NovelToon NovelToon
Kintania Raqilla Alexander

Kintania Raqilla Alexander

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:948
Nilai: 5
Nama Author: Lesyah_Aldebaran

Tidak semua cinta datang dua kali. Tapi kadang, Tuhan menghadirkan seseorang yang begitu mirip, untuk menyembuhkan yang pernah patah.

Qilla, seorang gadis ceria yang dulu memiliki kehidupan bahagia bersama suaminya, Brian—lelaki yang dicintainya sepenuh hati. Namun kebahagiaan itu sekejap hilang saat kecelakaan tragis menimpa mereka berdua. Brian meninggal dunia, sementara Qilla jatuh koma dalam waktu yang sangat lama.

Saat akhirnya Qilla terbangun, ia tidak lagi mengingat siapa pun. Bahkan, ia tak mengenali siapa dirinya. Delvan, sang abang sepupu yang selalu ada untuknya, mencoba berbagai cara untuk mengembalikan ingatannya. Termasuk menjodohkan Qilla dengan pria bernama Bryan—lelaki yang wajah dan sikapnya sangat mirip dengan mendiang Brian.

Tapi bisakah cinta tumbuh dari sosok yang hanya mirip? Dan mungkinkah Qilla membuka hatinya untuk cinta yang baru, meski bayangan masa lalunya belum benar-benar pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lesyah_Aldebaran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Enam

Saat jam istirahat tiba, Gin, Harris, dan Arion langsung menuju UKS sebelum bergegas ke kantin, meskipun lapar sudah mulai menyerang perut mereka, tapi mereka sepakat untuk memastikan keadaan Qilla baik-baik saja.

Namun saat pintu UKS dibuka, mereka langsung terdiam melihat ruangan yang kosong dan sunyi. Tidak ada tanda-tanda Qilla di sana, membuat mereka saling bertukar pandang dengan penuh kebingungan.

"Anjir, Qilla ke mana cok?" tanya Arion sambil celingak-celinguk mencari sosok temannya yang tak kunjung muncul.

"Cik, kayak biasa, bolos lagi tuh anak," sahut Gin sambil menggeleng pelan, nada suaranya terdengar pasrah.

"Sumpah ya, gue heran banget sama Qilla. Nggak ada kapok-kapoknya! Nggak capek apa tiap hari diomelin guru?" lanjut Gin.

Harris yang sejak tadi bersandar santai di kusen pintu hanya menghela napas dan berkata pelan, "Kita semua udah tahu gimana karakternya dia. Jadi ya, cuma bisa pasrah."

Arion dan Gin mengangguk pelan, seolah setuju tanpa bisa berkata banyak.

“Yaudah lah, ke kantin yuk. Gue udah laper banget ini,” ajak Gin sambil menepuk perutnya.

Arion dan Harris langsung mengikuti ajakan itu. Tanpa menunggu lama, mereka bertiga berjalan menuju kantin, meninggalkan rasa penasaran mereka soal ke mana perginya Qilla kali ini.

...****************...

Malam hari menyelimuti kota dengan cuaca yang sangat dingin, angin berhembus pelan membawa suasana yang tenang namun juga membangkitkan rasa khawatir dalam diri Brian.

Di dalam mobil Bugatti La Voiture Noire berwarna maroon yang terparkir rapi di pinggir jalan, Brian duduk dengan tenang di balik kemudi, matanya menatap lurus ke arah gedung tua di seberang jalan, bersiap berangkat ke rumah mertuanya untuk menjemput sang istri tercinta yang tengah menginap di sana.

Pria itu mengenakan setelan jas hitam yang rapi dipadukan dengan celana panjang senada. Wajahnya tampak serius, memancarkan ketegasan yang tenang. Dalam balutan gaya yang sederhana namun elegan, Brian terlihat begitu memesona, seolah menyatu dengan kelamnya malam yang menyimpan banyak rahasia.

Beberapa menit kemudian, mobil Brian telah sampai di rumah ibu mertuanya yang terkesan megah dan penuh kemewahan.

Bangunan besar berlantai dua itu berdiri anggun dengan arsitektur klasik yang memukau. Pilar-pilar kokoh menopang balkon elegan di tengah bangunan, sementara jendela-jendela tinggi berjejer simetris, dihiasi bingkai putih gading yang menambah kesan megah. Atapnya menjulang dengan gaya segitiga khas mansion kerajaan, lengkap dengan ornamen ukiran yang menambah kesan berkelas.

Begitu melewati gerbang besi tempa yang dihiasi ukiran rumit dan lambang keluarga di tengahnya, Brian melambatkan laju mobilnya. Di sisi kiri dan kanan jalan masuk, patung-patung marmer putih berdiri anggun di atas pilar batu, seolah menyambut setiap tamu yang datang dengan tatapan kosong nan berwibawa.

Taman depan tertata rapi dengan jalur setapak yang mengitari semak-semak berbentuk simetris. Pohon-pohon kecil dihiasi lampu taman yang hanya akan menyala saat malam tiba, menambah sentuhan magis bagi siapa pun yang memandang. Air mancur bundar berdiri megah tepat di tengah halaman, dengan semprotan air yang lembut menari di udara.

Brian hanya tersenyum, memarkir mobil di bawah lengkungan atap depan. "I've come to pick up my darling." Brian turun dari mobil dengan tenang, lalu berjalan ke arah pintu dan menekan bel.

Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka. Seorang wanita paruh baya muncul menyambut dengan senyum hangat. Meski usianya tak lagi muda, wajahnya masih tampak segar, dengan aura lembut khas seorang ibu yang penuh kasih sayang.

"Selamat malam, Ibu," sapa Brian sopan, sedikit menunduk. "Apa istri saya ada di rumah, Bu?"

"Malam juga, Nak. Iya, dia ada di kamarnya. Ayo masuk. Kenapa tadi harus pencet bel segala? Langsung saja masuk, nggak usah sungkan," ujar Nyonya Bella sambil tertawa kecil.

Brian tersenyum tipis. "Kalau saya langsung masuk, nanti dibilang kurang sopan. Lagipula, saya juga ingin minta maaf karena telat menjemput istri saya, Bu."

Nyonya Bella tergelak pelan. "Aduh, kamu ini. Sudah lama jadi menantu Ibu, tapi masih aja segan begitu."

Brian hanya tersenyum tipis. "Saya merasa bersalah pada ibu karena sudah sering merepotkan, apalagi dengan istri saya yang pasti sering membuat ibu pusing."

Nyonya Bella menggeleng pelan dengan senyum hangat. "Nggak kok, Nak. Ibu tahu betul sifat anak Ibu. Kalau dia marah-marah, itu tandanya dia peduli. Walau kadang ya... suka bikin kepala cenat-cenut juga lihat kelakuannya."

Brian tertawa kecil. "Terima kasih karena sudah sabar dan memahami dia, Bu."

"Iya, Nak. Sudah sana, naiklah ke atas. Tadi siang dia sempat demam tinggi, tapi sekarang alhamdulillah sudah agak mendingan."

Brian mengangguk lega. "Syukurlah. Kalau begitu, saya ke atas dulu ya, Bu."

"Silakan, Nak. Semoga dia langsung luluh setelah lihat suaminya datang malam-malam begini," ucap nyonya Bella.

Brian pun tersenyum dan melangkah naik ke lantai atas untuk menemui istrinya.

1
kalea rizuky
orang kaya pasti demi harta biar g kemanaa tuh makanya di jodoin sedari kecil hadeh pak buk egois demi harta anak di korban kan meski akhirnya cinta klo enggak apa gk hancur masa depan anak katanya orang kaya tp kayak orang desa aja kelakuan
kalea rizuky
panass
kalea rizuky
koo ortunya ijinin anak nya nikah muda pdhl orang kaya knp thor
kalea rizuky
meleleh ya qil/Curse//Curse/
kalea rizuky
jd mereka uda nikah g ada flashback nya apa thor
wait, what?
yah, belum lanjut kah? :(
wait, what?
Ditunggu lanjutannya yaa kak
wait, what?
rekomendasi banget sih untuk kalian baca, seruu banget
wait, what?
seruuuu banget, aku sangat suka sama cerita nya. Ditunggu kelanjutannya
Shoot2Kill
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
Shion Fujino
Menyentuh
Mabel
Wah, cerita ini anjreng banget! Pengen baca lagi dan lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!