Nasyama Khadijah Putri harus menelan pil pahit saat 7 hari sebelum hari Pernikahan nya harus berakhir kandas karena ia mendapati calon suaminya sedang bercinta dengan Noni, sahabatnya di kamar utama yang akan menjadi kamar pengantinnya.
Dan semakin membuat Nasya semakin hancur setelah mengetahui mereka adalah pasangan kekasih sebelum Noni memutuskan menikah dengan Gadhing, lelaki yang masih dicintai Nasya dalam diam.
Hingga akhirnya Nasya memutuskan untuk membalas dendam dan melakukan berbagai cara untuk menjadi istri kedua dari seorang Ahmad Gadhing Athafariz.
Setelah berhasil menjadi istri kedua Gadhing dan hubungan mereka mulai dekat, Cinta mereka di uji karena Noni mengidap kanker serviks.
Noni meminta sesuatu yang sulit untuk dikabulkan Gadhing.
Lalu bagaimana kisah rumah tangga mereka? Sedangkan Gadhing sangat membenci Nasya sebelum menjadi suaminya.
Apakah permintaan Noni?
Lalu bagaimana Jimmy, duda beranak satu yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nasya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. JSAMS
*Gadhing memeluk Nasya setiba sudah berada di luar. Ia sangat butuh ketenangan. "Jangan tinggalin aku, Nasyama."
Nasya mendongak menatap wajah Gadhing yang sendu. "Aku gak akan pergi sampai kamu sendiri yang memintaku pergi, mas."
Gadhing menangkup wajah kemudian mengecup seluruh wajah Nasya dengan sayang.
"Aku janji, Sya. Aku gak akan meminta mu untuk pergi," tegas Gadhing membuat Nasya merasa bahagia*.
Gadhing memukul setir ketika teringat bayangan dimana mengucapkan janji kala itu. Kepalanya bersandar pada setir merutuki kebodohan nya.
Apalagi beberapa saat lalu bunda Fadia dan Buya Niko marah besar terhadapnya. Tentu saja marah, selain tidak bisa adil kepada Nasya, ia sama saja menyakiti adiknya sendiri.
Gadhing melajukan mobil menuju rumah Nasya dengan kecepatan tinggi. Pikiran nya hanya tertuju kepada Nasya saat ini.
Sesampainya di pekarangan rumah Nasya, ia melihat semua lampu padam. Mengambil ponsel di saku mencoba menghubungi Nasya berulang kali namun tak mendapat jawaban.
Hati Gadhing semakin gusar ketika panggilan telepon nya tak mendapat jawaban dari Nasya. Ia bergegas masuk ke dalam mobil kembali dan melajukan menuju rumahnya.
Gadhing sangat berharap Nasya berada di rumah dan tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Gadhing tahu jika Nasya adalah gadis keras kepada dan sangat tegar. Tetapi ia juga tahu bila manusia pasti mengalami dimana titik terendah dan merasa ingin mengakhiri segala kesakitan yang menimpa.
Mobilnya telah berhenti tepat di depan rumah. Gadhing segera turun dan meraih handle pintu untuk membukanya. Tetapi pintu terkunci.
Gadhing merogoh kantung celana mencari kunci cadang yang selalu dibawa nya. Dengan cepat ia membuka pintu tersebut.
Rasa khawatir semakin menjadi ketika melihat suasana rumahnya tampak sepi. Saat sudah masuk ke dalam rumah, Gadhing langsung melangkah lebar menuju kamar Nasya.
Melihat kamar Nasya kosong, kepanikan semakin menjadi. Gadhing membuka lemari Nasya dan merasa sedikit lega karena pakaian mantan istri keduanya itu masih tampak rapi di dalam sana.
Tangan nya terulur menyentuh foto-foto mereka berdua menempel di belakang pintu lemari.
"Maafin aku, Nasyama. Aku memilih pisah karena kamu pantas mendapat pria yang lebih baik dari ku. Bukan seperti aku yang membagi cinta mu yang sangat luar biasa itu," gumam Gadhing.
Sakit. Hatinya sama sakit ketika mengucapkan kata talak buat Nasya.
Pandangan Gadhing teralih pada sebuah laci di dalam lemari Nasya dengan kunci yang menggantung disana.
Ini bukan kebiasaan Gadhing membuka sesuatu yang bukan miliknya. Tetapi, rasa penasaran lebih mendominasi hati saat ini.
Ditarik tali itu secara perlahan dan memperlihatkan banyak kertas putih berupa struck-struck bukti pembelian di beberapa tempat pembelanjaan.
Gadhing mengambil sebuah amplop coklat lalu menutup laci dan lemari Nasya. Ia duduk di tepi ranjang kemudian membuka amplop cokelat tadi.
Ada sebuah flashdisk dan ia taruh di atas ranjang, tepat disebelahnya. Kemudian beralih megambil beberapa foto yang membuatnya penasaran.
DEG
Jantung nya seakan berhenti melihat foto dirinya dan Noni yang di ambil secara diam-diam.
Gadhing baru tahu jika Nasya memotret mereka, bukan masalah dengan itu. Tetapi ada tulisan di belakang lembaran foto tersebut.
Mas Gadhing... Hanya karena aku cukup kuat untuk menahan sakit. Bukan berarti aku layak mendapatkan nya.
Gadhing melihat foto selanjutnya dimana ia sedang memeluk Noni. Walau dada terasa sesak, ia membalikkan foto itu lagi.
Bak alas dari kaca lantas berjalan di atas paku, setapak demi setapak pedih amat tercampak, memendap pedih kelu saat kau sebut dia di hadapanku tiap kali bersama.
"Maaf," gumam nya karena benar. Ia selalu menyebut Noni di setiap perdebatan diantara mereka dahulu agar Nasya merasa sakit hati.
Gadhing melihat foto selanjutnya. Foto itu berada di salah satu rumah makan Cintarasa yang baru saja mengadakan syukuran.
Mereka foto bertiga dan Noni berada di tengah merangkul lengan nya dengan manja. Sedang Nasya hanya tersenyum yang tampak terpaksa.
Gadhing membalikkan foto itu lagi dan semakin terasa sesak dada nya.
Sungguh luar biasa mengetahui ada seseorang yang bisa menghancurkan hatimu dan kau tetap mencintainya dengan serpihan-serpihan itu.
Sebenarnya Gadhing sudah merasa tidak sanggup. Tetapi karena masih penasaran dengan foto-foto selanjutnya, membuat Gadhing menahan sakit di hati.
Foto selanjutnya, Nasya berada di sebuah kafe dengan gelas putih di pegangnya. Pandangan Nasya berada keluar di jendela kaca.
Di sinilah, ku beritahu akan kesaksian kopi ini yang akan menjadi saksi atas pahitnya penantianku atasmu.
Gadhing menghela nafas karena dada nya sudah terhimpit dengan kesadaran yang semakin membuatnya sakit karena secara sengaja menyakiti Nasya.
Saat Gadhing hendak memasukkan kembali foto-foto tersebut karena sudah tak sanggup lagi membaca tulisan yang mengungkapkan keadaan hati Nasya, ia menemukan sebuah foto yang begitu intim.
Dua orang sedang berciuman di dalam mobil.
Gadhing membalikkan foto tersebut, ternyata tidak ada tulisan di balik lembaran foto tersebut.
Ia memandang foto itu dengan seksama. Gadhing yakin jika di wanita di dalam foto itu bukan Nasya karena wanita tersebut tidak memakai hijab.
Gadhing lihat lagi foto lain nya. Pikiran nya sudah menduga siapa wanita yang di foto tersebut.
Pose selanjutnya, sepasang manusia membelakangi kamera dan berjalan menuju sebuah gedung hotel ternama.
"Apa maksudnya ini?" geramnya kemudian Gadhing mengambil flashdisk tadi dan membawa ke kamarnya beserta foto-foto itu juga.
Setelah berada di dalam kamarnya, Gadhing langsung duduk di meja kerjanya dan menyalakan laptop.
Degub jantung nya berpacu cepat dan harap-harap cemas memikirkan isi dari flashdisk tersebut.
DEG
Jantung Gadhing seakan berhenti melihat rekaman CCTV dimana Nasya terserempet mobil. Disana terlihat jelas bahwa Noni sengaja membuka jendela dan melihat Nasya yang sudah tersungkur.
Bahkan direkam itu, Nasya dan Noni saling pandang dan tak berapa lama warga datang menolong Nasya bersamaan mobil yang ditumpangi Noni melesat pergi.
Emosi Gadhing mulai terbakar. Matanya memicing saat mobil dalam rekaman CCTV tersebut mirip dengan foto dua orang sedang berciuman di dalam mobil.
Gadhing pun menjeda rekaman CCTV dan menyamakan foto tersebut. Setelah mendapat jawaban yang akurat, Gadhing meremas foto tersebut.
"Beraninya kau, Noni." Rahang Gadhing mengeras mengetahui sesuatu yang selama ini tak pernah diketahuinya.
Bahkan Gadhing selalu menyangkal ucapan Nasya yang baginya hanya tuduhan-tuduhan tak masuk akal.
Gadhing melanjutkan menonton video itu lagi. Matanya memerah dengan kepalan tangan yang begitu erat. Tatapan nya fokus pada layar laptop yang menampakkan dimana Noni bercumbu, kemudian duduk di atas pangkuan Dimas sedang bergerak naik turun.
Walau keduanya tidak membuka pakaian bagian atas, Gadhing sangat tahu gerakan sensual itu.
"Pela cur," teriaknya.
Sebenarnya, bayangan malam tadi masih terngiang dan membuat Nasya memalingkan wajah ....
menurut saya
bayangan itu terbayang, kalau terngiang itu bunyi atau suara
kalau terbayang citraan penglihatan .. mata
kalau terngiang citraan penglihatan .. telinga
sempat terpikir. dia pemilik, dia kepala, dia dokter obgin juga.
maaf kalo ada pembaca yg komen begete thoor.
semangat berkarya thoor
semua komen untuk perbaikan kedepannya. saling memaklumi ja
anaknya meninggal lah malah menantu fi penjarakan. trus putumu siapa yg ngopeni. dia gak pernah open sama anaknya karena gak setuju dengan menantunya. gak tau kalo anaknya yg akting, sehingga Nasya mundur alon alon pas mulai berjuang.