"Aku tidak pernah memaksa siapapun untuk mencintai ku, dan jika pun cinta segitiga ini tetap harus berlanjut maka aku akan pastikan bahwa aku akan menjadi pemenang nya. apapun yang terjadi nantinya." ucap Daisy yang sudah putus asa karena tidak bisa melepaskan diri dari cinta yang terus membelenggu nya.
Dengan luka dan tetes air mata gadis cantik itu melanjutkan langkahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Daisy bahkan sampai terlelap dalam tidurnya sambil menunduk di atas meja di ruang baca milik sang Mama.
Sementara itu seseorang masuk tanpa sepengetahuan Daisy dia menatap lekat kearah Daisy sambil bersandar di pintu.
Sampai beberapa detik kemudian ia melangkah menghampiri Daisy dengan layar laptop nya yang masih menyala, disana jelas terlihat bahwa Daisy sedang chatting dengan seseorang yang tidak diketahui siapa.
"Maaf tapi kamu tidak akan pernah bisa menemukan apapun, karena nyatanya semua tidak sesederhana itu."ucapnya lirih hingga saat ia menggendong Daisy dan membawanya ke kamar pribadi Daisy dan membaringkan tubuh Daisy di atas ranjang nya hingga menutupi tubuhnya dengan selimut tebal dan mengatur suhu udara di ruangan tersebut.
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja dia pun buru-buru pergi meninggalkan Daisy dan rumah itu.
Tidak ada satupun orang yang tau tentang kedatangan nya, karena cctv rumah Daisy sudah diatur sedemikian rupa.
Sementara itu di kediaman Aksa, pria yang sejak tadi terus berdebat dengan istrinya karena istrinya tetap meminta Daisy untuk dipecat secara tidak hormat agar tidak bisa lagi bekerja di rumah sakit manapun. Tapi Aksa menolak permintaan itu karena jelas rumah sakit itu akan terkena sangsi karena memberhentikan seorang dokter hebat seperti Daisy dan bukan karena alasan medis.
Dan Daisy datang bekerja sesuai undangan dengan kontrak kerja yang hanya satu tahun, setelah itu mereka bisa pertimbangkan untuk tetap mempekerjakan Daisy tentunya dengan kontrak yang baru atau tidak sama sekali.
Meskipun disisi tidak bisa bekerja di rumah sakit tanah air, dia masih bisa bekerja di luar negeri dimana banyak rumah sakit yang sangat membutuhkan dokter seperti Daisy.
Lagipula dia sudah memiliki ikatan dengan dokter-dokter hebat yang ada di sana, dia juga bisa menjadi dosen di kampus ternama jika Daisy mau.
"Yang bener saja Aksa Dimitri tidak bisa menghancurkan karier seorang dokter seperti Daisy?! Atau jangan-jangan kamu masih mengharapkan cinta darinya."ucap Aurora.
"Itu bukan urusan mu! Sudah untung aku mau membantu mu membuat dia terpojok jangan pernah menuntut lebih atau aku sendiri yang akan membuat mu menyesal."ancam Aksa yang sudah terbakar emosi.
Aksa langsung bergegas menuju ruang baca, dia berulang kali mengusap kasar rambut nya yang sesekali ia jambak dia tidak percaya kenapa semua itu terjadi, kenapa baru kali ini tuan Dimitri memberitahu dirinya tentang kematian sang mommy.
Kenapa pria lanjut usia itu justru malah terkesan menutupi apa yang terjadi pada istrinya itu.
Dia tidak menyesal karena telah jatuh cinta pada Daisy, tapi kenapa harus Daisy yang menjadi anak dari pembunuh itu.
Sesakit apa yang Aksa rasakan saat ini hingga dirinya ingin mati saja daripada harus terus dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus membenci wanita yang sangat dicintai nya secara bersamaan.
Bahkan kini Aksa sengaja balas dendam terhadap Daisy dengan cara menekan pergerakan nya, dan membantu Aurora untuk melakukan tuntutan terhadap Daisy dengan menghilangkan bukti yang sempat Tiana rekam karena dengan itu Daisy baru bisa di tuntut di pengadilan berikut dengan Aksa yang pura-pura menjadi korban rayuan Daisy.
Sadis memang, tapi itulah yang namanya orang dibutakan oleh dendam. Aksa yang kini termakan bukti-bukti tentang pembunuhan tersebut pun kini terus melakukan balasan pada orang yang tidak seharusnya menerima itu semua.
Sampai keesokan harinya Daisy yang tidak lagi masuk bekerja pun hanya meluangkan waktunya untuk belajar, meskipun ilmu yang dia miliki sudah cukup banyak, tapi Daisy terus mengasah otak nya dengan ilmu dari dunia kedokteran nya seperti apa yang dia lakukan saat ini.
Daisy memang bukan wanita yang suka berleha-leha ataupun menunggu keajaiban datang, baginya semua butuh proses dan kerja keras, soal hasil tidak akan pernah berkhianat.
Sampai saat seseorang datang menghampiri nya."Boleh aku bicara dengan mu empat mata?"ujar wanita cantik yang tidak lain adalah Jeny.
"Aku tidak tau apa yang nona Jeny ingin bicarakan saat ini?"ujar Daisy yang kini mempersilahkan Jeny untuk duduk di sofa.
"Daisy aku awalnya merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini, tapi Tiana sudah bercerita tentang semua yang dia ketahui pada daddy ku, dan sekarang kamu lebih baik mengembalikan semuanya terutama untuk mas kawin yang diberikan oleh kakak ku agar tuntutan hukum yang akan kamu hadapi sedikit lebih ringan."ucap Jeny yang saat ini sudah seperti orang asing bagi Daisy.
"Aku tidak membawa apapun seperti yang kamu sebutkan itu, kamu bisa cek sendiri bahkan cincin kawin itu aku tidak membawanya, jangan khawatir Jen aku tidak pernah menggunakan uang kakak mu sepeserpun kecuali saat itu saat aku sakit kakak mu merawat ku menggunakan uang darinya dan dia menolak uang ganti dariku."ucap Daisy.
"Kamu pikir hanya saat itu saja kak Aksa keluarkan uang, dia bahkan sudah menghabiskan uang miliaran rupiah hanya untuk bisa mendapatkan mu, belum lagi saat dia mencari mu ke berbagai negara. pelet apa yang kamu gunakan padanya Daisy, karena secara normal kakak ku adalah orang asing saat bertemu dengan mu tapi dia langsung jatuh cinta padamu bahkan hingga segila itu. Dia seperti orang tidak waras saat kamu tinggal pergi, padahal kakak ku bukan pria yang mudah jatuh cinta apalagi dekat dengan gadis yang baru dia temui?"ucap Jeny yang kini membuat Daisy geleng-geleng kepala.
"Saya rasa anda lebih mengenal saya selama ini, tapi nyatanya kebencian tertanam dalam diri anda sudah sangat dalam terhadap saya, silahkan perlihatkan bukti-bukti kerugian yang dialami oleh nya saya akan mencoba untuk mengganti semuanya."ucap Daisy.
"Daisy kamu tidak akan mungkin sanggup untuk membayar semuanya, tapi jika kamu ingin hukuman mu ringan nantinya datang dan temui kakak ku dan kakak ipar ku lalu bersujud dan memohon ampunan kepada mereka berdua di hadapan awak media agar mereka bisa meringankan hukuman nya."ucap Jeny yang lagi-lagi membuat Daisy menggeleng karena merasa tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan oleh Jeny.
"Saya lebih baik masuk penjara secara terhormat daripada saya harus memohon ampunan kepada orang-orang yang telah dzalim saya. Dan katakan pada mereka silahkan lakukan apapun yang mereka inginkan tapi jangan pernah berfikir bahwa saya akan merendahkan diriku demi sebuah pengampunan untuk dosa yang tidak pernah saya lakukan.
Daisy pun bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Jeny yang kini ikut berdiri."Daisy seharusnya kamu bisa dengarkan apa kata-kata ku, karena sedang berusaha untuk menolong mu!"ucap Jeny yang kini hanya membuat Daisy mematung sebentar di tangga lalu kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya.
Daisy yang sudah mengusir Jeny secara langsung pun akhirnya membuat Jeny pergi dengan sendirinya. Sementara Daisy sendiri langsung menghubungi Aksa secara langsung untuk bertanya tentang kerugian yang harus dia bayarkan.
...*****...
Disinilah Daisy berada tepat di depan rumah pribadi Aksa yang sering Aksa bilang sebagai rumah mereka.
Daisy terlihat begitu tenang sambil berjalan kearah pintu untuk rumah itu lalu membunyikan bel beberapa kali sebelum akhirnya seseorang membuka pintu.
Tatapan mata datar itu sudah terlihat sejak Daisy masuk kedalam rumah tersebut, Daisy pun langsung bergegas menghampiri pria itu dengan meletakkan sebuah paper bag berisi satu set perhiasan tersebut.
"Saya datang untuk bicara dengan anda tuan, sekaligus saya ingin mengembalikan barang yang sudah anda tinggalkan di rumah saya yang entah apa maksudnya?" ujar Daisy yang kini terlihat begitu tenang nya.
Aksa tetap terdiam sambil menatap datar kearah Daisy yang kini melai mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya yaitu sebuah black card miliknya.
"Disana ada sekitar sepuluh miliar untuk uang ganti rugi saat anda mempekerjakan Tia untuk mengawasi saya dan untuk ganti rugi untuk biaya yang anda keluarkan saat berpergian mencari saya, saya tidak tahu berapa uang yang telah anda habiskan tapi anda bisa katakan itu secara langsung agar saya bisa mengganti sisanya. Yang jelas saya tidak pernah meminta siapapun untuk mencintai saya dan saya tidak peduli dengan anggapan orang-orang yang menganggap saya sebagai wanita penggoda atau pun pelakor karena saya tidak pernah melakukan tuduhan itu, seharusnya anda bertanya pada diri anda sendiri apa semua itu sudah tepat, saya juga datang bukan untuk meminta anda mencabut tuntutan ataupun untuk mengemis pengampunan saya tidak takut dengan tuntutan hukum itu sekalipun semua bukti memberatkan saya, tapi satu hal yang saya ingin tekankan disini jangan pernah bawa-bawa putra saya dalam masalah ini, permisi."ucap Daisy yang kini bangkit dan berbalik hendak melangkah pergi tapi kata-kata Aksa membuat jantung Daisy seakan berhenti berdetak.
"Aurora adalah ibu kandung nya, dan sebaiknya kamu tidak mempertahankan dia karena memiliki Adam tanpa kejelasan sudah termasuk kejahatan karena disini jelas kami telah kehilangan nya,"ujar Aksa.
Daisy bahkan tidak mampu untuk berbalik badan ataupun untuk berbicara dan membela diri, dia sadar selama ini dia juga tidak memiliki surat adopsi dan juga kedua sahabatnya itu pun hanya memberikan nya pesan penitipan Adam saja.
Sambil memejamkan matanya Daisy pun akhirnya berkata."Baiklah saya mungkin tak punya hak untuk memiliki Adam tapi setidaknya tolong pikirkan jika dia tidak dirawat oleh saya apa yang akan terjadi padanya dan belum tentu ada bisa tahu bahwa dia putra anda, saya mungkin orang asing bagi anda tapi tidak untuk Adam yang lahir dari hati saya."ucap Daisy yang kini melangkah pergi tanpa menunggu balasan atas ucapan nya itu .
Sementara Aksa kini langsung menuju meja yang ada di hadapannya sambil bangun dan bergegas melangkah cepat hendak mengejar Daisy, tapi Daisy sudah pergi secepat itu dengan mobilnya yang kini keluar dari halaman rumah nya.
Tidak ada sepatah katapun yang terucap tapi jelas dari tatapan matanya saat ini begitu penuh luka dan air matanya menetes deras.
Sementara Daisy sendiri terus mencoba menghubungi Tia yang kini entah dimana bersama dengan Adam putranya yang sangat ia rindukan.
"Aku tidak tau lagi yang mana teman dan yang mana lawan tapi yang jelas aku tidak akan pernah memaafkan siapapun yang ingin memisahkan aku dan Adam putraku meskipun aku harus berakhir di penjara nantinya, aku akan berjuang untuk mempertahankan putraku."ucap Daisy yang kini meletakkan ponselnya dengan kasar di atas dasbor mobil nya itu.
Sampai saat ia menghentikan mobilnya di sebuah cafe, saat ini dia lupa membawa air mineral, dan dia juga belum sempat makan siang.
Daisy langsung memarkirkan mobilnya di parkiran, lalu dia bergegas meraih handphone nya kembali dan langsung keluar dari dalam mobilnya.
Namun, baru saja Daisy tiba di depan pintu cafe tersebut tiba-tiba dia jatuh tak sadarkan diri karena shock dengan apa yang dia lihat saat ini.
Dan Daisy pun baru sadar beberapa jam kemudian itupun di ruang rawat inap dalam kondisi tangan sudah dipasang infus.
Dan bersamaan dengan itu seseorang masuk kedalam ruangan tersebut."Maaf saya tidak tau harus melakukan apa saat anda pingsan disana."ucap pria yang tidak lain adalah Kenzie.
"Maafkan saya telah merepotkan anda tuan, saya akan membayar tagihan rumah sakitnya sekarang juga."ucap Daisy.
"Tidak perlu saya sudah membayar nya,"ucap Kenzie yang kini duduk di sofa panjang yang ada di ruangan itu.
"Terimakasih saya akan transfer sekarang silahkan anda sebutkan nomor rekening bank anda."ujar Daisy.
"Saya bukan Aksa yang akan menggunakan itu sebagai senjata untuk menyerang lawan. "ucap Kenzie yang kini membuat Daisy terdiam karena yang dia tau bahwa Kenzie adalah teman baik Aksa.
Daisy pun bangkit dan hendak melepas jarum infus tersebut tapi Kenzie langsung menghentikan pergerakan Daisy.
"Kondisi anda baru membaik jadi dokter Daisy saya harap anda tetap mengikuti peraturan, apalagi saat ini anda adalah seorang dokter."ucap Kenzie.
Sementara itu di kediaman Aksa saat ini dia laporan tentang apa yang terjadi pada Daisy saat ini, dia juga begitu marah karena Daisy bisa bersama Kenzie yang kini menjadi musuh baginya.
"Saya harap dokter Daisy memikirkan tawaran untuk mengajar di kampus saya." ucap Kenzie.
"Maaf saya belum sempat memikirkan hal itu, saya akan mengabari anda."ujar Daisy.
"Saya harap bisa secepatnya karena saya benar-benar serius untuk bekerja sama dengan anda dokter Daisy."ucap Kenzie yang kini terlihat begitu serius dengan ucapannya.
"Hm..." balas Daisy sambil mengangguk pelan.
Sampai akhirnya obrolan mereka berakhir dan Kenzie pun undur diri dari ruangan tersebut Daisy pun langsung bercucuran air mata, bagaimana tidak saat ini dia teringat akan kejadian dimana dia melihat Tiana yang katanya sedang berlibur tapi nyatanya dia tengah menikmati makan siang sambil berbincang dengan akrabnya.
Dia juga melihat putranya Adam tengah di duduk di pangkuan Aurora sambil di dekap oleh perempuan itu.
"Hiks... hiks, Adam bagaimana bisa kamu meninggalkan mommy?"ucap Daisy yang terus bertanya-tanya dengan tangis sesenggukan sambil memeluk lututnya.
"Semua pengkhianat, aku tidak akan pernah memaafkan kalian semua.