NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Posesif

Istri Kontrak Sang Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: lala_syalala

Kirana Aulia, seorang asisten junior yang melarikan diri dari tekanan ibu tirinya yang kejam, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan pahit, ia hamil setelah insiden satu malam dengan CEO tempatnya bekerja, Arjuna Mahesa.

Sementara Kirana berjuang menghadapi kehamilan sendirian, Arjuna sedang didesak keras oleh orang tuanya untuk segera menikah. Untuk mengatasi masalahnya, Arjuna menawarkan Kirana pernikahan kontrak selama dua tahun.
Kirana awalnya menolak mentah-mentah demi melindungi dirinya dan bayinya dari sandiwara. Penolakannya memicu amarah Arjuna, yang kemudian memindahkannya ke kantor pusat sebagai Asisten Pribadi di bawah pengawasan ketat, sambil memberikan tekanan kerja yang luar biasa.
Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!
IG : @Lala_Syalala13
FB : @Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala
JADWAL UPLOAD BAB:
• 06.00 wib
• 09.00 wib

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IKSP BAB 4_Kembali ke Neraka dan Bayangan Pagi

Kirana berlari sepanjang jalanan, napasnya tersengal-sengal. Ia baru berhasil mendapatkan bus pagi pertama menuju kawasan tempat tinggalnya. Pakaiannya kusut, dan ia masih bisa mencium samar-samar aroma parfum maskulin yang mahal menempel di jaketnya, membuatnya mual. Pagi itu, rasa malu dan penyesalan terasa jauh lebih berat daripada beban tuntutan harian dari ibu tirinya.

Ia harus sampai di rumah sebelum Wulan benar-benar menyadari ketidakhadirannya semalaman. Ia berharap bisa menyelinap masuk dan mandi sebelum jam enam. Namun, saat ia membuka pintu rumah yang tidak terkunci, harapan itu langsung pupus.

Wulan sudah duduk di kursi ruang tamu, dengan wajah merah padam. Di sampingnya, Adit, adik tiri Kirana, menyeringai puas.

"Dari mana saja kamu, perempuan jalang?" bentak Wulan, suaranya menusuk.

Kirana tersentak. "Maaf, Ma. Saya menginap di tempat teman. Ponsel saya mati." Ia berusaha terdengar tenang, meskipun jantungnya berdebar kencang.

"Teman? Teman macam apa yang membiarkanmu tidak memberi kabar semalaman?! Dan kenapa kamu pulang dengan mobil taksi mewah? Saya melihatnya!" tuduh Wulan. "Kamu pasti menjual diri, ya? Setelah Ayahmu meninggal, kamu jadi murahan!"

"Jaga bicaramu, Ma!" Kirana, yang biasanya menahan diri, kali ini meledak. Ia sudah berada di titik terendah, dan tuduhan itu terasa seperti garam yang ditaburkan di atas luka terbarunya.

Wulan berdiri, matanya menyala-nyala. "Berani melawan?! Kamu pikir saya tidak tahu betapa kamu membutuhkan uang? Di mana uang yang kamu dapatkan semalam? Serahkan!"

"Tidak ada uang! Saya hanya butuh istirahat, Ma. Saya kelelahan!" teriak Kirana.

Wulan, yang tidak percaya, langsung mendekat dan menarik rambut Kirana dengan keras. "Bohong! Rambutmu bau sabun mahal! Kamu pasti menginap di hotel! Berapa kamu dibayar?"

Kirana mengerang kesakitan, berusaha melepaskan diri. Ia tidak mungkin menceritakan kejadian semalam. Ia hanya bisa pasrah. Siksaan fisik dan verbal Wulan berlangsung selama beberapa menit yang terasa seperti jam. Wulan akhirnya berhenti, kelelahan sendiri, sambil meludah ke lantai.

"Sekarang, cepat mandi dan siapkan sarapan! Jangan pernah berani menjejakkan kaki di rumah ini lagi kalau kamu berbuat kotor seperti itu. Tapi ingat, kalau kamu punya uang, serahkan semua untuk biaya makan kami!" ancam Wulan.

Kirana segera lari ke kamar mandi. Di bawah pancuran air dingin, ia membiarkan dirinya menangis, mencuci rasa jijik dan penyesalan. Ia melihat memar di lengan dan kulit kepalanya yang terasa sakit. Namun, memar di hatinya jauh lebih menyakitkan. Ia harus kuat. Ia harus bekerja. Pekerjaan adalah satu-satunya harga dirinya yang tersisa.

Tepat pukul 07:30, Kirana sudah siap dengan seragam kerjanya. Dengan make-up tipis yang menutupi kantung matanya yang bengkak dan memar samar di pipinya, ia tampak seperti karyawan yang baru saja pulang lembur, bukan korban dari malam yang kelam dan siksaan pagi.

Saat perjalanan menuju kantor, pikirannya dipenuhi oleh bayangan kabur tentang pria semalam. Ia tidak ingat wajahnya dengan jelas, hanya ingat kesan aura berkuasa, jas yang rapi, dan suara yang berat.

Apakah dia orang kaya? Tentu saja. Uang tunai itu membuktikan dia hanya menganggap ku murahan.

Kirana meremas tangannya. Ia harus mengubur pengalaman itu dalam-dalam dan tidak pernah memikirkannya lagi. Ia tidak ingin melihat pria itu lagi. Ia hanya ingin fokus pada pekerjaannya dan mengumpulkan uang untuk pergi dari rumah neraka itu.

Setibanya di lobi MJN yang megah, suasana terasa berbeda. Ada getaran listrik di udara, ketegangan yang lebih intens dari hari-hari biasa. Semua orang tampak gugup, berbicara pelan, dan bekerja lebih cepat.

"Kenapa kantor tegang sekali hari ini?" tanya Kirana pada Lita, rekan kerjanya di pantry.

Lita berbisik, matanya melirik ke segala arah. "Kamu ketinggalan berita, Ra. Hari ini, adalah hari pertama Arjuna Mahesa menjabat sebagai CEO sepenuhnya. Dia baru saja melantik dirinya kemarin, dan hari ini, dia akan melakukan sidak pertamanya. Kabarnya, dia membatalkan semua agenda dan langsung minta data non-performer."

Jantung Kirana berdetak lebih cepat. "Sidak? Tapi Kepala Departemen kita, Pak Wibowo, sedang cuti sakit."

"Itulah masalahnya! Kita semua harus siap. Kabarnya, dia itu gila kerja, dingin, dan tidak punya ampun," kata Lita sambil buru-buru merapikan mejanya.

Kirana ikut panik. Ia segera kembali ke mejanya, mencoba fokus pada tumpukan laporannya. Ia harus sempurna. Dia harus menjadi karyawan yang tidak tersentuh. Ia tidak boleh dipecat. Jika dipecat, ia benar-benar akan menjadi tahanan Wulan seumur hidup.

Pukul 08:30, suasana Departemen Marketing yang biasanya ramai dengan obrolan ringan mendadak hening total. Seolah-olah waktu berhenti.

Semua mata tertuju pada pintu masuk lift pribadi yang jarang digunakan. Dari sana, keluarlah rombongan kecil: Bayu, Kepala Staf Khusus, dan di tengah, berdiri seorang pria yang membuat semua orang menahan napas.

Pria itu tinggi, mengenakan setelan jas navy yang sangat mahal, dengan potongan rambut sempurna. Wajahnya tampan, namun dingin dan tanpa senyum, matanya memancarkan otoritas mutlak. Langkahnya mantap, setiap gerakannya terukur.

Itu adalah Arjuna Mahesa, CEO yang baru.

Ia melangkah melewati barisan meja, tatapannya menyapu setiap sudut ruangan, setiap wajah. Para karyawan menunduk, takut bertemu pandang dengan mata tajam itu.

Arjuna berhenti di tengah ruangan. "Mana Bima? Asisten Senior yang bertugas saat ini?" tanyanya, suaranya keras dan berwibawa, menggema di ruangan yang sunyi.

Bima, pria paruh baya yang berkeringat dingin, segera maju.

Saat Arjuna mulai berdiskusi dengan Bima tentang target kuartal dan inefisiensi tim, Kirana, yang duduk di barisan belakang, bersembunyi di balik monitor komputernya. Ia tidak berani melihat. Ia hanya mendengar suara berat dan berwibawa itu.

Namun, suara itu... Suara itu terasa familiar.

Rasa sakit di kepalanya karena mabuk semalam mulai hilang, digantikan oleh kesadaran yang mengerikan. Ia memejamkan mata, mencoba mengingat samar-samar suara berat yang ia dengar semalam, suara yang menenangkannya saat ia menangis.

Tidak mungkin. Hanya kebetulan. Banyak pria punya suara berat.

Rasa penasaran dan ketakutan yang mencekik membuat Kirana perlahan mengangkat kepalanya. Ia ingin memastikan.

Jantungnya seolah berhenti berdetak.

Di depannya, berdiri Arjuna Mahesa. Jaraknya hanya beberapa meter. Sosoknya tampak persis seperti bayangan yang ia ingat dari bar semalam: tinggi, berjas mahal, aura dingin dan berkuasa.

Dan ketika Arjuna, dalam jeda diskusinya, secara tidak sengaja membalikkan badan sedikit ke arah Kirana, matanya yang tajam sempat beradu pandang dengan mata Kirana untuk sedetik penuh.

Pada saat itu, Kirana menyadari dengan kengerian yang menusuk:

Pria yang memeluknya semalam. Pria yang meninggalkannya dengan uang di nakas. Pria yang membuatnya merasa jijik pada dirinya sendiri.

Adalah Arjuna Mahesa.

CEO barunya.

Arjuna tidak menunjukkan pengakuan sama sekali. Matanya hanya melihat Kirana sebagai salah satu dari ratusan karyawan di sana, wajah tanpa nama. Ia melanjutkan pembicaraannya dengan Bima seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Atau mungkin, ia benar-benar tidak mengingatnya.

Namun bagi Kirana, dunia seolah berhenti berputar. Keringat dingin membasahi punggungnya. Ia merasa ingin muntah.

Ia baru saja tidur dengan bosnya yang dikenal dingin dan kejam, dan bosnya itu jelas-jelas tidak mengenalnya, atau bahkan berpura-pura tidak mengenalnya, menganggapnya hanya one-night stand yang tidak layak diingat.

Kirana Aulia menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang kini pucat pasi di balik rambutnya. Ia harus bersikap seolah-olah ia tidak tahu apa-apa. Ia harus bekerja lebih keras dari siapapun. Ia harus melarikan diri dari takdir ini, sebelum pria dingin itu menyadari bahwa ia tidak hanya tidur dengan karyawannya, tetapi juga akan segera berhadapan dengan konsekuensi yang jauh lebih besar dari sekadar skandal perusahaan.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

1
Bunda Abi
semangat up nya Thor
susilawatiAce
lama amat bucinya si Arjuna
Bunda Abi
semoga Arjuna mulai bucin yah Thor
partini
baby ga sayangg mommy nya ,,kasih pelajaran Dong ayahmu itu Weh Weh
Ariany Sudjana
Kirana kamu harus tegas, kamu itu bukan prioritas Arjuna, dia hanya peduli pada pekerjaan, nama baiknya
Ariany Sudjana
kalau Arjuna care sama Kirana, pasti Kirana ga akan dibiarkan sendiri dibully sama Amara cs, sayangnya posisi kirana lemah, apalagi status hanya menikah kontrak
partini
masa kejadian di perusahaan Juna ga tau ,,dihhh CEO ga pakai bodyguard bayangna
اختی وحی
bukannya arjuna sdh tlfn mamanya klw pernikahan mereka hanya kontrak 2 thn
trs knp di bab berikutnya seolah² mama ny gk tau klw pernikahan kontrak sehingga arjuna hrs sandiwara.
Rohmi Yatun
cerita yang luar biasa🌹🌹🌹🌹 👍
Lala_Syalala: terima kasih kak, semoga suka ya sama ceritanya🙏🙏😁😁
total 1 replies
partini
apakabar Juna yg di sana
partini
ini ujungnya bisa berbagi peluh 🤣
tapi ya ga dosa jg sih kan halal
partini
betul jaga hatimu
Bunda Abi
jujur ajah juna
dyah EkaPratiwi
😭😭 Kirana mulai jatuh cinta please bikin Arjuna juga ada rasa sama karina
partini
hemmmm mulai rasa hati muncul
@pry😛
bsen ny aq jun"
partini
sering bersentuhan makin lama tegangan Volta makin tinggi ini apa lagi tekdung secara alami pasti ingin di sentuh pasang Weh Weh
partini
wadah busehhhh ,,2 th masih panjang segala kemungkinan bisa terjadi
@pry😛
kok smbg x ya... gk da sor" ny aq liat lki yak gn..... kesmistrik ny gk dpt...
@pry😛
dgr oon.... klo aq jd kau... bgs gk krj... stlh di umum kn... dm kewarasn dan byi ny..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!