Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.
Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.
Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.
Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Menunggu Kabar Baik
"Dan kau membalasnya?"
"Aku membalasnya, jika itu soal Ibu. Tapi aku tak mau pulang. Aku hanya mengirimkan uang untuk Ibu berobat, tapi Julia malah semakin marah. Katanya dia tak butuh uang haramku, dia hanya ingin aku pulang. Hah, dasar naif. Setelah itu aku mengabaikan pesan-pesannya di Instagram-ku."
Pablo menyentuh tepi cangkir espresso-nya yang kini dingin. Ia memandang Laura dengan pandangan yang tenang, menganalisis situasi tersebut.
"Julia tidak naif, Laura," ujar Pablo datar.
"Dia tahu uang adalah jalan keluar yang mudah bagimu. Julia bukan menolak uang harammu, dia menolak solusi sementara yang kau tawarkan. Dia tahu bahwa satu-satunya cara untuk mengembalikanmu ke rumah adalah dengan memaksamu kembali secara fisik."
Pablo menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Dia melihat keluarga sebagai yang bernilai. Dan dia ingin merengkuhmu seutuhnya sepenuhnya, sama sepertiku."
"Terima kasih, Pablo."
"Untuk apa?"
"Telah mengurusku. Meski caranya ekstrem, dengan menikahiku itu artinya kau mengorbankan dirimu."
"Seperti yang kubilang di awal, aku mengurusmu dalam pernikahan dengan landasan klausul akan lebih bisa membuatmu patuh. Lagipula aku juga sedang sendiri waktu itu. Kuanggap pernikahan ini hanya tugas agar aku bisa lebih fokus bekerja, karena kau merepotkan sekali."
Lalu Laura tertawa dengan kejujuran Pablo. "Apakah sekarang masih merepotkan, sejak menjadi istrimu?"
Pablo menatap Laura sekilas, membiarkan senyumnya menghilang.
"Repot. Tapi sekarang, kau adalah risiko yang menghasilkan dividen."
"Beginilah jika berurusan dengan pebisnis, semua kejadian selalu dianggap bernilai strategis."
Pablo menyeringai, ekspresi kepuasan seorang ahli strategi yang rencananya akhirnya dipahami sepenuhnya, matanya menatap intens, menandakan betapa seriusnya ia sekarang mengambil peran sebagai suami dan ayah.
****
Suasana makan malam di kediaman Torres terasa mewah namun formal. Julia menatap suaminya, Diego, yang sedang memeriksa notifikasi di ponselnya sebelum menyentuh hidangannya.
"Apa kamu melihat Story Laura tadi siang?" tanya Julia.
Diego mendongak, matanya sedikit menyipit.
"Yang mana?" tanya Diego.
"Cerita di media sosialnya banyak sekali sampai urutannya titik-titik seperti jahitan. Aku melihat sekilas."
"Ya, itu semua... dengan Pablo," lanjut Julia, mengaduk supnya pelan. "Mereka berdua terlihat sangat lengket. Pablo bahkan melakukan silly face di salah satu foto. Aku tidak pernah tahu dia bisa melakukan pose sebodoh itu."
Diego meletakkan ponselnya, mengambil sendoknya dengan gerakan lambat dan terkontrol.
"Tentu saja dia bisa," jawab Diego, nadanya santai.
"Pablo adalah Chief of Staff-ku. Jika dia ditugaskan untuk tampak mabuk kepayang, dia akan melaksanakannya dengan profesionalisme seperti artis pemain watak."
Julia tertawa sinis meragukan analisa suaminya, tapi Julia melihat sebaliknya. "Tapi kehangatan di mata Laura, dan senyum Pablo... itu tidak terlihat seperti sandiwara, Diego. Itu terlihat... nyata. Aku tidak menyangka mereka bisa melakukan itu."
Diego memotong steak-nya "Pablo adalah pria yang tahu cara mencapai target. Tujuan dari perjalanan ke Roma ini adalah menghilangkan keraguan publik, dan jika Laura membuatnya tersenyum, itu artinya Pablo telah berhasil mengelola Laura menjadi aset yang menyenangkan, bukan merepotkan."
"Lalu, bagaimana dengan 'berita baik' yang kuharapkan?" tanya Julia, menatap suaminya penuh harap.
"Kita tunggu saja mereka kembali. Pablo tahu apa yang kuinginkan," jawab Diego tegas. "Jika Pablo bisa membuat Laura tersenyum di depan publik, dia pasti bisa memastikan hasil yang kuminta."
"Bagaimana jika mereka akhirnya saling mencintai, Diego?"
"Jika Pablo mencintai Laura, itu artinya dia akan menjaga Laura dan yang paling penting: memastikan garis keturunan Reyes terus berjalan. Itu akan mengunci pernikahan itu, selamanya."
Diego tersenyum tipis, merujuk pada kekhawatiran awal Julia. "Laura akan selamanya menjadi Nyonya Reyes yang stabil, dan kau tidak perlu lagi khawatir dia akan kembali ke Amerika atau membuat skandal."
"Aku setuju, Diego. Bulan madu mereka akan usai, besok mereka akan kembali ke Madrid. Aku harap ada kabar baik dari perkembagan hubungan mereka, kalau soal anak. Terserah mereka saja." Ucap Julia mengakhiri diskusi dengan sang suami.
Diego mengangguk setuju pada pernyataan Julia masalah anak. "Mengenai anak... aku tidak tahu apa yang dilakukan Pablo. Tetapi jika sandiwara mereka bisa berubah menjadi cinta, itu artinya Pablo telah berhasil mencapai tujuan yang lebih dari harapanku" tutup Diego, kembali fokus pada hidangannya, seolah masalah besar telah selesai.
****
Makan Malam di Girasol Estate
Dua hari setelah kepulangan mereka dari Roma, Girasol Estate, kediaman Keluarga Torres, terasa hangat dan mewah. Pablo dan Laura duduk di meja makan panjang bersama Diego dan Julia. Pablo meletakkan sebuah paperbag berisi pakaian untuk Marco dan Marlo, bayi kembar Julias dan Diego dan buah tangan khas Itdi samping kursi Julia.
"Terima kasih sudah membawakan oleh-oleh, Laura. Story-mu di Roma benar-benar membuatku cemburu," canda Julia, nadanya kini tulus.
"Mereka memang terlihat bahagia, Julia," Diego menatap Pablo dengan pandangan menyelidik. "Jadi, Pablo. Bagaimana laporanmu tentang efektivitas liburan di Roma? Apakah proyek hubungan kalian sudah sesuai dengan harapan yang kurencanakan?"
Pablo meletakkan serbet di pangkuannya. Laura yang duduk di sebelahnya, menyentuh lengan Pablo dengan lembut isyarat dukungan dan keberanian. Pablo mengangguk.
"Liburan di Roma telah berjalan sangat efektif, Diego. Namun, hasilnya melampaui semua ekspektasi yang kau tetapkan."
"Melampaui? Jelaskan."
Pablo meletakkan pisau dan garpunya, lalu menatap semua orang di meja itu. Laura menggenggam tangan Pablo di bawah meja.
"Seperti yang kubilang di Roma, aku memastikan menghasilkan keuntungan maksimal," suaranya tenang tetapi ada sedikit kebanggaan.
Pablo kemudian menoleh ke arah Laura, pandangannya melembut sesaat, sebelum kembali menatap kedua pasutri di hadapannya.
"Nyonya Reyes," ucap Pablo, menggunakan nama Laura dengan penuh penekanan, "akan segera memiliki penerus. Kami akan segera menyambut pewaris baru untuk keluarga ini."
Keheningan melanda meja makan, hanya terdengar suara perak yang beradu dengan piring.
Julia adalah yang pertama bereaksi. Ia bangkit dari kursinya dengan cepat.
"Ya Tuhan!" seru Julia, menutup mulutnya dengan tangan, setengah tidak percaya. "Laura! Ini... ini adalah kabar baik yang kuharapkan! Aku tahu Pablo pasti bisa!" Ia segera menghampiri Laura dan memeluknya erat-erat, air mata bahagia mengalir.
Diego membutuhkan waktu lebih lama. Ia tidak bergerak. Ia hanya menatap Pablo, lalu ke perut Laura yang masih datar, dan kembali ke Pablo. Ekspresinya menunjukkan percampuran antara kepuasan strategis tertinggi, dan keterkejutan bahwa Pablo benar-benar berhasil sebuah hasil yang ia anggap hanya mungkin terjadi bertahun-tahun kemudian.
Perlahan, senyum muncul di wajah Diego. Senyum yang jarang terjadi, penuh kemenangan bisnis.
"Pablo! Laura..! Selamat untuk kalian berdua akan menjadi orang tua." sambut Diego dengan senyum simpul.
Laura tersenyum lebar di pelukan kakaknya, merasa benar-benar diterima dalam sistem keluarga ini, bukan lagi sebagai pengalih isu, tetapi sebagai calon ibu penerus klan Reyes-Torres.
terima masih sudah hadir sebagai silent readers 😍🙏
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.