Pembalasan Cinta Untuk Tuan Mafia

Di tang matahari terbit dari ufuk timur menyinari sang bumi. Kaesar menginjakkan kakinya di perusahaan yang sudah lama ia pimpin. Noval sang asisten mengikuti langkah kakinya di belakang. Banyak karyawan yang menyapa bos mereka namun kali ini ada yang beda. Pasalnya bos yang selalu ramah dan selalu menyambut sapaan mereka kini diam saja. Jalannya pun terlihat angkuh, bahkan sama sekali tidak menundukkan pandangan. Bisik bisik pun terdengar dari bibir para pekerjanya.

" Pak Noval, kenapa dengan bos kita? Biasanya kami sapa dia membalasnya, tapi kenapa hari ini bos terlihat berbeda?" Tanya Rio, dari divisi pemasaran.

" Tidak apa apa. Mungkin mood bos kita sedang tidak baik baik saja. Bekerjalah dengan baik." Sahut Noval menepuk pundak Rio.

" Baik pak, maaf sudah lancang menanyakan tentang bos." Ujar Rio di balas anggukan kepala oleh Noval.

Ia melanjutkan langkahnya menuju ruangan direktur utama dimana Kaesar sudah duduk di kursi kebesarannya.

" Tuan, pagi ini ada interview para pegawai baru. Apa anda akan turun tangan seperti biasanya?" Tanya Noval.

Kaesar menatap Noval sambil mengerutkan keningnya.

" Kenapa aku harus turun tangan sendiri? Apa gunanya pihak HRD di sini?" Bukannya menjawab, Kaesar malah balik bertanya.

" Biasanya anda akan menyeleksi mereka sendiri tuan. Apalagi kali ini ada... Ada.. " Noval enggan melanjutkan kalimatnya.

" Ada siapa?" Tanya Kaesar.

" Tadi saya lihat profile mereka tuan, ternyata ada wanita yang menolong tuan waktu di rumah sakit."

Deg...

Kaesar langsung menatap Noval, " Savea maksudmu?" Tanya Kaesar memastikan.

" Iya tuan. Yang kemarin anda meminta saya untuk menyelidikinya rupanya ikut interview pencarian sekretaris baru di perusahaan kita. Dia bertempat tinggal di desa xx, kecamatan xx di kota ini tuan." Terang Noval.

"Oke, kamu catat saja alamat rumahnya. Minta HRD untuk langsung menerimanya setelah dia selesai interview nanti. Aku tidak mau yang lainnya, aku hanya mau Savea." Ujar Kaesar.

" Tapi tuan, nona Savea sudah menikah." Ucap Noval hati hati takut menyinggung perasaan bos mudanya.

" Aku tidak peduli mau dia sudah menikah atau belum. Aku bisa mendapatkan apapun termasuk mendapatkan dia dari suaminya." Sahut Kaesar.

" Maaf tuan, tapi ini bukan sifat anda tuan. Karena yang saya tahu, anda tidak akan merebut milik orang lain. Bahkan anda sudah terbiasa mengalah dari orang lain, tuan."

Nyali Noval menciut begitu mendapat tatapan tajam dari seorang Kaesar. Tatapan mematikan yang baru pertama kali Noval lihat.

" Apa aku meminta pendapatmu? Apa sifat seseorang tidak boleh berubah?"

" Ti... Tidak tuan, maaf saya salah." Ucap Noval menundukkan kepala.

" Kalau kita tidak berubah, kalau kita terus diam saja, harga diri kita akan di injak injak oleh orang lain. Kita hanya akan di manfaatkan oleh orang lain Noval. Jadi, ada kalanya kita diam dan mengalah serta kita berontak dan menindas. Tidak baik jika kita menjadi orang baik selamanya. Apa kamu paham?"

" Paham tuan, sekali lagi saya minta maaf!" Sahut Noval.

" Aku akan menyelesaikan pekerjaanku dulu, kalau dia sudah datang kamu langsung beritahu aku." Ujar Kaesar.

" Siap tuan. Kalau begitu saya permisi dulu." Sahut Noval keluar dari ruangan Kaesar.

**

Tok tok

" Masuk!" Titah Kaesar dari dalam.

Ceklek....

Pintu terbuka, namun tidak ada tanda tanda orang masuk. Kaesar yang sibuk dengan laptopnya menoleh ke arah pintu.

Deg.. Deg...

Detak jantung Kaesar terasa berdebar kencang begitu melihat sosok yang selama ini sangat ia rindukan. Siapa lagi kalau bukan Savea? Ya, baru saja Savea menyelesaikan interviewnya, suatu keberuntungan untuk Savea hingga ia langsung di terima menjabat sebagai sekretaris direktur dan langsung di minta kerja hari ini juga.

Kaesar segera beranjak dari kursinya lalu mendekati Savea yang masih berdiri di depan pintu.

" Ka.. Kamu.. "

" Kenalkan pak, saya Savea. Sekretaris baru anda, saya di minta pak Noval untuk menemui anda di sini dan langsung bekerja hari ini juga." Ucap Savea memotong ucapan Kaesar.

Kaesar tersenyum menyadari jika Savea tidak mengenalinya.

" Apa kamu tidak mengenaliku nona?" Tanya Kaesar.

" Saya tidak lupa pak, anda pria yang jatuh dari kursi roda waktu itu. Senang bertemu anda kembali, pak." Sahut Savea.

" Aku lebih senang bisa bertemu kamu lagi. Aku tidak menyangka sekarang kamu menjadi sekretarisku. Aku ucapkan terima kasih karena kau sudah menolongku waktu itu, dan aku ucapkan selamat bergabung di perusahaan ini. Aku menunggu dedikasimu untuk kemajuan perusahaan ini." Ucap Kaesar.

" Terima kasih pak, mohon bimbingannya agar saya bisa bisa bekerja sesuai dengan apa yang anda harapkan." Ucap Savea dengan sopan. " Emmm kalau boleh saya tahu, dimana meja kerja saya ya pak?"

Kaesar merutuki kebodohannya yang menempatkan meja sekretaris di ruangan yang sama dengan Noval.

" Oh mejanya baru di pindah ke ruangan sebelah, tapi aku akan menyuruh Noval untuk memindahnya kemari lagi. Kamu silahkan duduk dulu di sana! Aku telepon Noval dulu." Ujar Kaesar.

Kaesar segera menelepon Noval, sedangkan Savea duduk di sofa yang ada. Selesai menelepon Noval, Kaesar duduk di sofa sebrang Savea membuat mereka duduk saling berhadapan. Tatapan Kaesar tidak lepas dari sang bidadari cantik di depannya.

" Aku bahagia Vea, akhirnya aku bisa memandangmu sedekat ini. Meskipun aku yakin kamu sengaja menjebakku dengan berita kematian palsumu tapi aku tidak bisa marah padamu. Aku anggap semua itu sebagai tebusan semua dosa dosa papaku kepadamu. Mulai hari ini, tidak akan ada lagi dendam di antara kita. Aku terlahir kembali sebagai Kaesar pria yang akan kembali mengejar cintamu sampai kita bisa bersatu suatu hari nanti. Di dalam lubuk hatiku, aku masih selalu mencintaimu Vea. Kau wanita satu satunya penghuni hatiku. Hanya kamu yang akan menjadi pemilik hati dan cinta ini, selamanya." Ujar Kaesar dalam hati sambil terus memandang Savea.

Di tatap seperti itu membuat Savea merasa risih. Ia bahkan sampai berkali kali menatap ke arah pintu berharap orang yang akan membawakan meja untuknya segera tiba. Namun sepertinya yang di tunggu tunggu tidak akan datang. Karena tanpa Savea ketahui, Kaesar meminta Noval untuk tidak mengganggunya. Dan ia juga tidak mau di ganggu siapapun.

Savea yang sedari tadi menundukkan kepala kini mengangkat kepalanya. Ia memberanikan diri menatap Kaesar hingga manik mata mereka bertemu.

" Kenapa tatapan itu terasa sangat familiar bagiku? Rasanya tatapan itu tidak asing lagi. Aku sering mendapatkan tatapan seperti itu saat aku bersama dengan Xaver. Ya.. Tatapan itu seperti tatapan Xaver saat dia menatapku. Apakah dia ada hubungan saudara dengan Xaver? Atau mungkin hanya perasaanku saja? Rupanya aku terlalu merindukan kamu Xaver. Maafkan aku! Andai ayahmu tidak melakukan kesalahan, kita pasti akan hidup bersama selamanya. Aku merindukanmu Xaver."

TBC....