NovelToon NovelToon
Black Division

Black Division

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Sistem / Mafia
Popularitas:319
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Di tengah kekacauan ini, muncullah Black Division—bukan pahlawan, melainkan badai yang harus disaksikan dunia. Dipimpin oleh Adharma, si Hantu Tengkorak yang memegang prinsip 'hukum mati', tim ini adalah kumpulan anti-hero, anti-villain, dan mutan terbuang yang menolak dogma moral.
​Ada Harlottica, si Dewi Pelacur berkulit kristal yang menggunakan traumanya dan daya tarik mematikan untuk menjerat pemangsa; Gunslingers, cyborg dengan senjata hidup yang menjalankan penebusan dosa berdarah; The Chemist, yang mengubah dendam menjadi racun mematikan; Symphony Reaper, konduktor yang meracik keadilan dari dentuman sonik yang menghancurkan jiwa; dan Torque Queen, ratu montir yang mengubah rongsokan menjadi mesin kematian massal.
​Misi mereka sederhana: menghancurkan sistem.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cerulit vs Serat Karbon

Adharma dan Harlottica (Tika) bergerak dalam bayangan, seperti dua predator yang terbiasa hidup di tengah kekacauan. Mereka telah meninggalkan posisi aman mereka di balik bukit pasir dan kini merayap di bawah lindungan kegelapan, mendekati jalan raya tempat konvoi senjata Rhausfeld akan melintas.

"Konvoi masuk 500 meter," desis suara Gunslingers di headset Adharma, nadanya tegang. "Mereka bergerak perlahan, sangat defensif. Tika, hati-hati. Heat signature di atas kontainer utama itu... itu bukan manusia biasa."

"Aku tahu, Edy," balas Harlottica, nadanya terengah-engah, bukan karena lelah, tapi karena adrenalin. "Bayangan Neraka kita itu pasti punya teman iblis yang sudah di-upgrade. Aku bisa mencium bau teknologi militer yang mahal."

Adharma tidak bicara, ia hanya mengangguk kecil. Ia menarik dua cerulit kembar dari punggungnya—senjata andalannya yang melambangkan kekejaman dan pembalasan dendam. Di tangan kirinya, ia memegang senapan serbu militer, siap ditembakkan jika stealth gagal. Darma merasakan Torque Cuff di pergelangan tangannya berdenyut dingin, pengingat akan janji maut yang mengikatnya pada misi ini. Ini bukan dendam pribadi, Darma. Ini untuk Dwi. Ia membisikkan mantra itu dalam hati.

Tiba-tiba, Tika berhenti. Energi kristal merah muda mulai merayap di kulitnya, menjadikannya perisai yang indah namun mematikan.

"Ada yang melihat kita," bisik Tika, matanya membesar, energi sensualnya terasa tegang. "Di samping kontainer lapis baja itu. Mereka bukan kru GATRA biasa. Mereka terlihat seperti... boneka."

Konvoi itu berhenti total sekitar 100 meter di depan mereka. Delapan sosok berseragam GATRA melompat turun. Mereka memang tampak seperti boneka—gerakan mereka robotik, mata mereka kosong.

"Pasukan Pengaman Kuat, Tika. Generasi kedua," ujar The Chemist (Yama) dari jarak jauh. "Sensor saya menunjukkan armor mereka 40% lebih padat dari yang kita hadapi di Manila. Mereka hanya menanggapi perintah frekuensi. Kita harus lumpuhkan komunikasi GATRA segera."

"Nadira, sekarang!" komando Gunslingers.

Dari jauh, Symphony Reaper (Nadira) mengaktifkan neuro-link pada biolanya. Tidak ada suara biola yang terdengar di udara, tetapi di headset pasukan GATRA, frekuensi suara yang memekakkan telinga meledak.

Para boneka GATRA di jalanan tiba-tiba berhenti. Mereka mencengkeram helm mereka, seolah telinga mereka meledak.

"Waktu kita 60 detik sebelum mereka reboot dari gangguan frekuensi," desis Nadira. "Pergi!"

Adharma tidak menunggu. Ia melesat.

Kecepatannya mengerikan, seperti bayangan yang baru dilepaskan dari neraka. Ia berlari zigzag, menghindari tembakan sporadis yang mulai dilepaskan oleh boneka GATRA yang mencoba menyesuaikan diri dengan Simfoni Pembunuh Nadira.

"Persetan dengan stealth!" raung Harlottica, egonya mengambil alih. Ia tidak mau lagi menunggu.

Kristal merah muda menyelimuti seluruh tubuhnya, membiaskan cahaya rembulan. Tika melompat tinggi, lalu meluncur ke depan dengan kecepatan luar biasa, menjadi distraksi yang sempurna. Ia mengayunkan tinjunya yang dilapisi kristal ke dada salah satu boneka GATRA.

BUM!

Armor GATRA itu hancur berkeping-keping, melepaskan asap dan percikan api.

"Ganas sekali, Tika!" seru Melly (Torque Queen) penuh kekaguman. "Itu armor Kaliber-5! Kau melumpuhkannya dalam satu pukulan!"

Adharma sudah berada di tengah-tengah formasi GATRA. Senapan serbu di tangannya memuntahkan peluru dengan presisi mematikan, menargetkan joint lutut dan leher para boneka yang bergerak kaku. Tapi senjata api terasa lambat malam ini.

Ia menjatuhkan senapan dan beralih ke senjata favoritnya: Cerulit Kembar.

"Harlottica, perisai!" perintah Adharma.

Tika menyadari maksudnya. Ia melompat di depan Darma, kristal di lengannya menjadi tameng. Adharma menggunakan tubuh Tika sebagai pijakan untuk melompat tinggi, meluncur ke belakang formasi GATRA.

Cerulit kembar Adharma berputar di udara. CRASH! CRUNCH!

Ia memotong dua leher boneka GATRA sekaligus. Darah hitam dan oli mesin berceceran di udara. Kekuatan Adharma brutal, murni, dan tanpa belas kasihan. Itu adalah keahliannya: membunuh dengan cepat dan kejam.

"Lima detik lagi sebelum reboot total!" teriak Nadira. "Tembakkan Vial 17-C sekarang, Yama!"

The Chemist yang sudah mencapai titiknya, menanamkan Vial 17-C di tangki bahan bakar cadangan salah satu kendaraan lapis baja. "Telah tertanam. Sekarang kita harus lari!"

"Terlambat," desis Gunslingers di headset. "Gangguan frekuensi gagal total. Mereka menemukan sumbernya. Kalian harus sembunyi!"

Kaiser Jatindra yang berdiri diam di atas kontainer lapis baja utama, tiba-tiba bergerak. Pisau tempur besarnya (sebesar pedang pendek) berputar di udara. Ia tidak menyerang Adharma dan Harlottica.

Kaiser menargetkan sumber gangguan.

Dalam sekejap, Kaiser meluncur dari kontainer dengan kecepatan supersonik, melompati kendaraan GATRA yang lumpuh, menuju posisi Yama dan Nadira yang masih berada 100 meter dari pusat keramaian.

"Kaiser datang ke arah kalian! Lari! Mode Overdrive!" teriak Gunslingers, suaranya dipenuhi panik.

The Chemist dan Symphony Reaper saling pandang. Mereka rentan.

"Sial!" teriak Yama, yang segera mengeluarkan peluncur asap kimia. "Perisai, Nadira!"

Yama melepaskan asap tebal berwarna hijau pekat. Pada saat yang sama, Nadira memukul senar biolanya dengan kasar. Sebuah gelombang kejut sonic mini dilepaskan, menghantam daratan dan membuat kerikil terangkat.

Kaiser meluncur masuk menembus asap. Gelombang sonic itu hanya membuatnya sedikit melambat.

"Aku butuh cover!" teriak Yama. "Fisikku tidak bisa menahan ini!"

Di pusat pertempuran, Adharma dan Harlottica menyadari bahaya yang mengancam rekan mereka.

"Dia tidak menyerang kita, Tika! Dia menyerang Yama dan Nadira!" raung Adharma, matanya menyala di balik topeng.

Adharma berlari ke belakang formasi GATRA yang kini mulai reboot total. Ia mengambil senapan serbu terdekat yang dijatuhkan Tika. Ia mengincar Kaiser.

Tika, yang kini berlumuran darah hitam boneka GATRA, berteriak. "Tidak! Jangan tembak Darma, dia punya armor! Pisau, Darma, Pisau!"

Adharma mengabaikannya. Ia menarik pelatuk senapan. DOR! DOR! DOR! Peluru berkaliber besar menghantam punggung Kaiser Jatindra.

Peluru itu memantul.

Kaiser Jatindra bahkan tidak melihat ke belakang. Punggung Serat Karbon dan battle-armor-nya sama sekali tidak tergores.

"Sial!" desis Adharma, membuang senapan serbunya.

Tika melompat ke sisi Adharma, wajahnya tegang. "Aku sudah bilang! Dia armor kelas berat! Kita harus gunakan cara lama, Darma! Pisau dan kristal!"

Mereka berdua bersiap untuk berlari membantu Yama dan Nadira, ketika tiba-tiba, Kaiser Jatindra melakukan hal yang tidak terduga. Ia berhenti di tengah jalan, di depan Vial 17-C Yama yang tertanam di kontainer. Ia tidak mengejar The Chemist.

Kaiser menoleh ke belakang, matanya yang bersinar oranye redup terpaku pada Adharma dan Harlottica. Dia mengangkat tangan kirinya, memberikan sinyal yang dingin dan definitif kepada Black Division Six melalui sistem komunikasi GATRA yang kini sudah stabil.

"Aku tahu siapa kalian. Tugas kalian adalah sabotase. Tugas kami adalah perlindungan." Suara Kaiser terdengar dingin dan tanpa emosi, seperti synthesizer yang diprogram sempurna. "Jika kalian ingin menghancurkan kargo ini, kalian harus melangkahi makamku."

Kaiser Jatindra menyeringai—senyuman yang terlihat menyakitkan di balik visor-nya—seolah senyuman itu adalah program yang sudah lama tidak diaktifkan.

Kaiser Jatindra, MIA, si prajurit yang hilang, kini berdiri sebagai benteng hidup di depan kargo Rhausfeld, menantang dua inti utama Black Division.

Adharma dan Harlottica tahu. Ini bukan lagi tentang sabotase stealth. Ini adalah pertarungan untuk bertahan hidup.

"Dia memancing kita, Darma," desis Tika, kristal di lengannya menyala lebih terang dari sebelumnya. "Ini adalah perangkap."

"Kalau begitu, Tika," balas Adharma, cerulitnya diacungkan. "Kita masuk ke dalam perangkap itu. Yama, Nadira, jangan bergerak dari posisi. Melly, Edy, siap untuk dukungan jarak jauh. Aku dan Harlottica akan menghadapi MIA."

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!