Samudera Biru

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Samudera yang pulang kerumah utama di sambut baik oleh kedua orangtuanya yang sudah menunggu di ruang tengah.

Sepeninggal Tuan Wisnu dan istrinya kini bangunan mewah itu hanya di huni Reza, Melisa, Air dan Hujan. Dua pasang suami istri yang setiap harinya dengan sabar menunggu kedatangan sang putra mahkota Rahardian.

"Kemarin kesini ya?" tanya Hujan, Wanita cantik yang masih sibuk dengan berbagai kegiatan sosialnya itu bertanya sambil mengusap wajah tampan anak semata wayangnya.

"Iya, Moy gak ada masih di rumah sakit." jawab Sam

Samudera ErRainly Rahardian Wijaya, cucu pertama dan cicit pertama juga dari keluarga kaya raya yang memiliki perusahaan di dalam dan di luar negeri, PapAynya kini menjabat sebagai Presiden Direktur sedangkan MiMoynya sukses menjadi seorang Dokter bedah.

Ia yang sedari kecil di asuh oleh Appa dan Ammanya memang tak pernah rewel sama sekali.

Sikapnya yang begitu pengertian menjadikannya kesayangan semua anggota keluarga.

"Nginep kan, dek? besok pagi ada rapat penting, kan? " tanya Air, si mantan playboy yang memiliki kekasih dari senin sampai minggu sampai akhirnya ia harus pusing sendiri karna tak adanya hari libur untuk berpacaran.

"Gak tau, kayanya pulang"

Ketiganya mengobrol sambil bercanda, sebagai anak satu satunya tentu ia sangat manja dan di manjakan oleh Air dan Hujan, semua kasih sayang tentu hanya di limpahkan pada Samudera seorang.

"Dede mau ke Appa sebentar ya" Pamitnya sambil mengurai pelukan dari dekapan Air.

"Appa lagi istrirahat de', kasihan ah" kata Hujan karna setelah makan malam Reza tak keluar lagi dari kamarnya.

"Appa sakit lagi?"

"Enggak, cuma butuh istirahat banyak" jawab Air, sebagai anak satu-satunya yang masih tinggal bersama tentu ia tahu bagaimana kondisi papanya.

"Tapi dede mau liat sebentar"

"Janji gak boleh ganggu ya" pesan Hujan.

"Iya, ngintip doang oey" jawab Sam sambil terkekeh seraya bangun dari duduknya.

Samudera berjalan kearah tangga meninggalkan Air dan Hujan yang masih menatap punggung putra mereka yang kian tinggi dan tampan.

"Aku bingung, antara Tutut sama Gajah kenapa bisa sama begitu ya??"

***

Tok... tok.. tok..

Sam membuka pintu kamar Reza dengan pelan saat mendengar sahutan dari dalam yaitu suara Ammanya sendiri.

"Appa tidur?" tanya Sam sedikit kecewa.

"Iya, Appa udah istirahat, dede kapan kesini?" Melisa balik bertanya.

"Tadi, barusan" jawabnya sambil berjalan kearah tempat tidur lalu meringsek naik ke atasnya.

"Appa, dede pulang oey" ucapnya pelan, hatinya begitu sakit jika melihat pria kesayangannya itu sedang menutup mata karna tertidur karna ada perasaan takut jika mata teduh itu tak bisa lagi menatapnya.

"Mau nginep?"

"Gak tahu, dede mau pulang tapi kangen Appa"

"Besok kita sarapan sama-sama ya"

Sam menganggukkan Kepala, begitu banyak yang ingin ia ceritakan tapi rasanya tak kuasa jika harus mengganggu Gajahnya.

"Dede balik kamar deh" ucapnya pasrah karna Reza tak kunjung juga bangun meski mendengar suaranya.

"Istirahat ya sayang" pesan Melisa, Sam memang memiliki tempat tersendiri di hatinya dan juga sang suami.

"Iya, Amma. Amma juga istirahat ya, jagain jajah Dede"

Melisa terkekeh geli, permintaan cucu kesayangannya itu tak pernah berubah dari masih ia bayi.

.

.

Sam yang keluar dari kamar Reza langsung masuk kedalam kamarnya sendiri setelah melongok kan kepalanya sebentar ke kamar papAy dan miMoynya untuk sekedar memberi tahu jika ia akan menginap malam ini, ia yang memiliki banyak tempat tinggal kadang juga bingung mau tidur dimana.

Cek lek

Sam membuang napas kasar karna jauh di dalam lubuk hatinya malam ini ia sangat ingin pulang ke apartemen sang istri. Tapi rasa rindunya pada keluarga memaksa ia masuk dan membaringkan tubuhnya di tengah ranjang, Samudera merogoh kantong celananya lalu meraih benda pipih yang berada di dalam sana.

Dengan sekali sentuh, nama BEE langsung tertera di layar ponsel mahal miliknya.

.

.

.

.

.

.

Kamu lagi apa?

Badanku di rumah tapi otakku di kamu..

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Hayang di palende oey 😌😌😌

Like komennya yuk ramaikan.