NovelToon NovelToon
Ketika Talak Telah Terucap

Ketika Talak Telah Terucap

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Leny Fairuz

Pernikahan yang terjadi antara Ajeng dan Bisma karena perjodohan. Seperti mendapat durian runtuh, itulah kebahagiaan yang dirasakan Ajeng seumur hidup. Suami yang tampan, tajir dan memiliki jabatan di instansi pemerintahan membuatnya tidak menginginkan hal lain lagi.
Ternyata pernikahan yang terjadi tak seindah bayangan Ajeng sebelumnya. Bisma tak lain hanya seorang lelaki dingin tak berhati. Kelahiran putri kecil mereka tak membuat nurani Bisma tersentuh.
Kehadiran Deby rekan kerja beda departemen membuat perasaan Bisma tersentuh dan ingin merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya, sehingga ia mengakhiri pernikahan yang belum genap tiga tahun.
Walau dengan hati terluka Ajeng menerima keputusan sepihak yang diambil Bisma. Di saat ia telah membuka hati, ternyata Bisma baru menyadari bahwa keluarga kecilnya lah yang ia butuhkan bukan yang lain.
Apakah Ajeng akan kembali rujuk dengan Bisma atau menerima lelaki baru dalam hidupnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leny Fairuz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Nasehat Nurita

Pagi Senin  itu  keduanya sudah berada di kediaman Nurita. Bisma tidak ingin menundanya lagi. Dengan terpaksa Ajeng meninggalkan kerjaannya hanya untuk mengikuti keinginan Bisma yang mengajaknya bertemu mertua.

“Eh, pagi-pagi sekali kalian berdua sudah bertamu di sini ..... “ senyum ramah terpancar di wajah Nurita melihat putra dan menantu kesayangannya sudah bertandang di rumahnya, “Lala mana?”

Matanya memandang ke kiri dan kanan berusaha mencari sosok mungil cantik kesayangannya.

“Di rumah ma, sama sus Rumida,” Ajeng berusaha menjawab dengan ceria untuk menutupi hatinya yang terluka.

Bisma memandang Ajeng sejenak. Ia melihat Ajeng bersikap biasa saja. Ia berharap kerjasama Ajeng untuk meyakinkan mamanya bahwa keputusan mereka adalah yang terbaik.

“Ma, aku ingin membicarakan sesuatu,” Bisma sudah tidak sabar untuk mencapaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka sepagi ini.

“Wah, mama jadi penasaran,” Nurita segera menggandeng tangan Ajeng mengajaknya duduk di sofa ruang keluarga.

Bisma menghela nafas sesaat sebelum mengungkapkan apa yang sejak awal sudah  ia pikirkan selama perjalanan.

Kini ia  berhadapan dengan mamanya yang duduk di samping Ajeng. Ia harap Ajeng bisa meyakinkan mamanya.

“Aku dan Ajeng sudah  sepakat untuk berpisah,” Bisma berkata seketika membuat Nurita membulatkan mata tak percaya.

“Candaan apa ini?” Nurita masih tak percaya dengan ucapan Bisma.

Ia memandang Ajeng yang terdiam tanpa suara. Bagaimana mungkin rumah tangga keduanya yang tampak adem tak bergejolak harus berada di titik ini. Nurita tidak akan membiarkan hal buruk menimpa rumah tangga anak dan menantu kesayangannya.

“Aku serius ma. Kami sudah membicarakan ini,” tegas Bisma.

Nurita menatap Ajeng lekat. Sebagai sesama perempuan ia dapat melihat sorot kesedihan tergambar di wajah menantunya. Ia yakin, setiap perempuan tidak menginginkan terjadinya perpecahan dalam rumah tangga yang telah terbina.

Walau terkadang permasalahan hidup yang terlalu berat, membuat pasangan memilih jalan terakhir sebagai solusi untuk mendapat ketenangan masing-masing.

“Jeng, apa benar apa yang dikatakan suamimu?”

Nurita berusaha meyakinkan pendengarannya. Ia mengelus pundak Ajeng yang terdiam sambil menghela nafas.

Ia mulai yakin, Bisma lah yang telah membuat keputusan. Dan ini pasti berkaitan dengan perempuan yang dibawanya ke rumah  beberapa bulan yang lalu saat aqiqahan Lala.

Hati perempuan mana yang tak akan kecewa, jika lelakinya telah menghadirkan seseorang diantara mereka. Apalagi seorang istri, tak akan bisa menerima kenyataan bahwa sang suami telah mendua.

“Nak, katakan semua kebenarannya. Apa benar kamu dan Bisma telah sepakat untuk berpisah?”

Ajeng mengangguk perlahan. Bibirnya terasa terkunci untuk mengungkap kenyataan pahit yang melanda rumah tangganya dan Bisma.

“Apa karena perempuan itu?” Nurita tanpa tedeng aling langsung menembak Bisma  yang menatap Ajeng  dengan sinis.

“Mama tidak  perlu melibatkan orang lain dengan perpisahan kami,” Bisma berusaha mengelak atas tuduhan yang dilontarkan mamanya.

“Yang namanya perpecahan dalam ruamah tanggga tentu saja ada pemicunya. Mama yakin kalian tidak punya masalah. Semuanya baik-baik saja. Tapi semenjak kamu membawa perempua n itu, semua jadi berubah.”

“Namanya Deby ma. Bukan dia yang menyebabkan kami berpisah,” Bisma tidak terima dengan tuduhan Nurita yang terus menerus menyudutkan perempuan yang secara perlahan mulai hadir di benaknya.

“Kamu putra mama satu-satunya. Walau kamu berusaha mengelak, seorang ibu paling tau apa yang disembunyikan putranya,”  Nurita berkata dengan parau.

Ia tidak menyangka hati Bisma begitu keras. Dapat ia rasakan bahwa pikirannya sama dengan Ajeng, bahwa kedekatan Bisma dan Deby lah yang membuat perpecahan dalam  rumah  tangganya.

“Terserahlah,  mama bisa menyimpulkan apa pun. Hanya  mama perlu tau, pernikahan yang ku jalani hampir dua tahun ini tidak memberikan apa pun dalam kehidupanku,” Bisma mulai mengakui apa yang ia rasakan dalam rumah tangga yang telah mereka arungi.

Hati Ajeng kembali teriris  mendengar ucapan suaminya. Pengorbanan yang ia berikan selama ini, ternyata tidak memberi arti dan berdampak apa pun pada Bisma.

“Kamu bilang apa?” Nurita tak mempercayai pendengaranya.

“Tak perlu ku jelaskan,” Bisma menolak untuk mengatakan semua pada mamanya, “Selama ini aku sudah berusaha memenuhi keinginan mama. Dan aku sudah  mengabulkan keinginan mama untuk memberikan seorang cucu.”

Nurita menggelengkan kepala tak percaya dengan ucapan Bisma. Nafasnya sesak. Ia merasa terluka atas pengakuan Bisma. Ia melihat Ajeng yang diam  tanpa kata. Ia berdosa pada menantunya karena memaksakan  kehendak yang membuat anak dan menantunya tidak bahagia dengan pernikahan yang mereka jalani.

“Aku bukan suami yang baik buat Ajeng. Dan aku merasa berdosa karena menjadi suami  yang dzolim .... “

“Apa semua ini tidak bisa diperbaiki? Kalian berdua telah memiliki Lala. Bertahanlah untuk tumbuh kembangnya,” pinta Nurita penuh harap.

Bisma menggelengkan kepala dengan tegas, “Sampai kapan pun Lala adalah putriku. Kami bisa berbagi waktu untuk membesarkannya.”

“Mama tak habis pikir dengan jalan pemikiranmu .... “ Nurita menggeleng-gelengkan kepala atas kekeuhnya pendirian  putranya.

“Mama tidak usah khawatir. Menantu mama tetap akan pendapatkan tunjangan  dengan  perpisahan kami. Dia tidak akan kekurangan walau pun kami tidak bersama. Aku sudah memperhitungkan itu sejak awal,” ujar Bisma sambil memandang Ajeng datar.

Ucapan Bisma sangat melukai Ajeng. Ia tau bukan kali ini saja Bisma mengatakan bahwa  ia hanya menginginkan hartanya.

“Nak .... “ Nurita menepuk pundaknya yang terpekur dalam kesedihan.

“Ya ma .... “ suara Ajeng nyaris tak terdengar.

“Apa kamu ingin mengatakan sesuatu?” Nurita bertanya dengan prihatin.

Berusaha mengumpulkan kekuatan yang tersisa Ajeng menampilkan senyum walau pun berbalut luka.

“Mama tidak usah khawatir. Aku baik-baik saja,” lirih Ajeng getir.

Ia tidak ingin memandang wajah datar Bisma. Saat lelaki batu bergelar suaminya mengucapkan kata pisah, ia meyakinkan diri dalam hati tidak akan memandang wajah yang telah menorehkan luka di lubuk hatinya terdalam.

“Tidak! Mama tau Bisma telah memaksamu menerima semua ini,” Nurita masih berusaha  membujuk keduanya dengan segala wejangan sebagai orang tua ia sampaikan..

Ia yakin Ajeng akan menuruti perintahnya. Ia ingin menantunya bersabar dan tetap mempertahankan pernikahan mereka. Ia tidak ingin keluarga besar mereka mengetahui keretakan hingga menyebabkan perpisahan dalam  keluarga kecil Bisma.

“Mama jangan mengkhawatirkan tanggapan orang-orang,” Bisma menyadari kegundahan mamanya, “Perceraianpun tidak akan terjadi secepat ini.”

Luka hati Ajeng kembali berdarah mendengar  Bisma yang  menyebut kata cerai dengan enteng. Ia tidak tau, bagaimana harus menceritakan masalah besar ini pada Dimas dan  lek Yati keluarga terdekatnya.

“Apa kamu  sudah mempunyai rencana menikahi perempuan itu?” Nurita benar-benar kesal dengan jalan pikiran Bisma.

Tapi kembali lagi ke masalah hati, ia sadar tidak bisa selamanya memaksakan kehendak yang hanya membuat keduanya menderita dalam pernikahan mereka.

“Jika waktunya tepat, mama pasti orang pertama yang akan ku beritahu. Tapi tidak dalam tahun ini. Semuanya masih perlu waktu,” nada Bisma mulai santai mendengar suara mamanya yang melunak.

Tatapannya kembali pada Ajeng yang termenung menatap ke luar jendela. Ia tidak tau apa  yang berada dalam  pikiran  istrinya yang tak lama lagi akan menjadi mantan.

“Jika ini sudah menjadi keputusan kalian berdua, mama bisa berkata apa....” Nurita berkata dengan pasrah, “Mama hanya mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua. Bagi mama, Ajeng bukan hanya menantu, tapi sudah menjadi putri mama seperti Mayang.”

Bisma merasa lega setelah mengungkapkan keinginannya dan mamanya merespon dengan positif walau tak bisa menyembunyikan kesedihan di wajahnya yang semakin menua.

“Dalam dua bulan ke depan, mungkin aku tidak bisa pulang. Kerjaan di Jakarta begitu menyita waktu,” Bisma melanjutkan perkataannya, “Sore ini aku akan kembali ke Jakarta.”

Bisma tidak menunggu lama di rumah mamanya. Ia pamit kembali ke rumah untuk bersiap kembali ke Jakarta. Ajeng masih bertahan di rumah Nurita karena mertuanya meminta ia tinggal sementara.

Setelah kepergian Bisma, keduanya terlibat percakapan serius. Nurita mulai mengungkit rasa penasaran akan perpisahan yang kini dialami putra dan menantu kesayangannya itu.

“Sebenarnya sebelum saya mengandung Lala, mas Bisma telah mengungkapkan keinginannya untuk berpisah .... “ Ajeng berkata lirih berusaha mengingat kembali  semua yang pernah mereka bicarakan setahun lewat.

“Astaghfirullahaladjim .... “ Nurita menepuk dadanya yang terasa sesak.

Ia tidak menyangka putra kebanggaannya bisa menyakiti menantu kesayangannya sedalam itu.

“Mungkin jodoh kami memang hanya sampai di sini ma ....” pasrah Ajeng sambil menatap wajah Nurita yang kelihatan kesal bercampur sedih.

“Maafkan mama nak. Mama tidak tau kamu menderita dalam pernikahan ini,” rasa sesal begitu dalam di mata Nurita saat mengatakannya.

Ajeng menggelengkan kepala. Ia tidak ingin membuat mertuanya yang begitu menyayanginya bersedih.

“Mama tidak bersalah. Semua sudah takdir dari Yang Kuasa dan harus saya terima dengan lapang dada,” Ajeng sudah menerima kenyataan bahwa Bisma memang bukan tercipta untuknya.

Nurita memeluk Ajeng dan menumpahkan tangisnya. Ia tau bahwa menantunya itu memang perempuan shaleha dan ia tidak akan membiarkan keduanya dalam kesusahan jika perceraian telah dilegalkan.

1
Mamah Dini11
sebenarnya perasaan si bisma tuh apa ya, liat ajeng sm laki lain cemburu denger ajeng di incar laki lain dah lama, jadi ajeng yg salah, di sangka mendua, maunya apa kmu bisma, jdi pusing ana he he, cepet nilai jeleknya kmu mh bisma, kayak kamu bener aja kelakuan, ibadah rajin punya istri di siasiain, mau nya apa siih
Mamah Dini11
makanya jgn suudzon dulu bisma, bilang matre tuh kmu tau sekarang, malulah kau bilang gitu
Mamah Dini11
sekarang si bisma jadi orang kepo ya, bknnya gk peduli ya sm mantan eeeeeh kepo bingit iiih, gk malu kali,
Mamah Dini11
mungkin karmamu telah tiba bisma, perempuan yg kau abaikan sekarang menjadi perempuan yg berkelas, sedangkan yg kau bangga2kan kmu liat sendiri kelakuannya rasain tuh makan tuh sayang dn cinta yg menggetarkan mu itu, Deby cintamu yg tertutup hijab dn santun dlm prilaku tpiii di blk itu semua fakta yg mencengangkan mu, Hai Pak bisma bodoh ayo mikir
Mamah Dini11
ooohhh baru nyadar (eling) kmu bisma melirik mantan begitu ingin taunya karna hatimu udh goyah sm calonmu si Deby gk sebaik yg kmu bayangkan, ayo nyesel mikir udh buang pertama demi sebuah batu kerikil dasar laki pengecut.
Mamah Dini11
apa ajengan gk pamitan sm mertua dn kaka iparnya kok gk ada kbr ke si bisma oon
Mamah Dini11
moga si bisma suatu saat ada masalah dgn pekerjaan nya apalagi udh bersama si Deby, yg membuat si bisma menyesal telah membuang ajeng demi ke egois annya
Mamah Dini11
makasih sari nasehatnya kmu bener2 sahabat sejati pemberi semangat dn kekuatan buat ajeng
Mamah Dini11
jgn pulang kampung dulu jeng dlm waktu dekat ini kalau kmu msh takut denger omongan yg gk enak dari para tetangga, udh kmu di kota aja kan bisma kasih rumah dn usaha kmu juga bkn di kampungmu kan, ayolah jeng kmu wanita kuat sabar tegarkan hati tekadkan kmu bisa berdiri sendiri tanpa laki2 pecundang itu, kmu pasti bisa
Mamah Dini11
kasian kmu jeng sabar ya, Li lah kan jeng semoga kedepanya masa depanmu dn lala lbh baik daripada yg kmu bayangkan, dn untuk si bisma jgn beri keturunan thor ku gk rela dia bahagia di atas penderitaan ajeng dn anaknya, kmu pasti bisa menjalani semuanya jeng apalagi kmu udh buka usaha sekarang, dn tegarkan hatimu sambutlah masa depanmu semoga kmu dn anakmu bahagia,walaupun tanpa si bisma.
Mamah Dini11
biar dia dapat karmanya sudah menyia-nyiakan seorang istri yg cukup sabar hatimu baik jeng,semoga suamimu gk punya keturunan dari wanita lain selain darimu, punya suami gk menghargai banget, malah bawa perempuan lain menjijikan juga si bisma, istri baru lahiran tega sekali dia, semoga kmu bisa menjalani kehidupan lbh baik jeng kedepanya, si Deby ini gk punya hati banget dasar ular kayak bkn perempuan baik2, dn suatu saat si bisma bikin menyesal thor udh melepaskan ajeng, kalau dia beneran berpisah, lanjut.
Mamah Dini11
pergi aja ajeng cukup sudah kesabaranmu jgn tangisi laki model gitu mh, bia
Mamah Dini11
asalamualaikum mampir thor 🙏
Leny Fairuz: Terima kasih. Salam sehat slalu...
total 1 replies
Maharani Rania
lelaki itu meskipun salah tetap aja yg di salahin perempuan
Maharani Rania
kan bener atas pake kerudung bawah buka warung 🤣🤣🤣
Maharani Rania
ngapain Bisma pulang kan itu rumah mahar jadi hak ajeng
ria sopingi
ya peran ajeng plin plan hrsnya tegas sebagai seorang perempuan karier yg independen
Ayu Mauliddia
lanjut tor...semakin penasaran he he..
Anna Nurhasanah
alhamdulillaah...meskipun ini hanyalah cerita,tp sy pribadi terbawa kedalam dunia halu-nya othor..dan bersatunya ajeng-bisma adlh halu-nya sy jg..
Anna Nurhasanah
bagus kok alur ceritanya,santay,tdk berlebihan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!