Dirga Harun purnomo Adalah seorang pengusaha muda yang memiliki beberapa buah perusahaan besar. Dalam hidup dia memiliki segalanya.harta melimpah, wajah yang tampan serta istri baru yang sangat cantik dan terkenal.
saat bulan madu ke Hawai pesawat pribadinya terjebak badai hingga mengalami kecelakaan.
Untung saja semuanya selamat karena pilot yang cekatan.
Sayangnya Dirga mengalami kebutaan Akibat matanya terkena serpihan kayu yang berasal dari ledakan pesawat.
Hidup dan perkawinannya hancur, karena istrinya meninggalkan dirinya yang cacat.
Mampukah Dirga bangkit dari keterpurukannya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lara hati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab32 Siang membara dikamar Dirga
Matahari semakin tinggi, panasnya semakin menyengat, menerpa wajah tampan Dirga yang masih tidur nyenyak dibawah payung tenda. Merasa terganggu dengan terpaan panas, Dirga membuka mata.
" Bening...!!" panggil Dirga.
Tak ada sahutan.
Dirga mulai gelisah.
" Bening kau dimana!??" kali ini suaranya sedikit keras dan meninggi
Bening yang sedang berjalan di bibir pantai menoleh
Dia melihat Dirga sudah bangun dan duduk diatas kursi panjang berbahan kayu yang ia pakai sebagai tempat berbaring.
" Tuan, anda sudah bangun?"
Bening menyapa ceria.
"Berapa lama aku tidur?" Tanya Dirga tak enak hati, bening pasti bosan ditinggal sendiri.
" Kira-kira satu jam"
" Astaga! Bening!? kenapa tidak membangunkan aku, kau pasti bosan"
" Tidak!" Bening menyahut cepat.
" Aku suka disini, aku menghabiskan waktu sambil sambil mencari cangkang kerang sejak tadi."
" Untuk apa, cangkang- cangkang itu"
" Mungkin aku akan membuat gelang atau kalung etnik, pasti unik" Sahut bening ceria sambil duduk dikursi satunya.
" Kau sudah lapar?" tanya Dirga.
" Hmmm...lumayan, aku juga haus" jawab bening jujur, tenggorokannya memang kering, tapi tak tega membangunkan Dirga yang tidur seperti bayi.
" Maaf aku lupa, karena terlalu bersemangat sampai lupa menyiapkan makanan dan air mineral. Apakah disekitar sini tak ada pedagang?" Tanyanya menyipitkan mata melihat berkeliling. Tentu saja yang dilihat Dirga hanya kegelapan.
" Ini masih kawasan hotel mana ada pedagang makanan, pihak hotel pasti melarang" sahut Bening.
"Kalau begitu kita balik ke hotel, setelah membersihkan diri, kita pergi mencari makan siang, kita bisa makan ikan bakar dan minum air kelapa muda, sore nanti kita jalan-jalan ke pusat kota mencari souvernir dan oleh-oleh untuk para pelayan dan Adam, besok pagi kita kembali ke rumah"
Wajah Bening sontak berbinar.
" Sepertinya hari ini, jadwal kita padat sekali, kebetulan aku juga berjanji pada dokter membawa oleh-oleh untuknya"
" Kau akan membeli oleh-oleh untuk dr,Kevin?" Tanya Dirga tak suka.
" Apa salahnya dia selalu baik padaku"
" Terserah kamu saja.." Sahut Dirga menyembunyikan perasaan kesalnya.
Bening menuntun Dirga dengan berpegangan erat dilengan
mereka terlihat bagaikan pasangan kekasih menuju hotel kembali.
Banyak pengunjung pantai menatap iri pada keduanya.
karena terlihat sangat mesra Dimata mereka.
Padahal Bening tak punya niatan membuat orang memiliki persepsi yang salah antara dirinya dan Dirga.
" Kau senang?" Tanya Dirga
" Iya, sennag sekali terima kasih tuan, aku tak akan pernah melupakan hari ini" Kata Bening melankolis
" Aku melakukan semua ini untuk membalas semua jasamu, karena kamu aku bisa kembali seperti ini..seharusnya aku yang berterima kasih padamu bening.."
belum sempat Bening menjawab
" Dirga...!" Seorang gadis cantik berlari menyongsong menyambut mereka saat keduanya memasuki lobby hotel.
" Son- Sonya!??" seru Dirga tak percaya
" Surpraise!!!," Dia langsung memeluk Dirga erat membuat Bening langsung menyingkir menjauhi Dirga.
" Sedang apa kau disini?" Tanya Dirga,Sonya memang berhasil membuat nya terkejut.
" Aku.menyusulmu, Habis bosan sekali tak bisa ketemu kamu, kangeeen.." Rengeknya manja, mencium pipi Dirga.
Dirga diam saja, tidak tahu harus merasa senang atau justru terganggu dengan kedatangan Sonya, Yang ia tahu Sonya sudah merusak rencananya bersama Bening.
"Pelayanmu ikut juga?" Tanya Sonya menatap tak ramah pada Bening.
Bening tersenyum menanggapi tapi diacuhkan Sonya, dia menunduk menghindari tatapan Sonya yang menghujam.
Mungkin dia cemburu.
" Jika dia tidak ikut,siapa yang akan mengurusku?" Elak Dirga mengalihkan kecurigaan Sonya.
" Kau kan bisa mengajakku.." Sonya memeluk pinggang Dirga, dan menuntunnya memasuki lift.
Bening mengekor dibelakang.
" Kau kan harus bekerja.." sahut Dirga beralasan
" Aku tidak mau merepotkan.."
" Kau lupa Atau bagaimana, Ayahku adalah pemilik perusahaan tempat aku bekerja, aku bebas mau datang atau tidak, lagipula ada asisten yang bisa menggantikan aku" Sonya menjelaskan setengah merajuk
" Selesai kau bekerja kita bisa jalan-jalan, makan malam romantis, lalu kita bisa menghabiskan malam bersama ditempat tidur" Sonya berbisik pelan ditelinga Dirga menggoda jiwa kelakiannya.
Dirga tercekat. mendengar bisikan erotis Sonya. bahkan Sonya sengaja meniup telinga Dirga untuk menggodanya . Sonya sama sekali tak perduli pada Bening, yang berada di ruangan yang sama, Apa dipikirnya Bening patung kali.
" Maafkan aku" Dirga tersenyum kikuk
" Aku takut tak punya waktu menemanimu, dan kau akan bosan."
" Ya sudah! lagipula aku sudah ada disini.."
Dia langsung memeluk Dirga dan ******* bibir nya panas.
Bening sampai balik badan karena malu.
" Sonya hentikan! Ada bening di sini" ucap Dirga mendorong tubuh Sonya pelan.
" kenapa? Dia hanya pelayan, lagipula dia tahu kita ini pasangan kekasih." ucap Sonya cuek.
Ting!
pintu lift terbuka, Bening cepat-cepat keluar lebih dulu, tak ingin lagi melihat adegan tak pantas mereka. Bisa-bisa bisa matanya menjadi rabun dan otaknya ternoda.
" Ckckck...dasar cewek genit,saat pertama bertemu begitu cantik, anggun,dan berkelas, sekarang aku kok malah ilfil ya?" batin Bening, Dia tiba-tiba merasa mual.
Mereka berjalan menyusuri lorong hotel dengan Sonya yang terus menempeli Dirga bagaikan lintah penghisap darah yang sulit dilepaskan.
"Bening, bersiaplah setelah mandi kita akan mencari makan siang seperti rencana semula.." pesan Dirga sebelum Bening masuk kamar dengan wajah muram.
Sonya melirik tak suka.
saat bening mengiyakan dengan suara pelan.
Kedatangan Sonya pasti membuat Bening canggung. Dia tak keberatan wajar saja bila gadis itu menyusul kekasihnya.
Namun perilaku Sonya yang kelewat agresif membuat Bening malu hati.
Seringkali dia tersipu melihat Sonya tanpa malu mencium Dirga tanpa melihat situasi dan kondisi.
Dia tak perduli apakah diruang tertutup atau pun ditempat umum sekalipun tanpa malu melakukannya.
Sebagai wanita yang di didik dengan adat ketimuran, Siapa yang tidak risih.
" Kenapa kau juga mengajak dia untuk makan siang bersama, kan sudah ada aku, yank" tanya Sonya ketus. entah kenapa dia tak suka pada bening.
Gadis itu terlalu cantik untuk menjadi seorang pelayan. meski penampilannya kerap kali terlihat lusuh dan sederhana.
Tapi Sonya melihat beberapa bulan terakhir penampilan Bening semakin berubah.Kecantikan gadis itu semakin memancar.
Bagaimana jika Bening menggoda Dirga?
pikirnya
" Kau juga menyewakan kamar hotel VVIP untuknya apa tidak berlebihan?!?"
" Aku ingin dia berada tidak.terlaku jauh dariku, jika aku butuh dia bisa segera memanggilnya, Tolong bantu aku melepaskan baju ini" pintanya.
Sonya mendekati Dirga yang duduk ditepi ranjang. Lalu melepaskan kaosnya, meloloskan melalui kepala Dirga.
Gerakan Dirga mengangkat kedua lengan melewati kepalanya tak luput dari tatapan gadis cantik itu.
Adegan itu sungguh terlihat seksi Dimata Sonya.
Apalagi melihat dada bidang Dirga yang kecoklatan Akibat tidur dibawah paparan sinar matahari tadi.
Sonya mengusap dada itu dengan jemarinya yang lentik, menyusuri lekuk lekuk kotak yang dibentuk sempurna.
Kemudian mengecupnya pelan.
" Kau seksi sekali, sayang..." Sonya berbisik ditelinga Dirga. Dia mulai bernafsu.
Dirga tercekat.
Tak menyangka telah memancing kekasihnya dengan permintaanya yang sederhana.
Dirga meraih kepala Sonya dan menciumnya dengan bernafsu.
Mereka jatuh bergulingan diatas tempat tidur.
dan mulai saling berlomba untuk memuaskan hasrat masing-masing.
Tanpa sadar mereka kian terhanyut oleh gairah primitif, hingga pertahanan diri Dirga jebol begitu saja.
Keduanya sudah tak mengenakan sehelai benang pun.
Adegan demi adegan dewasa mereka praktekan.
terdengar erangan penuh nafsu dari Sonya dan Dirga tanpa mereka sadari.
Dirga semakin menggila.
" sentuh aku, sayang.." Bisik Sonya tak sabar dengan mata sayunya memandangi dirga.
Dirga memposisikan diri.
Mereka pun bergerak seirama diatas ranjang empuk hotel mewah tersebut.
Desahan demi desahan makin menggila seiring meningkatnya gejolak nafsu keduanya.
Dirga benar-benar lupa diri.
sampai pada klimaksnya.
Mereka menjerit bersamaan mengakhiri permainan cinta yang seharusnya dilakukan setelah mereka menikah
Sonya tersenyum puas menatap mesra wajah tampan kekasihnya.
Mereka berbaring berhadapan.
" Aku cinta padamu?" ucapnya bahagia.
Dirga tersenyum tak menjawab.
Ada sedikit penyesalan yang ia rasakan setelah semuanya selesai.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, dia tak bisa mengembalikan keadaan, lagipula ia dan Sonya pada akhirnya akan menikah.
