Aku Kembali

Daries lalu menceritakan, dimana Restoran yang di kelola oleh Gracia mengalami kolaps keuangan, bahkan banyak para pegawai yang diberhentikan karena restoran tidak mampu lagi untuk meng gaji.

Rosanda terdiam, ada senyuman tipis di bibirnya, rupanya apa yang direncanakan mulai mendapatkan hasil yang memuaskan.

Daries merasa aneh dengan ter diamnya Rosanda, rasa penasarannya akhirnya membuatnya untuk bertanya.

"Sepertinya saya melihat seseorang yang sedang senang, apa semua ini masuk dalam rencana Nona Rosanda?"

Tidak langsung mendapat jawaban, Rosanda terdiri dari tempat duduknya dan mendekati sebuah jendela, lirih terdengar suara hembusan nafas yang sedikit berat.

"Tentu saja" akhirnya terjawab.

Daries yang kini terdiam, rupanya sosok wanita yang ada di depannya benar-benar merencanakan semuanya dengan matang, bisa dibilang jalan pikirannya susah sekali ditebak, tentu ini sedikit merepotkan bagi Daries yang ditugaskan untuk melaporkan apapun yang berhubungan dengan Rosanda kepada sang tuannya.

"Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya Nona?" Tanya Daries.

Rosanda berbalik Dan tersenyum, kembali duduk di hadapan Daries, dengan sikap tenangnya kini menatap serius.

"Semua rencana ada dalam kepalaku, dan terus terang, tidak semuanya bisa aku jelaskan padamu"

"Dan itu tentunya sangat merepotkan saya Nona Rosanda"

"Aku tahu, semua yang terjadi padaku harus kamu laporkan kepada suamiku, dan aku sama sekali tidak menyalahkan mu, lakukan saja tugasmu, dan aku akan melakukan rencanaku"

"Tapi saya sangat khawatir, mengingat orang-orang yang ada di belakang musuh anda, mereka semua punya cengkraman yang kuat di dunia bisnis"

Rosanda mengangguk perlahan, "Aku akan sangat berhati-hati"

"Jangan sungkan untuk memberikan perintah kepadaku jika dibutuhkan, Saya tidak ingin terjadi apapun dengan Nona rosanda"

"Terima kasih Daries, tentu aku sangat membutuhkan bantuan mu, mencari semua informasi dan menjaga Restoran, mungkin hari-hari berikutnya aku akan banyak meninggalkan Restoran"

Daries tersenyum, walaupun sebenarnya bukan hanya bantuan seperti itu yang diharapkan, namun Daries tahu jika Rosanda tidak akan bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu tanpa keinginan nya.

Percakapan itu pun diakhiri dengan semua informasi yang diberikan oleh Daries, bahkan kondisi keuangan restoran Gracia bisa diretas dengan detail, Rosanda sangat puas dengan semua data dan informasi yang didapatkannya.

Dirasa sudah tidak ada lagi yang perlu untuk diperbincangkan, keduanya kini berpisah. Dan tentunya Rosanda sudah mempunyai rencana berikutnya yang akan dilakukan.

Malam hari, Rosanda membuka ponselnya untuk melihat pesan yang ada di dalamnya, seperti yang diharapkan, satu pesan dari seseorang yang ditunggu masuk ke dalam ponselnya.

Rosanda segera membalas pesan itu, jika dirinya bersedia untuk bertemu di jam tujuh malam.

Dan tak lama, Ponselnya segera berdering.

"Jadi kita bisa bertemu malam ini Nona Rosanda?"

"Tentu saja Tuan, saya tertarik dengan tawaran anda"

"Thank you, akhirnya kita bisa bekerja sama, kita bertemu sebentar lagi"

"Okey" jawab Rosanda sebelum akhirnya menutup percakapannya.

Tidak membuang waktu, Rosanda segera bersiap, memakai pakaian yang lumayan mewah malam ini, menunjukkan kelasnya yang tidak bisa diremehkan, dan tentu saja hal itu akan semakin membuat orang penasaran.

Melangkahkan kaki, Rosanda malam ini telah siap beraksi, kali ini akan membuat miliknya akan segera kembali di tangannya, rencana matang yang sudah di perhitungkan sebelumnya, dan kini mulai menua hasilnya.

"Maaf, apa saya terlambat?" Ucap Rosanda saat tiba di Restoran mewah miliknya sendiri, kemudian duduk dengan sopan dan anggun.

"Oh No, aku mungkin yang datang lebih awal, karena bersemangat ingin bertemu dengan wanita cantik seperti mu"

"Terimakasih pujiannya Tuan Harvi Loard, saya tidak percaya anda akan mengajak saya bekerjasama dalam bisnis Restoran, mengingat saja orang baru dalam dunia bisnis ini" jawab Rosanda.

"Orang baru yang sangat mempesona"

"Oh tidak, saya hanya wanita biasa"

"Jangan bercanda, Wanita biasa tidak akan punya talenta untuk memiliki Restoran sebesar dan semewah ini" ucap Harvi dengan tatapan matanya yang tak lepas memandang Rosanda di depannya.

Rosanda hanya mengucapkan terima kasih dengan senyumannya, kemudian perbincangan mereka berlanjut membahas tentang bisnis yang ditawarkan oleh Harvi Loard.

Awalnya Rosanda diminta untuk bekerja sama mendirikan sebuah restoran yang ada di tempat lain, Harvi berminat untuk mendirikan sebuah restoran di dekat hotel berbintang yang menjadi miliknya.

"Apa lahan dan tempatnya sudah disediakan oleh Anda Tuan?" tanya Rosanda.

"Itulah yang sampai sekarang masih menjadi kendala, aku tidak bisa memperluas dan mencari tempat yang besar di luar area hotel itu"

"Oh ya?, aku rasa itu masalah yang cukup besar, kita tidak bisa mendirikan restoran yang biasa saja untuk sebuah hotel berbintang yang cukup terkenal milik anda"

"Untuk itu aku ingin berbincang dengan mu, mungkin punya pendapat lain?"

Rosanda terdiam, wajahnya serius berpikir untuk mencari solusi, selalu ada senyuman yang ditunjukkan.

"Kalau tidak salah bukankah di dekat hotel Anda ada sebuah restoran Tuan Harvi?" Ucap Rosanda, dalam hatinya berdoa semoga rencananya berhasil.

"Restoran?" Harvi Loard sedikit berpikir, lalu kemudian teringat akan restoran yang di maksud oleh Rosanda.

"Oh, itu ya, sudah ada pemiliknya, pengusaha wanita yang pasti anda kenal juga Nona Rosanda"

"Kalau tidak salah, bukankah Restoran itu milik Nona Gracia Worsha?" Tanya Rosanda.

"Iya benar sekali" Harvi menjawab sambil tersenyum, jelas sekali senyum dengan penuh rahasia didalamnya.

Mungkin dikira Rosanda tak mengetahuinya, padahal semua informasi akan hubungan Harvi dan Gracia sudah ada dalam genggamannya.

"Saya lebih tertarik dengan Restoran itu Tuan"

"Apa?!" Jelas sekali Harvi terkejut, "Tertarik bagaimana maksudnya?" Lanjutnya.

"Saya mendengar Restoran itu mengalami krisis keuangan yang memprihatinkan, kenapa Tuan Harvi tidak bekerjasama saja dengan Nona Gracia, saya rasa itu cukup_"

"Tidak, dia sepertinya kurang kompeten dalam menjalankan bisnisnya, jika aku bekerjasama dengan orang seperti itu, pasti tidak akan mendapatkan keuntungan, atau bahkan bisa malah lebih parah" Sahut Harvi cepat.

"Tapi tempat itu adalah yang paling strategis untuk Restoran Hotel anda, karena letaknya sangat berdekatan, itu menurut pendapat saya Tuan" ucap Rosanda.

Nampak Harvi terdiam sambil berpikir serius, lalu kemudian mengangguk perlahan seolah menemukan titik terang.

"Bagaimana kalau kita Beli?"

Diam, Rosanda kini menatap Harvi dengan wajah serius, sementara di dalam hati mulai tertawa, akhirnya bisa menggiring sampai kesana, dan ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan miliknya kembali.

"Itu sangat masuk akal Tuan, bagaimana kalau saya yang membelinya, dan saya bekerjasama dengan hotel Anda?"

"Kau memang jenius, dengan begitu kita sama-sama diuntungkan, Restoran milikmu tapi terikat kontrak dengan hotel ku, pasti ini akan luar biasa"

"Itulah yang saya pikirkan Tuan Harvi, kita akan bekerjasama dengan baik, dan saling menguntungkan tentunya"

Jelas Harvi Loard setuju dengan usulan Rosanda, karena memang di dalam kerjasama bisnis kki ini bukan hanya keuntungan materi, tapi juga ingin mendapatkan hati Rosanda.

Akhirnya kesepakatan di buat, rencana akan di jalankan secepatnya, dan Harvi tentu tidak akan merasa repot jika hanya mendapatkan restoran milik Gracia untuk di jual pada Rosanda, karena memang wanita itu beberapa kali meminta bantuan dana padanya.

Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.

Bersambung.