Berawal dari sebuah kecelakaan tragis seorang Pria bernama Fajar Nugroho tanpa sengaja memasuki dunia ghoib, kemudian bertemu dengan pemilik tempat mistis itu. Hanya karena ingin kembali ke dunia nyata, Fajar akhirnya membuat sebuah kesepakatan.
Disinilah cerita ini berasal, jangan lupa like komentar nya ya, makasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahkluk Bermata Merah
Di ruang resepsionis seperti biasa, semuanya berkumpul disana. Sekar nampak murung, hal itu membuat Dewi dan Dewa saling pandang. Dewa meminta Dewi untuk menanyakan kenapa satu- satunya manusia yang berada di tempat itu tiba-tiba wajahnya menjadi murung.
" Sekar, ada apa. Apa ada yang mengganggu mu, kenapa wajahmu nampak tidak bahagia. " Tanya Dewi.
Sekar menghela nafas, setelah dari taman yang berada di ruangan Nathan dan berakhir dia di usir dari sana membuat Sekar menjadi kepikiran mengenai asal usul tempat itu.
" Tidak ada apa-apa Wi, aku hanya bingung mengenai satu hal. "
Dewi, Dewa dan juga Sri saling pandang, mereka di buat penasaran dengan apa yang akan di katakan oleh Sekar.
" Satu hal ? apa itu ? " Tanya Dewi.
" Aku heran Wi, kenapa wanita tua itu marah besar padaku hanya karena aku masuk ke taman itu. Dia juga membentak ku hanya karena aku mendekat pada pohon besar yang ada di ujung taman itu. "
Ketiga arwah itu kembali saling pandang, mereka benar-benar terkejut. Bahkan mereka yang sudah ratusan tahun berada disana belum pernah menginjakkan kaki langsung di taman yang katanya indah itu, apalagi sampai mendekati pohon besar yang berada disana. Selama ini mereka hanya mendengar cerita dari pemilik tempat itu sebelumnya yang sudah lebih dulu kembali karena sudah mendapatkan identitas kematiannya yang membuat Ia terkurung di tempat itu.
" Taman !? pohon besar ? apa maksud mu kamu sudah masuk ke tempat itu dan kamu bertemu langsung sama Bu Naomi !?. "
Sekar mengangguk berulang sembari menatap heran kepada ketiga arwah yang sedang bersamanya itu, nampak ketiganya seperti ketakutan.
" Ada apa dengan kalian, kenapa kalian sepertinya ketakutan. Memang ada apa dengan tempat itu. " Tanya Sekar
Dewi berusaha tersenyum dan mengelus pundak Sekar, Ia juga mengatakan kalau tidak ada apa apa.
" Aneh banget mereka. " Batin Sekar.
Sekar melanjutkan tugasnya, Ia harus melakukan tugasnya dengan baik kalau ingin hidupnya kedepan tenang sesuai dengan perjanjian yang telah mereka sepakati. Satu persatu misi telah Sekar selesaikan.
Sekar melangkah pelan memutari sebuah rumah tua, semakin jauh melangkah indra penciuman nya semakin mencium bau menyengat.
Rasanya Sekar ingin mundur namun mengingat perjanjiannya tidak boleh meninggalkan satu tugas pun sebelum selesai.
Tiba-tiba Sekar melihat bayangan hitam melintas tidak jauh darinya, Sekar terkejut dan mencari sosok hitam itu.
" Siapa disana, tunjukkan dirimu. "
Sekar mencari kesana kemari namun tidak ada yang menampakkan dirinya, bayangan hitam itu seolah mempermainkannya. Berputar dengan cepat mengelilingi dirinya, tiba-tiba sebuah tawa jahat terdengar dan muncullah sosok hitam dengan mata merah tepat di depan Sekar.
" Siapa Anda. " Tanya Sekar berusaha memberanikan diri. Sebenarnya saat ini dia sedang ketakutan.
Entah kekuatan apa yang di miliki mahluk di depannya yang jelas saat ini Ia benar-benar ketakutan. Tidak biasanya Ia ketakutan seperti ini dalam menjalankan misinya.
Makhluk di depannya terlihat
memperhatikan Sekar dengan seksama, Sekar merasa heran dengan tingkah anehnya. Makin lama semakin aneh, Sekar mundur setiap kali sosok itu maju selangkah menghampiri nya, tiba-tiba terbit senyum menakutkan di wajah sosok itu. Matanya semakin memerah dan Sekar bisa melihat itu.
Saat Ia sedang ketakutan tiba-tiba sosok di depannya berubah wujud menjadi seseorang yang Ia kenali.
" Kenapa, apa aku membuat mu takut. "
Sekar tetap mundur, meskipun sosok menyeramkan di depannya berubah wujud menyerupai mahkluk yang di kenalinya tetap saja ada rasa aneh yang Ia rasakan.
" Siapa kamu sebenarnya. " Tanya Sekar lagi.
Sosok di depannya terus melangkah kearah Sekar, hal itu membuat gadis cantik itu mampu merasakan hawa lain yang sangat berbeda.
Sekar mulai gugup ketika matanya melirik ke arah samping tempatnya berdiri, ternyata Ia sudah berada hampir di pojok gedung itu. Bergerak satu langkah saja maka Ia akan jatuh ke tanah, biasa di bayangkan kalau sampai itu terjadi maka dirinya akan hanya tinggal nama saja.
" Ah iya, ngapain aku takut padamu ya. Aku kan sama seperti kamu. " Ucap Sekar melangkah maju ke arah lain.
Sekar berusaha bersikap biasa saja untuk mengetahui siapa yang tengah Ia hadapi saat ini.