10jt Dollar mengandung Bayi untuk Bos Mafia!!!??
Memutuskan untuk menjadi ibu pengganti ketika sebuah tawaran dari seseorang tak dikenalnya hingga iming-iming uang jutaan dollar, membuat Laila menerima tawaran itu dalam keadaan masih perawan dan terdesak?
Laila Aplebarry, wanita energik yang rela menjadi ibu pengganti untuk pasangan suami-istri. Namun naasnya, dia tidak tahu bahwa yang dia tolong adalah pasangan Mafia yang seharusnya dijauhi. Dan lebih parahnya lagi, mau tak mau Laila yang tidak tahu apa-apa malah memilih Parsial Surrogate Mother / Surrogasi Tradisional yang membuatnya one night stand dengan Donovan Stone-Brooks— si mafia bengis dan terkenal kejam yang berperan sebagai ayah adopsi.
Keadaan nya semakin rumit, saat Laila malah membawa kabur anaknya usai melahirkan karena tak tega bila harus memberikannya kepada orang lain dan itu membuat nyawanya hampir melayang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ABftMB — BAB 33
BAIK-BAIK SAJA!
Keadaan jalanan yang ramai membuat Stacey kesulitan untuk tidak mengenai pejalan kaki. Ya! Sudah beberapa dia menabrak banyak benda sekaligus orang-orang yang berjalan kaki. Dan musuh masih saja mengejar tanpa henti, sehingga mau tak mau, Stacey membawa mobilnya ke jalanan yang lebih sepi.
“Apa kalian baik-baik saja?” tanya Stacey sedikit keras dan masih fokus menyetir.
“Mungkin sekarang iya. Mereka masih mengejar!” Ucap Laila yang ikut merunduk seraya menjadi tameng untuk Aurora.
DARRR!! DARRR!! Tembakan sekali lagi dilepas dan berhasil mengenai kaca mobil belakang Stacey.
“Shit!” umpat wanita yang fokus menyetir tadi mulai mengeluarkan pistolnya yang cukup besar dan panjang.
“LAILA! Kau bisa menyetir?” tanya Stacey.
“Ya!”
Tanpa pikir panjang Laila langsung berpindah duduk, dan Stacey pindah ke kursi samping Laila.
“TETAPLAH MENUNDUK DAN TUTUPI TELINGAMU AURORA! SEMUANYA AKAN BAIK-BAIK SAJA.” Pinta Laila yang panik sendiri karena harus meninggalkan putrinya di kursi belakang sendirian.
“Yes, Mom!” jawab anak itu menunduk sembari menutup kedua telinganya dan tersenyum lebar menunjukkan bahwa dia menikmatinya. Sungguh! Anak siapa dia?
Tanpa pikir panjang Stacey membuka jendela mobilnya dan mulai menembaki musuh. Sedangkan Laila masih menyetir dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Darr!! Darr!! “Mereka tidak mau menyerah.” Ucap pria botak yang bagian menembaki sambil mengunyah permen karet.
“Bos bilang, kita perlu menyingkirkan bocah itu.” Balas pria yang menyetir.
Keduanya nampak terlihat kesal akan serangan dan Stacey yang cukup mahir untuk seorang wanita.
“Wanita sialan! Kalau begitu kita habisi saja mereka!” ucap kesal pria botak yang menukar pistolnya dengan pistol lain hingga— Darr.. dar... Darr.. peluru yang begitu banyak dan cepat,.mengarah ke mobil Stacey.
“Keterlaluan.”Kesal Stacey yang bersandar dengan napas memburu.
Sementara Laila mencoba mengecoh gerakan mobilnya. “Apa kita perlu membunuhnya?” tanya Laila dengan terheran.
Stacey menoleh ke wanita itu dengan keringatan, lalu dia menoleh ke belakang dan melihat Aurora yang sekilas menatapnya.
“Tidak ada pilihan lain.” Ucap Stacey menyeringai kecil.
Wanita itu langsung berpindah duduk ke belakang sehingga Laila dan Aurora nampak terheran penuh tanya. “Apa yang kau lakukan?” tanya Laila.
“Menghabisi para hama!” jawab Stacey yang saat ini sudah berada di jok mobil, membukanya tanpa ragu hingga musuh yang melihatnya pun terkaget melihat pistol basoka yang sudah ada di kedua tangan Stacey.
“Good bye loser!” gumam Stacey.
BLUMM!!
“ELAK!!” teriak pria botak tadi kepada temannya, namun tak sempat sehingga mobil beserta dua pria tadi meledak saat itu juga.
Bersamaan dengan itu, Laila mengehentikan mobilnya saat asap tebal keluar dari mobil Stacey. Napas Laila memburu saat dia menoleh dan melihat mobil musuh sudah kebakaran dan begitu juga Aurora yang ikut melihat pemandangan tadi, tepat di belakang Stacey.
“Kita harus memanggil pemadam kan Stacey?!” ucap polos Aurora yang hanya ditoleh oleh Stacey yang tersenyum tipis.
Sementara Laila langsung keluar dan membuka pintu mobil belakang dan melihat keadaan putrinya dengan cemas. “Kau baik-baik saja? Ayo kemarilah!”
Wanita itu membawa putrinya keluar, begitu juga dengan Stacey.
“I'm okay, Mom!” jawab Aurora.
Brakk! “Ya! Sepertinya kita butuh jemputan.” Ucap Stacey yang yakin bahwa mobilnya sudah rusak.
Laila menoleh ke mobil musuh dan berkerut alis. “Apa kau tahu musuh yang mana mereka?” tanya Laila menatap ke Stacey.
Wanita itu berkacak pinggang dengan sedikit menyipitkan matanya. “Aku tidak pasti.” Jawabnya sehingga mereka sama-sama melihat ke arah mobil terbakar tadi dengan angin berhembus kencang yang membuat keadaan di sana semakin hening karena jalanan yang sepi.
...***...
“Now what? (Sekarang apa)?” tanya Quinn menyeringai kecil dan melipat kedua tangannya ke depan perut.
Caleb memakai kacamata nya saat pria itu menatap ke arah dua mobil hitam nya yang datang bersama anak buahnya. “Apa lagi? Aku akan mengikuti kemauannya.” Ucap Caleb nampak santai.
“Kau serius? Kau tidak tahu Donovan, Caleb. Dia juga licik dan cerdik, semakin kau mengulur waktu, maka dia bisa cepat menyusun strategi untuk menghancurkan kita.” Jelas Quinn yang tentunya tahu tentang Donovan Meksi tak begitu detail. Secara, Quinn pernah menikah dengan Donovan cukup lama.
Pria bersetelan putih itu menoleh ke arah Quinn.
“Sepertinya kau masih belum belajar dari Erika.” Sindir Caleb membuat wanita itu berkerut alis.
“Ck, yang kau tunggu hanyalah adikmu, maka segera temui dia dan kita selesaikan semua ini, aku sudah sangat muak menunggu cukup lama.” Kesal Quinn yang malah membuat Caleb menyeringai kecil karena dia tahu alasan kenapa Quinn muak. Tentu saja karena dia juga akan kebagian milik Stone-Brooks, itu sebabnya kerjasama tersebut terjadi.
Dan soal hubungan yang lebih dalam lagi, entahlah!
Caleb menatap lurus dengan berkernyit dahi mengingat adik perempuan nya yang tinggal di mansion Stone-Brooks, itu sebabnya dia mengulur waktu sampai Donovan sendiri yang membuatnya mempertemukannya dengan sang adik.
.
.
.
“Tuan Don! Apa Anda benar-benar akan mengulur waktunya? Pria itu ada didepan mata kita, begitu juga dengan nyonya Quinn.” Ujar Austin yang masih menyetir, sedangkan Donovan menatap lurus dengan penuh ketegasan.
Pria berkacamata hitam itu berkerut alis. “Ya. Aku ingin tahu, siapa anggota Scarpelli yang Caleb tunggu di mansion ku.” Ucap Donovan membaut Austin ikut penasaran dan bertanya-tanya sendiri.
Tit! Seketika sebuah pesan suara masuk saat Austin menekan tombol on di layar mobilnya. [“Kami diserang, bisa kau bantu melacak orang itu? Kami masih ada di kawasan menuju gudang pembangunan baru Stone-Brooks.”] Jelas Stacey yang didengar oleh Donovan juga.
Pria itu ingat bahwa Stacey ia perintahkan untuk menjaga Laila dan Aurora.
“Kita pergi ke sana dan kirim satu mobil untuk menjemput ke sana." Pinta Donovan tanpa pikir panjang.
Tak berselang lama menempuh perjalanan, akhirnya Austin dan Donovan sampai di tujuan. Tentu saja keduanya keluar saat melihat keberadaan Laila, Stacey dan Aurora yang masih berada di sekitar mobilnya yang rusak, juga mobil musuh yang sudah hangus tak dikenali, bahkan dia pria di dalamnya pun sudah menjadi abu mungkin atau percikkan kecil-kecil.
“Syukurlah kau datang!” ucap Stacey menatap ke kedua pria yang kini menghampirinya.
Di saat Austin dan Stacey saling berpelukan lega, berbeda dengan Donovan dan Laila yang malah saling menatap tajam. Pria itu menatap ke putrinya yang masih diam seolah menunggu sesuatu dari ayahnya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Donovan yang akhirnya dia mengatakannya kepada Aurora.
Tentu saja anak itu tersenyum lebar menatap ayahnya. “Ya!” jawabnya singkat. “Tapi ibu masih gemetar dan cemas!” lanjutnya dengan polos sehingga Laila langsung kelagapan.
“Ap-apa? Tidak... Aku, aku baik-baik saja!” elak Laila dengan wajah gugup yang memang dia panik mendapati adrenalin seperti itu.
Aurora hanya terkekeh geli melihat bagaimana ibu barunya itu nampak gugup saat menghadapi ayahnya. Setidaknya dia berpikir bahwa dia memiliki teman baru, teman yang sama yang setiap kali menatap Donovan akan tergagap!
Cukup lama Donovan menatap ke Laila hingga dia berbalik. “Aku akan pergi, kalian berdua bisa menunggu mobil lain tiba, itu bisa menambah waktu kebersamaan kalian.” Pinta Donovan dengan tegas dan datar namun seperti sebuah sindiran yang memberikan kesempatan waktu untuk berdua antara Stacey dan Austin.
“Ayo!” ajak Donovan kepada Laila ketika dia berjalan menuju ke mobil yang sempat dia naiki bersama Austin.
jng2 Donovan akan berubah pikiran atas kesepakatan nya dng caleb..
atau ini hny jebakan & siasat Donovan saja..