Kim Sena, gadis manis berambut pendek yang kini duduk di tahun kedua SMA, tampak seperti remaja biasa. Namun di balik senyum lembutnya, ia menyembunyikan rahasia besar — dirinya adalah seorang Hunter, pemburu makhluk halus dengan peringkat atas kelima.
Mengikuti jejak sang ibu yang legendaris dan menduduki peringkat kedua, Sena bertekad melampauinya. Ia ingin menjadi Hunter terkuat, mencapai peringkat pertama yang selama ini hanya jadi impian.
Tapi jalan menuju puncak kekuatan bukanlah perjalanan mudah. Di balik setiap langkahnya, bahaya, rintangan, dan rahasia gelap dunia bawah menantinya.
Dalam perjalanan itu, Sena bertemu seekor kucing hitam di tengah hutan. tapi siapa yang akan mengira bahwa kucing itu adalah seorang dewa rubah penjaga Gunung Halla yang terkenal
Bersama dengan kucing hitamnya, perjalanan Sena menuju takdirnya pun dimulai!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Sari W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 PERGI KE SEKOLAH
Di suatu pagi Sena bersiap untuk berangkat ke sekolah, jarak antara rumah Sena dan sekolah tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Setelah berganti seragam dan memakai jaket hitam, sena pun keluar dan mengikat tali sepatunya diteras rumahnya sedangkan sensen masih tertidur pulas dibantal empuknya.
"Sensen, aku berangkat. Jangan pergi kemanapun sampai aku kembali, mengerti?" Ucap Sena dengan berdiri.
"Hoam....aku mengerti, aku terlalu malas untuk melakukannya." Jawab sensen sembari menguap.
"Baiklah. Aku pergi sekarang!" Sena pun pergi dengan berlari kecil.
"Jangan lupa saat pulang belikan aku kue beras!" Teriak sensen yang masih setengah tidur.
"Ya!" Balas Sena yang perlahan menjauh dari rumahnya.
Untuk sampai ke sekolahnya, Sena harus melewati beberapa hektar sawah hijau yang membentang luas disekitarnya.
Pemandangan sawah yang indah dan keindahan gunung Halla di pagi hari, membuat mata yang melihatnya terkagum kagum.
Setidaknya itu yang dilihat oleh mata manusia biasa, berbeda dengan Sena.
Sena melihat disekitarnya banyak partikel partikel kecil berwarna hitam yang bertaburan di udara, partikel hitam itu adalah mahluk yang belum lama lahir ke dunia manusia dan masih belum mempunyai wujud.
Singkatnya mereka mahluk yang masih sangat lemah dan tidak mempunyai nafsu untuk memangsa jiwa manusia.
Namun, lambat laun mereka akan memangsa jiwa manusia dan akan berubah menjadi mahluk yang kuat tergantung dengan seberapa banyaknya jiwa manusia yang telah mereka mangsa.
Ini membuat Sena selalu membawa sekantung garam yang telah ia bacai dengan mantra pengusiran.
Sena akan menaburkan garam garam itu ke udara dan sekitar tanah, agar para mahluk yang baru lahir itu menghilang tanpa harus mencicipi rasa dari jiwa manusia.
Beberapa menit kemudian,Sena telah sampai didepan gerbang sekolahnya dan ia bertemu dengan Yerin satu satunya sahabat yang tau bahwa Sena adalah seorang Hunter.
Sena pun melambaikan tangannya dari kejauhan saat melihat Yerin, namun ada yang berbeda darinya pagi ini.
Sena pun memutuskan untuk mendatanginya dan tepat saat sena didepan Yerin, mahluk hitam tinggi besar sudah menempeli punggung Yerin.
"....oh? Sena? Sejak...kapan kau ada di depanku?" Ucap Yerin dengan suara yang kelelahan.
Sena merasakan ada hal berbeda dari Yerin, karena biasanya ia adalah gadis yang bersemangat tapi, untuk saat ini ia terlihat lesu dengan kantung mata yang menghitam dan badan yang terlihat tidak sehat.
Tidak heran dia menjadi lesu dan sakit, ada mahluk besar menempel padanya.
Mahluk itu menyerap energi dari Yerin, tapi tidak sampai membahayakannya.
Namun dibeberapa kasus, ada juga yang menjadi sangat agresif dan berujung pada kematian, tapi mahluk itu tergolong sebagai mahluk yang lemah karena ia hanya menghisap energi manusia bukan jiwa manusia jadi, mudah untuk mengusirnya.
"Kau tidak melihatku? Padahal aku sudah melambaikan tangan padamu dari kejauhan." Sena tersenyum seraya melingkarkan tangannya ke leher Yerin, berharap mahluk itu menghilang ketika mengenai tangan Sena.
Sena menuliskan sebuah mantra di lengannya yang ia tutupi dengan jaket hitamnya, tulisan mantra tersebut dibuat menggunakan tinta spesial.
"Benarkah...? Maafkan aku...tapi hari ini aku merasa sangat tidak sehat...padahal kemarin aku baik baik saja.." jawab Yerin sembari memijat dahinya yang terasa pusing.
Tapi ternyata mahluk itu hanya tersentak saat mengenai sedikit tangan sena, dan tetap menempeli Yerin.
Kau keras kepala sekali rupanya. Pikir Sena seraya menatap tajam mahluk itu.
Sena lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya, sebuah kertas jimat berwarna biru dan tali berwarna coklat yang mengikat ujung kertas itu.
"Ini, ambilah pegang untuk beberapa menit dan kau akan merasa sehat kembali." Sena memberikan kertas biru itu pada Yerin.
Isi kertas biru itu adalah mantra pengusir serta sebuah daun bidara yang dapat mengusir mahluk dengan energi negatif.
"Eh? Jangan...jangan..ada-" sambil menerima jimat itu mulut Yerin ditutup oleh Sena.
"Lebih baik kau tidak mengatakannya, atau dia akan mengikutimu sepanjang hari ini." Balas Sena dengan wajah menakut nakuti Yerin.
"O,oh baiklah." Yerin menggenggam dengan kuat jimat dari Sena itu dan kemudian mereka pun masuk kedalam kelas.
Sesampainya dikelas Yerin langsung duduk di kursinya, karena merasa sangat lelah. Pada saat itu anak anak yang lain masih belum berdatangan dan kelas Sena sangat sepi.
Yerin duduk tepat dikursi depan Sena dan Sena berada dikursi belakang Yerin.
Sena menatap ke mahluk yang menempeli Yerin itu karena saat ini, mahluk itu melotot ke arah Sena.
Perlahan tapi pasti mahluk itu, mulai melepaskan dirinya dari punggung Yerin.
Namun ia tidak benar benar pergi dan sedang menatap dengan kelam ke arah Sena.
"Eh?! Aku sudah merasa bugar kembali! Sena terima-" Yerin melihat Sena tak berkedip dan mengisyaratkan menggunakan telunjuknya agar Yerin tetap diam dan duduk di kursinya dengan tenang.
Yerin langsung paham bahwa mahluk itu masih ada didepan Sena, ia pun kembali menghadap papan tulis dan berharap agar Sena tidak terluka dan mahluk itu segera pergi.
Mahluk itu mendengar nama yang telah Yerin sebutkan saat itu.
"Se....na...?" Ucap mahluk hitam itu terbata.
Apa?! Kenapa mahluk ini bisa bicara?! Pikir Sena yang terkejut setelah mendengar namanya dipanggil oleh mahluk.
Biasanya mahluk yang lemah dan belum memakan jiwa manusia tidak akan bisa untuk berbicara, jadi Sena terkejut dengan apa yang didengarnya.
Sangat dilarang dan menjadi pantangan bagi setiap Hunter, untuk tidak membiarkan nama dari seorang Hunter itu ternoda atau diucapkan oleh para mahluk negatif.
Ini dikarenakan saat mereka mulai menyebutkan nama dari seorang Hunter tersebut, jiwa suci mereka akan berubah menjadi kotor seperti mahluk yang mengucapkan nama mereka.
Mendengar hal itu, Sena langsung berdiri dan menyingkirkan meja didepannya lalu membuka jaketnya dengan cepat.
Setelahnya Sena langsung memeluk dengan erat mahluk itu menggunakan kedua lengan yang telah ia tulisi mantra pengusiran.
"AAARGGGGHHH" Teriak mahluk itu yang mulai terbakar di pelukan Sena.
Yerin yang mendengar suara gaduh dibelakangnya hanya bisa terdiam dan menutupi telinganya karena takut.
"Se....naaa..." Ucap mahluk itu sekali lagi.
"Jangan memanggil namaku lagi dasar bodoh! Pergilah kau sekarang!" Sena menambahkan tenaga dalam pelukannya.
"ARRRRGH!" teriakan terakhir dari mahluk itu yang akhirnya menjadi debu dan tertiup angin yang berhembus lewat jendela.
Sena langsung terduduk dikursinya dengan perasaan kesal karena mahluk itu telah memanggil namanya.
Ia lalu melihat kedua lengannya dan tulisan mantra yang ia tulis itu telah menghilang.
Ternyata saran dari sensen berguna juga, tapi sayang sekali ini hanya bisa dipakai satu kali. Pikir Sena yang melihat lengannya telah bersih tanpa mantra yang tersisa.
Tadi itu nyaris sekali, untunglah aku bertindak cepat jika tidak mahluk itu akan pergi dan jiwaku akan kotor karena mahluk keras kepala itu. dan pada akhirnya aku tidak akan bisa menepati janjiku pada sensen. Gumam Sena seraya menghela nafas lega.
Setelah mahluk itu pergi sambil mengucapkan nama dari Hunter tersebut dan Hunter itu tidak berhasil melenyapkannya.
Maka jiwanya akan kotor dan ia dinyatakan gagal sebagai seorang Hunter dan tidak akan pernah bisa, menjadi hunter lagi serta kemampuan melihat mahluk nya juga akan ikut menghilang.