Info novel 👉🏻 ig @syifa_sifana
Salah sambung hingga berakhir pacaran. Sepasang kekasih yang sudah siap menikah harus kandas karena sebuah kecelakaan.
Restu terlepas, seorang anak harus berbakti pada orangtuanya dengan menikahi wanita pilihan mereka.
Bertemu kembali dengan status berbeda, dengan harapan ingin kembali dengan cinta lama.
"Aku tidak ingin menikahi bekas orang!" kalimat penegasan keluar dari bibir seorang mantan.
Strategi meraih mantan tercinta hingga berujung pada sebuah pernikahan.
Perjuangan mendapatkan cinta kembali dari sang mantan hingga air mata menjadi saksi bisu.
Inilah kisah Terpaksa Menikahi Mantan yang penuh dengan tawa dan air mata.
Lanjutan novel ini 👉🏻 Sang Penakluk Playboy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syifa Sifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perpisahan dan Pertemuan
Hati Melisa masih dirundung pilu. Ingin rasanya ia menangis, menjerit dan melampiaskan semua kesalahan di hatinya. Tapi apalah daya, ia tidak bisa melakukan itu semua. Ia tidak ingin membuat Reno khawatir dengannya dan malah menghubungi Raka dan melabraknya.
Malam semakin larut, Reno sudah terlelap dalam tidurnya. Tapi berbeda dengan Melisa yang tidak bisa menutup mata karena pikiran dan hatinya sedang kacau.
Melisa mondar mandir melihat ponselnya, ia berharap ada klarifikasi dari Raka, baik itu berupa sebuah pesan suara maupun pesan tertulis. Lama menunggu, Raka tak kunjung menghubungi. Akhirnya Melisa memutuskan untuk mengirim pesan untuk Raka.
Saat jari-jemarinya mulai mengetik, di situlah air mata Melisa tidak bisa di bendung lagi. Kini air matanya berjatuhan seiring dengan gerakan jarinya.
Setelah mengirim pesan, Melisa menghapus air matanya dan meletakan kembali ponselnya di atas nakas.
Perlahan ia pejamkan matanya, dengan lelehan air mata yang membasahi pipi dan bantal.
------
Semua orang berbahagia atas pernikahan Raka dan Bella. Hanya Raka seorang yang sedih dan murung. Bagaimana tidak, ia merasa dirinya menjadi orang yang bodoh yang tak bisa mempertahankan cintanya. Ia menjadi lemah dan gak berdaya atas takdir yang sudah mempermainkannya.
"Nak! Sebaiknya kalian pulang" titah Gunawan dengan lembut.
"Gak Dad. Aku mau disini jagain mommy sampai sembuh" ucap Raka menolaknya. Sebenarnya ini alasan untuknya agar ia tidak bisa bersama dengan Bella.
"Mommy ada daddy yang jaga. Kalian itu pengantin baru. Pulanglah!" titah Gunawan kembali.
Raka menoleh dan menatap Bella.
"Boleh aku temani mommy aku sampai sembuh?" tanya Raka dengan lembut.
"I..ya boleh" sahut Bella sedikit terkejut dengan Raka yang meminta izin padanya. Sebenarnya ia tidak ingin jauh dari Raka. Tapi ia tetap memerankan peran wanita yang baik dan pengertian untuk mendapatkan hati Raka.
"Ok makasih" ucap Raka menyungging bibirnya.
"Daddy! Lihat sendiri bukan? Bella aja gak masalah untuk aku jagain mommy sampai sembuh" sahut Raka dengan santai.
"Bukan seperti itu" sahut Gunawan.
"Om! Biarkan Raka menjaga tante. Lagian tante belum sembuh, setelah sembuh baru nanti baru aku akan tinggal dengan Raka" sahut Bella mencoba membela Raka.
"Anak baik! Jangan panggil kami om, tante lagi. Kamu sudah menikah dengan Raka, panggil kami mommy dan daddy" sahut Talita dengan lembut.
"Baik. Mommy daddy" ucap Bella menatap Talita dan Gunawan.
Laras tiba-tiba masuk dan menghampiri mereka.
"Semuanya! Aku pamit dulu ya!" ucap Laras menatap mereka semua.
"Aku ikut mama" ucap Bella menatap Laras.
"Ok. Kamu gak ikut sekali, Raka?" tanya Laras menatap Raka.
"Gak tante, aku mau temani mommy aku sampai sembuh dulu" jawab Raka memberi pengertian.
"Oh kalau gitu Bella kamu di sini aja jagan mertuamu" ucap Laras menatap Bella.
"Gak usah tante, ini rumah sakit. Lebih baik Bella tidur di rumah" celetuk Raka.
"Iya. Ma. Sebaiknya aku tidur di rumah" sahut Bella berusaha mengerti.
"Ok kalau itu. Raka! Kamu panggil mama jangan tante lagi. Kita sekarang sudah menjadi keluarga" titah Laras dengan lembut.
"Baik. Ma" sahut Raka dengan singkat.
"Kalau begitu kami pamit dulu ya"
Laras dan Bella berpamitan pada mereka. Bella mengulurkan tangannya hendak mencium punggung tangan Raka, Raka menoleh dan terpaksa mengulurkan tangannya.
"Hati-hati" itu kata-kata dingin yang lolos dari mulut Raka untuk Bella.
Bella tersenyum dan beranjak pergi bersama dengan Laras.
Raka sejenak teringat ponselnya yang dinonaktifakan. Kemudian Raka merogoh sakunya dan mengambil ponselnya.
"Melisa?" gumam batin Raka saat melihat satu pesan masuk di ponselnya.
"Mommy! Daddy! Aku keluar sebentar!" pamit Raka beranjak pergi setelah menerima anggukan dari kedua orangtuanya.
Raka berjalan ke arah sepi, ia ingin menyendiri. Setelah menemukan tempat yang ia yakin cocok untuk, ia merogoh sakunya dan mengambil ponselnya kembali. Ia penasaran dengan pesan dari Melisa.
📩My honey
"Selamat ya atas pernikahan Mas. Semoga keluarga Mas kelak menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Aku tunggu undangan resepsinya"
Pesan yang begitu menyakitkan dan menyayat hati Raka. Tapi apa yang bisa ia lalukan. Takdir begitu kejam atas cintanya. Baru saja ia mendapatkan pasangan yang cocok untuk dirinya, tiba-tiba saja bencana datang dan mengguncang semuanya.
"Maafkan aku sayang. Maafkan aku Melisa. Ini semua diluar kendaliku. Aku telah berusaha untuk memperjuangkan hubungan kita, tapi takdir begitu kejam atas cinta kita. Selamat tinggal sayang. Maaf aku tidak bisa lagi menghubungimu, bahkan bertemu denganmu. Aku gak sanggup melihatmu dan mendengar suaramu lagi, walaupun dari jarak jauh. Ini akan menyayat hatiku. Dan membuat aku semakin berdosa atas cinta kita. Disini aku sebagai pengkhianat cinta. Aku telah berdusta padamu aku telah mengingkari janjiku padamu. Aku harus menghapus semua kenangan kita. Bukan aku membencimu tapi karena aku terlalu mencintaimu, dan takut aku dan kamu kembali terluka dikala kita saling bertemu"
Gumam batin Raka dengan air mata yang leleh di pipinya. Kemudian Raka mengarahkan jarinya yang gemetaran untuk memblock kontak Melisa, bahkan ia menghapus semua kenangan yang ada di ponselnya.
Waktu terus berlalu begitu cepat, dari semenjak malam itu, Melisa sudah memutuskan untuk tidak lagi mengingat Raka. Ia sudah mengganti cardnya dan bahkan ia membuang semua kenangan mereka dulu, mulai dari foto, bahkan semua pemberian dari Raka kepadanya selama mereka bersama.
Melisa kini sudah sembuh dan kakinya sudah bisa berjalan kembali.
Meskipun ia masih teringat dengan kenangan manis yang berakhir menyakitkannya saat bersama Raka, tapi bagaimanpun juga ia harus kembali menata hidupnya.
Melisa kini sudah bisa melanjutkan kuliahnya kembali. Ia berusaha mengejar semua ketertinggalannya selama ia sakit.
Tepat 4,5 tahun Melisa telah menyelesaikan kuliahnya. Sebenarnya Melisa bisa menyelesaikan studynya dalam kurun 3,5 tahun, tapi karena musibah besar, ia harus mengambil nonaktif selama satu tahun.
"Selamat Lisa atas kelulusanmu" ucap Maya memeluk Melisa.
"Iya mama. Alhamdulillah akhirnya aku wisuda juga" jawab Melisa memeluk erat tubuh Maya.
"Lisa! Selamat ya!" ucap Roni tersenyum bahagia.
Melisa mengangukkan kepala dan memeluk tubuh Roni.
"Kakak gak di peluk ni?" celetuk Reno.
"Iya. Sini aku peluk" Melisa melepaskan pelukan Roni dan memeluk tubuh Reno.
"Kakak! Thanks a lot. Aku senang banget aku bisa menyelesaikan study aku dan ini karena kakak, kalau kakak gak membantu aku menyembuhkan kaki aku mungkin aku gak bisa seperti sekarang ini" cerocos Melisa memeluk erat tubuh Reno.
"Iya iya.. Kamu ini adik kakak, sudah sepantasnya kakak melindungi kamu" jawab Reno mengangkat tubuh Melisa dan berputar-putar.
"Sudah-sudah! Ayo kita ke restoran. Papa udah lapar ni" ucap Roni menggosok perutnya.
Reno menurunkan Melisa dan mereka semua pergi ke restoran.
Sampai di restoran, mereka memesan makanan kesukaannya. Sambil menunggu makanan datang, Melisa izin pada mereka untuk pergi ke toilet.
Melisa dengan santai pergi ke toilet. Setelah hajatnya selesai ia keluar dari toilet dan sibuk merapikan lengan bajunya, hingga ia tidak sengaja menabrak orang.
Brak...
"Maaf!" ucap Melisa dan Raka saling menatap.
Deg... Jantung mereka kembali terdetak setelah sekian lama mereka terpisah dan tidak bertemu.
"Maaf! Saya tidak sengaja" ucap Melisa dengan kata-kata formal, seperti tidak saling mengenal, kemudian ia berjalan hendak meninggalkan Raka.
Raka menyungging bibirnya dan menarik lengan Melisa.
"Mau kemana?" tanya Raka dengan lembut.
"Pak! Tolong lepaskan tangan saya!" pinta Melisa dengan lembut.
"Ok. Aku akan lepaskan, tapi aku mau ngobrol denganmu, sayang!" sahut Raka menggoda Melisa.
"Kita tidak saling mengenal, tolong lepaskan saya! Saya harus segera pergi" tegas Melisa menatap tajam Raka.
"Kalau kamu pergi aku akan memelukmu" ucap Raka dengan santai.
"Silakan! Jika anda memeluk saya, saya akan teriak lalu semua orang akan datang kesini dan saya akan mengatakan anda melakukan pelecehan terhadap saya" sahut Melisa dengan santai.
"Ok. Aku lepaskan" ucap Raka melepas tangan Melisa dan mengangkat kedua tangan tangannya, sebagai bukti ia tidak lagi menghalangi Melisa.
Melisa melirik Raka, kemudian ia langsung segera berlari.
Raka menyungging bibirnya melihat tingkah Melisa yang terkesan sangat menggemaskan.
"Sayang! Kita pasti akan bertemu lagi" gumam Raka terus memandang punggung Melisa sampai Melisa tidak terlihat lagi.
rasanya juga tdk puas kalo tdk ada karma utk keluarga raka