⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
⚠️Rawan Typo!
⚠️Mengandung adegan romans✅
⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅
Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.
Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
Perjalan dari indonesia menuju Thailand hanya membutuhkan waktu tempuh 3 jam 20 menit. Mereka berangkat dari jakarta pukul 01.00 siang dan tiba di bangkok pukul 04.20 sore. Waktu di thailand dan indonesia bagian barat tidak berbeda karena Indonesia dan Thailand memiliki letak astronomis yang berdekatan atau posisinya sejajar. Sehingga hal ini mempengaruhi pembagian waktu atau zona waktu di Indonesia dan Thailand.
Emrik keluar dari kokpit kemudian berjalan mencari keberadaan Sania. Ia bertanya kepada pramugari dan ternyata Sania sedang tertidur di kasur mewah pesawat itu. Ia membuka pintu mendapati sania yang sedang tertidur pulas dan mulut yang menganga, juga tentu dengan air liur nya yang sudah merembes kemana-mana.
Sungguh menjijikan jika orang melihatnya, tapi disini lain. Emrik sama sekali tidak jijik melihat gadis itu, ia malah terkekeh geli melihat ekspresi gadis itu dan ia tak mau kehilangan momen ini. Ini pasti akan menjadi senjata yang ampuh untuk membuat gadis itu jengkel padanya. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan memotret sania dari beberapa angel. Setelah ia rasa cukup, ia memasukkan ponselnya ke saku celananya lagi.
"Hei bangun!"
Emrik menggoyangkan tubuh gadis yang tengah tertidur itu. Jangan membayangkan dibangunkan dengan lembut ya! Bayangkan saja jika kau di bangun kan dengan sapu panjang milik ibu kalian dirumah. Tapi disini Emrik membangunkan Sania menggunakan stik golf nya yang ia bawa dari jakarta, ia sengaja membawa stik golf untuk bermain golf disana.
Sania meregangkan otot-ototnya. Ia langsung menatap tajam kepada Emrik saat melihat apa yang digunakan pria itu untuk membangunkan nya.
"Jangan menatap ku seperti itu! Masih untung tidak ku pukul kau dengan stik golf ini."
******
Indonesia, Jakarta.
Malam hari telah tiba.
"Mah." panggil Ryszard kepada mamanya yang baru pulang.
"Iya sayang ada apa?"
"Mama tidak perlu basa-basi. Hari terakhir kalinya mama berbuat tidak pantas pada istriku, aku tidak mau mendengar jika mama menyuruh istriku seperti pembantu. Apa maid di mansion ini kurang sehingga mama menyuruh istriku untuk mengerjakan pekerjaan rumah?"
Ibu Ryszard tersenyum mengejek dan melipat kedua tangan nya. "Jadi gadis kampung itu mengadu pada mu? Cih dasar gadis tidak tahu diri?".
"Mah!" Bentak Ryszard kepada mamanya. "Asal mama tahu, gadis yang mama sebut tidak tahu diri itu sedang mengandung anakku. Cucu mama."
"Apa?!" Ucap nya dengan penuh keterkejutan tapi ia kembali menormalkan ekspresinya. "Mama tidak sudi punya cucu dari gadis yang tidak jelas asal usulnya!"
"Terserah mama mau terima atau tidak, tapi Nea akan tetap menjadi istriku dan akan melahirkan anakku yaitu keturunan keluarga ini" ucap Ryszard dengan tegas.
"Keterlaluan kamu!"
Ryszard sudah tidak mendengarkan perkataan mamanya, dan memilih untuk meninggalkan nya. Ia sudah tak peduli dengan ini, yang terpenting sekarang adalah istrinya yang sekarang tengah mengandung anak nya. Betapa bahagianya dia sekarang mendapati istri tercinta tengah mengandung buah cinta mereka, hal apa lagi yang lebih membahagiakan dari hal ini? Tapi disisi lain ia juga mencemaskan istrinya karena usianya masih terlalu muda untuk mengandung. Belum lagi ia juga harus menyelesaikan urusan ibu mertuanya, ia harus memikirkan cara bagaimana mengawali hubungan mereka yang tak wajar ini. Apakah ia harus mengatakan sejujurnya pada ibu mertuanya bahwa ia memaksa putrinya untuk menikahinya hanya untuk alat balas dendam? Apalagi sekarang sekertaris pribadinya sedang meninggalkan nya beberapa waktu, lalu siapa lagi yang dapat ia percaya untuk membantu mengurus semua ini.
"Udalah mah, biarkan kakak memilih hidupnya sendiri lagi pula aku lihat kakak ipar juga orang yang baik. Jadi apalagi yang mama cemaskan?" Ucap Aleta yang dari tadi melihat perdebatan antara mamanya dan kakak nya.
"Diam kamu! Kamu itu masih anak kecil jadi tidak mengerti tentang ini!" bentak mamanya.
"Aku sudah dewasa mah! Umurku dua puluh satu tahun!"
"Tapi tetap saja kamu nggak ngerti tenang semua ini. Ah.. sudah lah mama capek!" ujar nya lalu pergi meninggalkan Aleta sendiri.
Dikamar.
Ryszard baru saja memasuki kamar dan menutup pintu dengan sangat pelan agar tak menimbulkan suara karena istri cantiknya itu sudah tidur,
Padahal ini masih pukul tujuh malam. Ia berjalan dan menaiki kasur dengan pelan, lalu berbaring miring dan mensejajarkan wajahnya dengan perut Nea.
Dengan pelan ia menyingkap baju yang menutupi perut istrinya, lalu memberikan kecupan papa perut rata itu.
"Cup"
"Cup"
"Cup"
Kecupan itu membuat sang empu menggeliat kecil, namun Ryszard tak menghentikan aksinya dan masih tetap menghujani kecupan diatas perut itu.
"Emm..." Nea bergumam dan menggeliat kecil. Melihat pergerakan itu, Ryszard malah semakin gencar untuk mengecup perut istrinya.
"Emm, hentikan geli..." ucap Nea dengan mata yang tertutup, seraya menjauhkan tubuhnya dari Ryszard. Namun Ryszard tak tinggal diam, ia menarik pinggang Nea agar tak menjauh sari nya, hingga ia menanggalkan kan wajahnya pada perut sang istri.
"Emm... geli... hahahaha... berhenti."
"Tidak, aku tidak akan berhenti sebelum kau membuka mata mu."
"Hahaha... ya ya aku akan membuka mata ku, lihat ini."
Ryszard mendongak melihat wajah sang istri, lalu bergerak naik mensejajarkan posisi mereka.
Nea menarik turun bajunya yang tadi dinaikkan suaminya yang jahil. Tapi sebelum ia menurunkan sempurna bajunya, tangan nya ditahan.
"Biarkan seperti ini." ujar Ryszard meletakkan kembali tangan nya ke perut istrinya.
"Tapi geli."
"Aku tidak akan bergerak, hanya mau menyentuh nya."
"Kenapa dia tidak bergerak ya??" Tanya Ryszard dengan polosnya.
"Sudah?" Tanya Ryszard, dan Nea pun mengangguk.
"Ayo kita pergi kedokter sekarang." ajak Ryszard.
"Untuk apa? Ini masih sangat pagi."
"Ya untuk memeriksakan keadaan mu. Lihatlah kamu muntah, dan wajah mu terlihat pucat sekali." ucap Ryszard dengan cemas.
"Kamu ini berlebihan, ini sudah biasa dialami ibu hamil."
"Ini beda karena itu hanya akting dan ini di dunia nyata."
"Tapi kata teman mu kemarin juga tidak papa. Ini hal yang wajar, tidak perlu cemas seperti itu."
"Tidak aku akan membawa mu ke dokter sekarang!"
"Ahh... jangan, aku ada kelas pagi ini. Nanti siang aja yaa..." bujuk Nea dangan manja dan mengeluarkan puppy eyes nya.
"Hhhhh" Ryszard menghela napasnya. Jika sudah seperti ini dia sudah tak bisa menolak keinginan sang istri.
"Ya ya.. boleh kan??"
"Aku akan membawa mu ke dokter nanti siang tapi kau tidak boleh ke kampus. Lihatlah! Wajahmu sangat pucat."
"Loh kok gitu sih.."
"Keadaan mu masih seperti ini aku tidak akan membiarkan mu keluar dari mansion ini."
Jangan lupa 🎯 "Target kita: banyak like, view, dan komentar kece dari kamu! 😉"