NovelToon NovelToon
Bringing Back My Ex Wife

Bringing Back My Ex Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:51.9k
Nilai: 5
Nama Author: moon

WARNING❗

CERITA INI BUAT YANG MAU-MAU SAJA.

TIDAK WAJIB BACA JUGA BILA TAK SUKA.

⚠️⚠️⚠️

Setelah hampir satu tahun menjalani pernikahan, Leon baru tahu jika selama ini sang istri tak pernah menginginkan hadirnya anak diantara mereka.

Pilihan Agnes untuk childfree membuat hubungannya dengan sang suami semakin renggang dari hari ke hari.

Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Debby, sahabat Leon yang sekian lama menaruh rasa yang tak biasa pada Leon.

Badai perpisahan pun tak bisa mereka hindari.

Tapi, bagaimana jika beberapa tahun kemudian, semesta membuat mereka kembali berada di bawah langit yang sama?

Bagaimana reaksi Leon ketika tahu bahwa setelah berpisah dari istrinya, Leon tak hanya bergelar duda, tapi juga seorang ayah?

Sementara keadaan tak lagi sama seperti dulu.

"Tega kamu menyembunyikan keberadaan anakku, Nes." -Leonardo Alexander-

"Aku tak pernah bermaksud menyembunyikannya, tapi ... " -Leony Agnes-

"Mom, where's my dad?" -Alvaro Xzander-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelukan Terakhir

#03

Perceraian berlangsung cepat, karena mereka menikah di London, dan mengurus perceraian pun di sana. 

Hari ini hari bahagia Agnes, sekaligus menjadi hari perceraian mereka. 

Leon berharap agar Agnes merubah pikirannya, jadi pria itu diam dan menunggu, namun, angannya tak sesuai kenyataan, dan Agnes justru pilih mengakhiri hubungan mereka begitu saja. 

“Selamat tinggal, semoga kamu bahagia dengan pilihan hidupmu.” 

Agnes mengangguk, ujung perpisahan yang pahit, menyisakan selaksa luka tak kasat mata di hati keduanya. Namun, Agnes tak ingin terlihat bersedih, sebaliknya ia menampilkan senyum yang sedikit dipaksakan. 

“Kamu juga, semoga segera bertemu jodohmu yang sesungguhnya. Wanita yang benar-benar mengerti dan memahami keinginan hatimu.” 

Dengan rasa berat, Leon melepaskan genggaman tangan Agnes, karena wanita itu menarik tangannya, seolah tak ingin berlama-lama di momen terakhir mereka. 

“Boleh aku memelukmu?” 

Agnes mengangguk, dan Leon tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Hingga ia memeluk sang mantan istri dengan erat, bahkan terlalu erat. 

Susah payah Agnes menahan air matanya, ia adalah wanita yang tak ingin terlihat rapuh, sejak sang papa meninggalkan dirinya dan sang mama. Agnes telah melatih dirinya menjadi sosok rumput liar yang tegar dan tahan di segala cuaca. Termasuk cuaca sedih ekstrim seperti saat ini. 

“Aku ikut bersedih untuk kalian.” 

Sebuah suara membuyarkan momen tersebut, sekilas Agnes menunduk, mengusap air di kedua sudut matanya. “Kamu sudah dijemput,” pungkas Agnes getir. 

Sejak awal mula hubungan mereka di mulai, Debby adalah satu-satunya wanita yang menjadi pusat kecemburuan Agnes, namun, Leon selalu mengatakan bahwa dirinya dan Debby hanya berteman akrab, tidak lebih. 

“Kami bisa mengantarkan ke tujuanmu.”

Debby menawarkan, wajahnya dibuat pura-pura berduka. Padahal dalam hatinya tengah berpesta pora. 

“Ikutlah, dengan kami, kita searah. Aku meminta Debby menjemput, karena semalam aku tak tidur.” 

“Aku tak langsung kembali ke apartemen, karena aku ada perlu membeli beberapa koper baru untuk pulang ke Indonesia.” 

Nyes!

Mendengar ucapan Agnes, hati Leon seperti baru saja dipasang plat besi yang masih berpijar. Agnes kembali ke Indonesia, seorang diri. Padahal dulu ketika meminta izin menikah pada Mama Wina, Leon berjanji akan menjaga dan mengantar kepergian Agnes kemanapun. 

“Kamu— kenapa buru-buru pulang?” tanya Leon. 

Agnes tersenyum getir, “Tak ada yang bisa kulakukan di sini, tapi aku bisa memulai kembali hidupku di Indonesia. Pergilah kalian, aku juga harus bergegas.” 

“Oh, iya, satu lagi, aku sedang mengusahakan minggu ini terbang ke Indonesia, jadi tolong beri aku waktu mengemasi semua barang-barangku dulu.” 

“Tapi—”

Leon hendak melanjutkan kalimatnya, ada banyak hal yang masih ingin ia katakan, namun, Agnes buru-buru menyudahinya. Wanita itu berbalik badan dan pergi ke arah berlawanan dengan arah yang akan Leon tuju. 

“Ayo, Dokter Dante mencarimu.” 

Debby menyeret lengan Leon, dan dengan terpaksa Leon mengikuti langkah Debby, beberapa kali pria itu menoleh ke arah Agnes, berharap wanita itu pun melakukan hal serupa. Leon bahkan bersumpah akan langsung berlari mendatangi mantan istrinya saat ini juga, jika Agnes menoleh kepadanya. 

Sayang Sekali, karena hingga mobil yang Debby kemudikan melaju perlahan, Leon hanya bisa menyaksikan punggung Agnes yang semakin menjauh dari pandangannya. 

•••

Tepat seminggu kemudian, Agnes sudah tiba di Jakarta. Wanita itu segera melanjutkan perjalanan ke Cirebon dengan transportasi umum yang tersedia di Bandara Soekarno-Hatta. 

Tapi, pemandangan mengejutkan membuatnya nyaris mati berdiri, Agnes berlari kencang melupakan barang-barangnya, karena toko kue kecil milik mamanya kini habis dilalap kobaran api. 

“Mama! Mama!” jerit Agnes. Namun, petugas damkar bisa menghalaunya, hingga Agnes tak nekat masuk ke dalam kobaran api. 

“Lepaskan! Aku harus menyelamatkan Mamaku!” 

“Tenang! Tenang, Nona!” 

Petugas damkar berusaha Menenangkannya. “Ibu Anda sudah di bawa ambulance ke rumah sakit.’

“Bagaimana kondisinya?” 

“Beliau mengalami luka bakar cukup parah, karena posisi sedang di dapur, dan kami menduga api bersumber dari sana.”

Air mata Agnes luruh seketika, “A-Apa, Pak?”

“Dua karyawan yang membantu beliau, juga mengalami kondisi serupa.” 

Hati Agnes mencelos seketika, ia bingung, sesaat tak tahu harus melakukan apa. 

“Agnes?” sapa Pak Rifky salah seorang tetangga yang Agnes kenal cukup baik. 

“Om—”

“Tadi Ambulance membawa mamamu ke rumah sakit, sekarang Om mau ke sana? Kamu mau ikut?” tawarnya. 

“Mau, Om!” jawab Leony tanpa pikir panjang.

“Ayo, kemasi dulu kopermu.” 

Ketika Agnes berbalik, tanpa sengaja ia melihat seseorang yang sepertinya tidak asing, namun, Agnes berusaha mengusir pikiran buruknya, dan lagi setelah di lihat kembali, orang itu sudah hilang. 

•••

“300 juta?” 

“Iya, Nona. Itu untuk estimasi biaya satu minggu perawatan 3 orang pasien, termasuk kamar dan lain-lain,” jawab petugas administrasi. 

Tangan Agnes gemetar, bukan karena takut uangnya habis, tapi karena jumlah uangnya tak sampai sebanyak itu. Lalu kemana ia akan mencari sisanya?

“Kenapa?” tanya Om Rifky yang melihat wajah Agnes pucat pasi. 

Karena tak mendapat jawaban, Om Rifky pun menyambar kertas tagihan rumah sakit dari tangan Agnes. 

“Biar Om yang bayar,” kata Om Rifky dengan keluasan hatinya. 

“Tapi, Om. Bagaimana bila keluarga Om melarang?”

“Aku sudah lama hidup sendiri, Istriku meninggal 5 tahun lalu, dan kami tak pernah memiliki anak.” 

Om Rifky mencoba meyakinkan Leony, “Baiklah, tapi aku menganggap ini hutang, meskipun mencicil, tapi aku yakin bisa mengembalikan uang Anda.”

“Iya, kamu punya waktu banyak bila memang berniat melunasinya secara perlahan.” 

Pikiran Agnes begitu kalut, pada siapa lagi ia akan meminjam biaya pengobatan? Pada papanya? Sudah pasti uang itu tak akan didapat dengan mudah. Yang ada ia harus bersitegang dengan istri papanya.

Leon. 

Akhirnya Agnes ingat bahwa mungkin pria itu mau berbaik hati meminjamkan uang pada mantan istrinya. 

Tanpa pikir panjang, dan menghiraukan perbedaan waktu, Agnes segera menghubungi Leon. Namun, entah kebetulan, atau nasib buruk, setiap kali menghubungi Leon, Debby sedang berada di dekat ponsel pria itu. 

Leon masih di kamar mandi, jadi pria itu meninggalkan ponselnya di ruangan para dokter. 

“Mau apa lagi, dia? Mengganggu saja,” gerutu Debby sinis. Dan dengan santai mereject panggilan dari mantan istri Leon tersebut. 

Bukan hanya sekali dua kali, tapi berkali-kali. Karena Leon tak kunjung datang, maka Debby pun mengangkat panggilan tersebut. 

“Halo.”

“Maaf, apa ini ponsel Dokter Leon?” 

“Agnes?” 

Debby pura-pura bertanya. 

“D-Debby?” tanya Agnes dengan suara bergetar. 

Sebagai mantan istri, Agnes tentu tahu kebiasaan Leon sejak dulu. Pria itu tak suka, bahkan bisa marah besar jika ada orang lain yang menyentuh ponselnya. Benda tersebut seperti sebuah jimat, karena Leon pernah kecanduan gadget ketika masih anak-anak. 

Tapi kini, Debby menyentuh, bahkan lancang mengangkat panggilan. Apakah— ah, itu bukan urusan Agnes lagi. Terserah Leon. “Kemana Leon?” 

“Leon sedang keluar sebentar, ada sedikit urusan.” 

Agnes tersenyum getir, “Tapi—”

“Oh, ponsel ini. Aku tahu betapa posesifnya Leon pada ponsel pribadinya. tapi sedekat inilah hubungan kami, hingga ia sangat mempercayaiku.” 

Degh! 

Namun, Agnes tahu, itu bukan urusannya lagi. 

“Dengar, ya, karena sekarang kamu sudah menjadi mantannya Leon. Jauhi dia! karena kini adalah kesempatanku untuk mendekatinya. Sebelumnya aku sudah memberimu kesempatan, tapi kamu dengan bodohnya  memberikan pilihan sulit padanya. Ditambah lagi, Leon sangat menyukai anak-anak.”

Bukan perkara cinta, tapi Agnes kecewa pada sikap Leon yang tega membuka aib penyebab mereka berpisah. Agnes jelas tak terima, walau mengakui bahwa prinsip dan keinginannya lah yang menjadi penyebab perpisahan mereka. 

Agnes pun mematikan panggilan tanpa kata apa-apa lagi. Sekarang, semuanya sudah benar-benar berakhir, antara ia dan Leon tak akan pernah ada ikatan apa-apa lagi. 

1
Gustinur Arofah
typo masa keponakan sih thor
moon: alhamdulillah tidak kak, krn memang keponakan, 😁
total 1 replies
Rahmawati
wAduh gimana ya reaksi al
Rahmawati
km harus gercep Leon sblm Agnes menikah sama rama
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
!m_mah
tak payah bang,, JD pintar nanti pula kau
Uba Muhammad Al-varo
Leon..... setelah tahu hasil penyelidikan mu,apa yang akan kamu lakukan pada Deby dimulut ular berbisa,jadi nggak sabar menunggu up-nya kembali 🙏❤️💪💪💪
Esther Lestari
deg....deg....nunggu reaksi Al saat tahu eyang dari pihak daddy nya datang
Marlina ☘𝓡𝓳
Semoga Al bisa menerimanya 🥺
Esther Lestari
begitu dong Leon....semangat membongkar rahasia masa lalu.
abaikan Debby
Marlina ☘𝓡𝓳
good job 👍🏻
Sh
siap siap Al...Para Eyang udah turun tangan...ga lama pasti dibawa ke rumah Geraldy..ketemu sepupu yang pada gila dan Meyra bawel tentunya..banyak makanan,banyak mainan dan banyak binatang...banyak uncle dan aunty.. pokoknya penuh cinta dan fun deh
Sh
Ini Leon minta bantuan pawangnya atau ....Agnes.. selamat pusing...Rama mau pulang Cirebon siapkan pernikahan yang berarti keluar duit...kalau misal kena penalti..aman koq..suruh leon bayarin...Jadi mantu keluarga Geraldy enak ..mertuanya baik semua...Keluarga Kevin Andre Juna...semua baik dan...semua kaya😄😄😄
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga Al tidak menolak kedua eyangnya 🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
hehe emang kamu gak peka😅😅
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
ini si centil mayra blm tau klo bestie nya di sekolah, si al.. ternyata sepupunya...bikin mayra tau thor biar seru dg celotehan si centil nya mimi dhela 🤣🤭
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
nah gitu dong Leon🥰🥰
Bunda Idza
mudah2an kehadiran eyang berdua bisa turut menjelaskan pada Al kondisi masa lalu Daddy nya
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
gitu dong singo..jgn oon kelamaan..bisa makin mrepet nih para embok2 yg baca kisahmu 😅🤣🤣🤭
Patrick Khan
deg deg kannya. sampek tembus ke penonton😄😄
Patrick Khan
..demit siap2😤😤😤🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!