Bidikan Cinta Istri Kecil

Robert mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi membuat Lily takut dan ngeri .

" Om, hiks, pelan-pelan bawa mobil nya, hiks nanti jatuh " kata Lily yang masih menangis tersedu-sedu itu menatap Robert.

" Ommmm, aku takut " Lily menangis sampai meratap ketika Robert membawa mobil semakin kencang .

" Lalu kalau jatuh kenapa? lebih baik jatuh diaspal dari pada jatuh dipelukan pria murahan seperti itu " hardik Robert menatap Lily tajam .

" Berani-beraninya kamu memesan pria di club , lebih baik kamu memesan bir Lily aku tidak akan menghukum kamu sampai segitunya " ucap Robert menurunkan kecepatan mobil nya .

Robert menatap leher Lily yang benar-benar jelas sekali bekas hisapan nya .

" Ihhhh, Om yang mulai duluan " kata Lily menantang Robert karena merasa benar .

" Apa yang aku mulai?" tanya Robert dengan suara meninggi .

" Aku cuma ngikutin apa yang Om lakukan" ucap Lily yang tadi sejujurnya hanya ingin membalas Robert tapi malah kebablasan karena asik berjoget.

" Lily aku tidak memesan seorang wanita , mereka ikut minum bersama kami dan mereka adalah teman Alex " tegas Robert setelah mengingat beberapa saat seperti nya Lily melihat dia tadi .

" Alah alasan, terus kenapa Om senyum-senyum terus bilang aja senang liat yang semok-semok " kata Lily dengan begitu julid .

" Lily aku tersenyum karena mengingat ,,," ucapan Robert terhenti karena tidak mungkin mengatakan kalau tadi tersenyum karena mengingat Lily .

" Hahhhh, tuh kan Om nggak bisa jawab " ucap Lily memangku tangan.

" Sekarang katakan padaku kenapa bisa kamu datang ke club dan bisa memesan 5 Gigolo sekaligus?" pertanyaan Robert dengan suara meninggi ketika teringat hal yang lebih penting.

Rasa seluruh tubuh Robert benar-benar terbakar melihat Lily bergoyang dan mengelus Gigolo itu .

" Hmmm, Om kalau berani selingkuh dan mengkhianati aku jangankan 5 Gigolo, 20 aku deretkan didepan Om " ucap Lily menatap Robert tajam .

" Om jangan mentang-mentang kaya dan ganteng seenak nya bisa perlakukan aku , bakalan aku balas " kata Lily yang tidak mau ditindas apalagi bersabar untuk hal-hal yang menyakiti hatinya.

" Lily sudah aku katakan kalau aku tidak memesan wanita bahkan duduk berdekatan dengan mereka saja tidak, jangan karena aku senyum-senyum kamu bisa menyimpulkan kalau aku seperti itu " tegas Robert.

" Sekarang jawab pertanyaan ku atau aku tabrakan mobil ini ke truk " ucap Robert mengancam Lily menatap truk besar didepan mereka yang melaju kencang .

" Tabrak aja , kalau mati kita juga berdua kok " ucap Lily seolah bodo amat tidak mempan diancam Robert.

" Baiklah"

"Akkkkkh, Om gila ya " teriak Lily panik ketika Robert memasukkan mobil kebawah kolong truk besar .

" Katakan atau aku rem sekarang" ucap Robert yang kalau dia berhenti truk itu akan melindas mereka.

" Akkhhh, hiks, Om " Lily sudah ketakutan dibuatnya.

" Iya-iya aku bilang Om , keluar dulu dari kolong truk " kata Lily yang sampai ingin pipis saking takutnya.

" Cepat katakan, aku hanya akan keluar jika kamu menjawab pertanyaan ku" ucap Robert.

" Club', club' itu punya Daddy, jadi aku bisa memesan apapun disana " pernyataan Lily dengan jujur yang membuat Robert terkejut .

" Apa" Robert mengeluarkan mobilnya dari kolong truk besar itu lalu menepi di tepi jalan .

" Club' tadi milik Daddy ?" ucap Robert sampai shock mendengar club' yang berpenghasilan milyaran sehari ini milik keluarga Lily .

" Tapi aku kalau main kesana hanya untuk memeriksa bagian administrasi karena club' itu sudah diwariskan padaku " ucap Lily makanya dia mudah melakukan apapun di sana .

" Lily katakan padaku satu hal bahwa kamu bukan wanita liar seperti yang aku bayangkan" jujur saja pikiran Robert langsung kemana-mana mendapati istrinya seperti tadi .

" Wahhhh, anjing ya Om. Berani bilang begitu Om pikir aku wanita apaan main sama Gigolo begitu " Lily yang kelewat emosi langsung memukul Robert.

" Akkkh, Lily berhenti " ucap Robert memegang kedua tangan Lily .

" Harusnya aku pukul Om pakai besi , kurang ngajar berani mikir begitu , aku masih perawan ya " ucap Lily dengan tegas .

" Jika memang begitu lalu kenapa kamu bersama mereka tadi ?" ucap Robert yang tidak bisa lagi berpikir positif.

" Karena itu untuk bales Om, " pengakuan Lily yang langsung keceplosan.

" Ooooh,,, bagus " senyum kecut Robert.

" Jika ingin membalas ku , aku tidak menyentuh wanita itu tapi kamu mengelus tubuh pria itu Lily " geram Robert menampar lagi paha Lily .

" Akkkh" Lily mengelus pahanya yang ditampar Robert, tidak sakit tapi bergejolak karena tamparan Robert tidak keras namun terasa menyiksa .

" Ya maaf Om, aku kebablasan saking asik bergoyang " ucap Lily yang sungguh tidak begitu niatnya

..........

Sesampai dirumah Robert menggendong Lily yang sudah meronta-ronta itu masuk kedalam rumah sampai semua orang dirumah mengelus dada melihat Robert yang sangat marah sepertinya.

" Ohhh, tuhan aku sangat takut " batin Lily berusaha kabur bahkan ingin bersembunyi saja sekarang.

" Biar aku hapus bekas sentuhan pria itu " ucap Robert yang benar-benar marah , menurunkan Lily di dalam bathtub dan menyiramnya dengan air dingin .

" Berani kamu pesan Gigolo, aku akan menghukum kamu , Lily " ucap Robert yang benar-benar menyiram Lily terus menerus setiap kali terbayang Lily mengelus dada pria itu .

" Kabur " batin Lily menatap Robert yang sedang mengambil sabun langsung lari dalam kondisi basah kuyup begitu ada kesempatan.

" Lily " teriak Robert mengejutkan seisi rumah karena pintu kamar mereka tidak di tutup .

" Hwaaa, bibik, Om tolong aku " kata Lily yang berlari keluar kamar dalam kondisi basah membuat pelayan dan bodyguard geleng kepala melihat gadis nakal itu .

" Lily berhenti atau aku akan menghukum kamu lebih berat lagi " ucap Robert berdiri berkacak pinggang menatap istri kecil nya yang benar-benar nakal .

" Hwaa, ampun, dingin Om " kata Lily terus berlari ketika Robert mengejarnya.

" Kalian tangkap dia " perintah Robert yang dengan cepat pelayan memegang Lily .

Dalam sekali tarikan saja Robert menarik ikat pinggang , lalu mengikat kedua tangan Lily .

Robert menggendong Lily dan membawanya kembali kedalam kamar .

" Apa yang dilakukan Nona Lily sampai membuat pak Robert semarah itu ?" ucap pelayan saling sikut .

" Tidak tau, yang aku tau sebentar lagi kita akan punya tuan muda " senyum lebar salah satu pelayan menahan tawa karena pikiran nya sendiri .

Mereka saling tatap lalu membayangkan hukuman apa yang akan diberikan Robert pada Lily bahkan beberapa tanda sudah terlihat dengan jelas dileher Lily.

...........

" Om jangan " kata Lily memegang ujung bajunya agar tidak dilepaskan Robert.

Robert mengangkat Lily keatas meja wastafel lalu menciumnya dengan sangat lama sampai Lily yang tidak berdaya itu akhirnya menangis .

" Jika menangis aku akan menambah hukuman mu " Robert mencium dan menghisap bagian yang lain .