Sudah empat tahun ini kebun pisang milik Raharjo menjadi tempat yang paling menakutkan bagi warga sekitar, jangan kan malam hari, siang saja tidak ada yang berani mau lewat sana.
Bahkan keluarga Raharjo juga menghilang begitu saja, membuat warga menduga keluarga tersebut punya pesugihan.
kemana kah Raharjo menghilang bersama keluarga nya?
siapa yang sudah menjadi hantu di kebun pisang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Menuding anak²
Keributan yang di ciptakan oleh para Ibu Ibu itu membuat warga lain juga kumpul untuk menyaksikan nya sendiri bagai mana kejadian yang sebenar nya sedang terjadi, Kopsah juga tidak henti henti nya memaki Asri yang terus terusan menangis seolah dia tidak patut untuk di salah kan dalam masalah yang sedang terjadi.
Berharap air mata nya bisa membuat orang orang akan iba pada nya, lagi pula rumah itu sudah kosong lama sehingga kesempatan itu memang di gunakan oleh maling untuk mengambil barang yang berharga. Asri masih tidak sadar bahwa anak pemilik rumah ada di hadapan nya, padahal Radja sudah menatap dia dengan tatapan yang sangat hina sekali.
"Rumah itu kosong dan tidak ada penghuni nya juga, aku mengambil untuk makan kami saja." Asri malah berkata demikian.
"Walau pun kosong tapi kan itu milik orang, lagi pula kalau di lihat dari banyak nya tidak pantas di sebut untuk makan." ujar Bambang menarik nafas berat.
"Dasar tidak tau malu, sudah tertangkap pun malah tidak mengaku salah!" sengit Bu Ita yang sebenar nya bukan orang nyinyir.
Selama ini dia tidak pernah banyak tingkah mengatai orang atau hanya menggosip saja, tapi kali ini dia bertindak karena Kopsah sudah mengambil milik orang lain untuk kebutuhan hidup nya, ini Nanda masih tidak buka suara soal Sarjo yang jual pisang tandanan besar dan dugaan ya pasti dapat dari sana juga.
"Itu bukan harta kalian, kenapa kalian sok sekali!" teriak Asri malah marah marah.
Plaaaak.
"Wanita tidak tau malu, sudah lah miskin malah tidak tau diri pula!" Juwita sudah maju dan menampar Asri.
"Emak!" Lula terpekik karena iba pula melihat Asri di buat begitu.
"Kau anak nya? coba kau lihat tingkah orang tua mu ini, mencari uang dengan cara maling untuk memberi mu makan!" sinis Juwita.
"Minta maaf lah pada mereka, Sri! ini Radja anak nya Pak Raharjo." Bambang tidak ingin bila Asri sampai di polisikan.
Asri langsung kaget mendengar kalau ini adalah anak nya Raharjo, pantas saja istri nya sampai menampar dia sekeras ini karena dia punya hak. semakin takut lah hati Asri karena dia sudah benar benar tertangkap basah atas apa yang sudah dia lakukan, mencuri emas sebanyak ini dan pasti bisa bila mau di polisikan.
"Tolong jangan laporkan saya pada polisi, Sarjo yang memaksa dan aku terpaksa karena anak anak ku." Asri langsung memohon di kaki Radja.
"Eh jangan begini, Bu!" Radja tidak enak pula di sembah begini di depan semua orang walau dia juga sangat kesal.
"Anak anak ku banyak dan mereka selalu menuntut macam macam, yang pertama selalu minta belikan motor karena teman nya punya motor semua." Asri menjual nama anak nya.
"Mak, kapan pula Abang begitu?" Lula kaget mendengar ucapan Asri.
"Dia anak ku yang kedua, dia meminta ponsel mahal karena semua teman teman nya sudah punya ponsel yang bagus dan mahal." Asri menangis terisak isak.
Semua Ibu Ibu menatap Lula yang mendadak saja ketakutan karena di tuduh begitu oleh Emak nya, sudah pasti Ibu Ibu sini akan sangat percaya karena kebanyakan anak muda memang banyak tingkah tidak pernah memikirkan orang tua yang banting tulang mencari uang.
Bab ini pendek ya guys, terima kasih untuk hari ini dan kalau mood nanti malam tambah lagi ya.
Juwita menggatal memang eh gk bs liat yg tampan.