Pelabuhan Cinta Sang Sersan Buluk (Bujang Lapuk)

     Jantung Aika berdebar hebat saat dia yakin kalau pria yang berada di sisi samping belakang Komandan upacara, adalah Yoda. Tangannya tiba-tiba kaku, kalau saja Lahat tidak merematnya, bisa saja tangan itu terlepas karena tidak menggenggam erat lagi.

    Lahat menoleh ke samping Aika, ia melihat wajah Aika tegang. "Berdoa dulu, jangan tegang. Kita bukan untuk disanksi, melainkan untuk disambut sebagai bagian dari keluarga besar militer. Ayolah, tenanglah. Tarik nafas dalam-dalam," hibur Lahat.

    Perlahan Aika mengikuti saran Lahat, dia menarik nafas dalam-dalam lalu dilepaskan. Aika menundukkan wajah setelah tahu bahwa di depannya ada Yoda, ia berharap Yoda tidak mengenalinya. Jantungnya mulai stabil, meskipun detaknya masih terasa lebih keras dari biasanya.

    Inspektur upacara mulai memberi komando dengan lengkingan tegas suaranya. Hal ini membuat gemuruh dalam dada Aika sedikit reda. Namun masih ada lagi rangkaian acara lain yang lebih menegangkan, yakni penyerahan baju persit dan lencana lain, sebagai tanda bahwa Aika sudah merupakan bagian dari anggota keluarga militer, khususnya kesatuan Zeni XXX.

    Prosesi sangkur pora pun selesai, semua prosesi sejujurnya membuat Aika tegang dan gugup. Namun, semua bisa dilewati, karena Lahat dengan peka selalu membuat Aika kuat. Lahat menduga, karena ini pengalaman pertama bagi Aika juga dirinya, sehingga Aika tegang dan gugup.

     Nama keduanya disebut-sebut beberapa kali oleh Inspektur upacara, tidak mungkin yang ada di dalam acara itu tidak mendengar, termasuk Yoda. Aika sedikit menoleh dengan ujung mata ke arah Yoda, sangat kebetulan pandangan mata Yoda mengarah padanya dan Lahat. Tapi, Aika pura-pura tidak melihat, sejujurnya ia tidak sudi melihat pria itu, hatinya terlanjur sakit dan terluka begitu dalam.

    "Apakah dia sadar kalau ini aku? Pasti dia senang dan menertawakan, bahwa lepas darinya aku hanya mendapatkan yang jauh di bawah pangkatnya," duga Aika negatif.

    "Cium, cium."

    Gemuruh perintah cium terdengar, Aika tersadar dari lamunannya. Kini jantungnya kembali berdebar saat mendapat todongan harus berciuman. Memang perintah itu tidak ada dalam rangkaian acara, akan tetapi sudah lumrah, setelah sangkur pora selesai para rekan dan adik leting maupun atasan iseng meneriakan yel cium, cium. Kalau belum dilakukan, maka mereka belum diperbolehkan duduk di kursi pelaminan.

    Tangan Lahat mulai berada di pinggang Aika, Aika semakin tegang dengan jantungnya yang berdebar. Dia sebal kenapa harus ditodong ciuman, kan ini privasi.

    Lahat memberi kode dan reaksi agar tangan Aika mengarah padanya. "Rileks." Sepertinya itu yang berusaha Lahat katakan padanya. Perlahan tangan kanan Aika menyentuh bahu kiri Lahat untuk berpegangan.

    Sementara itu gemuruh yel cium masih saja menggema, bahkan sampai tidak sabar ingin menyaksikan mereka berciuman. "Ciumannya yang lama!" celetuk seseorang yang mendapat teriakan dukungan.

    Wajah Lahat semakin dekat, Aika pun demikian. Ia seakan dituntun untuk mendekat. Terlebih di depan sana ada Yoda, semakin bergemuruh saja dada Aika. Lalu bisikan hatinya mulai bicara, "cium saja, biarkan dia kepanasan. Meskipun dia sudah mencampakkan kamu bagai sampah, tapi yakinlah ciuman ini akan membuat dia kepanasan." Dorongan itu membuat Aika menggebu dan berani menerima ciuman pertama dari Lahat.

    Lahat semakin mendekat, lalu bibirnya mulai menempel di bibir Aika. Dia memagut sampai Aika tidak sadar membalas pagutan itu dengan lembut. Lahat semakin tertahan di sana, apalagi rekan-rekannya mencegah jangan dilepaskan ciuman itu sebelum satu menit.

    "Ciuman pertamaku untuk istriku, ini benar-benar indah. Dia juga membalas dengan lembut." Lahat semakin senang dan memperdalam pagutannya, untung saja tidak beringas, karena dia tahu batasan, ciuman ini merupakan ciuman simbol kasih sayang yang tulus diantara kedua mempelai.

    Ciuman itu dilepaskan sesuai arahan, ketika suara terompet drum band diperdengarkan. Kemudian mereka berdua digiring ke pelaminan untuk duduk. Dan resepsi itupun dimulai, perasaan tegang sudah berkurang kadarnya, akan tetapi Aika masih terlihat tegang dan tidak tenang, malah kini yang sedang dia ingat adalah ciuman tadi.

    "Pasti Bang Lahat merasa menang. Karena telah berhasil mencium aku di depan rekan-rekannya." Aika membatin.

    Rangkaian acara itu telah usai, kedua mempelai mulai menerima ucapan selamat, dari Komandan, atasan, Inspektur, tidak terkecuali Yoda. Yoda berdiri di hadapan mereka seraya menyalami tangan Lahat yang pertama.

    "Selamat senior," ucapnya. Lahat menyambutnya dengan gembira dibalas dengan sebuah ucapan.

    "Semoga cepat menyusul Letnan." Ucapan itu hanya diangguki lemah oleh Yoda, lalu dia beralih pada Aika. Menyalami tangan perempuan itu. Tangan yang dulu pernah digenggamnya hangat dan dipujanya dengan kecupan hangat sembari terurai kalimat janji.

    Tidak ada kata atau kalimat yang terucap dari Yoda. Ia hanya menatap dalam, tersirat rasa tidak percaya dalam sorot matanya yang tajam tapi lemah. Yoda berlalu, jantung Aika mulai aman.

***

    Setelah melewati semua prosesi sangkur pora dan menerima ucapan selamat. Kedua mempelai kembali digiring ke dalam mobil. Mereka akan pulang, dan dua hari mendatang mereka akan melakukan perjalanan bulan mau atas rencana Lahat.

    Tiba di kediaman Lahat, seluruh keluarga Aika hadir untuk sekalian melepaskan atau menyerahkan Aika pada Lahat. Lahat menghampiri kedua orang tua Aika, yang sudah menduduki kursi. Lalu Lahat bersimpuh untuk meminta izin membawa Aika tinggal bersamanya dan mengalihkan semua tanggung jawab ayah Aika padanya.

    Aika pun melakukan hal demikian, dia bersimpuh pada kedua orang tuanya sambil menangis sedih. Kini tangisan ini benar-benar sedih, semua rasa kecewa tumpah di atas pangkuan kedua orang tuanya. Setelah itu, Aika bersimpuh di hadapan kedua orang tua Lahat, sebelum orang tuanya terpaksa pergi meninggalkannya.

    Kini mau tidak mau Aika harus tinggal di rumah Lahat. Rumah yang lumayan luas untuk ukuran mereka. Setelah melewati acara sungkeman pada kedua orang tua, mereka berdua digiring ke dalam kamar untuk membuka seluruh gaun pengantin. MUA itu mengakhiri tugasnya, setelah gaun yang dikenakan kedua mempelai selesai dibuka.

    "Terimakasih atas kepercayaan kalian berdua, semoga pernikahannya sakinah mawaddah dan rahmah," ucap MUA dan tim seraya meninggalkan mereka berdua.

    Lahat segera mengajak Aika keluar kamar untuk bercengkrama dengan keluarganya dan untuk mengakrabkan Aika dengan keluarganya. Untuk dua hari ke depan keluarganya akan tinggal sebelum kembali pulang ke kampung di Sumsel.

    "Selamat datang menantu Mamak, alangkah beruntungnya kami mempunyai menantu sepertimu, Nak. Kemarilah, kami ada sesuatu untukmu." Mamak Misdasem meraih lengan Aika dengan hangat lalu membawanya duduk. Wanita hampir 57 tahun itu meraih sesuatu dari tasnya. Entah apa.

    "Terimalah, ini sebagai lambang turun temurun keluarga kami." Mak Misdasem memberikan kotak perhiasan kepada Aika. Konon perhiasan berupa emas murni itu diberikan kepada setiap menantu perempuannya. Dan kini Mak Misdasem baru saja memiliki menantu perempuan, yaitu Aika.

    "Ini hanya kebiasaan di keluarga kami saja. Benda itu bisa menolong kita disaat kita kesulitan, kalau kita pailit nian, maka itu boleh dijual," ucap Mak Misdasem tulus seraya mencium kening Aika layaknya anak kandung. Hati Aika menghangat, sambutan keluarga Lahat membuatnya meleleh.

Apakah perlakuan Lahat akan membuat Aika meleleh juga? Nantikan kelanjutannya.