NovelToon NovelToon
Secangkir Macchiato

Secangkir Macchiato

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Kehidupan Tentara / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

"Bang Akbar, aku hamil!" ucap Dea di sambungan telepon beberapa Minggu lalu.
Setelah hari pengakuan itu, Akbar menghilang bagai di telan bumi. Hingga Dea harus datang ke kesatuan kekasihnya untuk meminta pertanggungjawaban.
Bukannya mendapatkan perlindungan, Dea malah mendapatkan hal yang kurang menyenangkan.
"Kalau memang kamu perempuan baik-baik, sudah pasti tidak akan hamil di luar nikah, mba Dea," ucap Devan dengan nada mengejek.
Devan adalah Komandan Batalion di mana Akbar berdinas.
Semenjak itu, Kata-kata pedas Devan selalu terngiang di telinga Dea dan menjadi tamparan keras baginya. Kini ia percaya bahwa tidak ada cinta yang benar-benar menjadikannya 'rumah', ia hanyalah sebuah 'produk' yang harus diperbaiki.
Siapa sangka, orang yang pernah melontarkan hinaan dengan kata-kata pedas, kini sangat bergantung padanya. Devan terus mengejar cinta Dealova.
Akankah Dealova menerima cinta Devan dan hidup bahagia?
Ikuti perjalanan Cinta Dealova dan Devan hanya di NovelToon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Makan Malam

Udara kota Solo malam itu sedikit panas, lengket dan berdebu. Becak berjalan perlahan seperti alunan musik Adagio for strings karya Samuel Barber. Lagu yang sering digunakan dalam film karena nuansa emosional yang kuat. Dea duduk kaku di sebelah Devan. Bahu mereka saling menempel. Namun, ada nuansa berbeda dari cara mereka menahan debar jantungnya yang kian bertalu.

Wajah Dea lengket dengan airmata yang tanpa diminta mencair sendiri dan menganak sungai di kedua pipinya. Ia sangat rindu pada sosok yang ada di sebelahnya. Namun, sekuat tenaga ia menolak lemah, ia tidak boleh rapuh dan membiarkan hatinya kembali luluh. Wajahnya terus berpaling ke arah lain, menjauhi tatapan teduh dan sayu dari Devan yang sejak tadi terus menatap wajahnya. Seolah tatapan sendunya menyimpan ribuan kalimat rindu yang ingin ia lantunkan di telinga Dea.

Devan mengangkat tangannya memberi kode pada supir becak agar melanjutkan jalan ke arah sebelah barat. Awalnya Dea tidak memperhatikan kalau jalur yang di ambil bukan yang semestinya, namun setelah melewati gapura kecamatan, Dea baru sadar dan menyetop becak dengan panik.

"Pakde, stop kita salah jalan," teriak Dea.

"Mase yang nyuruh mbak," jawab supir becak.

Dea menoleh ke arah Devan sambil mengusap airmata yang kembali jatuh di pipinya, "Mas! Kita mau kemana ini!" Dea berniat loncat dari becak.

"Sebentar Dea, aku perlu bicara denganmu," cegah Devan, ia merentangkan tangannya menutupi jalan Dea.

Dengan kasar Dea menarik tangan Devan yang menghalanginya untuk turun, namun gerakannya di manfaatkan Devan untuk memeluknya, "Mas jangan aneh-aneh deh, aku cuma ingin hidup tenang tanpa diganggu keluarga mas!" ucapnya dengan wajah marah.

Bruak!

Dea memaksakan diri turun dengan meloncat dari becak hingga tubuhnya terguling ke atas aspal.

"Astaga, Dea!" teriak Devan, ia langsung loncat dan membantu Dea untuk bangun.

"Aku hanya ingin mengajakmu ke cafe di sana. Kita harus bicara," bujuknya

"Mas, udah! Semua udah jelas. tolong jangan dekati aku lagi. Jangan buat aku menjadi perempuan jahat yang merenggut kebahagian putri mas."

Devan memundurkan langkahnya saat Dea berusaha menyadarkannya tentang Zie.

"Dea, please... Aku tidak akan tenang jika kita belum membicarakan hubungan kita lebih serius," bujuk Devan suaranya sedikit memaksa.

"Apalagi sih mas, sudah jelas sejak awal mas menutupi status mas yang sebenarnya dan berani mendekatiku. Aku yang mundur. Hubungan kita nggak ada masa depan!"

"Mama ingin makan malam denganmu, tolong jangan kecewakan mamaku," bujuk Devan lagi.

Ia menatap manik mata cokelat milik Devan, berusaha mencari kebenaran di mata itu. Sorot matanya yang sejak tadi menyimpan amarah kini meredup. Ia tidak tega menolak jika Tante Kartini yang memintanya datang.

"Kenapa mas nggak ngomong dari tadi!" gerutunya, suaranya terdengar bergetar.

"Aku ingin beri kejutan padamu, tapi kamu terus menolak ajakanku. Kenapa kamu makin galak sekarang, Dea." Ia mendekati Dea mengusap pucuk kepala Dea dengan lembut. Namun di tepis dengan kasar.

"Apa kehidupanmu terlalu keras hingga kamu mengeluarkan duri-durimu?" tanya Devan dalam hatinya. "Ayo, mamaku sudah menunggu lama" ajak Devan.

Dea akhirnya menurut, ia ikut menaiki becak tadi.

"Siku kamu luka, De. Apa kita ke klinik dulu?" tanya Devan sambil memeriksa luka-luka lecet di tangan Dea.

Dea memalingkan wajah dari Devan, menutupi genangan di matanya. Sejujurnya, ia juga sangat merindukan kelembutan Devan dan semua perhatiannya. "Kita langsung ke cafe saja mas, kasian mama menunggu terlalu lama," jawab Dea dengan suara bergetar.

Di pintu cafe Dea dibuat tercengang, cafe di hias bunga-bunga hidup yang berasal dari florist milik Laras. Aroma bunga tercium segar bercampur dengan aroma maskulin dari parfum Devan yang sejak tadi sudah bersarang di indera penciumannya. Ternyata penjualannya sangat laris hari ini karena ulah Devan. Bunga mawar Damash, mawar Boscobel dan mawar David Austin varietas Juliette, yang sempat ia buat menjadi sebuah hand bouquet besar sudah berada dalam pelukan seseorang yang sangat Dea hormati.

Tante Kartini.

Kartini tersenyum dalam balutan keteduhan. Ia menyambut Dea dengan pelukan dan kecupannya yang hangat. Hand bouquet kini beralih ke tangan Dea. "Ini untuk kamu sayang," ucapnya lembut.

"Terima kasih Tante, sebenarnya... Bunga-bunga ini berasal dari toko kami," ucap Dea dengan jujur.

"Dev, ini pasti ulahmu," tuduh Kartini sambil melotot gemas.

Devan mengusap tengkuknya dengan lembut, "jangan marah mam... Kalau Dev tidak memborong nya, Dea bisa pulang larut," jawabnya dengan wajah kikuk.

Devan mengambil tangan Dea yang terluka, entah dari mana ia mendapatkan kotak obat, ia segera mengobati luka lecet yang ada di siku, tangan dan dengkul Dea.

"Kenapa bisa luka begitu, Dea? Apa pekerjaanmu berat hari ini?" tanya Kartini.

"Ehm... ini... Nggak kok Tan, tadi ada insiden dikit," jawab Dea sambil menyelipkan anak rambut di sela telinganya lalu menampilkan deretan gigi putihnya.

"Ada yang sedang belajar jadi kodok mam, karena pangerannya masih jadi kodok." Devan melirik Dea yang cemberut.

"Apa ini ulahmu juga, Dev?" Devan memasang wajah innocent.

"Tante tahu kan putranya sangat usil, siapa lagi kalau bukan ulah... " Dea menunjuk Devan dengan bibirnya yang mengerucut.

Plak! Plak!

Kartini memukul punggung putranya dengan gemas. "Sakit ma... " keluhnya. Dea mengulum senyumannya saat Devan melirik ke arahnya.

Kehadiran dua orang waiters membawakan pesanan, menghentikan obrolan mereka. Setelah semua makanan tersaji, aroma gurih dari steak beef saus mushroom dan spaghetti aglio menambah aroma kelezatan dan kesegaran di ruangan VIP cafe tersebut. Kartini lebih dulu memulai acara makan malam mereka. Katanya agar makan malam tidak kehilangan maknanya. Jika menahan rasa lapar terlalu lama nikmatnya akan berkurang.

Saat tatapan mata Dea dengan Devan kembali bertemu dalam suasana hangat malam itu, Jantung Dea berdebar dengan kencang.

Tidak...

"Dea sadar, dia sudah memiliki istri dan anak. Kamu tidak boleh merusak kebahagian mereka!" jerit hati Dea lalu segera menundukkan wajahnya.

"De... " panggil Devan, Dea menaikan tatapannya dengan posisi bibir mengerucut..

Devan mengusap saus yang melompat ke pipi Dea dengan ibu jarinya saat gadis itu menarik spaghetti dengan bibirnya yang mengerucut. Lalu saus yang sudah berpindah ke jarinya ia jilat dengan tatapan menggoda.

"Ini spaghetti dek, bukan mie instan atau Samyang yang bisa diseruput," goda Devan.

"Ich! bilang aja mas mau pegang pipi aku!" tuduh Dea dengan pipi yang merona.

"Emang ngga boleh?" goda Devan lagi.

"Tante, anaknya nakal banget,"

"Dev... " suara Tante Kartini memperingati dengan nada berat.

"Pe-nga-du," ucap Devan hanya menggerakkan bibir tanpa bersuara.

"Biarin," jawab Dea sinis.

Setelah selesai makan malam, Kartini mengambil tangan Dea lalu ia genggam. "Dea, sebenarnya di acara makan malam ini, Tante mau minta maaf sama kamu."

Seketika ketegangan menggantung di sekitar Devan.

"Minta maaf karena apa Tante?"

"Karena waktu perkenalan di awal, Tante tidak terbuka mengenai status Devan yang sudah memiliki keluarga," tutur Kartini.

"Ma! kenapa membahas itu, Devan ajak mama ke sini agar Dea mau kembali bersama Devan lagi," sela Devan.

"Dev, kamu sudah minta maaf belum sama Dea karena tidak jujur diawal perkenalan kalian, kamu tidak boleh egois. Hargai perasaan Dea!" hardik Kartini.

Devan mengusap wajahnya dengan kasar. Rencana membawa mamanya agar bisa meluluhkan hati Dea malah mamanya seakan menjadi sekutu Dea.

Wajah Dea terlihat tegang, banyak hal yang ingin ia bicarakan dengan tante Kartini tanpa ada Devan. Tapi rasanya, malam itu akan menjadi pertemuan terakhir Dea dengan Tante Kartini. Ia ingin memutus apapun yang berhubungan dengan Devan, meski ia merasa nyaman berada di sisi Kartini.

"Aku... Aku berusaha memaafkan apa yang dilakukan papa dan istri mas, padaku. Tapi untuk melupakan ketidakjujuran mas selama ini, sangat sulit. Maaf... aku tidak bisa menerimanya." Dea menunduk.

"Satu hal yang mengganggu pikiranku saat ini, mengapa mas mendekatiku padahal mas sudah memiliki istri dan seorang anak?"

"Aku mengikuti kata hatiku, Dea. Sejak pertama kali kita berjumpa aku sudah tertarik padamu. Semua yang ada padamu membuatku gila karena rindu," tutur Devan jujur.

"Jika pernikahan yang terikat janji di depan Tuhan saja bisa mas ingkari. Apalagi janji manis yang mas ucapkan selama ini, bagiku hubungan kita adalah Nol. Apa mas pikir aku tidak punya rasa sakit. Apa mas pikir aku tidak punya perasaan saat menghancurkan pernikahan wanita lain?" cecar Dea dengan suara bergetar.

"Jadi aku mohon... Kita tidak perlu bertemu lagi, di lain waktu."

"Dea, aku minta maaf karena di awal hubungan kita sudah menyembunyikan statusku. Tapi... Itu semua karena aku takut kehilanganmu. Kamu pasti tidak mau kan berhubungan dengan seseorang yang sudah berkeluarga?"

"Itu sudah pasti. Seandainya mas jujur di awal. Kita bisa tetap berhubungan baik, sebagai seorang teman atau kakak adik... "

"Aku tidak mau seperti itu Dea, kita bisa menikah siri. Suatu saat Kasandra akan mengerti hubungan kita, lalu menerima perceraiannya dan kamu menjadi satu-satunya perempuan yang ada di sisiku," ucap Devan

Dea menggeleng lembut, "kalau begitu hubungan kita cukup sampai di sini. Jangan temui aku lagi mas," pinta Dea seraya melirik Tante Kartini.

Wanita paruh baya itu mengangguk dengan lembut, wajah teduhnya mendamaikan perasaan Dea yang tengah berkecamuk, tatapan yang serupa pelukan hangat seorang ibu saat menguatkan anaknya.

"Mama rasa keputusan Dea sudah jelas, Dev. Kamu tidak mungkin menceraikan Kasandra dan kamu tidak mungkin menjadikan Dea istri kedua, karena kamu seorang tentara. Coba perbaiki hubungan komunikasi kalian, ajak Aca bicara dari hati ke hati. Kalian sudah punya anak, jangan sampai putrimu akan mengalami nasib sepertimu," pesan Tante Kartini.

"Sebelum kehadiran Dea, rumah tanggaku sudah hancur mam. Aku tidak mungkin kembali pada Kasandra."

"Tapi kamu tidak boleh menikahi Dea, sebelum status kamu berubah menjadi single lagi," ucap Kartini tegas.

Devan melipat sikunya untuk dijadikan tumpuan, lalu menutupi wajahnya yang frustasi. "Mengapa begini akhirnya cinta kita, Dea," ucapnya lirih.

1
🌞Oma Yeni💝💞
Beginilah kalau kita bijak dlm melihat setiap sisi mana yg salah dan yg benar. Awalnya saja sudah salah, nikah paksa,, tidak ada yg bisa disalahkan klu dlm pernikahan hanya berdasarkan status dan materi tanpa adanya cinta.
🌞Oma Yeni💝💞
hhhh,,, berhubungan tapi saling menyakiti /Scowl/
🌞Oma Yeni💝💞
caramu mencintai salah,, lelaki takkan bisa terima jika siapapun menghina ibunya.
🌞Oma Yeni💝💞
ketika kehidupan sang mantan tidak seperti yg dibayangkan. disitulah datang penyesalan
🌞Oma Yeni💝💞
pernikahan yg di jodohkan dan dipaksa itulah yg mengakibatkan hidup anakmu jadi hancur pak
🌞Oma Yeni💝💞
typo nih Dea mksdnya thor
🌞Oma Yeni💝💞
apakah ada hubungannya dgn papa dwa?
🌞Oma Yeni💝💞
kumat deh, geer sendiri /Facepalm/
🌞Oma Yeni💝💞
tuulll,, tapiii,, rata rata semua pria sama siihh /Shame/
🌞Oma Yeni💝💞
ketebak isi pikirannya sama si Akbar /Facepalm/
R 💤
Hah,? si Akbar kah yang nembak papa Dea /Scare/
R 💤: okay Thor.../Applaud/
Aksara_Dee: kecelakaan sih tapi masih jadi misteri, cekidot ya ka
total 2 replies
R 💤
we....Akbar buntuti Dea yaa
Aksara_Dee: ada maksud dibalik itu semua ka
total 1 replies
R 💤
loh, tiba tiba ada bang Akbar/Proud/
Aksara_Dee: Krn sebenarnya dia mau nemuin tunangannya
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tunjukkan effortmu devan. jauhi dea, tapi tetap proses perceraian dengan Kasandra.
Aksara_Dee: mantan pacarnya yg bernama Dimas tiba-tiba hadir
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ: Kasandra bakal ketahuan selingkuh juga?
total 3 replies
R 💤
serba salah sih memang tapi.. susah pokoknaa
R 💤
curiga di senang senang sama yang Laen..
R 💤: bisa jadi tuh, wah /NosePick/
Aksara_Dee: arisan berondong jangan²
total 2 replies
R 💤
Bisa saja sih Dev
R 💤
ini lelaki yg bakal hamilin Dea Thor ?
Aksara_Dee: iyaa kaa
total 1 replies
R 💤
wah siapa nihh
Aksara_Dee: Akbar ka
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Aksara_Dee: terima kasih akak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!