Hallo, selamat datang kembali di cerita kedua Author, semoga kalian suka ya. ❤️
••••••••••
"kenapa kamu lakukan ini mas?" ucap Sela, dengan tubuh bergetar.
"maaf." ucap bayu, dia menunduk tak berani menatap Sela.
"Mas, kamu sudah janji sama aku. kamu tidak akan pernah meninggalkan aku."
"aku tidak akan meninggalkan kamu sela, aku menikahi citra karena aku hanya ingin punya anak." ucap Bayu membela diri.
"tapi bukan seperti ini mas." lemah Sela.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
"Dia jahat, dia sangat jahat, apa kurangnya saya kepadanya apa?"Racu Bryn.
"Bukan tuan yang kurang, tapi dia yang tidak bersyukur memiliki tuan, yakinlah jika suatu saat nanti akan ada wanita yang datang dan bersyukur memiliki tuan, dia juga akan menjadi obat untuk tuan, tenanglah, semua akan baik- baik saja."Ucap Sela, dia terus menenangkan Bryn, tubuhnya masih bergetar hebat, sepertinya rasa traumanya sangat besar.
Sela terfokus kepada empat orang laki- laki di dekat pintu ruangan Bryn, dia menatap Banu yang juga sedang menatapnya.
"Tuan."Ucap Banu, dia mendekati Bryn.Namun bryn sama sekali tidak meresponnya, dia semakin mengencangkan pelukannya kepada sela.
"Biarkan dia di suntik dulu."Ucap Banu.
"Suntik apa?"tanya sela.
"Penenang."Ucap banu.
"Bukankah itu tidak boleh terus di lakukan, obat penenang hanya akan menenangkan sementara, dan membuat beberapa memori yang ada di ingatannya berkurang, "Ucap sela.
"Tapi dia akan membahayakan dirinya sendiri dan semua orang yang ada di sekitarnya jika di biarkan."Ucap tenaga medis.
"Dia sudah tenang seperti ini, tidak membutuhkan obat itu lagi, kecuali dia masih mengamuk."Ucap sela.
"Baiklah, sela tolong bawa dia keruang istirahatnya, agar dia beristirahat terlebih dahulu."Ucap banu, dia menunjuk pintu yang ada di ruangan itu, sela ingat betul dengan pintu itu, karna tadi pagi bryn juga keluar dari sana.
sela mengangguk.
"Tuan bangun yuk."Ajak sela dengan lembut, dia berusaha bangun dan membantu bryn, tentunya di bantu juga oleh banu.
banu dan juga sela membawa bryn ke ruangan itu, sela baru tau jika itu sebuah kamar yang sangat luas dan megah, mungkin bryn juga sering tertidur dan menginap di sana.
sela membawa brynke tempat tidur dan meletakan tubuhnya, karna kelelahan bryn langsung memejamkan matanya, saat sela akan bangkit bryn mencekal tangannya.
"Jangan pergi."Gumam bryn, namun matanya terpejam.
"Temani dia dulu sampai tidur pulas, saya keluar dulu untuk memanggil Ob agar merapihkan ruangan kerjanya."Ucap banu.
sela mengangguk, akhirnya dia duduk di samping bryn yang sedang tertidur, sela menatap wajah tampan itu, wajah yang selalu garang dan datar ternyata menyimpan trauma dan banyak luka, hingga membuatnya seperti tidak berdaya, ternyata dia menampilkan wajah seramnya untuk melindungi dirinya sendiri.
sela seperti melihat diri sendiri, nasibnya hampir sama, hanya saja bedanya bosnya gagal sebelum menikah, sedangkan dirinya di katakan gagal ini belum gagal, di katakan belum gagal namun semuanya sangat sulit untuk di perbaiki, sela hanya diam menatap wajah damai bosnya saat tertidur.
"Apa aku akan seperti dia , jika aku gagal."Batin sela.
Hatinya tiba- tiba sangat sakit, hingga membuat dirinya meneteskan air mata, ternyata sekejam ini dampak dari sebuah perselingkuhan, dan pelaku bisa menjalankan kehidupan seperti biasanya, sedangkan korban harus mati- matian untuk melawan rasa trauma dan bangkit kembali dengan rasa sakit yang terus menerus mengikuti.
**
Di luar banu menghubungi orang tuan bryn dan memberitahukan bagaimana keadaan bryn saat ini, dan bagaimana selabisa menangani bryn, bahkan ini kali pertama bryn tenang tanpa sebuah suntikan, hanya karna sebuah pelukan dari wanita yang baru beberapa hari bekerja dengannya.
"Kemajuan yang sangat luar biasa."Ucap Galang papah–nya bryn.
"Iya tuan, saya sangat kaget melihatnya, biasanya bryn akan sangat marah jika di dekati oleh orang saat dirinya sedang kambuh,"Ucap banu..
"Biarkan bryn dekat dengan wanita itu, siapa tau traumanya akan berangsur pulih."Ucap Pak Galang.
"Baik tuan, "Jawab banu,."Tapi yang saya tau, sela telah memiliki seorang suami."Lanjut banu.
"Apa? cari tau tentang suaminya, saya serahkan semuanya kepadamu banu, karna saya tidak mungkin bertanya kepada lingga."Ucap Pak Galang.
"Yang saya ketahui, rumah tangga mereka juga sedang tidak baik- baik saja, suaminya berselingkuh dan menikah lagi, namun sampai saat ini dia tidak mau menceraikan sela.."Ucap banu, ternyata dia sudah mencari informasi tentang sela sebelum di minta.
"Terus patau bagaimana rumah tangganya, buat mereka segera bercerai."Ucap Pak Galang.
"Baik tuan."Ucap banu.
Setelah melaporkan bagaimana bryn, banu menutup sambungan telponnya dan kembali masuk ke dalam ruangan bryn, memperhatikan beberapa Ob yang merapihkan ruangan itu, banu selalu bilang kepada mereka untuk tidak memberitahu siapapun tentang apa yang terjadi di ruangan bosnya itu, maka karna itulah Ob yang selalu merapihkan ruangan bryn tidak pernah ganti, banu menugaskan 4 orang Ob yang bergantian membersihkan ruangan bryn, dan jika sedang seperti ini banu akan memanggil mereka semua untuk merapihkannya, dan dia akan memberikan uang lebih kepada mereka.
Setelah terlepas dari genggaman bryn, sela bangkit dari duduknya dengan perlahan, dan keluar dari kamar bosnya itu, dirinya tidak mau jika nanti malah akan timbul fitnah antara dirinya dan juga bosnya.
**
Sela keluar dari kamar yang ada di ruangan Bryn, dia melihat jika ada 4 ob yang sedang merapihkan ruangan itu, dan banu yang sedang merapihkan meja kerja bryn.
"Dia udah tidur?" Tanya banu sambil menatap sela.
sela mengangguk,
"Aku keluar dulu. "Ucapnya pelan.
banu mengangguk mendengar ucapan sela, mungkin saja dia memang lelah baru saja menghadapi bryn.
sela keluar dan duduk di bangku kerjanya, dia memijat pelipisnya, kepalanya sangat sakit, akhirnya dia melangkah ke kamar mandi dan mencuci wajahnya, setelah itu dia merapihkan kembali penampilannya terlebih rambutnya yang sudah sangat berantakan, dia juga memoles kembali wajahnya dengan sedikit riasan agar tidak terlalu pucat.
"Rahangku sangat sakit, bahkan hanya untuk bicara saja rasanya sangat sakit."gumam sela sambil menyentuh lehernya dan melihatnya dari pantulan cermin yang ada di hadapannya.
Setelah selesai dia keluar dari dalam kamar mandi dan kembali ke meja kerjanya, ternyata di sana telah ada banu yang menunggunya.
"Ada apa nu?" Tanya sela pelan.
"Apa kamu baik- baik saja, apa ada yang sakit?" Tanya banu, dia tau jika sela tidak mungkin tidak teramuk oleh bryn.
"Aku baik- baik saja nu."ucap sea berbohong.
"Jangan berbohong sel, aku tau bagaimana bryn jika sedang mengamuk, jika ada bagian tubuhmu yang terluka atau sakit, lebih baik di obati segera."ucap banu.
sela hanya menatap asisten dari bosnya itu.
"Aku baik- baik saja, hanya rahangku sedikit sakit, tadi dia mencengkramku cukup kuat."ucap sela akhirnya jujur.
banu berjalan mendekati sela dan menyentuh rahang wanita itu, lalu dia melihatnya dengan lebih detail, takut jika ada luka di wajahnya.
"Aku panggilkan dokter saja kalo begitu. "Ucap banu.
"Eh, gak perlu," Ucap sela.
"Tapi kamu harus di periksa, takutnya tulang kamu retak atau penyok."ucap banu.
"Hahahahah." sela tertawa mendengar ucapan asisten bryn itu. "aduh. Aduhhhh."keluhnya dia tidak sadar jika rahangnya sedang sakit.
"Tuh kan, makannya jangan ketawa lebar- lebar, udah tau rahang lagi sakit."ucap banu.
"Udah ah, aku mau lanjutin kerjaan dulu, kamu sono deh pantau bosmu itu takutnya bangun."ucap sela.
"Kamu yakin gak mau di panggilin dokter?" Tanya banu.
"Yakin, memangnya aku kenapa, orang gak kenapa-kenapa."ucap sela.
"Hmm, baiklah kalo ada apa- apa kabarin aja."ucapnya, lalu dia melangkah menuju kembali ke ruangan bryn melihat bagaimana kondisi ruangan itu.
sela mengangguk, lalu dia duduk di kursi kerjanya dan mulai mengerjakan pekerjaan yang tadi sempat tertunda.