NovelToon NovelToon
Parting Smile

Parting Smile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alyanceyoumee

Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.

Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.

Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?

AWAS!ZONA BAPER!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 Diferent Night

"Syafa!"

Sambil terus memanggil namanya, Laki memangku Syafa yang agak basah. Menidurkannya di atas ranjang. Dengan segera Laki berlari keluar kamar, lalu berteriak memanggil Halila dan Syakila, adiknya.

"Ami!! Ami!! Syakila!" teriaknya berulang dengan sangat keras.

Serentak orang yang di panggil berjalan cepat mendekati Laki. "Ada apa sih Kak?! Kok teriak-teriak?!"

"Syakila, tolong- tolong bantu Syafa!" ungkapnya dengan napas terengah-engah.

"Ada apa?" tanya Halila sambil memegangi dada. Melihat Laki berkeringat dingin dengan wajah pucat pasi membuat Halila ketakutan. Halila mengikuti kedua anaknya memasuki kamar.

"Astagfirullah sayang, kamu kenapa?" Halila mengusap kening Syafa yang dipenuhi keringat. Wanita itu menangis dengan terus merapihkan rambut panjang Syafa yang hitam legam.

"Kak Syafa habis makan apa?" tanya Syakila.

"Tidak, dia baru saja minum susu," jawab Laki. Kedua tangannya tertumpu dibelakang kepala. Dia meremas rambutnya prustasi. Tidak peduli bagaimana perasaannya untuk Syafa. Tapi melihat kondisi Syafa saat itu, dirinya benar-benar khawatir.

"Jadi semua ini karena Ami?" sesal Halila dengan air mata semakin berderaian.

"Tidak Ami, jangan perfikir begitu. Syakila bisa mengobatinya, hm" ucap Syakila berusaha menenangkan. Ya, saat itu yang cukup tenang hanya dirinya sendiri. Sementara Ami dan Kakaknya seperti orang yang mati segan hidup tak mampu.

"Kak Syafa kena alergi. Gimana sih, kok Kak Laki bisa gak tau istrinya punya alergi?" rutuk Syakila yang tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari Laki.

"Maafkan Ami sayang. Ami tidak tau," air mata Halila terus berderaian. Hatinya yang lembut selalu membuatnya mudah menangis.

"Kak Syafa alergi susu, Kak?" tanya Syakila.

"Hm?"

"Berhenti melamun Kak Laki! Dan jawab pertanyaanku!" tekan Syakila.

"Oh, maaf," Laki berusaha terlepas dari pikirannya yang kacau, lalu mengingat-ingat kejadian yang baru saja berlalu. "Coklat. Dia alergi coklat." Laki mengingat ekspresi takut Syafa ketika tadi menyebutkan coklat.

"Kok teledor banget sih kak?! Udah tau alergi coklat. Masih di kasih! Alerginya cukup parah loh. Jika Kak Syafa mau mati tidak usah susah-susah. Cukup dengan makan coklat pun dia bisa kehilangan nyawanya! Untung dia berhasil memuntahkannya. Aku ambil obat dulu," ungkap syakila sambil berjalan cepat keluar kamar.

Bertepatan dengan itu, Syaki yang tengah mencari Halila untuk mengajaknya menemui tamu, tengah berjalan di depan kamar Laki. "Ada apa, nak? Kenapa Ami? Dia menangis?" tanyanya. Dia mendengar suara tangisan Halila dari dalam kamar.

"Masuk Abi, Syakila ambil obat dulu," jawab Syakila sambil berlari menuju kamarnya.

Syaki memasuki kamar, dan dia tersentak ketika menemukan Syafa tak sadarkan diri. Laki menjelaskan semuanya. Dan yang bisa Abi Syaki lakukan hanya menenangkan istrinya yang tak jua berhenti merasa bersalah pada menantunya.

"Jaga baik-baik istrinya Kak Laki. Jangan pernah lupakan janjimu pada Ami dan Abi," tekan Syaki sebelum keluar kamar tepat setelah Syakila menyuntikan obat pada Syafa.

Laki hanya bisa mengangguk. Dia menyesal. Dia bingung dengan semua keadaan.

"Ami di sini saja. Jagain Kak Syafa. Biar tamu Abi yang temui," ucap Syaki.

"Iya abi, nanti Ami menyusul kalau Kak Syafa sudah siuman, ya." Halila terus mengelap keringat Syafa. Dia benar-benar menyesal telah memberikan susu rasa coklat untuk Syafa. Namun saat itu Halila tampak lebih tenang. Setelah puteri dokter-nya bilang beberapa waktu kemudian juga Syafa pasti siuman.

"Baju Kak Syafa basak, Kak. Harus di ganti," ucap Halila beberapa waktu setelah Syakila keluar kamar untuk menerima telephone.

Laki yang masih tenggelam dalam lamunan penyesalan tidak mendengar apa yang Ami-nya katakan. Lelaki itu malah berjalan mendekat sambil bertanya, "Kenapa, Mi?"

Lalu lelaki itu serentak memutar tubuhnya saat menyaksikan Halila tengah membuka kancing baju Syafa. Aiiss... Ami ko malah buka kancing bajunya sih? batin Laki.

"Baju Kak Syafa basah, mau Ami ganti."

"Nanti ami, Laki keluar dulu."

"Keluar gimana sih Kak?! bantuin Ami dong!" perintah Halila.

"Laki tidak boleh, Ami."

"Tidak boleh apa?! susah Ami. Lagian Syafa kan sudah jadi istrimu. Mahrom mu!" tegas Halila sambil melanjutkan membuka kancing baju Syafa.

"Oh... Ini salah, Ami. Laki tidak bisa melihatnya!" tegas Laki sambil berjalan mondar-mandir membelakangi Syafa dan Halila.

Halila terkekeh. Merasa lucu melihat tingkah putranya.

"Terus gimana dong..." candanya.

"Laki bantu ambilkan bajunya, setelah itu Ami ganti baju Syafa. Tapi nanti setelah Laki keluar kamar," jelas Laki sambil mengibas-ibaskan bagian depan baju koko yang dikenakan.

Halila sekuat tenaga menahan tawa. Untuk pertama kali dia melihat putranya yang biasa so cool grogi seperti itu.

"Mana remot AC Ami? kamar nya panas sekali. Oh, ini dia." Laki benar-benar hilang akal. Otaknya mulai menciptakan fantasi liar.

"Astagfirullah," desisnya sambil menekan remot AC. Menyalakannya.

"Kak Laki ia kepanasan, tapi Kak Syafa bajunya basah, dia kedinginan," jelas Halila sambil mengulum tawa.

"Oh ia, dimatikan lagi." Aiiissss.. Laki mengumpat dirinya sendiri yang bersikap sangat memalukan di depan Ami nya.

Dengan cepat Laki mengambil baju tidur Syafa dari dalam lemari. Dan dengan tubuh tetap membelakangi Aminya, dia berkata, "Ini Ami, Laki tunggu di luar kamar."

Secepat kilat Laki berjalan keluar kamar. Mengabaikan suara kekehan Aminya yang menertawakan. Aiiisss...

🍃🍃🍃

Jam menunjuk angka 11.00 malam. Tampak Laki tengah duduk di kursi yang tertengger di sisian ranjang yang ditiduri Syafa. Lelaki itu khusu melantunkan ayat suci Alqur'an suroh Yasin yang sudah dihafalnya, sambil sesekali memejamkan mata.

Dua jam lalu Syafa sudah siuman. Tapi tubuhnya yang lemas di anjurkan untuk diistirahatkan. Maka setelah itu Syafa tertidur lelap. Sama halnya dengan anggota keluarga yang lain. Semua sudah terlelap. Kecuali Laki. Dia terus berusaha menahan rasa kantuk. Niatnya, dia akan tidur setelah Syafa bangun dan sedikit bicara dengannya. Hatinya masih belum tenang. Ketika siuman tadi, dia hanya melihat Syafa tersenyum pada Ami Halila. Sementara dengannya, tidak ada komunikasi sedikitpun. Bahkan untuk sekedar isyarat-pun tidak ada.

Laki terus melantunkan suroh Yasin dengan tartil. Di luar sadarnya, perlahan Syafa memicingkan mata. Wanita itu terbangun dari tidurnya. Beberapa waktu dia menatap lelaki yang sudah menjadi suaminya dengan lekat. Meneliti bulu mata panjangnya yang tertutup rapat, hidungnya yang mancung. Pipinya yang bersih, rambutnya yang hitam lebat, bibir merahnya yang komat-kamit melafalkan ayat Al-Qur'an. Syafa terus memperhatikan suaminya yang tampan.

Tepat ketika Laki membuka mata, dengan segera Syafa memalingkan pandangan.

"Oh, kamu sudah bangun?" tanya Laki dengan menunjukan aura bahagia.

"Kamu tidak apa-apa? Bagaimana rasanya sekarang?" lanjutnya.

Syafa mengangguk pelan. "Sudah baikan," jawabnya. Wanita itu menjawab dengan tidak menatap sosok yang menanyainya.

"Syukurlah. Saya minta maaf. Harusnya saya lebih hati-hati," sesal Laki.

Syafa menatap Laki. Dia mendengar ketulusan dari apa yg diucapkan lelaki itu padanya.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Bukan salahmu," ucapnya.

Sesaat mereka berdua bertatapan. Lalu...

"Ehm, aku mau shalat isa," ungkap Syafa berusaha mengalihkan kecanggungan antara dirinya dan Laki.

Perlahan Syafa bangun dari posisi tidur. Dan wanita itu serentak terheran ketika menyadari rambutnya tergerai tanpa kerudung. Dengan cepat ia menutup kepalanya dengan bantal.

"Kenapa aku gak pake kerudung?!"protesnya

"Oh, maaf. Saya lupa memakaikannya lagi," jawab Laki santai.

Isshh... Syafa jengkel dengan Laki yang menjawabnya dengan nada datar. Lalu wanita itu semakin terperanjat saat menyadari baju yang digunakannya berbeda.

"Dan... si- siapa yang mengganti bajuku?!" tanyanya sangar.

Mendengar kegarangan Syafa, Laki menjadi lega. Wanita itu sudah benar-benar sembuh sepertinya. Lalu otak jailnya mulai kembali datang.

"Saya," jawabnya.

"APA?!!!!" teriak Syafa.

"Bisa tidak kalau tidak teriak-teriak?! Nanti yang lain ngira kamu di apa-apain saya! tenang saja, meskipun saya melihat kamu seutuhnya, saya tidak tertarik sedikit..."

BUKK!!!

Syafa melempar bantal tepat ke wajah Laki dengan keras, membuat Laki berhenti bicara. Lalu dengan wajah Laki yang masih tertutup bantal, Syafa berkata, "Ya! aku tau seluruhnya aku tidak ada yang menarik menurutmu! sedikitpun! Tapi! bagiku setiap inci dari tubuhku sangat berharga! Aku mau hanya suami ku! Suami sungguhan! suami yang benar-benar mencintaiku yang melihatnya! Bukan kamu!!"

Syafa berjalan cepat menuju kamar mandi. Dan beberapa langkah sebelum benar-benar memasuki kamar mandi, Laki melihat Syafa mengusap air yang menetes dari matanya.

Laki menelan saliva. Dia tidak menyangka Syafa akan benar-benar memarahinya. Serius banget sih tu orang?! Gak bisa di ajak bercanda, rutuk Laki.

Selang beberapa menit, Syafa keluar dari kamar mandi. Wajahnya basah dengan air wudhu. Sorot matanya menghindari tatap mata Laki yang terarah padanya. Lagi-lagi Syafa hampir menangis. Setiap Laki menatapnya, dia merasa tengah ditelanjangi. Dan sialnya, dia tau lelaki itu terus menatapnya sambil duduk di shopa.

Tanpa seucap kata, Syafa melaksanakan shalat isya sebanyak empat rakaat. Selama shalat, Wanita itu tampak bekerja keras untuk tidak membiarkan air matanya meluruh. Dan selama itu pula Laki terus memperhatikannya.

Tepat ketika Syafa mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya setelah salam, Laki berkata, "Ami yang mengganti pakaianmu. Bukan saya. Jadi, berhenti marah," Laki tidak tahan di diamkan dan di jutekin.

Lalu beberapa detik kemudian, Syafa menangkup wajah, dia menangis sesenggukan. Meluruhkan semua perasaan sedihnya yang tertahan.

Perlahan Laki mendekati Syafa, jongkok dihadapannya, lalu sambil mengusap ubun kepalanya dia berkata, "Maaf. Saya hanya bercanda. Berhenti menangis. Saya ambilkan air minum."

Laki berdiri. Setelah lelaki itu berjarak tiga langkah dari arah pintu, Syafa berhenti menangis. "Bener Ami yang ganti?" tanya nya dengan sisa isakan.

"Oh, saya yang ganti."

"Laki?!!"

Laki sedikit tertawa. Dia menatap Syafa yang cemberut menatapnya. Lalu sambil melangkah mundur ke arah pintu kamar, dia kembali bicara. "Ami yang ganti Syafa, gak percayaan banget sama suami," ledeknya.

"Suami suami... Suami pala lu peang," rutuk Syafa pelan. Hingga hanya dirinya sendiri yang mendengar.

Laki menutup pintu kamar dari arah luar. Sesaat dia berdiri menyandar di daun pintu. Lalu bibirnya sedikit meyabit. Saat itu dia menyadari, bahwa Syafa bukanlah wanita yang sama dengan wanita pada umumnya yang selalu berusaha mencuri perhatian darinya. Bahkan dengan tubuh mereka sendiri.

Tidak, Syafa berbeda.

To be continued.

Hadeeeeh... manis asam asin, enak rasanya... wkwkwk. alhamdulillah bisa update lagi, jangan lupa Like, Komen, nya ya. buat yang belum follow, subscribe, dan bintang nya juga ya. biar aku semangat nulisnya nih... sehat-sehat semuanya.

1
iqueena
Aku baca sedikit bersemangat kak😭, LAKIK💪🏻
Yoona
🤣😭
Mamaz
Makin seruuuu.... semangat lanjut terus thor
Mamaz
Tau rasa dimarahin kamu Ki. usil sih...
Mamaz
Haha Laki... kamu lucu....
Dewi Ink
pikiran kotor wanita😂😂
CumaHalu
Ya, aku akan kembali lagi besok Laki-lakiku🤭
Mamaz
kirain basah karna apa ya amoun thor...
Mamaz
Ini epek Laki ga pernah nyentuh perempuan lain selain ibu sama adik-adiknya ini.../Chuckle/
Mamaz
Damar mah ga ketebak mau ngapa-ngapain teh
Mamaz
Taoi suka kan ya?
Mamaz
Senyum ga senyum tetep cantik Syafa...
Mamaz
Lama-lama cinta pasti
Andrej
saya mampir ya kak
PjMaha
Macam bunglon /Tongue/
PjMaha
Semangat 45💃💃💃 ye ye ye ye
PjMaha
Ehem-ehem /CoolGuy//CoolGuy/
PjMaha
Namanya, Laki? /Shy/
SKU
Lanjut thor;..
SKU
kenapa Syafa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!