NovelToon NovelToon
Nikah Ekspres Jalur Ekspedisi

Nikah Ekspres Jalur Ekspedisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Slice of Life
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kara_Sorin

Namira, wanita karier yang mandiri dan ambisius terpaksa menjalani pernikahan paksa demi menyelamatkan nama baik dan bisnis keluarganya. Namun pria yang harus dinikahinya bukanlah sosok yang pernah ia bayangkan. Sean, seorang kurir paket sederhana dengan masa lalu yang misterius.
Pernikahan itu terpaksa dijalani, tanpa cinta, tanpa janji. Namun, dibalik kesepakatan dingin itu, perlahan-lahan tumbuh benih-benih perasaan yang tak bisa diabaikan. Dari tumpukan paket hingga rahasia masalalu yang tersembunyi. Hingga menyeret mereka pada permainan kotor orang besar. Namira dan Sean belajar arti sesungguhnya dari sebuah ikatan.
Tapi kalau dunia mulai tau kisah mereka, tekanan dan godaan muncul silih berganti. Bisakah cinta yang berbalut pernikahan paksa ini bertahan? ataukah takdir akan mengirimkan paket lain yang merubah segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kara_Sorin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30_Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam

Angin malam berhembus kencang, menggesek jendela ruangan kantor kosong di lantai atas B ‘N M Corporation. Langit tampak muram, seolah turut menyimpan rahasia yang selama ini dikubur dalam-dalam. Di ruangan itu, Bima berdiri sambil memandang ke arah kota, punggungnya membelakangi pintu. Rokok menyala di jarinya, kepulan asap menari pelan ke langit-langit.

Pintu dibuka perlahan. Sean melangkah masuk, tenang tapi tegas.

“Aku tahu kamu di sini,” ucap Sean.

Bima menoleh perlahan, menyeringai.

“Ternyata kamu berani datang juga.”

“Aku bukan datang untuk berdebat. Aku datang untuk menuntut jawaban,” balas Sean.

“Jawaban?” Bima terkekeh.

“Kamu pikir ini panggung drama, Sean? Dunia ini tidak sesederhana benar atau salah.”

“Aku tidak peduli sesederhana apa menurutmu,” Sean mendekat, tatapannya tajam.

“yang aku tahu, kamu hampir menghancurkan hidup seseorang yang sangat aku cintai.”

“Kamu terlalu percaya diri. Namira? Dia hanya alat, sama seperti kamu.” Bima membalikkan badan sepenuhnya, menghadapi Sean.

“Kamu pikir cinta bisa menyelamatkan semuanya? Dunia ini tidak mengenal cinta, Sean. Dunia hanya mengenal kekuasaan dan kepentingan.”

Sean mencengkeram meja di depannya, menahan amarah.

“Kalau kamu percaya itu, maka kamu lebih rapuh dari yang aku kira.”

Bima mendekat, wajah mereka hanya terpaut sejengkal.

“Apa kamu datang untuk mengancamku?”

“Aku datang untuk menyampaikan pilihan,”

Sean menatap mata pria itu dalam-dalam.

“Kamu bisa mengakui kebenaran dan menyerahkan diri sebelum semuanya meledak atau kamu terus menyembunyikan kebusukanmu, dan bersiap melihat semuanya runtuh.”

Bima tertawa keras, dingin.

“Kamu pikir kamu siapa? Hanya kurir paket yang kebetulan punya wajah bersih dan cerita menyedihkan.”

“dan kamu lupa,” ujar Sean pelan.

“Kadang suara yang paling rendah justru mengguncang gedung paling tinggi.”

Bima hendak membalas, namun suara ponsel Sean berdering. Ia mengangkatnya.

“Sean, ini Nina. Rekaman itu... sudah tersebar. Teman Anton berhasil menyebarkannya ke beberapa kanal independen. Mereka mulai memberitakan ulang versi yang sebenarnya.”

Sean menutup telepon dan menatap Bima.

“Permainanmu mulai goyah.”

Bima meremukkan puntung rokok di asbak kaca, rahangnya menegang.

“Kamu belum tahu siapa yang kamu lawan.”

“Aku tidak sendiri,” ucap Sean tenang.

“Kamu tahu betul, satu hal yang tidak bisa kamu beli adalah kebenaran yang muncul dari luka orang-orang yang kamu injak.”

Sementara itu, di tempat lain, Namira baru saja selesai meminum obatnya. Ruang rawatnya tenang, namun matanya tak bisa lepas dari layar tablet yang memperlihatkan berita terbaru. Judulnya mencolok:

Rekaman CCTV Ungkap Fakta Sebenarnya di Grand Hotel: Upaya Pemaksaan, Bima Terpojok!

Namira menutup mulutnya, air matanya meleleh tanpa suara. Ia tahu, ini bukan hanya tentang membersihkan namanya. Ini tentang semua luka yang selama ini ia telan dalam diam.

Pintu kamar diketuk. Nina masuk sambil tersenyum.

“Kamu lihat berita itu?” tanyanya.

Namira mengangguk.

“Itu bukan keajaiban... itu keberanian.”

“Keberanian dari pria yang kamu tolak cintanya berkali-kali,”

Nina menirukan nada jenaka, meski matanya berkaca-kaca, “dan sahabatmu yang super cantik dan cerdas ini, tentu saja.”

Namira tertawa lirih.

“Terima kasih, Nina.”

“Aku hanya membantumu melihat siapa yang sebenarnya layak kamu genggam.”

Sementara itu, Anton yang sedang berada di kantor media alternatif, menyaksikan editor menyusun berita dengan wajah serius. Salah satu editor menoleh padanya.

“Kita sudah distribusikan ke dua belas jaringan online. Netizen mulai membandingkan versi berita sebelumnya dengan yang baru.”

Anton mengangguk.

“Teruskan. Jangan biarkan ini tenggelam begitu saja.”

Tak lama kemudian, telepon Anton berdering.

Dari Sean.

“Aku sudah bertemu Bima,” suara Sean berat tapi terkendali.

“Dia belum akan menyerah. Tapi dia mulai terpojok.”

“Kita harus waspada. Orang seperti Bima akan semakin liar saat merasa terdesak.”

Sean memandang ke langit malam dari atap parkiran.

“Aku tahu dan aku tidak akan membiarkan dia menyentuh Namira lagi.”

Anton diam sejenak.

“Kita hanya punya satu kesempatan. Besok, semua stasiun televisi akan menerima rekaman itu. Kita harus pastikan tidak ada sabotase.”

Sean mengangguk.

“Besok pagi aku akan konferensi pers. Bukan sebagai siapa-siapa. Tapi sebagai orang yang mencintai Namira, dan saksi dari kebenaran.”

...****************...

Di sisi lain kota, Bima sedang menendang kursi kantornya. Ia menatap layar laptop yang menunjukkan reaksi publik atas video yang tersebar. Komentar demi komentar menyerang dirinya. Tagar #JusticeForNamira menduduki trending satu.

Seorang anak buahnya masuk terburu-buru.

“Pak Bima... beberapa sponsor mulai mundur dan... Dewan Komisaris meminta penjelasan.”

Bima berdiri.

“Hubungi pengacara. Kita tuntut penyebaran video itu.”

“Tapi video itu asli, Pak.”

“Aku bilang hubungi pengacara!” bentaknya.

Setelah ruangan kembali sepi, Bima duduk lemas. Pandangannya kosong. Satu demi satu, pondasi yang ia bangun mulai retak.

***

Keesokan harinya, di halaman depan sebuah gedung konferensi, ratusan kamera media berkumpul. Para jurnalis menunggu seseorang muncul di podium.

Tak lama, pintu terbuka. Sean melangkah keluar, mengenakan kemeja putih sederhana dan wajah yang tenang. Ia berdiri di depan mikrofon, mengangkat kepalanya, dan berkata,

“Aku bukan siapa-siapa. Tapi hari ini, aku datang membawa kebenaran. Tentang Namira. Tentang apa yang sebenarnya terjadi dan tentang bagaimana cinta bisa mengalahkan ketakutan.”

Kilatan kamera menyala bersamaan. Pertarungan belum selesai. Tapi untuk pertama kalinya, suara dari bawah mulai mengguncang menara yang selama ini berdiri terlalu angkuh.

1
Author Sylvia
pengen ku gempar deh pipi si bima ini, bisanya jelek jelekin si Sean.
NurAzizah504
jgn takut melawan kebenaran /Good/
NurAzizah504
/Determined//Determined//Determined/
NurAzizah504
semoga kalian baik2 saja
Kara: aamiin 🤲🤣
total 1 replies
NurAzizah504
keliatan bgt sean benar2 yakin kali ini
Kara: harus yakin 😁
total 1 replies
NurAzizah504
eh eh eh
NurAzizah504
akhirnya /Sob/
NurAzizah504
bakalan menggemparkan bgt ini
NurAzizah504
mantap. kalo disebar, pasti bakalan cepat viral
Kara: memanfaatkan opini publik 😂 sebagai senjata
total 1 replies
NurAzizah504
awas kalo ninggalin nam nam lagi
NurAzizah504
syukurlah sean udh sadar /Sob/
NurAzizah504
meleleh aku, makkk
NurAzizah504
sen-sen mu itu lohhh
Author Sylvia
yang sabar ya sean, Namira itu banyak banget yang harus dipikirin.
kl kmu sayang ke Namira, kamu harus ekstra sabar dalam menyikapi Namira.
Author Sylvia
capek banget jadi Namira, keluarganya nggak ada yang peduli sama beban yang ada di pundaknya.
Riddle Girl
ceritanya keren, dari pembawaan, dan alur, bikin pembaca ikut merasakan suasana dalam cerita.
Kara: waah terimakasih sudah mampir dan mendukung ☺
total 1 replies
Riddle Girl
aku kasih bintang 5 ya, Thor. semangat nulisnya/Smile//Heart/
Kara: siap 👌
total 1 replies
Riddle Girl
mawar mendarat, Thor. ceritanya bagus/Smile/
Kara: terimakasih sekali dukungannya❤
total 1 replies
Riddle Girl
waahhh Namira yang biasanya tidak peduli kok bisa penasaran?/Grin//Chuckle/
Riddle Girl
mulut Namira sarkas juga yaa/Sob//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!