NovelToon NovelToon
Exiled For Dinasty

Exiled For Dinasty

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Penyelamat
Popularitas:851
Nilai: 5
Nama Author: Ell fizz

Di balik megahnya pusat kekuasaan, selalu ada intrik, pengkhianatan, dan darah yang tertumpah.
Kuroh, putra dari seorang pemimpin besar, bukanlah anak yang dibuang—melainkan anak yang sengaja disembunyikan jauh dari hiruk-pikuk politik, ditempatkan di sebuah kota kecil agar terhindar dari tangan kotor mereka yang haus akan kekuasaan.

Namun, takdir tidak bisa selamanya ditahan.
Kuroh mewarisi imajinasi tak terbatas, sebuah kekuatan langka yang mampu membentuk realita dan melampaui batas wajar manusia. Tapi di balik anugerah itu, tersimpan juga kutukan: bayangan dirinya sendiri yang menjadi ujian pertama, menggugat apakah ia layak menanggung warisan besar sang ayah.

Bersama sahabatnya Shi dan mentor misterius bernama Leo, Kuroh melangkah ke jalan yang penuh cobaan. Ia bukan hanya harus menguasai kekuatannya, tetapi juga menemukan kebenaran tentang siapa dirinya, mengapa ia disembunyikan, dan apa arti sebenarnya dari “takdir seorang pemimpin”.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ell fizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak lama bertemu

Tap tap tap, langkah kecil terdengar di ruangan yang sunyi.

"Bagaimana perkembangan mu Kuroh? Apakah kau sudah bisa menguasai Ethereal?."

Kuroh duduk sambil menatap ke lantai.

"Teknik ini sangat sulit, tapi aku sudah mulai menguasai nya."

Leo mendekati Kuroh lalu menepuk pundak nya beberapa kali untuk menyemangati nya.

"Tenang saja," katanya sambil tersenyum tipis. "Bahkan para Pengguna Pilar juga pernah kesulitan mengembangkan Pilar mereka sendiri."

Kuroh mengangkat kepalanya, sebuah mata harapan dan kebingungan tercampur.

"Benarkah?."Kuroh bertanya dengan nada penuh bingung.

"Teknik pilar mu mengandalkan imajinasi mu, sudah ku ajarkan kemaren kalau kau harus berimajinasi sebebas mungkin bahkan kalau perlu hancurkan lah tempat ini jika kau mau."ucap Leo dengan maksud mendorong Kuroh berlatih tanpa batas.

Sebuah cahaya kecil muncul di mata Kuroh, sebuah harapan yang akan membawa Kuroh ke masa depan yang baik.

"Kalau begitu aku akan berlatih sekuat tenaga tanpa ada rasa penghalang."Gumam Kuroh semangat.

Sebuah kata kata yang menghancurkan rasa kecewa, dan rasa putus asa Kuroh.

Kuroh dan Leo mulai berjalan ke belakang halaman dan berlatih disana. Halaman belakang sangat lah luas, sebuah Padang Hijau seluas lapangan sepak bola.

...----------------...

"Hyaaah!! Sahhhh!!."

Leo dan Kuroh sampai di halaman belakang, mereka melihat ada orang lain yang ada di lapangan hijau nan luas ini.

"Hahaha, itu Shi, dia sangat ingin menjadi kuat sama seperti mu hahaha,"sebuah perkataan Leo pada Kuroh.

Hati Kuroh tersentuh setelah mendengar ucapan dari Leo, mata nya kini tambah terbuka.Angin kecil meniup tanaman dan indah nya langit menambah suasana nyaman dan tenang.

Kuroh mulai berjalan mendekati Shi yang berlatih sendirian, dia melambaikan tangan dan berteriak.

"Oiiiiiiii Shi!!, mengapa kau berlatih sendirian? Ajak aku untuk berlatih juga!!."

Shi menoleh ke arah suara, tersenyum tak lama setelah itu lalu mendekat ke arah Kuroh.

"Hoo Kurohhh, sudah lama sekali tak ke belakang halaman untuk melihat suasana, disini sangat lah sejuk."

Shi dan Kuroh akhirnya bertemu, sebuah tatapan mata yang merindukan satu sama lain, mereka mulai berpelukan dengan erat seperti sudah lama tidak bertemu.

"Kemana saja kau Kuroh?,"mata Shi meneteskan air mata perlahan "Aku berlatih sendirian, Leo sibuk membuat suatu hal yang nampak nya itu akan sangat istimewa."

Mendengar itu dari mulut Shi, Kuroh jelas bertanya.

"Apa itu? Aku juga sibuk bermeditasi sendirian dan tak mempedulikan apapun yang terjadi, namun sekilas aku melihat Leo membawa sebuah batu berlian biru ke tempat penelitian nya."

Pelukan makin erat, Shi mengatakan sekarang tak perlu memikirkan itu, yang terpenting bagaimana cara menjadi kuat sekarang.

"Aku melihat mu dengan mata Espada ku, perkembangan energi pilar mu jauh lebih stabil sekarang,"Kuroh menatap seluruh tubuh Shi "Sudah berapa lama kau berlatih?."

Sebelum benar benar menjawab pertanyaan Kuroh, Shi bertanya.

"Apa itu mata Espada?," heran bertanya "Ini baru pertama kali nya aku mendengar nya."

Mendengar hal itu, Kuroh memegang mata nya.

"Mata Espada sendiri adalah mata yang ku namai sendiri, mata biru ditambah hitam ini mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan lawan serta energi pilar mereka.Sebenarnya perlu bantuan Leo untuk membangkitkan mata ini sepenuh nya."

Shi paham setelah mendengar penjelasan tentang mata Espada.Namun Shi heran kemana Leo.

"Leo sudah kembali ke lab penelitian nya, paling meneliti hal yang lainnya.Sekarang, ayo kita berlatih bersama,"Kuroh tersenyum "Bagaimana kalau 1 versus 1?."

Tantangan satu lawan satu, Dalam hal kekuatan Kuroh jauh lebih kuat dari Shi namun, dalam hal IQ bertarung jelas Shi lebih unggul jauh, Shi kini berfikir keras apakah menolak atau menerima.

Angin menerpa wajah mereka berdua,

"Baiklah, aku menerimanya.Peraturan nya jangan sampai melukai dengan serius, jika lawan telah mengatakan menyerah jangan menghajarnya."Ucap Shi dengan wajah tenang namun seperti meremehkan.

Peraturan mudah yang dibuat oleh Shi namun, Shi jelas merencanakan sesuatu dari peraturan yang ia buat.

...----------------...

Angin berhembus kencang, rumput hijau di halaman belakang bergoyang liar seolah tahu akan ada pertarungan besar. Kuroh dan Shi berdiri berhadapan, jarak lima meter. Mata Espada Kuroh berkilat samar, menatap lurus ke arah Shi yang terlihat tenang, bahkan terlalu tenang.

“Huff…” Kuroh menarik napas dalam, aura Ethereal berwarna abu-abu kehitaman mulai melingkari tubuhnya. “Aku tidak akan menahan diri, Shi.”

Shi tersenyum tipis, tatapannya seakan membaca setiap gerakan Kuroh sebelum ia melakukannya. “Bagus, kalau kau menahan diri, itu malah membosankan.”

Tap! Dalam sekejap, Kuroh melesat maju, tanah bergetar saat ia menginjak rumput. Tinju kanan berbalut aura langsung mengarah ke wajah Shi.

Namun—

Swoosh! Shi memiringkan kepalanya hanya sedikit, menghindar dengan jarak tipis. “Terlalu lurus, Kuroh.” Ia menyikut perut Kuroh dengan cepat.

Bugh! Kuroh terdorong mundur beberapa langkah, tapi ekspresinya malah berubah penuh semangat. “Heh… refleksmu gila juga.”

Tanpa memberi jeda, Kuroh mengaktifkan tekniknya. Aura di tangannya berubah membentuk bayangan pedang. “Ethereal Blade.”

Ia menebas udara, bilah energi keluar dan menghantam tanah, menciptakan retakan panjang. Rumput beterbangan, debu naik.

Shi melompat ke samping, lalu menendang tanah sehingga serpihan kecil beterbangan ke arah mata Kuroh. “Fokusmu mudah diganggu.”

Kuroh terpaksa menutup mata sesaat, tapi Mata Espada berkilat—menganalisis arah energi Shi. Dengan insting tajam, ia mengangkat lengan untuk menangkis.

Clash! Kuroh menahan tendangan Shi dengan lengan berlapis Ethereal. Angin benturan membuat dedaunan terangkat ke langit.

Mereka saling dorong sebentar, lalu terlepas.

“Cepat sekali…” Kuroh bergumam sambil mengatur napas.

“Dan kau terlalu percaya dengan kekuatan mentahmu.” Shi membalas, napasnya tetap stabil.

Kuroh mengepalkan tangan, aura Ethereal makin tebal, bergetar seakan ingin meledak. “Kalau begitu… lihat ini.”

Ia menghentakkan kakinya. Aura dari tubuhnya melesat ke segala arah seperti badai, membuat tanah berderak. “Ethereal Burst!”

Gelombang energi menyapu halaman. Shi menyilangkan tangan, tubuhnya terseret beberapa meter. Meski tertekan, senyumnya tidak hilang. “Inilah yang kuinginkan…”

Dalam kabut energi, Shi berlari zig-zag, tubuhnya nyaris tak bisa diikuti mata telanjang. Ia memanfaatkan sela-sela energi Kuroh untuk mendekat.

Mata Espada Kuroh berputar cepat, memprediksi pola Shi. Namun tiba-tiba—Shi melempar batu kecil ke arah Kuroh.

Refleks Kuroh menepisnya. Itu hanya umpan. Saat tangannya terbuka, Shi sudah ada tepat di depan wajahnya.

DUARRR! Sikut Shi menghantam dagu Kuroh, membuat tubuhnya terangkat ke udara.

Kuroh terhuyung, darah sedikit menetes dari bibir. Namun matanya tetap menyala, penuh semangat. “Kau pintar sekali, Shi…”

Shi menghela napas, lalu bersiap menutup jarak lagi. “Kuroh… kau kuat. Tapi kekuatan tanpa strategi hanya membuatmu terbakar oleh dirimu sendiri.”

Mereka berdua saling menatap, aura keduanya meningkat. Halaman belakang yang tadinya tenang kini bergetar oleh energi.

Dan saat keduanya hendak menyerang bersamaan—

KRAAAKKK!! Sebuah suara retakan besar terdengar dari arah laboratorium Leo. Cahaya biru menyembur ke langit, mengguncang tanah tempat mereka berdiri.

Kuroh dan Shi berhenti bergerak, mata mereka terbelalak.

“…Apa itu?” suara Shi nyaris berbisik.

Kuroh menoleh, wajahnya tegang. “Itu… dari Leo.”

Pertarungan mereka pun terhenti, namun ketegangan justru semakin mencekam.

1
Abi Dharma
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
Ngực lép
Gak bisa berenti baca.
Mikerap <3
Kangennya bukan main, update dong thor. Biar makin jatuh cinta! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!