"Rahasia di Antara Kita" mengisahkan tentang seorang suami yang merasa bahagia dengan pernikahannya, namun kedatangan sahabat masa kecilnya yang masih memiliki ikatan emosional kuat membuat situasi menjadi rumit. Sahabat masa kecilnya itu mulai mendekatinya dengan cara yang tidak biasa, membuat suami tersebut merasa tidak nyaman. Sementara itu, istrinya yang selalu menuntut uang dan perhatian membuatnya merasa terjebak dalam pernikahannya. Bagaimana suami tersebut akan menghadapi situasi ini? Dan apa yang akan terjadi jika rahasia sahabat masa kecilnya dan perasaannya terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Rendy kembali ke rumah dengan wajah kecewa, langkahnya lambat dan berat. Sarah langsung menyambutnya dengan pertanyaan, "Gimana, kamu nemuin anak kita?" sambil memperhatikan wajah Rendy yang murung.
Rendy menggelengkan kepala, "Belum, aku cuma nemuin anak yang mirip sama anak kita, tapi ternyata bukan," jawabnya dengan nada sedih sambil menjatuhkan tasnya ke lantai.
Sarah merasa kecewa juga, dia menghela napas dan duduk di sofa, "Aku nggak tahu lagi apa yang harus kita lakukan," katanya dengan suara yang mulai putus asa sambil menundukkan kepala.
Rendy memeluk Sarah, dia memegang bahu Sarah dengan erat dan menariknya ke dalam pelukan, "Kita nggak akan menyerah, kita akan terus cari sampai kita menemukan anak kita," katanya dengan suara yang penuh tekad sambil membelai rambut Sarah.
Sementara itu, Lidya dan Riko mengawasi dari jauh, mereka berdiri di balik pohon dengan wajah yang tegang. Riko membisikkan sesuatu kepada Lidya, "Kita harus lebih berhati-hati, mereka semakin dekat," katanya dengan suara yang rendah sambil memperhatikan Rendy dan Sarah.
Lidya mengangguk, dia memandang Rendy dan Sarah dengan mata yang waspada, "Aku tahu, kita harus melindungi anak itu dengan cara apa pun," jawabnya dengan suara yang rendah sambil menggigit bibirnya.
Lidya menghampiri Riko dengan langkah yang hati-hati, dia memperhatikan sekeliling untuk memastikan tidak ada yang melihat mereka. "Kita harus segera memindahkan anak itu ke tempat yang lebih aman," katanya dengan suara yang rendah.
Riko mengangguk setuju, "Aku sudah menyiapkan tempat baru, kita bisa membawanya ke sana malam ini," jawabnya sambil memperhatikan Rendy dan Sarah yang masih berada di rumah.
Lidya memandang Rendy dan Sarah dengan mata yang waspada, "Pastikan tidak ada yang melihat kita, kita tidak bisa mengambil risiko," katanya dengan suara yang tegas.
Riko mengangguk lagi, "Aku akan memastikan semuanya berjalan lancar, jangan khawatir," jawabnya sambil membenarkan topi yang dipakainya.
Sementara itu, Rendy dan Sarah masih berada di rumah, mereka berdua duduk di sofa sambil memegang tangan masing-masing. Rendy mencoba untuk menenangkan Sarah yang masih terlihat sedih dan kecewa.
"Kita akan menemukan anak kita, aku janji," Rendy berkata dengan suara yang penuh tekad sambil memandang mata Sarah.
Sarah mengangguk, dia mencoba untuk percaya pada Rendy, "Aku percaya padamu, kita akan menemukan anak kita," katanya dengan suara yang lembut.
Lidya menghampiri rumah Sarah dan Rendy dengan wajah yang santai, dia berusaha untuk tidak menimbulkan kecurigaan. "Hai, Sarah! Apa kabar?" Lidya menyapa dengan suara yang ceria.
Sarah yang sedang duduk di sofa bersama Rendy, memandang Lidya dengan sedikit kecurigaan. "Lidya, apa yang kamu lakukan di sini?" Sarah bertanya dengan nada yang sedikit dingin.
Lidya tersenyum, "Aku hanya ingin menanyakan kabar, aku dengar kamu sedang mencari anakmu," jawabnya dengan suara yang lembut.
Rendy yang memperhatikan percakapan antara Lidya dan Sarah, merasa sedikit tidak nyaman. "Lidya, kita sedang sibuk, mungkin lain kali," Rendy berkata dengan suara yang sopan tapi tegas.
Lidya mengangguk, "Baiklah, aku tidak ingin mengganggu. Aku hanya ingin membantu jika kamu membutuhkannya," katanya dengan suara yang manis.
Sementara itu, Riko diam-diam memindahkan kedua anak Sarah ke tempat yang lebih aman. Dia berhati-hati untuk tidak menimbulkan kecurigaan, dan memastikan bahwa tidak ada yang melihatnya.
Lidya yang masih berada di rumah Sarah dan Rendy, terus berusaha untuk mengalihkan perhatian mereka. "Aku bisa membantu kamu mencari anakmu, jika kamu mau," Lidya menawarkan dengan suara yang tulus.
Sarah dan Rendy saling memandang, mereka tidak tahu apa yang sebenarnya Lidya lakukan. Tapi mereka tidak bisa menolak tawaran Lidya, karena mereka sangat membutuhkan bantuan.
Sarah merasa tidak nyaman dengan kehadiran Lidya, dia tidak suka cara Lidya berbicara dengan nada yang manis sambil menyembunyikan sesuatu. "Lidya, aku tidak butuh bantuanmu," Sarah berkata dengan suara yang tegas.
Lidya tersenyum, "Aku hanya ingin membantu, Sarah. Aku tahu kamu sedang melalui masa yang sulit," katanya dengan suara yang lembut.
Tapi Sarah tidak percaya, dia tahu bahwa Lidya memiliki motif tersembunyi. "Lidya, aku tidak percaya padamu. Kamu selalu melakukan sesuatu dengan motif tersembunyi," Sarah berkata dengan suara yang dingin.
Rendy yang memperhatikan percakapan antara Sarah dan Lidya, merasa sedikit tidak nyaman. "Sarah, mungkin kita bisa mendengarkan apa yang Lidya katakan," Rendy berkata dengan suara yang sopan.
Tapi Sarah tidak mau mendengarkan, dia berdiri dan berjalan menuju pintu. "Lidya, aku ingin kamu pergi. Aku tidak ingin kamu ada di sini," Sarah berkata dengan suara yang tegas.
Lidya tersenyum, "Baiklah, aku akan pergi. Tapi aku akan kembali," katanya dengan suara yang misterius.
Sementara itu, Riko berhasil memindahkan kedua anak Sarah ke tempat yang lebih aman. Dia mengirimkan pesan kepada Lidya, "Sudah selesai, kita harus berhati-hati."
Lidya menerima pesan itu dan tersenyum, dia tahu bahwa rencananya berjalan dengan lancar. Tapi dia juga tahu bahwa Sarah dan Rendy tidak akan menyerah, dan mereka akan terus mencari anak-anak mereka.
Rendy berlari mengejar Lidya, "Lidya, tunggu!" katanya dengan suara yang sopan.
Lidya berhenti dan menoleh ke belakang, "Apa ada yang kamu lupa, Rendy?" tanyanya dengan senyum.
Rendy menghampiri Lidya, "Aku hanya ingin bertanya, apa kamu tahu ada informasi tentang anakku?" Rendy bertanya dengan harapan.
Lidya tersenyum, "Aku tidak tahu apa-apa, Rendy. Tapi aku akan membantu kamu mencari informasi jika kamu mau," jawabnya dengan suara yang lembut.
Rendy mengangguk, "Terima kasih, Lidya. Aku sangat menghargai bantuanmu," katanya dengan suara yang tulus.
Lidya tersenyum, "Tidak masalah, Rendy. Aku akan membantu kamu," katanya sambil membalikkan badan dan berjalan pergi.
Rendy tidak menyadari bahwa Lidya sedang berbohong, dan bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu yang penting. Dia hanya merasa berterima kasih atas bantuan Lidya, tanpa curiga sedikit pun.