Susuk

Nana akhir nya bertemu dengan Kendal walau tadi sempat nyasar juga karena Nana kurang paham lah jalan kota, selain itu dia jarang kontak batin dengan Kendal sehingga tidak bisa mau ketemu begitu saja. untung nya ini sudah ketemu dan bisa ngobrol, sambil merutuk juga karena tidak dapat mencari lokasi sejak tadi.

Padahal Nana juga sebenar nya belum kenal baget dengan Kendal, bahkan nama nya saja dia tidak tau. ini hanya karena sama sama kucing saja sehingga harus saling baik baik lah karena satu ras, walau pun mereka beda warna namun tetap saja nama nya kucing jadi ya baikan lah mereka berdua.

Nana memperhatikan bentuk nya Kendal yang ternyata lebih centil dari pada diri nya, ini kalau jadi member nya Purnama maka jelas Nana akan kalah saing. untung tidak jadi member sehingga Nana aman lah, biar lah dia jadi Kodam nya Bintari saja sampai kapan pun karena bisa saja Bintari memang butuh teman.

Kalau agak jauh dan tidak ketemu setiap hari maka rasa nya masih aman lah tidak terus terusan ketemu, satu hal yang sangat Nana takutkan itu kan kalau Kendal malah menggoda Sam. belum tentu juga Sam mau, tapi Nana sudah memikirkan itu semua karena peluang selingkuh selalu ada di antara mereka.

Bukan cuma manusia saja yang kadang pikiran nya labil mau yang ini atau mau yang itu, kalau melihat ada yang lebih cantik maka akan terdiam apa bila iman tidak kuat, jadi sudah seharus nya mereka kuat kuat melawan para penggoda yang datang dalam hidup mereka semua tentu nya.

Sam hal nya juga dengan Arka yang perasaan sendiri saja dia sama sekali tidak tau, baru ini ada orang yang tidak kenal dengan perasaan nya sendiri. orang yang di cintai itu yang mana dia tidak tau, mau Bintari apa Lula karena cinta nya masih terbagi alias mau dua dua nya saja sehingga termasuk orang serakah.

"Jadi kau akan terus bersama dengan Bintari kan?" tanya Nana pelan.

"Pasti lah, aku nyaman dengan gadis satu itu karena dia baik dan juga lembut. cuma minus nya ada juga!" sahut Kendal.

"Apa minus nya?" tanya Nana yang mendadak kepo.

"Dia terlalu baik dan mudah percaya dengan orang, apa lagi dia merasa bahwa ini teman jadi apa pun yang di katakan dia akan percaya." keluh Kendal.

"Banyak sabar saja kau menemani manusia seperti itu, karena di nasehati pun pasti akan susah." jawab Nana yang sudah paham.

"Asli, kemarin kan dia mau di jebak teman nya dan untung ada aku! lah kok pas lolos dia malah khawatir sama yang jebak, apa tidak ngebul otak ku." kesal Kendal.

"Padahal Emak nya jahat gitu ya walau sekarang sudah insaf, tapi anak nya baik sekali." puji Nana ikut heran.

"Eh kau di sini mau menemani Arka kah? itu bocah harus kau kawal, karena dia mendekati seorang gadis yang punya sesuatu di tubuh nya." seru Kendal.

Nana jadi kaget mendengar ucapan nya Kendal barusan, Arka mulai banyak tingkah dan malah mendekati gadis yang tidak beres selama kuliah di kota. tidak ada yang tau soal ini, karena Arka kan tidak mau di temani oleh para member dan mungkin saja ini adalah salah satu alasan nya.

"Nah yang di dekati ini lah yang sudah mau mencelakai Bintari, siapa lah nama nya ya." Kendal lupa pula nama nya.

"Kok kisah mereka agak rumit gini ya, apa memang kisah anak anak sekarang agak rumit." Nana menggaruk kepala nya.

Kendal masih berusaha mengingat nama gadis itu dengan baik, karena penyakit Kendal memang pelupa sesuai dengan warna bulu nya. pokok nya apa saja yang berwarna putih polos, maka pasti akan ada kekurangan nya, kalau tidak suka tidur seperti Kodam Davin maka akan pelupa seperti Kodam nya Bintari.

...****************...

Bintari melirik Arka yang masih duduk menonton televisi, entah kenapa dia belum juga pulang dari rumah nya Bintari. namun gadis ini juga takut kalau di tinggal pulang, tiba tiba saja tadi ada hantu seram begitu sehingga dia mana mungkin berani tinggal sendirian karena Kendal juga belum pulang dari pertemuan dengan ras nya.

"Nungguin siapa kamu? Digo enggak mungkin datang!" ucap Arka tanpa menoleh.

"Nungguin Bapak mu!" jawab Bintari sekena nya saja.

"Ayah ku? kamu berhubungan baik dengan Ayah ku, kenapa dia mau datang!" Arka agak kaget ini.

"Dia mau datang untuk menyeret mu pulang." jawab Bintari cuek dan agak ketus karena untuk menutupi rasa grogi nya.

"Bintari."

Arka berdiri mendekati gadis mungil yang tinggi nya cuma sedada nya saja, entah Arka yang terlalu tinggi atau memang Bintari tipe yang mungil sehingga tidak bisa menyamai tinggi nya Arka yang seperti tiang listrik ini apa bila sudah berdiri tegak.

"Apa lagi?" Bintari saja sampai harus mendongak saat sedang bicara dengan anak ular.

"Aku akan bicara dengan Mama soal perasaan ini, aku akan memastikan untuk siapa cinta ku ini. apa bila memang untuk mu, maka kita pacaran ya." pinta Arka menggenggam tangan Bintari.

"Mengalir saja ya tidak usah saling menggenggam, aku takut ada yang patah lagi. kalau butuh aku ada, kalau rindu aku pun ada di sini!" Bintari berkata serius pada Arka yang amat sangat labil ini.

Arka terkejut karena ini sama saja sudah penolakan sejak awal, padahal dia baru saja mau memulai nya dan ingin memastikan dulu agar dia bisa yakin kalau cinta nya memang untuk Bintari. namun nyata nya sekarang gadis ini menolak, maka nya hati Arka langsung ciut tidak bisa mengembang lagi.

"Apa maksud nya ini, Bin?" Arka bergetar akan jawaban nya Bintari.

"Walau pun kamu sudah mendapat jawaban dari Mbak Pur, namun nyata nya saat nanti Lula datang maka kamu tidak akan bisa menolak nya." jawab Bintari.

"Tapi aku merasa kamu lebih berat pada Digo." Arka malah kesal sendiri.

"Aku tidak seperti kamu, andai aku sejak dulu bisa membuka hati maka aku akan menerima Digo yang baik itu." jawab Bintari tegas.

"Maksud mu aku tidak baik?!" protes Arka malah mau merajuk.

"Kamu begini saja sudah merajuk, bagai mana dengan ku yang selama ini menahan perasaan!" kesal Bintari.

Arka membanting tubuh nya di sofa lagi karena sudah kesal, padahal yang di rasakan Bintari jauh lebih sedih dari pada diri nya. Bintari rasa mau menjambak rambut nya Arka, tapi tidak tega pula karena hati nya memang baik.

Bab ketiga guys, terima kasih sayang ku.