NovelToon NovelToon
Ipar Yang Dirindukan

Ipar Yang Dirindukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Ryn

Naura (22 tahun), seorang ipar yang justru begitu dekat dengan keponakannya, yakni Maryam.
Maryam kerap mengatakan pada Zayad (30 tahun) ayahnya, jika dirinya ingin memiliki seorang ibu. Pertanyaan yang aneh bagi Zayad, sebab Maryam jelas memiliki ibu yang masih hidup bersamanya. Namun Maryam selalu menjawab, "Mama tidak sayang Maryam, Papa."
Salma (27 tahun), istri Zayad dan seorang wanita karir. Kehidupannya full menjadikan karir nomor satu baginya. Salma menyuruh Naura untuk menjaga puterinya selama ini. Namun bagi Salma, Naura layaknya seseorang yang bisa ia atur-atur sesuka hatinya. Sebab, Naura terlahir dari istri kedua ayah Salma.
Kehidupan Naura selama ini, ternyata penuh akan air mata. "Aku tidak meminta untuk dilahirkan dalam situasi seperti ini. Tapi mendiang ibuku selalu bilang, agar aku tetap menjadi orang yang baik." lirih Naura dengan air matanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Ryn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

* * *

Dua hari yang berat untuk Naura. Kondisi tubuhnya juga sebenarnya semakin tidak enak. Belum lagi, ancaman dari Salma nyatanya tidak selesai. Wanita itu datang ke kost an Naura dan menuturkan segala ancamannya disana. Ia bahkan mengancam memenjarakan Naura jika berani mengadu pada siapapun atas apa yang ia lihat malam itu.

Naura meremas surainya merasa frustasi, ia berada di kost annya saat ini dan Salma baru saja pulang setelah mengancamnya habis-habisan. Wajah wanita ini kian memucat, Naura mengambil obat pereda sakit kepala dan meminumnya. Ia kemudian menyandarkan punggung dan kepalanya di sofa dengan helaan nafas yang berat.

"Astagfirullah..Astagfirullah.." lirihnya.

Malam itu pun Naura langsung tidur begitu ia selesai shalat Isya. Dan seperti biasa, Naura bangun di pukul 3 pagi. Ia menjalankan shalat Tahajud, kemudian mengaji dan berzikir. Setelah beberapa saat, Naura menatap ke sebuah nakas di dalam kamarnya tersebut.

Naura bangkit, ia menuju nakas dan membuka lemari nakas tersebut. Naura mengambil sebuah kotak didalam sana. Ia lalu duduk bersila di lantai dan tersenyum haru menatap kotak tersebut. Naura mengusap kotak itu.

"Tiba-tiba Naura rindu sama ayah ibu."

Ya, itu adalah kotak berisi banyak kenangan dari sang ibu kandung. Beberapa barang penting dan berharga milik mendiang ibu kandung Naura. Bahkan, ada juga milik mendiang sang ayah.

Naura membukanya dan menatap selembar foto. Foto masa kecilnya bersama mendiang ayah dan ibunya. Air mata gadis itu pun mengalir, "Rindu sekali dengan ayah ibu. Rindu saat-saat Naura masih kecil bersama kalian."

Naura menangis terisak, mengusap foto tersebut, "Naura sedang sedih dan bingung harus bagaimana. Besar sekali cobaan Naura saat ini. Cobaan dan juga tugas Naura. Jika Naura hanya diam, Naura berdosa kan? Tapi Naura takut. Ya Allah, Naura nggak tahu harus bagaimana."

Gadis itu pun mengadu segala resah hatinya dengan tangisannya. Sembari jemarinya menyentuh setiap barang disana, Naura terus berbicara dan jemarinya terus menyusuri tiap barang tersebut. Tanpa sadar melakukan hal itu, jemari Naura membuka sebuah dompet, ia melihat-lihat isinya namun ia terus berbicara meluapkan risau di hatinya.

Ibarat curhat, setidaknya ia bisa meluapkannya walau ayah dan ibunya tidak ada saat ini. Hanya bicara melalui foto itu, Naura merasa sedikit lega. Hingga, tanpa sadar jemarinya menyusuri tiap sisi saku dompet tersebut. Belum pernah Naura memeriksanya, sebab ia mengira tak ada apapun di salah satu saku dompet tersebut.

Tapi tidak, kala wanita itu sedikit tersentak merasakan ada selembar kertas yang di lipat teramat kecil di saku dompet tersebut. Naura pun mengeluarkannya dengan susah payah dan teramat berhati-hati, sebab ia takut bisa merobek kertasnya. Setelah berhasil, Naura bernafas lega.

Naura membuka kertas itu teramat pelan, dengan penuh kehati-hatian. Tentu kertas itu sudah sangat lama sekali, sudah belasan tahun atau mungkin sudah seusia dirinya yang 22 tahun? Naura berhasil membuka kertas tersebut, dan matanya membulat melihat jika itu adalah tulisan mendiang sang ayah. Dada Naura bergemuruh hebat, wanita itu pun membacanya dengan seksama.

Ketika aku harus mencintai seorang wanita, namun ia mengkhianatiku. Lantas, apakah aku salah jika bertemu wanita lain yang begitu baik dan menghargaiku? Ini terlalu menyakitkan, saat aku sudah memiliki tiga anak yang begitu aku sayangi. Namun nyatanya, Salma bukan puteri kandungku. Zizah, kenapa kamu mengkhianatiku? Aku mencintai kamu dengan tulus, aku jaga dan rawat ketiga anak kita dengan baik. Hingga seorang pria asing datang menemuiku, dan mengatakan jika kalian pernah berhubungan. Langit seakan runtuh, Zizah! Diam-diam aku melakukan test DNA untuk ketiga anak kita, dan hatiku sakit saat jelas Salma bukan puteri kandungku. Namun melihat Salma, anak itu tidak salah apapun. Aku menyayanginya dengan tulus, dan akhirnya aku memilih diam saja demi keutuhan rumah tangga kita. Sejak saat itu, duniaku tidak sama lagi. Aku pun bertemu seorang wanita yang begitu baik padaku. Maafkan aku, atas kesalahan ini. Aku menikahinya diam-diam, karena aku mendapatkan cinta yang tulus darinya. Karena perasaanku, tidak sama lagi padamu, Zizah. Melihatmu juga terlihat semakin membaik, aku tidak ingin emosi. Tapi perasaanku padamu, sudah habis, Zizah. Aku sudah mencintai wanita lain, yang bahkan aku yakini sampai aku nanti menutup mata, maka aku akan tetap mencintainya. Mencintai Hana, ibu Naura.

Dada Naura terasa menyesakkan, satu tangannya menutup mulutnya dengan deraian air mata. Fakta apa ini? Apakah ini seperti sebuah karma atas apa yang dulu pernah Zizah lakukan pada ayah Naura? Hingga Salma melakukan hal yang sama? Naura menelan ludah kasar, tangannya sampai gemetar.

"J-Jadi, kak Salma..bukan puteri kandung ayahku?" lirihnya.

* * *

Naura menggeleng dan meringis kecil, ia sampai tidak bisa fokus bekerja. Seharian di kantor hingga sore hari ini, wanita itu bertahan sekuat mungkin atas sakit kepalanya. Naura memegang kening dan lehernya, sudah terasa sangat panas. Ya, wanita itu akhirnya demam.

Jam pulang kerja tiba, dan selesai pada malam hari sebab mereka lembur tadi. Naura pun melangkah pulang dengan teramat pelan, ia menuju halte untuk menunggu bis. Nyatanya, Zayad mengikuti wanita itu saat ini. Zayad memperhatikan Naura seharian ini dengan diam-diam. Ia tahu jika kondisi Naura sedang tidak baik-baik saja.

Begitu Naura mendapatkan bis, ia naik dan Zayad mengikuti bis tersebut. Zayad ingin memastikan, jika Naura pulang ke kost annya dalam keadaan aman. Hingga tiba di sebuah persimpangan, bis pun berhenti. Naura turun dengan lesu dan berjalan lemah menuju kost annya berada. Zayad di dalam mobil terus memperhatikan wanita itu.

Hingga, Zayad tersentak dengan mata membulat saat melihat Naura jatuh pingsan di pinggir jalan. Spontan Zayad membuka pintu mobilnya dan berlari, "Naura...!" teriaknya.

Zayad terpaksa menyentuh wanita itu, ia menepuk pelan pipi Naura, "Naura..Naura..!"

Tak ada siapapun di sekitar mereka. Zayad menggendong Naura dan membawanya masuk ke dalam mobil. Pria itu pun menuju rumah sakit terdekat, membawa Naura kesana. Begitu tiba, ia menggendong Naura kembali menuju IGD.

"Dokter...perawat..tolong, tolong wanita ini. Dia pingsan tadi!" teriak Zayad dengan panik.

Naura segera di tindak oleh dokter dan perawat, Zayad menunggu dengan cemas di depan ruang IGD. Hingga beberapa saat kemudian, Zayad di panggil oleh dokter.

"Tuan, istri anda sudah sadar. Silahkan temui pasien."

Mata Zayad mengerjap, sepertinya dokter mengira jika mereka pasangan suami istri. Zayad pun masuk ke ruangan IGD kembali. Dan kini, hatinya mencelos perih menatap Naura yang terlihat lemah namun sudah membuka matanya. Zayad pun mendekat, "Kamu sakit, Naura."

Naura mengangguk kecil dengan air matanya, "Terima kasih, sudah membawaku kesini." lirih Naura dengan lemah.

Zayad menatapnya dengan sendu, rasanya ia ingin mengusap kepala wanita itu, namun tentu tak bisa ia lakukan. Zayad pun menghela nafas berat, namun kini ia tersentak kala satu tangan Naura menarik ujung jas kerjanya dan menggenggamnya kuat. Alis Zayad bertaut menatap sang gadis, hingga penuturan Naura kini membuat dada Zayad bergemuruh hebat.

"Mas, jangan tinggalkan aku, ya?"

Mas? Naura menyebutnya dengan kata, Mas? Mata Zayad sampai membulat, tepat di saat itu seorang perawat datang menemuinya.

"Tuan Zayad, saya mau minta informasi tentang status anda pada pasien. Sebagai wali atas biaya rumah sakit." ujar sang perawat.

Zayad menatap Naura dan menelan ludah kasar, Naura terlihat menatapnya begitu lekat dan terus menggenggam ujung jas kerjanya. Zayad kemudian menoleh menatap perawat tersebut, pria itu pun berkata.

"Saya, suaminya. Suami Naura Azalea." jawabnya dengan penuh keyakinan.

Seketika Naura memejamkan matanya, air matanya pun kembali mengalir. Namun, wanita itu terlihat seperti begitu lega. Zayad kembali menatap Naura dengan lekat.

"Kita akan menikah, Naura." lirihnya pelan.

* * *

1
Hafizah Aressha R
lnjut k
Blu Lovfres
ok sampai ketemu di Turki ya
bawa seblak untuk bekalnya, naoura 🤭🤭
Next thor
Blu Lovfres
Next thor,
tingal nunggu si salma jadi .ubi gosong
🤣😅😁😂
Pena Ryn: Wkwkwk harus itu
total 1 replies
Hafizah Aressha R
la keren dan gantengan zayn dri od zayad y..
Pena Ryn: Sadboy slalu lebih ganteng ya kak /Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut
Alif
oon coba pura2 gk tau dan kamu rekam aja kn kamu jd aman, malah sok menasehati nanti klo ketahuan suaminya sendiri kan kamu gk di tuduh
Blu Lovfres: terlalu lebay peranan. Zayed dn nora.🤣😅😁😂orang baik dn lebay jadi badud
baik boleh tapi jangan jadi, orang tolol atw jadi robot seolah kuat ,dn menerima apapun
total 1 replies
Alif
lagian cerita ini bagus tp agak janggal, masak ya ibuknya gk pnya rumah lah sblmnya mereka tinggal di mana, kok se akan2 cm dititipin doang gk ada kisah atau cerita apa selanjutnya
Sumiati Alvia: kak udah ada cerita bahwa saudara saudara dari ibuk nya gak ada yg mau terima dia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!