NovelToon NovelToon
Batalyon Pulau Karang 2

Batalyon Pulau Karang 2

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Beda Usia / Menikahi tentara
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Terkadang kenyataan tidak sejalan dengan keinginan, Letnan Dallas menginginkan kekasih yang usianya tidak jauh berbeda dengannya tapi harus bertemu dengan perempuan yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Semua terjadi karena dirinya trauma memiliki kekasih yang kekanakan di masa lalu.

Tak jauh berbeda dengan Letnan Dallas, Letnan Herca pun akhirnya terpaksa berkenalan dengan seorang wanita pilihan orang tuanya terutama Opa sebab cemas jika Letnan Herca akan salah arah. Penyebabnya tak jauh karena beliau tidak pernah melihat Letnan Herca bersama seorang gadis.

Lantas jika jodoh di tangan Opa, lantas siapa berjodoh dengan siapa dan prahara apa yang akan terjadi terkait masa lalu Bang Herca dengan seorang gadis berinisial Y.

Harap skip jika tidak sanggup dengan KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Seninya berumah tangga.

Perlahan Bang Herca duduk. Efek obat anti nyeri rasanya sudah berkurang hingga rasa sakitnya seakan berdenyut menjalar ke seluruh tubuh.

"Ijin, Dan. Berkenan saya ambilkan obat anti nyeri lagi?" Tanya Prada Ghandi.

"Nggak usah, saya nggak mau ketergantungan obat." Jawab Bang Herca tapi dirinya terus meringis menahan rasa sakit.

Terdengar Bang Herca terus beristighfar sesekali mengepalkan tangan dan membuang nafas berat.

"Daan..!!"

"Saya nggak apa-apa." Ujarnya sambil mengatur nafas. "Kau tau, wanita rela tubuhnya di jahit hidup-hidup demi membuat kita bahagia. Sekarang saya di training istri lebih awal, luar biasa rasa sakitnya tapi mereka tersenyum bahagia." Kata Bang Herca.

"Ijin.. bukankah bahagia itu di sengaja, atas dasar suka sama suka dan itu sudah kodrat wanita." Celetuk Prada Ghandi.

"Benar. Keinginan bersama, juga kodrat seorang wanita tapi setidaknya kau pahami perjuangannya, keikhlasannya, dan rasa nyamannya yang telah 'kita' renggut karena kita begitu menginginkan buah hati yang lucu."

Prada Ghandi pun mengangguk paham, jujur dirinya tidak begitu paham pasalnya dirinya belum berpikir ke arah sana hingga sejauh itu.

tok.. tok.. tok..

Terdengar suara Bang Hendarso memberi salam. Prada Ghandi pun mohon ijin undur diri.

Dengan hormat Praka Hendarso memberi salam dan Bang Herca menyambutnya. Hanya Intan saja yang masih menampakan keangkuhannya.

Jika kemarin Bang Herca harus berhadapan dengan ibu Mery kini dirinya harus berhadapan dengan wanita sejenis Intan.

"Dimana awal kalian bertemu?" Tanya Bang Herca sewajarnya pada prajurit yang sedang melaksanakan pengajuan nikah.

"Ijin, kami bertemu dalam satu undangan pernikahan." Jawab Bang Hendarso.

Bang Herca membaca status Intan tertera masih lajang.

"Tolong Bu Intan segera mengurus akta dan perihal data diri Yura agar di kemudian hari tidak menjadi rancu. Anak tetap butuh identitas." Kata Bang Herca mengingatkan.

"Siap, Komandan..!!"

"Kau kira setelah memberi uang bulanan lantas bisa seenaknya menasihati??? Tidak usah ikut campur dengan kehidupan kami..!! Urus saja istrimu, barangkali yang di perutnya juga bukan anakmu..!!"

Bang Hendarso begitu kaget mendengar jawaban calon istrinya, ingin menghentikan pun ucapan tersebut sudah terlanjur terlontar dengan ringan.

Sejenak Bang Herca memejamkan mata. Jika biasanya dirinya tahan menerima segala fitnah dan hinaan tapi kali ini ia tidak bisa menerimanya.

Saat matanya terbuka, sorot mata itu memerah penuh amarah.

"Kamu bilang apa?"

Dari pertanyaan itu, Bang Hendarso paham bahwa PaSie Intel sedang terpancing amarah.

"Mohon maaf, Dan..!! Kami ijin pamit undur diri..!!" Kata Bang Hendarso. Ia kemudian menggandeng tangan Intan.

"Tunggu..!!"

"Intan, kamu sudah menyenggol anak dan istri saya..!!" Ujar Bang Herca tidak bisa mentoleransi ucapan Intan. Selain menuduh Dindra, Intan juga sudah menuduh anaknya yang masih ada di dalam kandungan.

"Kau tau, tidak ada wanita setia di dunia ini karena pria pun juga tidak ada yang setia. So.. nikmati saja segala keindahan dan kenyamanan dunia karena hidup hanya satu kali." Jawab Intan.

Melihat Bang Herca masih sedikit kesulitan bergerak, Praka Hendarso secepatnya menarik lengan Intan untuk menghindarinya.

Bang Herca menengadah, batinnya teriris pedih mendengarkan tuduhan Intan namun jelas dirinya yang berpikiran waras tidak akan mudah terpengaruh oleh ucapan gila dari Intan. Hati kecilnya terus beristighfar menenangkan perasaan yang tidak karuan.

Selain meminta ketenangan hati, Bang Herca juga meminta pada Tuhan agar Yang DiAtas senantiasa memberikan dirinya kecerahan akal pikiran juga batin yang bersih untuk membimbing Dindra dan membawa rumah tangganya ke jalan yang benar.

Setidaknya di balik setiap kejadian, Bang Herca bisa mengambil hikmah dan rasa syukur karena Intan tidak pernah menjadi pendamping hidupnya.

...

Siang hari Bang Herca bertandang ke rumah Bang Dallas.

Suasana panas masih terjadi di rumah Bang Dallas. Rigi memang sudah bisa menerima kenyataan dan kehadiran Yura namun kesehatannya semakin menurun. Berbagai upaya telah dilakukan tapi keadaan Rigi tidak kunjung membaik.

Meskipun Bang Herca sebegitu jengkelnya dengan kakak tirinya tapi tetap terbersit rasa kasihan dan tidak tega melihatnya.

"Bawa ke rumah sakit, periksakan mental Rigi..!! Sekuatnya wanita pasti memiliki kerapuhan yang hanya di simpannya sendiri dalam hati. Rigi sedang hamil, jangan sampai terlambat hingga hal fatal terjadi..!!" Saran Bang Herca.

Bang Dallas mengangguk dan menuruti saran adiknya. Pihak keluarga pun menyetujui saran tersebut. Segera Bang Dallas membawanya ke rumah sakit.

...

Perawatan terbaik sudah di berikan. Sejak tadi Dindra hanya diam tanpa suara, seperti Bang Herca dirinya juga begitu mencemaskan saudaranya.

Paham akan kecemasan sang istri, Bang Herca berjongkok dan menyelipkan anak rambut milik istrinya itu.

"Kenapa, sayang? Mau bicara dengan Abang?" Tanyanya dengan lembut.

"Baang, jika Dindra berada pada posisi Rigi.. Dindra juga akan melakukan hal yang sama. Dindra rasa, Rigi hanya syok." Jawab Dindra.

Senyum Bang Herca mencoba menggali perasaan Dindra dengan cara yang lain meskipun kini Rigi sudah aman dalam perawatan dokter khusus.

"Menurutmu bagaimana, sayang?"

"Jika Dindra yang merasakan, Dindra hanya takut tidak bisa menjadi ibu yang baik karena Dindra dan Rigi tidak pernah di besarkan secara langsung oleh seorang ibu. Kehamilan ini saja masih membuat Dindra takut, apalagi harus membesarkan anak perempuan. Dindra pahami setiap manusia pasti memiliki masa lalu, tapi masa lalu ini sangat gelap. Dindra pun bisa menerimanya, hanya saja butuh waktu." Ucap Dindra nampak sedih walaupun sudah berusaha untuk kuat.

"Yaa.. dewasa karena keadaan. Suatu saat pasti bisa. Kuncinya para suami juga harus sadar dan sabar, itu saja..!!"

Dindra mengangguk dengan senyumnya yang terasa pahit untuk dirasakan. Papa Danar yang melihatnya ikut mengusap puncak kepala Dindra.

Tak berapa lama Bang Dallas keluar dari ruang dokter, wajahnya cukup lesu. Tepat seperti ucapan Dindra, mudahnya penjabaran dari Bang Dallas adalah tidak jauh dari ungkapan perasaan Dindra. Kini Bang Dallas harus sabar untuk memulihkan kondisi mental Rigi. Seiring waktu berjalan pasti semua badai akan terlewati.

Tiba-tiba Dindra menggoyang bahu Bang Herca.

"Ada apa, sayang?"

"Minta uang??" Bisiknya.

"Sayang mau beli apa?" Tanya Bang Herca ikut berbisik.

"Tadi waktu turun dari mobil, Dindra lihat ada pedagang kue laba-laba." Jawab Dindra.

"Sayang, mau??"

"Nggak."

Bang Herca menghela nafas, sekarang mulai lagi Dindra berceloteh dengan segala sikap randomnya.

"Jadi maunya apa?"

"Mie ayam." Kata Dindra berkedip imut dengan wajah polosnya.

Garis senyum Bang Herca melebar membawa perasaan geregetan bercampur gemas. "Kenapa tidak langsung bilang mie ayam???"

"Ya karena Dindra mau kue pancong juga, di samping kue laba-laba."

"Nggih, Gusti ndoro ayu." Jawab Bang Herca kemudian berdiri dan menggandeng Dindra berjalan menyusuri lorong rumah sakit untuk menuruti keinginan bumil.

.

.

.

.

1
Mika Saja
wah bang herca kejar produksi ini🤭🤭
Nurhayati Nia
alhamdulillah dengan berbesar hati akirnya dinndra bisa menerima bahwa anak nya sudah tidak ada dan menyayangi bang satria gemoy
Nurhayati Nia
wkwak giliran yang doyan makan ngemil jDi si abang nich
ampun deh bang lu mah bini mau brojol lan mosyo ngk percaya
Nurhayati Nia
😂😂😂😂😂 aduhh ni para tentara selalu ada, cerita yang bikin gue ketawa
Nurhayati Nia
abang??????????
aku pada mu dehh 😘😘😘😍😍😍
Nabil abshor
jungkir balik bang,,,, ngeyeeellll,,,,,,
dyah EkaPratiwi
yahh, kog udah end
Bojone_Batman: Yang komentar kurang rame kak. Maaf ya kak😁🙏🙏
total 1 replies
Mika Saja
😅😅😅😅😅bang herca kita tunggu momens dindra lahiran dan bang henca yg nungguin
Murni Zain
klo blm d posisi bang Reno... Bang Herca akankah msh Jumawa. 🤔🤔🤔
Murni Zain
Intan ada nganguan mentah.
Nabil abshor
😭😭😭😭😭😭😭😭👊🏻👊🏻👊🏻👊🏻👊🏻👊🏻👊🏻 sumpah kidu tak uyyel² bang kamuuuuu,,,,
Nabil abshor
whaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttttttt???????? yang benar aja aaaabaaaaang,,,,, astagfirullah,,,,
Nabil abshor
santaaaaay bang,,,,, 😏😏😏 pkk e ger kesok pinsan tak guyu ya,,,, 😅😅😅😅😅
Nabil abshor
🤔🤣🤣🤣🤣 bentaaar lg bang,,,, bentar lGi,,,,,
Setyaningsih
pokoknya mau itu sudah puluhan tahun klu perempuan tetap ingat ya, aku juga gitu 😀😀😀
Nabil abshor
ngaaaiiii,,,,,,, molyo,,,, mulyo kamu din,,,,, 😁😁😁
Mika Saja
bang herca terbaik pokoknya
Mika Saja
peremuan mn bisa lupa kejadian2 yg tdk mengenakan,yg enk aja gak bs lupa apa lg yg gak enak
cipa
biasa perempuan kan ga bisa melupakan kesalahan laki²,
sabar bang ini ujian 😂😂😂
Ayu FazRina Satiasari
otwe adinya bang Satria...hehehhehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!