NovelToon NovelToon
SISTEM BLACK HOLE

SISTEM BLACK HOLE

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:404
Nilai: 5
Nama Author: Wahyuadnan Saputra 31

Di tuduh melakukan kejahatan yang tidak dia lakukan. Adnan bintan pratama terjatuh ke lubang hitam dan mendarat sendirian di dunia asing, yang di penuhi hewan mutan berbahaya.
Ia harus memecahkan teka-teki ruang dan waktu
untuk menemukan pesan tersembunyi di dalam lubang hitam itu sendiri, Satu-satunya harapan bertahan hidup, membersikan namanya,
dan mengungkapkan misteri dunia baru ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuadnan Saputra 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB32

Saat Adnan bersiap untuk menyerang, tiba-tiba ketua Assassin memegang bahunya.

"Tuan Adnan Bintang," kata ketua Assassin dengan suara tegas, "Tuan maju saja dengan kedua Assassin ini. Biarkan aku dan ketiga bawahanku yang menahan monster ini."

Adnan terkejut. "Apa? Tidak, aku tidak bisa membiarkanmu melakukan itu. Ini pertarunganku."

"Tuan," kata ketua Assassin, "Kami adalah Assassin. Tugas kami adalah melindungi Tuan. Kami tahu risiko yang kami hadapi, dan kami siap untuk menghadapinya."

"Tapi..." Adnan ragu-ragu. Ia tidak ingin mengorbankan nyawa para Assassin demi dirinya.

"Tidak ada 'tapi', Tuan," kata ketua Assassin, memotong perkataannya. "Ini adalah perintah. Maju dan selesaikan misi Tuan. Kami akan menahan monster ini selama mungkin."

Adnan menatap mata ketua Assassin. Ia melihat tekad yang kuat di sana. Ia tahu bahwa tidak ada gunanya berdebat.

"Baiklah," kata Adnan dengan berat hati. "Tapi berjanjilah padaku, kalian akan bertahan hidup."

Ketua Assassin tersenyum tipis. "Kami akan melakukan yang terbaik, Tuan. Sekarang, pergilah."

Adnan mengangguk. Ia berbalik dan berlari menuju Gua, diikuti oleh dua Assassin. Ia bisa mendengar suara pertempuran di belakangnya, tetapi ia memaksa dirinya untuk tidak melihat ke belakang.

Ia tahu bahwa para Assassin telah mengorbankan diri mereka untuknya. Ia tidak akan mengecewakan mereka.

Sebelum Adnan pergi, ketua Assassin berteriak, "Tuan, izinkan kami memperkenalkan diri! Aku Valerius, dan ketiga rekanku adalah Lucius, Cassius, dan Aurelius. Semoga nama-nama kami akan diingat!"

Adnan berlari lebih cepat, air mata mengalir di pipinya. Ia tidak akan pernah melupakan pengorbanan para Assassin.

Tentu, mari kita lanjutkan cerita dengan memberikan nama pada kedua Assassin dan menambahkan adegan perjalanan menuju Ancient:

Kedua Assassin yang mengikuti Adnan tersenyum tipis.

"Tuan, ketua adalah orang yang kuat," kata salah satu dari mereka. "Dia tidak akan mati semudah itu. Dia sudah melewati banyak pertempuran. Percayalah, dia akan kembali bersama dua rekan lainnya."

"Ya, Tuan," timpal yang lain. "Ketua Valerius adalah Assassin terbaik yang pernah ada. Dia akan menemukan cara untuk bertahan hidup."

Adnan sedikit terhibur oleh kata-kata para Assassin. Ia berharap mereka benar.

"Siapa nama kalian?" tanya Adnan.

"Saya Drusus, Tuan," jawab salah satu Assassin.

"Dan saya Livius, Tuan," kata yang lainnya.

"Drusus, Livius," kata Adnan, mengangguk. "Terima kasih atas dukungan kalian."

Mereka terus berlari menuju Gua, meninggalkan Valerius, Lucius, Cassius, dan Aurelius untuk menghadapi Singi Giling Lapis Batu.

"Kita harus cepat," kata Adnan. "Ancient dalam bahaya. Jika Jejak Astralnya terputus, ia akan kehilangan jiwanya."

"Benar, Tuan," kata Drusus. "Kita harus segera sampai di sana."

"Evanthe," kata Adnan, "Bisakah kau merasakan kehadiran makhluk lain di sekitar sini?"

Evanthe menutup matanya dan berkonsentrasi. "Ya, aku merasakan sesuatu. Ada energi gelap yang kuat di dekat Gua. Sepertinya ada makhluk lain yang mencoba mengganggu Ancient."

"Sial," umpat Adnan. "Kita harus bergegas. Livius, pimpin jalan. Kau yang paling cepat di antara kita."

Livius mengangguk dan mempercepat larinya. Adnan, Evanthe, dan Drusus mengikuti di belakangnya.

Mereka berlari secepat yang mereka bisa, tetapi waktu terasa berjalan sangat lambat. Setiap detik terasa seperti beban berat di pundak mereka.

Adnan terus memikirkan Ancient dan para Assassin yang telah mengorbankan diri mereka untuknya. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan segalanya untuk melindungi mereka.

Di tempat pertarungan, Valerius, Lucius, dan Cassius sedikit diuntungkan oleh kerja sama tim mereka. Mereka telah bertarung bersama selama bertahun-tahun, dan mereka tahu persis bagaimana cara saling mendukung.

Pertarungan sengit berlangsung selama sekitar dua jam. Mereka menghindari serangan Singi Giling Lapis Batu dengan kelincahan dan menyerang balik dengan pedang mereka.

Namun, Singi Giling Lapis Batu itu terlalu kuat. Sisik-sisiknya yang keras seperti batu kebal terhadap sebagian besar serangan mereka, dan kekuatannya yang besar membuat mereka kesulitan untuk menghindar.

Akhirnya, Lucius dan Cassius terluka ringan. Mereka mulai kelelahan, dan mereka tahu bahwa mereka tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

"Sial," umpat Valerius. "Kenapa harus sekarang? Kita terdesak."

Valerius mengambil keputusan. Ia tahu bahwa ia harus menggunakan jurus rahasianya jika mereka ingin selamat.

"Aku akan menggunakan Jurus Bayangan Iblis dan Hantu," kata Valerius kepada Lucius dan Cassius. "Jurus ini tingkat Rank A, dan akan memungkinkan kita untuk melarikan diri."

Lucius dan Cassius mengangguk. Mereka tahu bahwa jurus ini sangat berbahaya, tetapi mereka percaya pada Valerius.

Valerius menarik napas dalam-dalam dan mengalirkan energi ke dalam tubuhnya. Energi gelap mulai memancar dari tubuhnya, memenuhi udara dengan aura yang menyeramkan.

Tiba-tiba, asap hitam berbentuk iblis muncul di sekeliling Valerius, Lucius, dan Cassius. Asap itu berputar-putar dengan liar, mengaburkan pandangan Singi Giling Lapis Batu.

Pada saat yang sama, hantu-hantu gentayangan muncul dari dalam asap. Hantu-hantu itu melayang-layang di udara, menyerang Singi Giling Lapis Batu dengan cakar dan gigi mereka.

Singi Giling Lapis Batu itu meraung marah dan mencoba menyerang hantu-hantu itu, tetapi mereka terlalu cepat dan terlalu banyak. Monster itu kewalahan oleh serangan itu.

Dalam kekacauan itu, Valerius, Lucius, dan Cassius berhasil melarikan diri. Mereka berlari secepat yang mereka bisa, meninggalkan Singi Giling Lapis Batu yang kebingungan di belakang mereka.

Jurus Bayangan Iblis dan Hantu telah menyelamatkan nyawa mereka.

Di tempat Ancient, Adnan dan Evanthe menghadapi situasi yang membingungkan. Mereka telah tiba di Gua, tetapi mereka tidak melihat tanda-tanda Ancient atau musuh.

"Di mana dia?" tanya Adnan, matanya mencari-cari.

"Aku merasakan kehadirannya," kata Evanthe, "Tapi ada sesuatu yang menghalangiku untuk melihatnya dengan jelas. Sepertinya ada penghalang atau ilusi."

Tiba-tiba, mereka mendengar suara erangan kesakitan dari dalam Gua. Suara itu terdengar seperti Ancient.

"Ancient!" seru Adnan. "Kami datang!"

Adnan dan Evanthe bergegas masuk ke dalam Gua. Mereka menemukan Ancient terbaring tak sadarkan diri di tanah. Tubuhnya dikelilingi oleh energi gelap yang berputar-putar.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Adnan, panik.

"Ada makhluk yang mengganggu tubuhnya," kata Evanthe, "Tapi aku tidak bisa melihatnya. Makhluk itu tidak kasat mata."

Adnan mengutuk dalam hati. Ia tahu bahwa mereka berada dalam masalah besar. Jika mereka tidak bisa melihat musuh, bagaimana mereka bisa melawannya?

"Kita harus melakukan sesuatu," kata Evanthe, "Jika tidak, Ancient akan mati."

Adnan berpikir cepat. Ia teringat pada kemampuan yang ia dapatkan dari Sistem Vili: Mata Bintang Persepsi Koronos.

"Aku akan menggunakan Mata Bintang Persepsi Koronos," kata Adnan. "Kemampuan ini akan memungkinkan kita untuk melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa."

Adnan menutup matanya dan berkonsentrasi. Ia mengaktifkan Mata Bintang Persepsi Koronos.

Saat ia membuka matanya, dunia di sekelilingnya berubah. Warna-warna menjadi lebih cerah, dan detail-detail yang sebelumnya tidak terlihat menjadi jelas.

Dan yang paling penting, ia bisa melihat makhluk yang mengganggu tubuh Ancient.

Makhluk itu adalah entitas spiritual yang menyeramkan. Ia memiliki tubuh yang kurus dan pucat, dengan mata merah menyala dan cakar yang tajam. Makhluk itu melayang-layang di atas tubuh Ancient, menyerap energinya.

"Aku melihatnya!" seru Adnan. "Ada entitas spiritual yang menyerang Ancient!"

"Aku melihatnya!" seru Adnan. "Ada entitas spiritual yang menyerang Ancient!"

Evanthe terkejut. "Entitas spiritual? Makhluk seperti itu bisa mengganggu jiwa seseorang!"

"Kita harus menghentikannya!" kata Adnan. Ia menghunus Pedang Besarnya dan bersiap untuk menyerang.

"Tunggu!" kata Evanthe. "Serangan fisik tidak akan berpengaruh pada entitas spiritual. Kita harus menggunakan sihir atau energi spiritual untuk melawannya."

Adnan mengerutkan kening. Ia tidak memiliki sihir atau energi spiritual. Apa yang harus ia lakukan?

Tiba-tiba, ia teringat pada Jurus Tangan Jari Pemetik Kekosongan yang ia kuasai. Jurus itu memiliki energi kontras Iblis dan Malaikat yang mungkin bisa melukai entitas spiritual.

"Aku akan menggunakan Jurus Tangan Jari Pemetik Kekosongan," kata Adnan. "Mungkin energi jurus ini bisa melukainya."

Adnan mengalirkan energi ke dalam tangannya dan mengaktifkan Jurus Tangan Jari Pemetik Kekosongan: Pemurnian. Energi kontras Iblis dan Malaikat mulai memancar dari tangannya, memenuhi udara dengan aura yang aneh.

Adnan mengarahkan tangannya ke entitas spiritual dan melepaskan jurusnya. Gelombang kejut jiwa menghantam entitas itu dengan kekuatan penuh.

Entitas spiritual itu menjerit kesakitan. Tubuhnya bergetar hebat, dan sebagian energinya menghilang.

"Itu berhasil!" seru Evanthe. "Teruslah menyerang!"

Adnan terus menyerang entitas spiritual itu dengan Jurus Tangan Jari Pemetik Kekosongan. Setiap serangannya melemahkan entitas itu lebih jauh.

Namun, entitas spiritual itu tidak menyerah. Ia membalas dengan serangan energi gelap yang kuat.

Adnan dan Evanthe harus bekerja sama untuk menghindari serangan entitas itu. Adnan menyerang dengan Jurus Tangan Jari Pemetik Kekosongan, sementara Evanthe menggunakan perisai sihirnya untuk melindungi mereka.

Pertarungan itu berlangsung selama beberapa menit yang menegangkan. Akhirnya, entitas spiritual itu terlalu lemah untuk melawan.

Dengan teriakan terakhir, entitas spiritual itu menghilang, meninggalkan tubuh Ancient yang lemas di tanah.

Adnan dan Evanthe bergegas mendekati Ancient. Mereka memeriksa kondisinya dengan cermat.

"Dia masih hidup," kata Evanthe, "Tapi dia sangat lemah. Kita harus segera membawanya ke tempat yang aman."

Adnan mengangguk. Ia mengangkat tubuh Ancient dan membawanya keluar dari Gua.

Mereka harus segera kembali ke markas mereka. Ancient membutuhkan perawatan medis segera.

Sebelum mereka pergi, Adnan melihat sesuatu yang menarik di tempat di mana entitas spiritual itu menghilang. Di sana, tergeletak sebuah pil berwarna merah hitam pekat.

"Apa ini?" gumam Adnan. Ia berjongkok dan mengambil pil itu.

Saat Adnan menyentuh pil itu, Sistem Vili memberikan pemberitahuan.

[Sistem] Selamat! Tuan mendapatkan Pil Makhluk Gentayangan.

Adnan terkejut. "Pil Makhluk Gentayangan? Apa itu?"

Ia segera meminta penjelasan kepada Sistem Vili.

"Vili, jelaskan apa itu Pil Makhluk Gentayangan dan bagaimana entitas spiritual itu bisa berubah menjadi pil."

Sistem Vili menjawab dengan nada datar, "Pil Makhluk Gentayangan adalah hasil dari proses kondensasi energi spiritual yang ekstrem. Ketika entitas spiritual dikalahkan dan energinya habis, sisa-sisa energinya akan mengembun menjadi pil. Proses ini hanya terjadi pada entitas spiritual yang memiliki energi yang sangat kuat dan murni."

"Bagaimana proses kondensasi itu bisa terjadi?" tanya Adnan.

"Proses kondensasi energi spiritual melibatkan beberapa faktor:" jelas Vili.

- Energi Spiritual yang Padat: Entitas spiritual yang menjadi pil memiliki energi spiritual yang sangat padat dan terkonsentrasi.

- Kekalahan dan Kehilangan Energi: Saat entitas spiritual dikalahkan, ia kehilangan sebagian besar energinya. Energi yang tersisa menjadi tidak stabil dan rentan terhadap kondensasi.

- Pengaruh Lingkungan: Lingkungan di sekitar entitas spiritual juga mempengaruhi proses kondensasi. Energi alam di sekitarnya dapat membantu memadatkan sisa-sisa energi spiritual menjadi pil.

- Proses Alami: Kondensasi energi spiritual adalah proses alami yang terjadi pada entitas spiritual tertentu setelah kematian mereka.

"Pil Makhluk Gentayangan ini memiliki berbagai manfaat," lanjut Vili. "Pil ini dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan spiritual, menyembuhkan luka spiritual, atau membuat artefak spiritual."

Adnan mengangguk mengerti. Pil Makhluk Gentayangan itu adalah hadiah yang tak terduga. Ia bisa menggunakannya untuk memperkuat dirinya atau membantu orang lain.

"Baiklah," kata Adnan. "Kita harus pergi sekarang. Kita akan membahas ini nanti."

Adnan menyimpan Pil Makhluk Gentayangan itu ke dalam inventarisnya dan mengangkat tubuh Ancient. Ia dan Evanthe bergegas meninggalkan Gua, menuju tempat yang aman.

(Penjelasan Author)

Dalam cerita ini, istilah "tempat penyimpanan Sistem Vili" kurang tepat dan membingungkan. Istilah ini mengimplikasikan bahwa Sistem Vili adalah entitas fisik yang memiliki tempat penyimpanan. Padahal, Sistem Vili adalah antarmuka atau program yang membantu Adnan, bukan entitas fisik.

Oleh karena itu, istilah yang lebih tepat dan sesuai adalah "inventaris." Inventaris adalah ruang penyimpanan virtual yang digunakan oleh karakter dalam game atau cerita fantasi untuk menyimpan barang-barang yang mereka temukan atau peroleh. Istilah ini lebih umum dan mudah dipahami oleh pembaca.

Selain itu, penggunaan istilah "inventaris" juga memberikan kesan yang lebih modern dan relevan dengan genre cerita fantasi ini.

Tambahan dalam Cerita:

Setelah Adnan mendapatkan Pil Makhluk Gentayangan, Sistem Vili memberikan pemberitahuan:

[Sistem] Selamat! Tuan mendapatkan Pil Makhluk Gentayangan. Pil telah ditambahkan ke inventaris Tuan.

Adnan mengangguk. Ia membuka inventarisnya dan melihat Pil Makhluk Gentayangan itu. Pil itu bersinar dengan aura merah hitam yang aneh.

"Aku akan menyimpan pil ini untuk nanti," gumam Adnan. Ia menutup inventarisnya dan bersiap untuk pergi.

1
Adrian Koto
baru paragraf awal dh bikin suasana merinding. gaya ngasih hook kita mirip thor 🤓👍

eh btw sedikit koreksi, ada typo di awal thor 😌
Wahyuadnan Saputra 31: mohon maaf autor masih pemula, terima kasih atas sarannya
total 2 replies
Cina Kw
bantu support
Cina Kw
bagusss 😍
Wahyuadnan Saputra 31: Terima kasih sudah mau support
total 1 replies
Hiroki524
Gemesin banget karakternya!
Wahyuadnan Saputra 31: Terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!