kisah sekretaris yang nikah sama bos nya
⚠️ mengandung scene dewasa ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Samuel Jadi Supri wkwk
"Oh iya, tadi Pak Didit telfon saya, katanya mendadak sakit."
"Jadi Pak Didit kirim keponakannya buat gantiin sementara."
"Oke, kalo gitu aku turun duluan, ya. Aku tunggu di mobil."
Selepas percakapannya dengan Dave di telfon, Hazel pun segera merapihkan meja kerjanya. Hari ini dia akan turun lebih dulu karena Dave masih ada sedikit pekerjaan dengan rekannya. Sambil menenteng tas bekalnya yang sudah kosong, Hazel berjalan menghampiri mobil Dave yang sudah berhenti di depan lobby.
Hazel melirik seorang laki-laki yang berpakaian serba hitam khas seorang supir. Sudah pasti dia lah orang yang dimaksud Dave, keponakan Pak Didit yang akan menggantikan pekerjaannya. Laki-laki itu terlihat menunduk sambil membukakan pintu.
"Selamat sore, Bu" Laki-laki itu menyapa Hazel. Hazel pun menghentikan kakinya saat hendak menaiki mobil, tangannya mulai bergerak, melepaskan topi yang dipakai laki-laki itu.
"Samuel?" Hazel tersenyum sinis. Ya, sesuai dugaannya, pantas saja suara laki-laki itu sangat tidak asing di telinga Hazel.
"Jadi kamu keponakannya Pak Didit?."
"Hm" Samuel berdehem singkat, tidak disangka Hazel akan mengenalinya dengan sangat mudah. Padahal dia sudah memakai topi dan menunduk untuk menghindari Hazel.
"Waw, dunia sempit banget, ya? Nggak nyangka aku ketemu kamu dengan keadaan begini."
"Sekarang kamu supir pribadi, hahahaha."
"Ck, cuma sementara, kamu jangan sombong dulu."
"Oke, oke. Bisa buka lagi pintunya? Aku mau tunggu suami aku di dalam."
"Jadi benar Pak Dave itu suami kamu?."
"Yes!" Hazel senang menyombongkan dirinya di depan Samuel. Dia pun tersenyum lebar sebelum masuk ke dalam mobil.
"Demi apa? Aku baru tau kalo Samuel itu keponakannya Pak Didit, kemana aja aku?."
Hazel menoleh kearah kaca, memperhatikan Samuel yang masih berdiri menunggu kedatangan Dave. Pertemuannya dengan Samuel sore ini cukup membuat Hazel terkejut. Padahal Hazel sangat berharap dia tidak akan bertemu lagi dengan mantan kekasihnya ini. Mengingat saat terakhir kali mereka bertemu, Samuel membisikkan kalimat yang menyakitkan pada pesta pernikahannya.
Dan tidak hanya itu, Hazel merasa Samuel lah akar dari semua komentar buruk tentangnya yang beredar di sosial media. Mengingat hal itu, kebetulan sekali Hazel sedang bersama Samuel, dia akan bertanya untuk memastikannya.
"Samuel? Sambil nunggu suami aku, gimana kalo kita ngobrol dulu?" Hazel bertanya setelah menurunkan kaca mobilnya,
"Nggak perlu."
"Ayo lah, aku cuma mau tanya, kamu dapat apa setelah jelek-jelekin aku ke anak-anak kampus?."
Pertanyaan Hazel membuat Samuel berbalik menatapnya, "Maksud kamu apa?."
"Jangan pura-pura, kamu pasti tau komentar anak-anak di postingan kamu."
"Mereka ngomong macam-macam soal aku. Emangnya kamu cerita apa?."
"Aku nggak cerita apa-apa."
"Huh, masih nggak ngaku juga? Oke, no problem" Hazel menutup kembali kaca mobilnya. Dia pun bersandar, memikirkan jawaban yang Samuel ucapkan. Hazel yakin laki-laki itu berbohong, sebab dia tahu saat Samuel sedang berkata jujur atau sebaliknya.
Tidak berselang lama, Dave terlihat melenggang meninggalkan lobby. Setelah menyapa beberapa petugas keamanan yang berdiri di depan, Dave terdengar membalas sapaan Samuel yang sedang menunggunya.
Kedua alis Dave saling bertautan, seakan mengingat-ingat siapa sosok Samuel. Dave merasa dia pernah melihat Samuel sebelumnya. Setelah masuk ke dalam mobil, Dave mencoba memastikan dugaannya kepada Hazel.
"Iya, dia Samuel."
"Apa? Dia keponakannya Pak Didit?."
"Hm, aku nggak suka ngeliat dia, kamu cari supir baru aja."
"Kita bahas nanti" Dave menunda perbincangannya dengan Hazel saat Samuel masuk kedalam mobil.
Di perjalanan pulang, suasana mobil sangat-sangat hening. Tidak ada keributan seperti biasa saat Pak Didit bersama mereka, tentu saja. Momen ini benar-benar membuat ketiganya sulit mencerna situasi yang terjadi.
Samuel, dia merasa malu bertemu dengan Hazel dengan pekerjaannya sekarang, jika bukan karena permintaan sang paman yang sedang sakit, dia tidak akan mau melakukan ini.
Pertemuannya dengan Hazel juga membuatnya bertanya-tanya, bagaimana bisa Hazel menikah dengan Dave? Bahkan Pamannya juga mengatakan bahwa Hazel menikah lebih dulu di banding pernikahannya dengan Karin. Jika memang begitu, untuk apa Hazel datang ke club malam dan bertemu pria lain? Samuel penasaran, namun tidak mungkin dia bertanya.
Sama hal nya dengan Samuel, Hazel pun larut dalam pikirannya. Hazel memikirkan Samuel, berpikir sampai kapan laki-laki menyebalkan ini menjadi supirnya? Baru beberapa menit melihat Samuel sudah membuatnya muak. Hazel hanya berharap agar Pak Didit segera kembali atau Dave mencari orang lain diluar sana. Hazel tidak ingin bertemu Samuel lagi sebab Hazel sudah bertekad untuk melupakan dan menghapus rasa cintanya kepada laki-laki ini.
Begitu juga Dave, dia justru mengkhawatirkan Hazel. Dave sadar istrinya itu belum sepenuhnya menaruh rasa cinta dan sayang karena masih memiliki perasaan kepada Samuel. Dave tahu sebesar apa rasa cinta Hazel kepada Samuel. Sebab Hazel pernah bodoh dengan tetap mempertahankan hubungannya meski laki-laki itu menghianatinya. Begitu besar cintanya, rasanya tidak mungkin jika rasa itu menghilang dalam sekejap. Dave khawatir kehadiran Samuel diantara mereka membuat Hazel goyah dan sulit melupakan Samuel.
Keheningan diantara mereka bertahan sepanjang perjalanan. Sampai tiba dirumah, keduanya masuk setelah Dave mempersilahkan Samuel untuk beristirahat. Rencana Hazel untuk mengajak Dave makan di restoran pun batal, Hazel malas berpergian bersama Samuel, padahal tidak masalah jika itu adalah Pak Didit. Hazel hanya merasa tidak nyaman jika Samuel berada di sekitarnya.
"Katanya mau traktir saya?" Dave bertanya sambil memeluk Hazel dari belakang, kepalanya menunduk untuk menciumi bahu Hazel seperti biasa.
"Maaf ya, tadi aku keburu bete lihat Samuel."
"Hm, kamu ini, dikit-dikit bete, udah nggak heran saya."
"Hehe, nanti malam kamu sibuk, nggak?."
"Free."
"Bagus! Aku traktir nonton, ya? Ada film horror terbaru."
"Hazel? Kamu kan tau saya nggak suka film horror."
"Huuu, malu sama otot. Badan gede takut film horror?".
"Saya nggak takut, cuma nggak suka."
"Alasan. Ya udah, nanti malam kita jalan dulu."
"Tapi cuma berdua, ya? Samuel suruh pulang aja."
"Iya, istriku."
...••••••...
...Bersambung dulu...
akhirnya....setelah menyelam palung terdalam....sepertinya aku menemukan serbuk serbuk visual dari dalam laut.
Coba kalian tebakkk...ini tuh empat tokoh kesayangan akuuu....siapa hayo??? Komen yaaaa
JANGAN LUPA KLIK LOVE NYA! KOMEN DAN VOTEEEE!!!
Terima kasih ♥️