NovelToon NovelToon
Sapu Pembunuh Naga

Sapu Pembunuh Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Wanto Trisno 2

Saat terbangun, Chu Zhan mendapati dirinya berada di dunia yang berbeda. Identitasnya adalah seorang tukang sapu di keluarga bangsawan. Suatu ketika mendapatkan sebuah pusaka berbentuk sapu yang diberi nama 'Sapu Pembunuh Naga'.

Chu Zhan yang merasa sebagai pemeran figuran itu pun mulai mengikuti dan melayani Zhuo Ming. Seorang tuan muda yang mengalami nasib buruk setelah kehilangan kultivasinya. Lalu Zhuo Ming mendapatkan guru seorang wanita dalam bentuk roh, Xiang Liu.

Merasa dirinya terjebak dalam plot sebuah cerita, Chu Zhan bertindak setelah Zhuo Ming. Mempelajari dan memahami dunia yang telah membawanya ke dunia kultivasi.

Ranah Kultivasi : Ranah Pemula, Ranah Lanjutan, Ranah Ksatria, Ranah Magis, Ranah Misteri, Ranah Legenda, Ranah Kekosongan, Ranah Kebangkitan, Ranah Keabadian, Ranah Penciptaan, Dewa Suci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyiksaan Sadis

Saat mereka melarikan diri, sebatang lidi melesat dan menancap di depan mereka. Asap putih muncul dari lidi sapu, menutupi pandangan mata mereka. Asap itu semakin meluas dan sepenuhnya menyelimuti semuanya.

Zheng Ziushan khawatir ada serangan lain yang datang. Namun tidak disangka, asap putih hanyalah awalan. Tiba-tiba muncul seseorang dari dalamnya asap. Yah, dia adalah seorang pelayan biasa. Hanya seorang yang membawa sapu di punggungnya.

"Yo, kita bertemu lagi. Kurasa kita memang benar-benar berjodoh. Tuan muda, Zheng, apa kamu ingat aku?" Chu Zhan dengan tatapan meremehkan, mendekat ke arah Zheng Ziushan.

Zheng Ziushan merasa khawatir karena tiba-tiba orang yang sedari awal bersembunyi, kini mengeluarkan sifat aslinya. Yah, dengan tampilan yang menyeramkan, aura hitam di belakangnya, berbentuk seperti iblis bertanduk panjang dan ukuran setinggi tiga meter.

Sebuah rantai muncul dari asap putih, mengikat erat tuan muda Zheng. Sedangkan hanya ada mereka berdua di dalam formasi. Ada begitu banyak cara untuk menyiksa orang yang menantang terlebih dahulu.

Chu Zhan menarik Zheng Ziushan ke dalam tempat gelap dan sunyi, di mana berbagai alat penyiksaan telah disiapkan. Zheng Ziushan, yang masih terikat dan tidak bisa bergerak, menatap Chu Zhan dengan mata yang penuh ketakutan.

"Apa yang kamu inginkan?" Zheng Ziushan bertanya dengan suara yang gemetar. "Aku adalah tuan muda Zheng. Kau tidak bisa memprovokasiku. Jika tidak, kamu akan hidup menderita."

"Aku ingin membuatmu merasakan rasa sakit yang tak terhingga," Chu Zhan menjawab dengan senyum dingin. "Kamu telah membuatku kesal dengan semua cerita klasik ini. Kali ini, aku sendiri yang menulis cerita baru"

Chu Zhan mulai menyiksa Zheng Ziushan dengan berbagai formasi penyiksaan. Ia menggunakan cambuk yang tajam untuk mencambuk tubuh Zheng Ziushan, membuat luka-luka yang dalam dan berdarah. Zheng Ziushan menjerit kesakitan dan berusaha untuk melawan, tapi ia tidak bisa bergerak karena terikat.

"Hentikan! Jangan! Apa kamu mendengarku? Apa kamu tidak takut dengan keluarga Zheng?" Sebenarnya rasa takut telah dirasakan olehnya. Namun ia masih saja mengancam.

Ancaman seperti itu hanya dipandang rendah oleh tukang sapu itu. Seakan tidak peduli dengan nasibnya jika berurusan dengan kekuatan keluarga besar. Apalagi saat ini kultivasinya masih rendah. Meskipun memiliki banyak teknik bela diri dan dapat membunuh dengan aman.

"Hahaha! Kamu yang dalam keadaan seperti ini, masih sempat untuk mengancam? Biar ku katakan sebelumnya, aku tidak takut dengan keluarga besarmu. Namun kamu harus tahu, akibat dari mengganggu seseorang yang tidak bisa diganggu."

"Akh! Apa? Apa yang tidak bisa ku ganggu? Seharusnya kalian dari keluarga miskin. Mengapa kamu berbuat seperti ini padaku? Kamu hanya tukang sapu dari keluarga kecil. Beraninya kamu melakukan ini padaku."

Setelah itu, Chu Zhan mengeluarkan sebuah jarum es yang tajam dan mulai menusukkan jarum tersebut ke tubuh Zheng Ziushan. Membuatnya menjerit kesakitan lagi dan lagi, sementara Chu Zhan terus menusukkan jarum es ke berbagai bagian tubuhnya.

"Apa kamu mengatakan, aku hanya seorang tukang sapu dari keluarga kecil? Kamu salah. Aku tidak memiliki keluarga. Besar atau kecil, itu tidak ada hubungannya denganku. Dan asal kamu tahu, tukang sapu yang kamu hina itu, ada di hadapanmu sekarang."

Zheng Ziushan semakin lemah. Ketika serpihan es itu menusuk ke tubuhnya. Sensasi dingin menembus sampai ke tulang. Selanjutnya ia melihat ada banyak Chu Zhan.

Ketiga penjaga Zheng Ziushan juga mengalami penyiksaan yang sama. Bahkan mereka juga tidak bisa membantu keluar dari tempat tersebut. Itu adalah ilusi ruang dan waktu. Yang dipelajari dari orang tua bernama Huang.

"Ckck. Karena sudah satu hari kalian tersiksa oleh es, maka aku akan memberikan hadiah lainnya." Chu Zhan melihat Zheng Ziushan dengan mata merah menyala. Serta ada gigi taring yang tumbuh dan darah mengalir dari mulutnya.

Rantai yang mengikat menjadi lebih panas. Ada aliran panas dari lahar yang mendidih. Tiba-tiba mereka berada di tempat yang terang. Dengan tembok batu dan cairan api di mana-mana. Beberapa kali api cair itu menyemburkan udara panas. Memuntahkan api cair ke sebuah batu.

Tanpa diduga batu itu langsung meleleh dan terbakar. Bergabung menjadi api yang cair. Rasa panas menembus sampai kulit. Rantai besi yang dicelupkan ke dalam api cair, panasnya merambat hingga tangan dan kaki Zheng Ziushan kepanasan hingga melepuh.

Zheng Ziushan merasakan rasa sakit yang tak terhingga, seolah-olah tubuhnya sedang dibakar dari dalam. Ia berusaha untuk melawan, tapi Chu Zhan terlalu kejam dalam menyiksa orang.

Setelah beberapa hari penyiksaan, Zheng Ziushan sudah tidak bisa berbicara lagi. Ia hanya bisa menjerit kesakitan tanpa suara dan berusaha untuk melawan, tapi Chu Zhan terus menyiksa dan menusukkan jarum es ke tubuhnya.

Akhirnya, Chu Zhan berhenti menyiksa Zheng Ziushan dan meninggalkannya di ruangan gelap dan sunyi. Zheng Ziushan terbaring di lantai, terluka parah dan tidak bisa bergerak. Ia tahu bahwa ia harus melarikan diri dari sini sebelum Chu Zhan kembali untuk menyiksanya lagi.

Chu Zhan kembali setelah satu hari berlalu. Ia berdiri dengan tegak di depan Zheng Ziushan terbaring terluka parah. Ia menarik Zheng Ziushan keluar dari tempat itu dan membawanya ke sebuah gurun pasir yang tandus dan panas.

"Apa yang kamu lakukan?" Zheng Ziushan bertanya dengan suara yang lemah. "Di mana ini?" Matanya melihat dirinya telah berada di tempat yang panas dan gersang. Tempat yang hanya ada hamparan pasir yang sangat luas.

"Aku ingin membuatmu merasakan rasa sakit yang lebih besar," Chu Zhan menjawab dengan senyum dingin. "Di sini, kamu tidak akan memiliki perlindungan apa pun dari matahari dan pasir. Kamu akan merasakan rasa sakit yang tak terhingga karena dehidrasi dan kelelahan."

Chu Zhan meninggalkan Zheng Ziushan di gurun pasir tanpa memberikan air atau makanan apa pun. Zheng Ziushan terbaring di pasir, merasakan panas matahari yang membakar kulitnya dan pasir yang panas di bawah tubuhnya.

Hari-hari berlalu, dan Zheng Ziushan merasakan rasa sakit yang semakin besar. Ia kehausan dan kelaparan, dan tubuhnya mulai melemah. Ia berusaha untuk mencari perlindungan dari matahari, tapi tidak ada tempat untuk berlindung.

"Air ... beri aku air. Hauss ..." kata Zheng Ziushan lirih. Ia tidak menyangka, siksaan itu membuatnya setengah mati.

Chu Zhan sesekali mengunjungi Zheng Ziushan untuk memastikan bahwa ia masih hidup. Ia melihat Zheng Ziushan yang terbaring di pasir, dengan kulit yang terbakar dan tubuh yang lemah.

"Kamu masih belum cukup menderita," Chu Zhan berkata kepada dirinya sendiri. "Aku harus membuatnya merasakan rasa sakit yang lebih besar lagi. Ckckck, bawahanmu saja sangat senang ketika dibawa ke sini."

Dan Chu Zhan meninggalkan Zheng Ziushan di gurun pasir, membiarkannya merasakan rasa sakit yang tak terhingga karena dehidrasi dan kelelahan. Zheng Ziushan tahu bahwa ia harus bertahan hidup, tapi ia tidak tahu berapa lama lagi ia bisa bertahan. Lebih baik mati saja, daripada hidup penuh siksaan.

***

1
Aman 2016
lanjut terus
Aman 2016
semangat semangat Thor lanjut
Arsyad Jabar
lanjutkan,chu zhan jangan diam saja kan bisa bantu lewat serangan jarak jauh dengan kekuatan yg besar kan disambit batu juga dah hancur musuh
Arsyad Jabar
pelatih selama seratus tahun selesai pelatihan tingkatan sudah seperti leluhur nih gak ada yang bisa mengalahkan
wawan jepara
Luar biasa
Arsyad Jabar
ceritanya lagi main petak umpet ya
Arsyad Jabar
okelah untuk saat ini
Arsyad Jabar
mantap lanjutkan
Aman 2016
Chu Zhan kenapa menyamar jadi kakek 2 . kenapa tidak terus terang saja
Aman 2016
lanjut terus Thor
Aman 2016
lanjut terus update nya
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat
Aman 2016
ditunggu updatenya Thor lanjut terus semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!