NovelToon NovelToon
LORA_Terjebak Jerat Papa Tiri

LORA_Terjebak Jerat Papa Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Keluarga / Harem / Pembaca Pikiran / Dark Romance
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 26 kerja kelompok

0o0__0o0

Kini ke 4 teman Lora sudah berdiri di depan pintu mansion, Mereka di giring masuk ke dalam oleh salah satu pelayan yang ada di sana.

Mereka ber empat hanya mengikuti langkah kaki Pelayan itu dalam diam walupun banyak pertanyaan yang bersarang di otaknya masing-masing.

"Mansion Lora sangatlah mewah bahkan banyak bodyguard yang berjaga di luar" Bisik Febby pelan pada telinga Dina.

"Papa Tirinya orang kaya, Jadi wajar" Jawab Dina santai. Ia sudah tau kehidupan Lora yang serba mewah, Namun tidak dengan anak sekolah lainnya.

"Silahkan kalian semua tunggu di sini, Nona muda sebentar lagi akan turun" Jelasnya Pelayan.

"Terimah kasih Bik" Ucap Dina ramah. Pelayan itu hanya mengangguk singkat, Lalu pergi dari sana.

Mereka ada di ruang yang cukup besar dengan peralatan yang lengkap. Bahkan di sana terpampang proyektor besar dengan meja lebar dan kursi berjejeran rapi. Tempat itu terkadang Rico pakai untuk meeting saat urgent.

Tidak bisa di pungkiri bahwa mereka sangat takjub dengan kemewahan mansion ini. Bahkan kalau boleh jujur mereka iri dengan kehidupan Lora yang sangat beruntung.

Tanpa mereka ketahui, Lora memang beruntung berada di tengah-tengah keluarga kaya raya. Tapi Lora tidak seberuntung mereka yang memiliki kebebasan seperti remaja pada umum'nya.

Seketika Riki dan Rio jadi minder saat mengetahui kehidupan Lora yang di luar ekspektasi mereka. Ya, mereka berdua menyukai Lora, Namun harus di paksa mundur sebelum berjuang.

kini mereka semua duduk di kursinya masing-masing, bahkan di atas meja sudah tersedia berbagai macam makanan dan juga minuman. Yang pasti sangat lezat dan nikmat.

Gia yang memiliki jiwa kepo langsung memberondong Dina dengan pertanyaan "Lo tau tidak Papa Tirinya Lora seperti apa ? Pasti Hot Daddy kayak di novel-novel kan." Tebak-nya sok tau.

Dina menaikan bahunya singkat "Maybe" Jawab'nya singkat. Karena Dina sendiri tidak mengetahui pasti wajah Papa Tirinya Lora. Ia juga sama penasaran sama seperti mereka.

Tatapan Febby sedari tadi tak lepas dari hidangan yang tersaji di atas meja. Dia menelan Ludahnya kasar "Hidangan orang kaya memang beda sama kaum jelata" Ucapan'nya sambil geleng-geleng kepala.

"Sudah-sudah, keluarkan buku kalian semua. Kita mulai bagi tugas sambil menunggu Lora datang." Kata Rio yang sedari tadi panas mendengar ocehan para ciwi-ciwi.

"Sial, Pantes aja Lora sulit di dekati sama semua cowok yang ada disekolah. Orang bukan Levelnya" Ucapnya Rio mengumpat dalam hati.

"Santai aja Mas'e gak perlu ngegas, Lagian partner kita orang paling cerdas yang ada di sekolah'' Samber Febby sinis.

Sampai akhirnya obrolan mereka terhenti saat mendengar langkah kaki mendekat.

Tap..! Tap..! Tap..!

Rico melangkah ke ruangan itu dengan tenang sambil meng-gendong Lora ala koala. Dan tangan satunya lagi menenteng tas Lora.

Lora menatap Papa Tirinya dengan binar kagum "Habis nganterin Lora nanti Papa langsung pergi aja" Katanya memperingati. Dia tidak rela wajah tampan hot daddy-nya di lihat teman-teman'nya.

Rico menaikan alisnya ke atas "Kenapa Hem ?" tanyanya Suara rendah. Rico bingung dengan permintaan Lora.

Belum sempat Lora menjawab suara pekikan heboh dari teman-teman memanggil namanya.

"OMG..! Lora Lo di gendong sama siapa anjir. Gila cakep bener" Ucap'nya heboh Febby dan dapat anggukan oleh yang lainnya.

Rico menurunkan Lora lalu menarik satu kursi di ujung dan menekan lembut bahu Lora sampai duduk di tempatnya.

"Hai..! Teman-teman, Maaf ya Lora agak lama" Sapanya dengan tersenyum ramah.

Mereka mengabaikan sapaan Lora malah terpesona dengan wajah datar'nya Rico yang terlihat semakin tampan.

"Om Siapa ya ? Jangan-jangan Papa'nya Lora ya ?" Celetuknya Fabby sok tau.

"Oh iya, Aku lupa. Ini Papa aku, Namanya Rico. Kalian bisa panggil Om Rico" Katanya mengenal sang Papa dengan jelas.

Rina, Febby dan Dina menyapa serentak sambil nyengir garing "Hai Daddy" Sapanya melenceng dari perkataan Lora.

Rico hanya mengangguk singkat dengan wajah datar'nya. Sedangkan Lora sudah melotot terkejut mendengar sapaan temannya.

"Hot Daddy mau tidak angkat saya jadi anak om ?'' Celetuk Dina tiba-tiba.

"Tidak" Saut Lora cepat sambil melotot galak.

"Aku tidak mau nambah saingan lagi, cukup satu saja saingan aku, udah bikin naik darah" Sambung'nya lagi menolak mentah-mentah.

Seketika mereka melotot syok mendengar penolakan cepat dari Lora. Mereka tidak menyangka respon Lora akan seperti itu. Raut wajahnya terlihat jelas tidak terima.

"Sana Papa naik ke lantai atas" Usirnya tidak sabaran sambil mendorong kuat bahu Rico yang terdiam tenang di tempatnya.

"Papa akan temani kamu di sini sampai selesai" Jawab'nya menolak dengan tegas. Tatapan Rico sedari tadi tertuju sama dia cowok yang menatap Lora penuh minat.

"Berani sekali dua cecunguk itu menatap Lora penuh minat" Guman'nya membatin geram. Rico rasanya ingin mencongkel kedua matanya itu.

Lora men-cebikkan bibirnya sebal dengan bibir manyun 5 cm "dasar om-om tukang tebar pesona" gerutunya dalam hati dengan geram.

"Cepat kerjakan tugas kalian, Lora butuh istirahat" Ucapnya datar dengan pandangan tajam mengarah ke teman-teman Lora.

Mereka semua langsung mengerjakan tugasnya masing-masing, sesekali mereka akan berdiskusi saat tidak menemukan jawaban'nya.

Lora dengan serius mengarah teman-teman dengan sabar, dia membantu banyak tugas kelompok-nya. Karena pada dasarnya Lora gadis yang pintar hanya saja dia polos dan gampang di bodohi.

Rico sedari tadi mengawasi Lora dengan pandangan terpanah. Lora nampak sangat dewasa saat lagi serius seperti ini.

"Melihat mu seperti ini, semakin membuat ku meng-gilai dirimu baby. Ah..Rasanya aku sangat ingin mengurung mu hanya untuk ku nikmati sendiri" Katanya membatin.

Andai Mama'nya bisa lebih bijak dalam mendidik Lora, sudah di pastikan dia akan jadi wanita tangguh dan juga cerdas dalam segala hal.

Sayangnya ketakutan Mama'nya membuat Lora menjadi gadis lemah dan tidak tau banyak hal. Kecuali pelajaran sekolah yang sudah melekat di otaknya sedari kecil.

30 menit kemudian sesi belajar kelompok mereka telah usai lebih cepat, Itu semua berkat kecerdasan dari Lora yang banyak membantu teman-teman nya.

Mereka mulai membereskan buku-bukunya dan memasukkan kembali ke dalam tasnya masing-masing.

"Daddy Lora, Please angkat aku jadi sugar baby mu'' Celetuk Febby tiba-tiba. Dia sungguh sangat terpesona oleh ketampanan Rico. Bukan hanya Febby saja tapi semua temannya juga sangat terpesona dengan aura hot daddy-nya.

Rico tetap duduk tenang di tempatnya dengan wajah yang setia datar sedari tadi. "Tidak" Tolak Rico singkat, padat dan tegas.

Febby langsung melemaskan bahunya, seketika dia jadi tidak semangat karena langsung dapat penolakan. Namun Febby mencoba sekali lagi.

"Em, Om tidak mau pikir-pikir lagi ? Aku bisa gaya apa aja Loh" katanya mencoba merayu. Di akhiri dengan senyum menggoda.

Lora melotot sebal, Teman'nya itu sungguh genit. "Jangan Goda Papa aku, dia tidak suka orang jelek dan kegatelan" Sarkas-nya Sinis.

"Cepat kalian beresin barang-barang kalian dan makan semua hidangan'nya. Lalu cepatlah pulang, karena aku harus tidur" Sambung'nya lagi dengan suara lembut namun terdengar sinis.

Lora tidak sabar mengusir teman-teman nya dengan cara lembut, dia tidak suka Papa Tirinya di sukai dan di goda oleh mereka.

Entahlah kenapa Lora tiba-tiba bersikap seperti itu, Mungkin dia cemburu.

Rico menyeringai tipis, saking tipisnya sampai tidak ada yang melihat. "Ah, kelinci kecilku mulai cemburu, Uh..Gemes banget pengen aku gigit" Guman Rico membatin.

Tanpa sepatah kata Rico langsung mengangkat tubuh ramping Lora dan di duduk-kan di atas pangkuan-nya. Tangan Rico mengelus lembut kepala Lora.

"Tenanglah Baby, tidak akan ada merebut ku" Bisiknya menggoda Lora dengan suara rendah yang pelan. Sehingga hanya bisa di dengar oleh mereka berdua.

Seketika Lora langsung melotot dan wajahnya jadi bersemu merah, dengan jantung yang berdebar-debar. Lora langsung memeluk erat pinggang Rico dan menenggelamkan kepala'nya di dada bidang'nya.

"Papa jangan menggoda Lora, Nanti jantung Lora bisa copot" Cicitnya pelan dengan malu-malu meong.

Rico hanya tersenyum tipis mendengar'nya dengan tangan yang mulai meremas bokong sintal Lora.

Seketika Lora jadi kaku dan meremang. Remasan manja tangan Rico membuat sekujur tubuh'nya menjadi merinding. Bukan merinding karena takut, melainkan karena ingin lebih dari sekedar itu.

Rico sungguh sangat handal membuat Lora jadi kecanduan dengan sentuhan-sentuhan lembut dan manja-nya.

Sedangkan ke 4 teman Lora hanya bisa menjadi saksi bisu melihat ke uwuhan Ayah dan Anak itu. Mereka jadi berbisik-bisik gemas.

"Papa'nya ternyata sangat menyayangi Lora ya" Bisik Febby ke pada Dina dan Rina. Yang dapat anggukan kepala setuju oleh kedua teman'nya. Mereka sungguh iri sama keberuntungan Lora.

Tiba-tiba Rio menyelatuk degan nada tidak suka "Maaf Om, Lora sudah dewasa jadi tidak pantas kalau harus om perlakuan seperti itu".

Seketika rahang Rico langsung mengeras, Tatapan mata'nya menghujam tajam ke arah Rio. Seketika nyali Rio jadi mencium di tatap seperti itu, Namun dia mencoba sok keras tidak memperlihatkan ketakutan-nya.

"Saya tidak butuh komentar dari bocah ingusan seperti mu. Pergilah jika urusan kalian sudah selesai karena waktu Lora jauh lebih berharga dari pada meladeni hal tidak penting" Sarkas-nya dingin.

Seketika ruangan itu jadi mencekam, mereka semua gegas merapikan tas'nya dan segera bangkit dari duduk. Mereka jadi merinding takut melihat tatapan tajam Rico seakan ingin membunuh.

Lora mendongak menatap Papa Tirinya dari bawah, Dia jadi meringis tidak enak sama teman-teman sekolahnya akibat ucapan dari mulut Rico. Namun Lora juga merasa puas.

Rico yang menyadari di tatap oleh Lora, Ia menunduk-kan kepala'nya membalas tatapan mata Lora dengan tenang. Seolah tidak merasa bersalah sama sekali.

Cup..!

Rico mengecup keningnya Lora singkat dan itu di saksikan langsung oleh teman-temannya yang berdiri canggung di tempatnya.

"PAPA.." Ucap Lora geram sambil melotot galak. Yang hanya dapat balasan muka lempeng saja oleh Rico.

Lora hendak turun dari pangkuan Rico, Namun dia menahan kuat pinggang Lora hingga tidak bisa bergerak. Lora mencubit keras pinggang Rico dan Rico hanya diam tidak bereaksi, Seolah itu hanya gigitan semut kecil.

Hah..!

Lora membuang nafasnya kasar "Dasar menyebalkan" Dengus Lora sebal.

Lora menoleh ke belakang teman-temannya yang masih setia berdiri kaku di tempat. Dia tersenyum tipis sambil berkata "Maaf ya teman-teman, Papa aku emang sedikit galak. Kalian jangan kapok ya kesini" Ringis-nya tidak enak Hati.

Mereka semua hanya bisa mengangguk kaku "Kami pamit pulang dulu ya, Lora...Om" Katanya Dina mewakili teman-teman'nya. Yang hanya dapat deheman datar dari Rico.

Lora tersenyum tipis ke arah teman-temannya " Hati-hati di jalan ya, kalian semua" Kata Lora dengan sedikit teriak saat melihat punggung teman'nya menjauh.

Lora langsung menatap Rico sebal, Tangan Lora langsung menarik kuat ke-dua telinga Rico dengan tangan kecilnya. Lora menarik kuat penuh dengan dendam kesumut.

"Aaaaa....Sakit Sayang" Teriak Rico Menggelegar memenuhi ruangan itu. Bahkan pelayang yang membereskan makanan di meja ikut meringis ngilu.

''Memang hanya Nona Lora saja yang berani dan berlaku seperti itu sama tuan Rico yang kejam" Ucapnya pelayan membatin.

"Biar tau rasa" Sungutnya sambil menarik-narik semakin kuat kedua telinga Rico. Bahkan kedua telinga'nya sudah sangat memerah dan terasa panas.

Rico menatap Lora dengan raut wajah memelas minta di kasihani "Sayang kamu tidak berniat membuat ke-dua telinga Papa lepas dari tempatnya kan ?" Katanya sambil meringis.

Lora diam tidak menjawab, dia malah semakin menarik kuat telinga Rico. Sampai akhirnya suara dingin seorang menghentikan-nya.

"Lora..Ikut Gue sekarang" Kata Mike dingin memandang tajam punggung Lora. Mike berdiri dengan kedua tangannya yang terkepal di balik saku celana pendeknya.

Deg..!

Saat Lora menoleh dan beradu tatapan dengan mata dingin Mike.

0o0__0o0

1
Sisiliya Mimin
Awas kecantol sama lora Mike,
Jefan Javon
mike sama lora, kayak kucing sama tikus aja kalau ketemu
Daryati Idar
lanjut thor
Jefan Javon
Ajaran sesat itu mah
Jefan Javon
memang agak ngeri ya, kalau punys papa tiri
Jefan Javon
Bagus cerita, aku suka thor
Sisiliya Mimin
setuju sama note nya
Sisiliya Mimin
aku selalu suka sama note yang othor bikin
Gesel Pecest
lora, kamu jangan jadi anak gadis polos donk
Gesel Pecest
bener, sih Rico tidak ingat umur woy
Gesel Pecest
aku suka sama setiap note nta
Gesel Pecest
setuju
Sisiliya Mimin
Lora ku yang polos, sungguh kasihan kamu/Sob//Sob//Sob/
Sisiliya Mimin
papa tiri sesat/Sob//Sob//Sob/
Sisiliya Mimin
emak bapaknya agak laen emang
Sisiliya Mimin
kisahnya menarik
Sisiliya Mimin
bagus,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!