Jaka Keling

"walau lukanya kecil ini cukup menyakitkan" Rawing merasa Golok Samber Nyawa milik Jaka Keling sangat mengerikan.

Saat ini dia merasakan kehebatan Si Jalu, walau lukanya kecil itu cukup menyakitkan.

"aku juga merasa luka ini terus menggerogoti tubuhku dari dalam" Jaka Keling juga mengutarakan apa yang dirasakan.

Si Jalu sebagai golok dari besi Sulangkar, selain tajam juga ada racun alami didalamnya. selain sulit sembuh, jika tubuh tidak kuat menerimanya lukanya akan membesar, dan jika telat untuk diobati walau lukanya kecil bisa berujung kematian.

"untungnya beberapa waktu ini aku sudah memberikan obat untuk membuat tubuh kalian kebal terhadap racun, tetapi mendapatkan kekebalan dan imunitas, kalian harus merasakan racun itu sendiri" Ki Alap menerangkan.

Ki alap meminta Jaka Keling untuk membuat luka atau menggores tubuh nya dan juga Rawing. Ini dimaksudkan agar tubuh mereka mendapat kekebalan terhadap si Jalu.

"Aku sudah menyelidiki obat penawar untuk menyembuhkan luka yang disebabkan oleh si Jalu" Ki Alap beberapa waktu mencoba untuk membuat penawar untuk luka dari goresan Si Jalu.

Selama latih tanding Ki Alap beberapa kali terlena goresan Si Jalu, tetapi itu disengaja semata-mata hanya untuk mengetahui dampak darinya, dengan begitu dia bisa membuat obat untuk Racun Si Jalu.

Selain membatu Ki Alap, ketika berada di desa mereka juga belajar ilmu pengobatan, juga memperkuat tubuh mereka dengan meminum ramuan atau memperkuat tubuh mereka dari racun.

Sebagai pendekar mereka harus bersiap dari segala kemungkinan, salah satunya adalah Racun yang bisa saja mereka terkena racun.

"obat hanya sangat membantu, tetapi yang terbaik untuk melawan racun adalah membuat imun dalan tubuh kalian" agar mendapatkan imunitas mereka harus menyuntikan racun tersebut kedalam tubuh.

"aku sudah membuat obat untuk Racun Si Jalu, Kau bisa mempelajarinya" Ki Alap sudah berhasil membuat obat.

Sebagai pengguna dan pemilik si Jalu, Jaka Keling harus kebal terhadap racunnya, oleh karena itu tubuhnya harus bisa mendapat imunitas. Juga untuk berjaga-jaga, Jaka Keling harus bisa mendapat penawar dan obat jika sewaktu-waktu dia membutuhkan, entah untuk dirinya atau orang lain.

"baiklah kalian harus beristirahat, agar tubuh kalian bisa melawan racun yang berada dalam tubuh kalian, lagi pula ini masih percobaan pertama, butuh beberapa kali agar tubuh kalian kebal terhadapnya"

Untuk mendapat kekebalan, Rawing dan Jaka Keling harus melakukan vaksin secara bertahap, sampai tubuh mereka benar-benar kebal terhadap racunnya.

"baiklah terimakasih guru" Rawing pamit untuk pergi ke gubuk tempat dia dan Jaka Keling biasa beristirahat, mereka sudah membuat gubuk sendiri untuk tempat tinggal.

"guru, apakah kau sudah bisa membuat obat penawar untuk racun yang membuat ayahku terluka" Jaka Keling masih di kediaman gurunya.

Sesekali Jaka Keling bertanya tentang ayahnya, sebagai sahabat ayahnya, Ki Alap menjadi salah satu orang yang bisa di tanyakan.

"tentu saja saat ini aku berhasil membuat penawar ya,

tetapi beberapa racun jika telat mendapat penawar akan sulit bahkan tidak bisa untuk di obati, ketika aku memeriksa dan mengobati racun dalan tubuh ayahmu itu sudah terlambat,

fakta bahwa ayahmu bertahan lebih dari lima tahun dengan racun ditubuhnya membuktikan bahwa dia sangat kuat.

Waktu itu ketika aku memeriksa aku memprediksi ayahmu tidak akan bertahan lebih dari setengah tahun"

Ki Alap sendiri tidak banyak memberikan keterangan, sebagai teman dia bisa menceritakan beberapa pengalamannya bersama Jaka Umbara.

Tetapi ada beberapa hal yang di juga rahasiakan, dia tahu keluarganya, ibu dan ayah Jaka Keling punya alasan merahasiakan kebenaran dari Jaka Keling.

"kau tidak perlu banyak berfikir, jika waktunya tiba kau akan mengetahui semuanya, saat ini lebih baik kau fokus belajar dengan begitu kau akan lebih cepat untuk mencari tahu kebenaran"

Ki Alap tidak ingin Jaka Keling terlalu memikirkan masalah yang terjadi terhadap keluarganya, saat ini Jaka Keling harus fokus belajar.

"baiklah guru, terimakasih untuk bimbingannya, aku mohon pamit" Jaka Keling tidak ingin mengganggu terlalu lama waktu istirahat sang guru.

Walau masih banyak hal yang masih menjadi rahasia, Jaka Keling tidak bisa memaksakan agar gurunya memberi tahu semuanya.

Dibalik itu semua Jaka Keling tahu ayahnya adalah pendekar hebat dimasanya, juga pendekar yang selalu membela kebenaran.

Jaka Umbara punya banyak teman tetapi juga musuh, dan dibalik kekuatan besar selalu ada tanggung jawab besar yang harus dilakukan.

*****

Waktu terus berlalu, Jaka Keling dan Rawing terus berlatih beladiri, juga ilmu pengobatan.

Desa Bodas adalah desa damai, tempat yang cocok yang dipilih Ki Alap untuk mengasingkan diri.

Walau begitu selalu ada orang yang membuat onar dan sewenang-wenang, terkadang Rawing dan Jaka Keling tidak tahan melihatnya.

Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa, mereka harus merasakan keberadaannya bahwa mereka adalah seorang pendekar.

Tetapi dengan melihat gurunya yang sabar dan bisa menyelesaikan masalah tanpa kekerasan dan bertarung membuat mereka mengerti, terkadang sesuatu tidak harus berakhir dengan perkelahian atau kematian.

Dunia persilatan adalah dunia yang keras yang penuh dengan darah dan kematian, tetapi dibalik itu banyak orang yang atau pendekar yang lebih memilih jalan kedamaian.

Bersembunyi ditengah masyarakat biasa dan hidup layaknya seorang biasa. Mereka tidak akan menunjukan kekuatan kecuali terpaksa.

Tetapi tidak semua bisa berjalan seperti itu, adakalanya kekuatan harus gunakan untuk mendapat keadilan, dan terkadang darah dan nyawa menjadi korban.

Hidup adalah pilihan, tetapi terkadang kita tidak punya pilihan, dibalik kekuatan selalu ada tanggung jawab yang harus dijalankan.