Tasya baru pulang membeli sayur. Belum sempat masuk kerumah masih berada dihalaman, ibu mertuanya langsung meraih uang kembalian yang Tasya pegang.
"apaan sih buk, itu nanti sisanya buat beli apa yang kurang didapur. main ambil aja, dasar mertua serakah".
"halah, kasih aja lah kamu ini harusnya bisa membelanjakan sesuai kebutuhan. kalau sisa ya kasih keaku atau gak keibu.
seakan tak memperdulikan Tasya, bu Wiji pun berlalu pergi.
itulah tabiat mertua Tasya yang serakah, serta suaminya yang sangat perhitungan. namun kesabaran Tasya pun ada batasnya, hingga suatu saat Tasya pun meluapkan emosinya yang selama ini dia pendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 32
Seorang wanita cantik berkulit putih bermata sipit. Dengan rambut panjangnya terurai serta kakinya yang jenjang tinggi sekitar 165cm menambah kecantikannya, datang di restoran milik Keenan.
Dia menitipkan koper kecil kepada security yang berjaga didepan pintu. Dia mendekati salah satu waiters yang sedang berdiri diujung.
"mbak, saya mau pesan ruang VIP sekarang bisa?" tanya Viona.
"kebetulan hari ini ada kosong 1 kak, tapi hanya sampai jam sembilan. Karena semua sudah full booking lima belas menit lagi", jawab waiters.
"gak sampai satu jam dong, Keenan mana?" tanya Viona dengan nada sinis.
"maaf kakak siapanya pak Keenan?" tanya waiters dengan sangat ramah.
"kepo banget sih".
"begini kak, bukan maksud saya lancang. Tapi ini sesuai perintah dari pak Keenan. Karena beliau masih ada urusan diluar, biasanya juga jam delapan sudah sampai. Mungkin sebentar lagi juga sampai di restoran kak. Dan kebetulan ruang VIP yang masih kosong satu dipesan oleh pak Keenan sendiri", ucap waiters.
"bagus dong, kenapa gak bilang dari tadi sih. Jadi saya gak perlu capek capek debat sama kamu",
"tapi maaf hanya 30 menit ya kak, karena 15 menit sebelum pak Keenan datang meja VIP itu sudah harus rapi", pinta waiters.
"kamu kok jadi ngatur ngatur saya ya. Kamu ini tau gak siapa saya? Kalau kamu berani sama saya bisa dipecat kamu!" gertak Viona.
Waiter itu hanya terdiam mendengar ucapan Viona. Karea dia takut salah bicara, dan diadukan pada Keenan.
"oh iya, saya mau americano satu sama salah satu menu yang paling rekomen disini satu. Satu lagi, jangan lama lama ya" lanjut Viona.
Lalu viona duduk di salah satu ruang VIP yang memang sudah di pesan oleh Keenan sendiri.
Viona adalah teman Keenan saat kecil. Dia dibawa orang tuanya keluar negeri saat masih kecil. Saat itu Keenan belum seperti sekarang. Dulu dia masih serba kekurangan. Bahkan orang tua Viona melarang keras dirinya bermain dengan Keenan.
Viona pernah kembali ke Indonesia saat berumur 12 tahun dan saat berumur 19 tahun. Saat umur 12 tahun Viona masih sering bermain bersama Keenan karena pada saat itu dia belum terlalu memperdulikan apakah Keenan kaya atau miskin.
Namun saat umur 19 tahun seperti remaja pada umumnya. Dia lebih memilih teman yang setara dengannya. Karena pada saat itu Keenan masih menjadi helper di salah satu restoran, Viona seperti meremehkannya. Dari situlah Keenan membenci Viona karena pernah menghinanya didepan banyak orang.
Entah dari mana viona tahu Keenan sesukses sekarang. Dia mencoba mendekati Keenan kembali.
"hai Nin, gimana udah kamu siapin ruangan VIP untuk saya?" tanya Keenan.
"maaf pak, sebenarnya sudah disipkan dari kemarin. Tapi tadi ada cewek gang ngakunya kenal pak Keenan dan mau duduk di meja VIP. Dia ngancam saya kalau membantah pak Keenan nanti pecat saya, saya takut pak", jawab Nina.
"cewek kenal sama saya? Siapa namanya?"
"saya gak tau pak, tapi dia masih ada disana", jawab Nina sambil menunjuk kearah Viona.
"ya sudah, ini bukan salah kamu kok. Balik kerja lagi ya, biar saya yang urus". Ucap Keenan.
"siapa itu Nan? Pacar kamu? Katanya gak punya pacar, susah move on. Tapi itu ada cewek", cecar Tasya.
"bentar, kamu cemburu? Udah mulai ada benih benih cinta nih sama aku?" goda Keenan sambil tersenyum menaikkan alisnya.
Muka Tasya memerah setelah mendengar ucapan Keenan. "apaan sih Nan gak kok, gak usah bercanda deh".
"kalau gak kenapa mukanya merah?" goda Keenan lagi.
"Keenan... Udah deh. Cewek itu siapa? Urus deh tuh.. Dari pada aku pulang", ancam Tasya.
"dih ngambek, tambah cantik deh kalau ngambek gitu. Yuk ikut kesana, aku mau tahu siapa yang maksa duduk disana", ajak Keenan sambil menggandeng tangan Tasya..
Tanpa berkata apa apa Tasya hanya bisa melongo melihat tangannya digandeng oleh Keenan.
"maaf kak, tapi disini sudah dibooking sama saya. Jadi mohon maaf kalau kakak harus pergi", ucap Keenan dengan sangat lembut.
Wanita itupun berdiri, lalu membalikkan badannya dan tersenyum pada Keenan. Dia menggeser kursi kearah samping, dan coba mendekati Keenan. Saat akan memeluknya, Keenan mundur beberapa langkah.
"why, ini aku Keenan. Viona, kita dulu sering main bareng loh waktu kecil. Dan aku kangen banget sama kamu", ucap Viona tersenyum kearah Keenan. Lalu melirik kearah Tasya dengan tatapan sinis.
"wait.. Ini siapa Keenan, asisten pribadi kamu? Suruh tunggu diluar deh, merusak suasana aja", sambung Viona.
"yang ada kamu yang merusak suasana!" gertak Keenan.
"maksudnya apa ya?" tanya Viona.
"kamu mau tau dia siapa? Dia calon istriku, dan yang seharusnya pergi dari sini itu kamu bukan dia", jawab Keenan tegas.
Tasya yang mendengar jawaban Keenan dadanya berdegub kencang. Karena ini kedua kalinya dia membela Tasya didepan orang lain dan memperkenalkannya sebagai calon istri. Tasya hanya terdiam tak tau harus berkata apa.
"gak mungkin dong, di media aja kamu gak punya pasangan loh. Kalau kamu punya pasangan pasti kayak waktu itu kamu publikasikan. Jangan bohong kamu Keenan. Dan untuk sekelas kamu mau sama cewek kampungan ini, mustahil Keenan", ucap Viona.
"di media? Oh... Kamu tau aku sudah jadi seperti sekarang itu dari media? Dulu waktu aku masih miskin, kamu aja jijik sama aku. Meremehkan aku karena aku hanya seorang helper", ujar Keenan.
"bukan gitu Keenan, dulu aku kan masih labil. Dan biasalah kena angin luar negeri. Tapi aku gak pernah meremehkan kamu Keenan, aku tu kangen sama kamu", Viona memeluk Keenan.
Namun Keenan melepaskan pelukan Viona dengan kasar. Dan mencari tangan Tasya, menggenggamnya erat.
"silahkan kamu pergi dari sini, atau aku panggil security buat usir kamu. Dan satu lagi jangan pernah ganggu aku lagi. Tolong hargai perasaan calon istriku, paham!" gertak Keenan.
Viona meraih kasar tasnya diatas meja. Dengan nafas yang memburu, dan wajah memerah nampak sekali kemarahannya.
"awas ya kamu, aku bakalan beri perhitungan sama kamu cewek sialan", ucap Viona menekankan nada bicaranya sambil menunjuk kearah Tasya.
"cewek cewek kenalan kamu kok unik unik sih. Pertama Salsa itu mantan kamu, sekarang cewek tadi teman kecil kamu. Unik sih, layak di museumkan", celetuk Tasya.
Keenan yang mendengan perkataan Tasya tak bisa berhenti tertawa.
"kok kamu ketawa sih Keenan", tanya Tasya heran.
"habis kata kata kamu lucu sih", jawab Keenan.
"eh, bener dong Keenan. Mereka unik loh, layak dimasukin museum. Kok ada ya manusia manusia kayak mereka berdua dimuka bumi ini?"
"namanya juga spesies langka", jawab Keenan seadanya.
"nah spesies gak tuh, bukannya mamalia?" tanya Tasya dengan polosnya. Keenan semakin tertwa terbahak bahak.
"kan emang betul Keenan, manusia itu sejenis mamalia. Iya gak sih, kok aku lupa ya?" masih dengan nada yang sangat polos. Keenan semakin tak bisa berhenti tertawa.
"udah ya Tasya, sekarang kita duduk sarapan. Aku pesenin sama waiters aku dulu",
"eh bener gak sih mamalia? Apa omnivora ya? Ih, kok aku beg* banget sih pelajaran IPA", gumam Tasya bertanya pada dirinya sendiri.
...****************...
