YOU MUST MARRY ME

Lucian Dew 33

Lucian menatap lekat mata Dew kembali dan mengusap pipinya serta menyingkirkan rambut yang sedikit menutup wajah cantik Dew.

Kening Lucian tampak berkerut dan seakan memikirkan sesuatu.

"Kau dulu berambut pirang?" tanya Lucian.

"Hmm, bagaimana kau tahu? Bukan kah lupa padaku?" tanya Dew pelan.

"Aku mulai ingat sekarang. Kau remaja berambut pirang pendek yang memakai baju berenda berwarna pink terang," ucap Lucian.

"Oh my ... Jangan mengingatkanku dengan hal memalukan itu," sahut Dew menutup mulut Lucian.

"Kakakku yang menyuruhku memakai baju laknat itu. Aku tak ingin membicarakannya lagi," ucap Dew yang ingin mengubur dalam dalam kenangan kelam itu.

Lucian mengambil tangan Dew yang menutup mulutnya lalu mencium telapak tangan wanita yang sudah memberinya anak itu.

Kemudian pria itu kembali memagut bibir Dew dan mereka pun berciuman dengan lembut. Ciuman lembut itu lama lama menjadi semakin panas dan membangkitkan gairah keduanya.

Lucian menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh Dew dan ia baru menyadari bahwa Dew tak memakai apa pun di balik selimut itu.

"Kau ingin melakukannya dengan segera, bukan? Jadi aku membantumu," ucap Dew yang seolah tahu pikiran Lucian.

Lucian tertawa kecil lalu memagut kembali bibir itu sembari membuka penutup tubuh terakhirnya di bagian bawah.

Dew menyusuri punggung Lucian dengan tangannya. Seketika itu terlintas ingatan dalam otaknya ketika pertama kali melakukan hal ini dengan Lucian.

Dew mencium leher Lucian dan itu membuat Lucian semakin bergairah. Lucian pun menyusuri tubuh Dew dengan ciumannya dan itu dimulai dari leher jenjang Dew. Lalu ciuman Lucian bergerak ke area dada dan memainkan keahlian lidan dan ciuamnnya di sana.

Dew mengerang pelan dan melengkungkan tubuhnya. Tangannya mencengkeram rambut Lucian dan satu tangannya lagi memegang bahu lebar Lucian.

"Aaaahhh ..." Lenguhan itu terdengar panjang dan menggoda.

Hingga Lucian berakhir di area pangkal paha Dew dan membuat Dew terpekik nikmat.

"Seharusnya kita melakukan ini di malam pertama kita menikah," ucap Dew.

Lucian kembali melihat ke arah wajah Dew dan tersenyum padanya.

"Aku sudah pernah mengatakan hal itu padamu, Honey," sahut Lucian.

Lalu Dew memagut liar bibir Lucian dan mereka kembali bergumul mesra hingga akhirnya Lucian menyatukan tubuhnya pada tubuh Dew.

Perlahan Lucian bergerak di maju mundur di atas tubuh Dew dan wanita itu tampak menikmati apa Lucian berikan padanya.

Lucian melenguh nikmat dan menambah kecepatan gerakannya sembari memagut bibir Dew.

Tubuh mereka bergerak seirama dan kini saling menatap lekat. Lalu Lucian mengubah posisinya di bawah Dew dan Dew di atasnya.

Tak menunggu instruksi, Dew seakan tahu apa yang harus dilakukannya. Dia bergerak di atas Lucian dengan tangan Lucian yang berada di dadanya. Dew memegang tangan Lucian dan seolah memberitahu cara membuatnya bergairah dengan pijatan di dada.

Dew kemudian menyusuri leher dan dada bidang Lucian dan tangan Lucian tampak menangkup bokong pada wanita ramping itu.

Pergulatan itu terjadi cukup lama karena Lucian ingin membuat hal ini begitu special bagi mereka berdua. Kini mereka tampak saling berpelukan setelah melakukan percintaan penuh gairah itu.

Setelah melewati banyak rintangan sejak pagi, akhirnya mereka bisa melakukan hal ini juga.

Lucian mengusap pelan punggung polos Dew dengan jari jemarinya dan membuat Dew memejamkan matanya karena merasa sangat nyaman dengan apa yang dilakukan oleh Lucian.

"Good night," ucap Dew dan mengecup dada Lucian sebelum dirinya tertidur.