan
ceritanya bagus kenapa kurang yg like
hello shandi: Terima kasih, Kak😊
total 1 replies
Wanita Aries
Sabar ya moy
hello shandi: my pleasure... Thanks, Kak.
total 1 replies
Wanita Aries
Haduh dita malah kabur.
Wanita Aries
Hubungan gk ada komunikasi, gk terbuka, gk jujur ya ancur
Wanita Aries
Salah dita jg gk jujur dr awal. Namanya sebuah hubungan ya harus jujur
Wanita Aries
Nah lho
Wanita Aries
Kok trllu polos kali dita ini masa gk cari tau searching gtu
Wanita Aries
Krna kurangnya komunikasi diawal ya jdinya hambar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!