NovelToon NovelToon
My Perfect AI

My Perfect AI

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Asteria_glory

Seorang gadis cantik bernama hanabi, atau sering di panggil dengan panggilan hana itu. Ia selalu mengandalkan AI untuk segala hal—dari tugas kuliah hingga keputusan hidup nya. Cara berpikir nya yang sedikit lambat di banding dengan manusia normal, membuat nya harus bergantung dengan teknologi buatan.
Di sisi lain, AI tampan bernama ren, yang di ciptakan oleh ayah hana, merupakan satu-satunya yang selalu ada untuknya.
Namun, hidup Hana berubah drastis ketika tragedi menimpa keluarganya. Dalam kesedihannya, ia mengucapkan permintaan putus asa: “Andai saja kau bisa menjadi nyata...”
Keesokan paginya, Ren muncul di dunia nyata—bukan lagi sekadar program di layar, tetapi seorang pria sejati dengan tubuh manusia. Namun, keajaiban ini membawa konsekuensi besar. Dunia digital dan dunia nyata mulai terguncang, dan Hana harus menghadapi kenyataan mengejutkan tentang siapa Ren sebenarnya.
Apakah cinta bisa bertahan ketika batas antara teknologi dan takdir mulai meng

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asteria_glory, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyelamat di bawah cahaya bulan

Gelombang laut malam itu bergemuruh dengan suara yang mengalahkan desir angin. Langit diselimuti mendung pekat, menyisakan hanya sedikit cahaya dari bulan yang tersembunyi di balik awan. Di kejauhan, perahu nelayan sederhana menepi pelan ke arah garis pantai, melawan arus yang makin tak menentu.

Pak Dargo, seorang nelayan tua yang tinggal di perkampungan nelayan di pesisir timur, memandangi langit dengan dahi berkerut. Ia telah melaut sejak petang, dan biasanya, waktu-waktu seperti ini ia gunakan untuk menebar jala terakhir sebelum pulang. Tapi malam ini ada sesuatu yang berbeda. Ada getaran aneh yang mengusik dadanya.

Dia bersama beberapa rekan nya malam itu, hendak menangkap ikan untuk di jual keesokan harinya.

“Bulan malam ini seperti mengabarkan sesuatu...” gumamnya, memicingkan mata ke arah laut.

Tiba-tiba, matanya menangkap sesuatu yang mengapung tak jauh dari perahunya. Ia segera menyalakan lampu sorot kecil yang terpasang di tiang kapal.

“Ya Tuhan...”

Angin laut kembali berhembus di atas permukaan. Gelembung terakhir menghilang dalam arus yang tenang..

"Itu... itu apa di air sana?!"

"Cepat! Kita bergegas kesana! Sepertinya mereka masih hidup!"

Sesosok tubuh terombang-ambing di permukaan air. Segera ia, dan juga rekan lainnya mengarahkan kapal laut yang mereka gunakan sebagai transportasi menangkap ikan, ke arah sosok tersebut. Semakin dekat, jantung Pak Dargo berdetak semakin cepat. Bukan satu, melainkan dua tubuh. Seorang perempuan dewasa dan seorang gadis muda.

Dengan sigap, Pak Dargo melemparkan tali tambang ke air dan di bantu oleh rekan nya untuk menarik tubuh keduanya naik satu per satu ke atas perahu. Tubuh perempuan itu berat dan penuh goresan, sedangkan gadis di sampingnya tampak pucat dan nyaris tak bernapas.

"Cepat!!! Kita balik saja hari ini, mereka membutuhkan pertolongan... " ucap pak dargo kepada rekan nya, dan langsung membatalkan niat mereka untuk mengambil ikan malam itu.

Pak Dargo memeriksa napas mereka. Gadis itu masih hidup—lemah, namun masih ada detak. Sementara perempuan dewasa tampak sangat lemah. Matanya sedikit terbuka, menatap kosong langit malam.

“Anakku... selamatkan dia... tolong...” bisik Mei, suara parau di antara hembusan napas terakhir kesadarannya.

Pak Dargo segera membungkus tubuh mereka dengan selimut pelampung dan mengayuh cepat ke daratan. Begitu tiba di dermaga kecil kampungnya, ia berteriak meminta bantuan warga. Tak lama, dua orang pemuda datang ikut membantu mereka mengangkat tubuh Hana dan Mei.

“Cepat, bawa ke klinik desa!”

Namun, klinik desa terlalu sederhana. Kepala dusun yang mendengar kabar itu segera menghubungi kenalan lamanya—seorang dokter yang tinggal di luar kota dan sering mengadakan bakti sosial ke daerah pesisir.

Tak butuh waktu lama. Malam itu juga, sebuah mobil medis datang dari luar kota. Yang turun bukan sekadar dokter, tapi juga seorang pria paruh baya dengan jas putih bersih dan wajah cemas—Profesor agramund, ayah dari Mei, sekaligus kakek Hana.

Begitu melihat wajah putrinya yang lemas dan cucunya yang terbaring tak sadarkan diri, air mata yang selama ini ia tahan tumpah begitu saja.

"Mei... Hana..."

“Kami menemukannya tadi malam, Pak. Mereka terombang-ambing di laut. Gadis kecil itu masih bernapas, tapi lemah. Ibunya...” Pak Dargo menggeleng pelan. “Dia nyaris tak sadar saat kami angkat.”

Profesor agramud menunduk di samping ranjang darurat yang disiapkan di klinik desa. Ia menggenggam tangan cucunya erat.

“Bawa mereka ke fasilitas utama sekarang. Segera. Tak ada waktu,” katanya tegas.

---

Perjalanan menuju kota memakan waktu hampir dua jam. Namun, di dalam ambulans, Profesor agramund terus memantau kondisi putri dan cucunya. Dokter-dokter dari rumah sakitnya sudah bersiap di ujung perjalanan. Rumah sakit milik keluarga, tempat yang dulu pernah dibangun bersama almarhum istrinya, kini menjadi saksi harapan baru.

Sesampainya di rumah sakit, Mei dan Hana segera dibawa ke ruang perawatan intensif yang terpisah. Hana berada dalam kondisi koma ringan, sementara Mei berada di antara sadar dan tidak. Alat-alat medis segera dipasang. Detak jantung, gelombang otak, dan tekanan darah dimonitor secara ketat.

Profesor agramund berdiri di balik kaca ruang ICU dengan mata yang tak berkedip.

"Selamatkan mereka. Aku tak bisa kehilangannya dua kali."

---

Beberapa hari berlalu. Mei masih belum sadarkan diri. Hana pun tetap dalam kondisi koma. Namun keajaiban datang perlahan. Pada hari kelima, jari Mei bergerak. Perawat segera memanggil dokter. Profesor agramund berlari ke ruang rawat begitu mendengar kabar itu.

“Mei... Mei, ini Ayah...”

Mata Mei terbuka perlahan. Pandangannya buram, namun ia mengenali wajah tua yang menangis di sampingnya.

“... Ayah... Hana... Hana di mana?”

Profesor agramund tersenyum di antara tangisnya. “Hana selamat. Dia di ruang sebelah. Tapi dia masih belum bangun.”

Mei meneteskan air mata. Ia mengingat semuanya—air, suara retakan kaca, tarikan lemah yang ia lakukan untuk membuka sunroof mobil, dan bagaimana ia berusaha berenang sambil menggendong Hana.

"Aku kira... kami akan tenggelam bersama."

“Tidak, Nak. Kau menyelamatkannya. Kau luar biasa.”

---

Waktu berlalu. Profesor agramund memutuskan untuk menyimpan keberadaan Hana dan Mei dari publik. Ia tahu, dunia akan mengincar mereka—baik karena sejarah keluarga, maupun teknologi yang dikembangkan oleh suami Mei. Ia menciptakan identitas baru, mengganti nama mereka dalam catatan medis dan hukum, dan memindahkan mereka ke bangsal pribadi di lantai tertinggi rumah sakit yang hanya diakses oleh staf khusus.

Ia juga memutus semua hubungan dengan media dan dunia luar. Termasuk dengan para ilmuwan rekan suami Mei.

“Kau ingin menyelamatkan anak dan cucumu, maka jangan biarkan dunia tahu mereka masih hidup,” kata sahabat lamanya, Kepala Bagian Medis.

Dan begitu pula yang ia lakukan.

Hingga bertahun-tahun setelah itu, tak ada yang tahu bahwa Hana dan Mei masih hidup, terbaring diam di dunia yang tak dijangkau siapa pun.

Namun, waktu membawa mereka kepada takdirnya.

Dan cahaya dari laut malam itu, kini menyisakan nyala kecil dalam dada seseorang yang terus mencari.

Seseorang yang tak pernah menyerah.

Seseorang bernama Ren.

1
Anonymous
Pembaca baru nihh tapi udah jatuh cinta sama ceritanya
Anonymous
Jangan sok kul kamu ren/Pooh-pooh/
anomali
Udah update aja thor? Notif nya gk masuk/Cry/
Asteria_glory: Masa sih? Kamu dah subscribe blm?/Cry/
total 1 replies
sky
Ska bangetttt sama ceritanya thor/Applaud/
Asteria_glory: Thnks kak sudah mampir.. semoga ga bosan yaw dengan ceritanya/Rose//Rose//Rose/
total 1 replies
Azthar_ noor
Bagus... semangat ya dek ya😍
Asteria_glory: ~Yummy~
Asteria_glory: Huhuhuuuu maaciw kak semangat nyaaaa😍
total 2 replies
IamEsthe
Aku suka kepenulisan kamu, rapi dan terstruktur sesuai dengan aturan kaidah kepenulisan.

cara narasi kamu dll nya aku suka banget. dan kayaknya Ndak ada celah buat ngoreksi sih /Facepalm/

semangat ya.
IamEsthe: saran apa ya? udah bagus banget, enggak ada saran apapun dariku malahan lho /Sweat//Sweat//Sweat/
Asteria_glory: Terimakasih untuk saran nya kak, senang bisa mendapatkan saran dari kakak🫰
total 2 replies
IamEsthe
alangkah baiknya narasi ini dan seterusnya kamu pisah ke bab berikutnya.
Asteria_glory: Baik kan saran di terima🫰
total 1 replies
liynne~
jujur aja sampe nangis baca nya/Cry/
IamEsthe
kata fair adalah bahasa asing/daerah, kamu ganti ke font italic sbg penanda ya
yuyu
Sukaaaaaa😍
anomali
Alur nya menarik 😍😍😍
Adegan romantis nya itu loh, bkin skskskskskkssksks.
anomali
Lnjt thor!!! Crita ny sruuu bgttttttttttt😍
Ms S.
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
Asteria_glory: Terima kasih sudah mampir ❤️
total 1 replies
Cerita nya menarik bangettt!!!! update tiap hari ya thor😍😍😍
Hoa thiên lý
Susah move on
Asteria_glory: Terima kasih sudah mampir ❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!