Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Bik Ratmi, siapkan baju ganti untuk Lina!" Perintah Bagas kepada ART yang dulu membawa Lina bekerja di rumahnya.
"Baik tuan, akan saya siapkan. Apakah tian mau sarapan?" tanya bik Ratmi sebelum melaksanakan perintah tuanya.
"Nanti saya, saya mau mandi dulu." Bagas berlalu meninggalkan pembantunya itu.
Bagas senyum - senyum sendiri saat meliaht dirinya di kaca. Bayangan permainannya dengan Lina kembali menari - baru di pelupuk matanya. Rasanya ia mau mengulang dan terus mengulang.
Sudah lama ia berpuasa karna istrinya setiap kali pulang selalu menolaknya dengan alasan capek. Nafsu yang sudah di ubun - ubun harus di tuntaskan sendiri di kamar mandi dengan bermain solo.
Kini ia punya seseorang yang biasa melepaskan dahaganya. Meski bukan seperti itu yang Ia harapkan setidaknya ia cukup merasa puas.
Bagas mempercepat mandinya dan berpakain santai karna hari ini ia tidak masuk kantor.
"Bik, pakain buat Lina mana?" tanya Bagas pada pembantunya.
"Ini tuan, ini sekalian saya titip makanan untuk Lina, tuan." Bik Ratmi menyerahkan dua paper bag berisi baju dan makanan untuk Lina.
"Ya udah, makasih ya nak?" ucap majikannya. Bagas kembali memacu kendaraanya menuju ruamh sakit kembali. Tak lupa ia juga membeli berbagai macam makanan dan minum untuk mereka di sana nanti.
"Eh, anak papa udah bangun? Mana yang sakit sayang." tanya Bagas saat mendapati putranya tengah di gendong oleh Lina. Bayi itu hanya tersenyum pada Bagas membaut Bagas gemes.
"Bukan kasihbkesayabaja, kamu mandi nih. Itu ada baju saya bawa dan tadi ini Ratmi juga titip makan untuk kamu."
"Makasih, tuan. Maaf merepotkan ." Lina menyerahkan Bima ke papanya sebentar. Ia bergegas kekamar mandi dan mandi secepat yang Ia bisa.
"Makanlah." perintah Bagas yang masih asik bermain dengan putranya. Tanpa menunggu perintah yang kedua kalinya, Lina langsung melahap makanan yang di mask oleh ibu Ratmi. Masakan beliau tiada duanya.
Bagas memperhatikan Lina makan, salivanya naik turun seakan ikut merasakan makanan yang tengah di makan Lina. Dan tanpa rasa malu, Bagas menarik sendok yang sudah hampir saja masuk kemulut Lina.
"Tuan." gumam Lina lirih Tapi masih bisa di dengar Bagas.
"Kenapa?" tanya Bagas memakan makanan yang tengah Lina makan.
"Tuan, itukan sendok bekas saya. Kalau tuan mau saya ambilkan sendok yang lain saja." ujar Lina.
"Ga perlu, ini lebih nikmat. Bukankah kita tadi sudah bertukar saliva, jadi buat apa lagi meski malu - malu. Atau kamu mau menyuapi saya dengan mulut kamu." goda Bagas sambil nyegir kuda.
Lina di buat makin malu dengan godaan dari Bagas. Ternyata majikannya tidak menyesal melakukan perbuatan tadi. Bagas malah semakin berani berkata yang mungkin orang seperti Lina di anggap tabu.
Hari Lina terasa sesak, mau melakukan sesuatu ada yang mengawasi gerak geriknya. Langkahnya seakan di batasi.
Bagas sudah tak peduli apakah jalan ia tempuh saat ini salah atau benar yang terpenting bagi dirinya ia merasa bahagia. Mungkinkah Bagas sudah jatuh cinta pada pengasuh putranya atau menganggap pengasuh putranya sebagai pelampiasan di kala istrinya mengabaikan dirinya?
...****************...
Assalamualaikum kk terimakasih supportnya
Di tunggu saran dan masukannya kk
jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen dan vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 💪😘🙏🙏
@ima Susanti