NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Aku Layak?

Selama ini, Arumi memang terkenal di kalangan teman sekolahnya. Tetapi mereka mendekati Arumi hanya karena wajah atau karena hal lain yang mereka inginkan dari Arumi.

Entah sudah berapa kali Arumi menolak ajakan pacaran, hanya karena dirinya tidak ingin menjalin hubungan yang diharamkan agama.

Selain itu, Arumi yang hidup di keluarga patriaki, selalu menundukkan kepalanya hingga ia tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya.

Lagi pula, menurutnya pacaran hanya akan merugikan. Aliya contohnya. Aliya sudah berganti-ganti pacar sejak SMP hanya karena ada yang lebih tampan.

Lamanya pacaran hanya bertahan sampai setengah tahun. Itu pun sudah membuat Aliya kehilangan banyak waktu untuk belajar karena terlalu terpaku dengan hubungan dan keluar untuk bermain.

Izqian Aksa adalah satu-satunya laki-laki yang melihat Arumi dengan pandangan yang berbeda. Aksa menundukkan pandangannya, menghormati Arumi.

Tindakan kecil ini cukup memberikan kesan yang mendalam bagi Arumi. Bahkan selama mengenal Aksa, laki-laki itu sudah membantunya berkali-kali. Rasa nyaman yang diberikan Aksa, membuat Arumi merasakan kasih sayang seorang saudara dibandingkan dengan lawan jenis.

Perhatian yang diberikan Aksa saat dirinya terluka menyadarkan Arumi, kalau dirinya perlu mengolah perasaannya.

“Apa kamu sudah memikirkan jawaban untukku?”

Pertanyaan Aksa membuat Arumi terdiam. Bukan karena tidak bisa menjawab. Arumi hanya merasa apakah dirinya pantas menerima kebaikan dan bersanding dengan Aksa.

Keluarga angkat mengusirnya, keluarga kandung tidak menerima kehadirannya. Bagaimana Arumi akan menghadapi orang tua Aksa nantinya?

“Saya sangat berterima kasih atas bantuan dan perhatian yang Kakak berikan selama ini. Tolong Kakak pertimbangkan lagi. Latar belakangku berantakan. Aku tidak mau mendatangkan masalah untuk Kakak ke depannya.” Jawab Arumi setelah menarik nafas dalam.

Aksa terkejut dengan jawaban yang diberikan Arumi. Sama halnya dengan Karina yang sudah berharap.

“Apa kamu tidak memiliki perasaan apapun untukku?” tanya Aksa yang mencoba tetap tenang.

“Kakak orang baik, perhatian dan menghormatiku...”

“Bukan itu yang aku tanyakan. Tidak adakah rasa suka atau tertarik kepadaku?” sela Aksa.

Arumi takut dengan perasaannya sendiri. Rasa tertarik memang ada. Tapi dengan latar belakangnya, bagaimana ia bisa percaya diri mengakuinya?

Aksa menarik nafas dalam. Ia bisa membaca keraguan Arumi. Terlihat dari pandangan Arumi yang menunduk dengan tangan yang mencengkeram rok.

Arumi memang selalu menjaga pandangannya. Tetapi sedikit demi sedikit Arumi sudah mau menatap wajahnya. Kenapa sekarang menunduk lagi?

“Arumi… Aku menyukaimu karena kamu Arumi. Bukan karena orang tua angkatmu atau orang tua kandungmu. Pernikahan itu antara kamu dan aku, bukan orang tua kita. Meskipun mereka nantinya akan berhubungan karena kita. Tapi yakinlah, aku mantap memilihmu karena kamu Arumi dengan apa adanya kamu.” Aksa menatap dalam ke arah Arumi.

“A-aku…” Arumi tidak berani melanjutkan.

“Jika kamu masih berpikir masalah latar belakang, aku juga tidak sebaik yang terlihat. Kedua orang tuaku hanya memiliki aku, anak Tunggal mereka. Bukan tanpa alasan mereka memilih hanya memiliki satu anak. Mereka takut tidak bisa menghidupinya dengan baik jika menambah anak, makanya mereka memutuskan satu anak cukup. Padahal mereka lebih dari mampu untuk memberikan aku adik. Jangan berkecil hati dengan latar belakangmu, Arumi! Aku dan orang tuaku akan menerimamu apa adanya.” Arumi mengangkat kepalanya, seketika tatapannya bertemu dengan tatapan Aksa yang sejak tadi menatap ke arahnya.

“Apa aku layak?” pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Arumi.

Aksa tersenyum. Ternyata gadis kecilnya sudah memiliki perasaan kepadanya.

“Tentu saja kamu layak. Jika tidak layak, aku tidak akan berjuang selama ini. Baik itu dulu ataupun sekarang, kamu layak aku perjuangkan.” Jawab Aksa dengan mantap.

Senyuman dan suara Aksa, membuat perasaan Arumi yang sebelumnya ragu menjadi sebuah kelegaan. “Apa ini termasuk takdir yang Allah siapkan untukku?” batin Arumi.

Arumi menganggukkan kepalanya pelan, membuat Aksa merasakan kelegaan yang luar biasa. Ia sampai lupa jika mereka belum resmi. Tangannya meraih tangan Arumi dan menciumnya, membuat Arumi dan Karina terkejut.

“Ma-maaf. Aku terlalu Bahagia.” Aksa melepaskan tangan Arumi seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

“Jadi, Kakak dan Kak Arumi sudah resmi bertunangan.” Goda Karina.

“Belum. Bertunangan itu harus menunggu Ayah dan Ibu melamar Arumi secara resmi.”

“Tunggu apalagi? Ayo pulang, ajak Paman dan Bibi melamar Kak Arumi!”

“Tidak semudah itu anak kecil! Banyak yang harus disiapkan.” Aksa mengacak kepala Karina hingga membuat si empunya kesal.

Sedangkan Arumi hanya tersenyum sipu dengan obralan keduanya. Jika benar dirinya resmi dilamar, maka ia akan menjadi istri Aksa di masa mendatang. Sepertinya ia harus mulai belajar mengolah perasaannya. Jangan sampai membuat Aksa kecewa karena dirinya yang tidak peka!

Setelah berbincang ringan, ketiga turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Arumi dan Karina memasak makan malam di dapur, sementara Aksa menyiram bunga Arumi di teras.

“Assalamu’alaikum…” salam Arifin.

“Wa’alaikumsalam Pak Kades.”

“Aruminya ada?”

“Ada, Pak. Sebentar saya panggilkan.” Aksa bergegas ke dapur dan memanggil Arumi.

Arumi keluar sendiri karena Aksa menggantikannya menggoreng bakwan.

“Ada apa, Pak?” tanya Arumi.

“Begini Arumi, saya mendapat laporan warga. Mereka merasa terganggu dengan kamu yang menerima tamu Ramlan dan Aksa. Maaf, saya sudah menjelaskan kalau mereka itu saudara kamu, tetapi warga tidak percaya. Mereka justru menuduh kamu mau mencemarkan nama baik desa ini.” jawab Arifin dengan hati-hati.

Sejak pengaduan terakhir kali, warga desa semakin memperhatikan Arumi sehingga setiap kali Arumi menerima tamu akan ada laporan masuk kepadanya.

“Maaf, Pak. Maaf saya sudah membuat Bapak susah.”

“Tidak apa Arumi. Bapak tahu hubungan kalian dan kamu juga selalu melapor jika ada apa-apa. Tetapi Bapak tidak bisa mengendalikan hati seseorang. Sebaiknya kamu segera ambil Tindakan, sebelum mereka terang-terangan menyerangmu.”

“Maksud, Bapak?”

“Bukannya kamu dan Aksa sedang masa penjajakan? Niat baik itu disegerakan saja, tidak baik ditunda-tunda.”

“Saya juga sepemikiran dengan Bapak. Rencana minggu depan saya akan membawa orang tua saya untuk melamar Arumi, Pak.” Kata Aksa setelah mendengar percakapan antara Arumi dan Arifin.

“Bagus itu! Bapak dukung kalian!”

“Terima kasih, Pak.” Arumi heran kenapa Aksa bisa terlihat dekat dengan kepala desa.

Tetapi ia menahan diri untuk bertanya karena ia baru tahu kalau ada yang tidak suka dengannya di desa ini. Ia yang sudah menutup diri masih mendatangkan musuh, apalagi jika mengikuti banyak kegiatan?

Sepertinya ia perlu keluar dari karang taruna agar ia kembali menjadi dirinya sendiri berkutat di dalam rumah. Begitu pikir Arumi.

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!